"Sekali lagi! Abah mohon maaf. dan kalau tidak ada urusan lagi, abah mau pamit, takut pulangnya keburu sore." ujar Bah Abun yang tidak mau memperpanjang masalah.
"Sebentar bah! saya ingin memegang tanduknya dulu sebentar. soalnya saya sangat menyesal tidak jadi memiliki kerbau sebagus ini. Padahal kemarin saya bukan tidak berani harga segitu, tapi uang saya kurang. namun tidak apa-apa, lah! namanya juga bukan rezeki, mau bagaimana lagi." ujar Bandar cisuren sambil mengelus-ngelus tanduk kerbau itu.
Namun selain mengelus-ngelus tanduk kerbau, dia mulai membaca mantra-mantra yang iya pelajari dulu. entah apa maksud dan tujuannya, dia melakukan hal seperti itu. "Ini nih! yang membuat siapa saja yang melihatnya akan tertarik, tanduknya yang begitu bagus, bisa-bisa kebawa ke dalam mimpi." ujar pria itu sambil menunjukkan raut wajah penyesalan, untuk menutupi segala niat jahatnya.
"Ya sudah! kalau semuanya sudah beres, saya pamit pulang terlebih dahulu." ujar Mbah Abun yang sudah merasa tidak nyaman berlama-lama tinggal di situ. Mbah Abun pun menyalami mereka berdua, kemudian dia menuntun kerbau yang baru saja ia beli.
"Bagaimana sih, Mang? kalau Janji itu harus ditepati." ujar bandar cisuren menyalahkan Mang Marwi. Setelah Mbah Abun tidak terlihat lagi.
"Maaf Kang. kirain Akang nggak jadi membeli kerbau saya, makanya Akang tidak datang kemarin." ujar Mang Marwi.
"Orang itu, yang dipegang adalah ucapannya. jadi ketika orang itu mengingkari Apa yang diucapkan, maka Celakalah!" dengus bandar cisuren.
"Iya Kang! Tapi tidak seharusnya menyalakan saya. Saya hanya penjual, Jadi siapa saja yang mau membeli kerbau saya. maka akang tidak berhak untuk melarang saya, karena kerbau itu milik saya." ujar Mang Marwi, yang mulai terpancing emosi. karena memang benar itu bukan sepenuhnya kesalahan Mang Marwi, karena Bandar Ci suren itu telat atau bahkan dia yang mengingkari janjinya.
"Ya sudah! saya pamit dulu. Saya mau mencari hewan ternak ke warga yang lainnya. ingat ya! lain kali jangan seperti itu." ancam Bandar cisuren sambil berlalu pergi tanpa memperdulikan Bang marwi.
Kita tunda cerita Bang Marwi sama bandar cisuren yang sudah pergi dari kandang kerbau. kita ikuti perjalanan Mbah Abun yang pulang sambil menuntun kerbaunya.
Setelah sampai di tegalan bukit. hati Bah Abun yang sangat gembira, setelah mendapatkan hewan ternak yang begitu besar, dengan harga yang begitu murah. membuatnya tersenyum berseri-seri, bahkan di perjalanannya itu, sesekali dia bersiul seperti anak remaja yang sedang jatuh cinta.
Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, sesaat setelah kerbau yang ya tuntun, tidak mau mengikutinya. kerbau itu mundur ke belakang menahan tarikan Mbah Abun.
"Kenapa kamu Jalu. Ayo pulang!" ujar Bah Abun sambil melihat ke arah kerbau, yang tidak mau jalan.
Namun Yang membuat Bah Abun merasa heran, mata kerbau itu berubah menjadi kemerahan, nafasnya yang memburu seperti hewan yang hilang kendali.
"Kamu kenapa?" tanya Mbah Abun ke kerbau. seolah kerbau itu seorang manusia. sambil terus menarik-narik tambang yang dia pegang, agar kerbau itu mau berjalan mengikutinya.
Namun kerbau itu tidak menjawab, kerbau itu malah menundukkan kepala, seperti banteng yang hendak menyerang. membuat hati bahabun merasa Getir, melihat kejadian yang tiba-tiba seperti itu.
Kerbau itu mulai menarik tambang yang dipegang oleh bah Abun, dengan cara mundur beberapa langkah ke belakang. seperti hendak mengambil ancang- ancang mau menyerang. benar saja, setelah mundur kerbau itu dengan cepat menerjang ke arah Mbah Abun. namun Mbah Abun yang sudah melihat gelagat aneh kerbau miliknya, dia dari tadi sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk yang akan menimpanya. Jadi ketika kerbau itu hendak menyeruduk menyerangnya, dengan cepat dia berlari menjauh, menghindari serangan kerbau yang sudah berubah menjadi gil4.
"Tolooooooooong! tolooooooooong!" ada kebo gil4!" teriak Mbah Abun meminta tolong sambil terus berlari. karena kerbau itu terus mengejarnya.
"Tolooooooooooong! tolooooooooong!" Mbah Abun terus berteriak, sambil mencari tempat untuk menyelamatkan diri.
Sekilas dia melihat pohon jambu batu, dengan cepat dia pun berlari menuju arah pohon itu. kemudian dengan tergesa-gesa Mbah Abun menaiki pohon jambu, untuk menyelamatkan diri, dari kejaraan kerbau gil4 yang hendak menyeruduknya.
Kerbau itu terus berlari menyeruduk pohon jambu yang dinaiki oleh Mbah Abun. sehingga tubuh Bah Abun yang ada di atas sedikit tergoyang, namun dia memegang pohon jambu itu dengan erat, sehingga dia tidak jatuh dari pohon itu.
Merasa kesal kerbau itu pun kembali mengambil ancang-ancang, matanya yang merah dan nafas yang memburu membuat nya terlihat semakin seram. Kerbau itu menyeruduk kembali pohon jambu untuk merobohkannya. Mungkin kerbau itu berharap agar Bah abun terjatuh dari pohon jambu atau pohon jambunya yang roboh.
Namanya juga hewan. Kerbau itu menyerang tanpa perhitungan. dia menyeruduk pohon jambu tempat berlindung Mbah Abun, dengan Tenaga penuh. Pohon jambu batu yang begitu kuat dan sangat elastis, sehingga ketika ditabrak pohon itu hanya bergetar. Apalagi serangan kerbau itu tidak tepat sasaran, serudukan kerbau itu hanya mengenai pinggir pohon jambu. sehingga kerbau itu terpeleset dan terpental ke arah samping. Namun yang membuat Mbah Abun semakin naas. 2 meter dari pohon jambu batu tempat dia berlindung, adalah jurang yang begitu dalam, yang di bawahnya terdapat batu-batu besar. Mengakibatkan kerbau yang tadi terpeleset, kerbau itu tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya, sehingga kerbau itu masuk terperosok ke dalam Jurang itu.
"Kerbaukuuuuuuuuu! kerbaukuuuuuuu!" teriak Mbah Abun yang melihat jelas jatuhnya kerbau miliknya masuk ke dalam jurang.
Bruk
Terdengar suara yang begitu keras dari arah bawah jurang, membuat bahabun merasa lemas.
Dengan tubuh bergetar, karena tidak menyangka akan mendapat kejadian mendadak seperti itu. dia mulai turun dari pohon jambu batu dengan perlahan. Dia hendak melihat kondisi kerbau yang jatuh ke dalam jurang, namun sesampainya di atas tanah, kakinya tidak mampu menahan tubuhnya.
Bruk!
Tubuh tua itu ambruk di atas tanah, merasa tidak kuat dengan cobaan yang terus menimpa kehidupannya.
"Mbah! Abah! Abah! nggak apa-apa?" ujar seorang pria yang berlari mendekati tubuh Mbah Abun, kemudian dia membangunkan tubuh tua itu agar duduk.
Tadi. ketika mendengar teriakan orang yang meminta tolong, pria yang sedang mencari rumput buat kambingnya, dengan cepat Ia berlari menuju ke arah datangnya suara. namun dia merasa kaget, ketika melihat ada seorang pria yang sedang dikejar-kejar oleh kerbau. Dia tidak berani mendekati kerbau yang sudah menjadi lepas kendali, karena itu sangat berbahaya.
"Kerbau Abah! kerbau Abah!" hanya kata itu yang keluar dari mulut pria paruh baya, dengan suara parau.
"Sudah, mbah! harta masih bisa dicari, beruntung Abah tidak terluka oleh kerbau gil4 itu." Ujar pria itu menenangkan
"Kerbaukuuuu! kerbaukuuuu!" Sambat Bah Abun seperti anak kecil yang kehilangan mainannya, dia tidak memperdulikan orang yang menolongnya.
"Kasih minum! biar sedikit tenang." Saran seorang pria yang baru datang. karena Mungkin dia juga merasa kaget dengan orang yang berteriak-teriak meminta tolong.
Pria yang menolong Mbah Abun pun mengangguk, kemudian dia membuka tote bag miliknya, yang terbuat dari karung. lalu mengeluarkan botol air minum, untuk diberikan ke Mbah Abun.
Setelah beberapa teguk meminum air. akhirnya Mbah Abun pun mulai tenang, dia mulai menguasai dirinya.
"Tolong lihat, Bagaimana keadaan kerbau Abah!" Pinta Mbah Abun dengan suara memelas, Mungkin dia belum sepenuhnya ikhlas dengan musibah yang menimpanya.
Pria yang menolong Mbah Abun pun bangkit, kemudian Dia mengintip ke dalam jurang. terlihat ada kerbau yang tersungkur dengan berlumuran darah. karena kepalanya pecah menimpa batu porselen.
"Mati Bah!" jelas pria itu.
Mendengar penjelasan seperti itu, mbah Abun, hanya menarik nafas dalam. kemudian terlihat ada cairan bening yang mengalir di pipinya, Mungkin dia tidak kuat menyembunyikan kesedihan yang begitu mendalam.
"Sudah jangan bersedih Mbah! harta masih bisa dicari, yang penting Abah sekarang selamat." ujar seorang pria yang merasa kasihan melihat kondisi Bah Abun.
Mbah Abun pun terus ditenangkan oleh orang-orang yang menolongnya, diberi motivasi agar dia tidak terus terpuruk dalam kesedihannya.
Setelah lama berusaha, akhirnya Bah Abun pun kembali Tegar. meski masih belum sepenuhnya menerima kenyataan. dia pun bangkit dari tempat duduknya, kemudian mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang menolongnya, dan meminta maaf kalau dia tidak bisa mengurus kerbau yang mati di dalam jurang.
Para warga yang merasa kasihan, Mereka pun tanpa diminta oleh Mbah Abun. mereka bersedia mengurus kerbau yang mati untuk dikubur, agar tidak menimbulkan bau yang tak sedap.
Setelah mengucapkan terima kasih dan permintaan maaf, Mbah Abun pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju rumahnya.
Dengan langkah gontai dan hati yang begitu hancur, pria paruh baya itu terus berjalan, sambil tertunduk. merasa bahwa Tuhan itu tidak adil, karena kenapa hanya dia yang terus mengalami kesialan dalam hidupnya. padahal uang yang dibayarkan buat membeli kerbau Mang Marwi, itu adalah uang segitu-gitunya, dia hanya menyisakan sedikit sebagai pegangan istrinya.
Perlahan namun pasti, akhirnya Mbah Abun pun sampai di rumahnya. ambu Yayah yang melihat perubahan sikap suaminya. dengan cepat dia menyediakan air minum, serta makanan seadanya.
"Celaka Ambu! kita celaka!" Ucap Mbah Abun setelah minum air yang di sediakan oleh istrinya, terlihat matanya yang udah sembab, sekarang basah kembali oleh cairan kesedihan.
"Sudah! jangan cerita terlebih dahulu! Abah tenangin diri dulu! minum dulu! ngemil dulu!" seru Ambu Yayah yang sudah paham, ketika ada perubahan yang signifikan seperti itu, dia tidak mau menambah beban suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments