13. Sambutan Mang Sarpu

"Yah dasar anak bandel! masa ada tamu dilempar sama Damar. sekarang kita yang repot harus mencari Kemana perginya tamu itu." ujar Marni

"Emang tamunya siapa Bi?"

"Mbah Abun! sahabatnya Mang sarpu, dia datang ke  rumah pas waktu maghrib, namun gara-gara keteledoran anak bandel ini. dia kabur dari rumah," jelas Marni yang mengulang kembali ceritanya, Mungkin dia masih kesal dengan kelakuan anaknya.

"Mbah Abun, Mbah Abun yang jualan penanak nasi dari anyaman itu kan?" tanya Jana memastikan.

"Iya! kok kalian tahu?" tanya Marni.

"Tadi ketika kita pergi ke kampung situ, kita bareng sama orang yang bernama Bah Abun, untuk menonton pertunjukan adu babi. Kalau benar itu orangnya, kasihan banget dia, soalnya tadi juga di pertunjukan babi, nyawanya hampir melayang karena diserang babi hutan." ungkap Jana.

"Ya ampun! Kok bisa seperti itu, kasihan banget ya hidupnya hari ini. Mbah Abun ketiban sial yang begitu banyak. Kira kira ke mana ya perginya, apa jangan-jangan dia lari ke pos ronda. Soalnya kalau pulang, itu sangat tidak mungkin, karena jarak Kampung kita ke kampung yang lain, sangat jauh, dia harus melewati hutan," ungkap Marni dia yang bertanya dia juga yang menjawab sendiri.

"Iya Mungkin, kalau nggak ke pos ronda paling ke mushola."  jawab Dadun membenarkan pendapat Marni.

Dengan cepat Marni pun melangkahkan kaki, mengajak anaknya untuk pergi ke pos ronda, berniat menyusul Mbah Abun untuk mengajak kembali ke rumahnya. namun Jana dan Dadun yang merasa kasihan sama Mbah Abun, dengan cepat menahan Marni.

"Biarkan kita saja Bi! yang menjemput! nanti saya suruh Mbah abun ke rumah bibi." ungkap Dadun. rasa kasihan, mengalahkan rasa capek yang ia rasakan setelah perjalanan yang jauh.

"Terima kasih! Iya benar, bibi di rumah masih ada urusan. Mang sarpu dia baru datang dari kota setelah dua hari tidak pulang." ujar Marni yang merasa terbantu dengan kesiapan kedua remaja tanggung itu.

"Mang sarpu hilang juga?" Tanya Jana yang tidak menyimak.

"Bukan hilang, Jang! tapi baru pulang, mungkin Urusannya di kota sangat banyak sampai mengharuskannya dia menginap." jawab Marni menjelaskan.

"Oh ya sudah, kalau begitu! Bibi pulang aja, Biarkan saya yang mencari keberadaan Mbah Abun."

"Sekali lagi, terima kasih! nanti kalau ketemu dengan Mbah Abun, Tolong bilang sama dia! mang sarpunya sudah datang." Pinta Marni.

Akhirnya mereka pun berpisah, Marni diikuti oleh anaknya pulang kembali ke rumah. Sedangkan Janna dan dadun Dia menuju ke arah pos ronda, untuk mencari keberadaan Mbah Abun.

"Mbaaaaaah! Mbah Abun, mbah Abun ada di mana?" teriak Jana mengantisipasi jikalau Bah Abun tidak ada di tempat yang ia tuju.

"Mbah Abuuuuuun! Mbaaaaaah Abun! Mbah Abun!" dadun pun sama mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya. Mereka terus berteriak Memanggil nama Mbah Abun. mereka tidak takut mengganggu orang lain, karena mereka sedang menolong orang.

Mbah Abun yang sedang terdiam di dalam pos ronda, sambil menepuk-nepuk nyamuk yang tidak terlihat. ketika mendengar namanya ada yang memanggil, Ia pun terdiam seketika, memperhatikan dengan teliti suara yang memanggilnya.

"Mbah Abun! Abah ada di mana? ini Jana." terdengar suara orang yang memanggil namanya kembali.

"Abah di sini, Jang!" jawab mbah Abun dengan suara bergetar, dia masih belum bisa menguasai dirinya. Setelah menjawab panggilan suara Jana dan Dadun, kemudian dengan cepat mengusap cairan bening yang membasahi pipinya.

"Di mana Mbah?"

"Di pos Jang!"

Terdengar suara langkah kaki yang mendekati arah pos ronda, kemudian terlihat ada dua sosok bayangan yang tersinari oleh sinar rembulan.

"Ini Abah!" tanya Jana memastikan, karena di dalam pos itu tidak tersinari oleh cahaya Rembulan, sehingga Hanya bayangan hitam saja yang terlihat.

Mbah Abun pun bangkit dari tempat duduknya, kemudian dia keluar dari dalam pos. agar orang yang bertanya itu merasa yakin bahwa orang yang dicari adalah benar dirinya.

"Iya ini Abah, Jang! Kenapa?" tanya Mbah Abun sambil menatap ke arah dua orang yang berada di hadapannya.

"Abah dicari oleh Bi Marni! Abah harus kembali ke rumahnya. karena Mang sarpu sudah datang dari kota." Cerocos Jana menjelaskan.

"Yang benar, Jang?"

"Benar Mbah! Barusan saya bertemu dengan Bi Marni." jawab Dadun menimpali.

"Tapi Abah malu?"

"Nggak usah malu! ayo saya antar." saran Jana.

Bah Abun pun terdiam sesaat, dia berpikir, kalau dia tidur di pos ronda, yang nyamuknya sangat banyak. Dia mungkin bisa bergadang semalaman. Mbah Abun tidak kuat menahan serangan nyamuk-nyamuk itu.  hingga akhirnya dia mengambil keputusan. "nggak apa-apa!  Kalau Abah nginep di rumah Mang sarpu?" tanya Mbah Abun memastikan, seolah belum yakin dengan apa yang ia dengar.

"Nggak Bah! justru Bi Marni, dari tadi mencari Abah. Semenjak Abah kabur dari rumahnya." jelas Jana meyakinkan.

Akhirnya Bah Abun pun masuk kembali ke dalam pos, untuk mengambil barang jualannya. setelah yakin tidak ada barang yang tertinggal, dia pun berjalan diikuti oleh jana dan Dadun menuju ke rumah Bi Marni.

"Bi Marni! Biiiiii!" Panggil Janna setelah berada di depan rumah terbesar di kampung itu, sekarang di dalam terlihat ada cahaya yang menyembur lewat celah-celah papan yang tidak rapat. tidak seperti tadi ketika Mbah Abun datang, Rumah itu sangat gelap.

Tak lama memanggil, pintu rumah Mang sarpu pun terbuka. kemudian keluarlah Bi Marni yang diikuti oleh Mang Sarpu.

"Maafkan anak saya Abah! Anak saya memang bandel. sampai-sampai Abah dilempar dengan lampu Damar." ucap Marni yang masih merasa bersalah kepada tamunya.

"Iya nggak apa-apa! Bi! namanya juga orang kaget." jawab Bah Abun dengan suara pelan tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang menimpa dirinya.

"Ya sudah! ya Bah! Saya mau pulang dulu, soalnya saya belum mandi. saya juga baru pulang dari acara nonton pertunjukan adu babi." jelas Janna meminta izin, karena dia merasa tugasnya sudah selesai.

"Masuk saja dulu Jan! makan dulu di sini." tawar Mang sarpu menimpali.

"Nggak ah! Mang. Saya capek banget! saya mau pulang, mau istirahat. Tapi terima kasih atas tawarannya." jawab Jana.

"Ya sudah! kalau nggak mau di aku, sekali lagi Bibir ucapkan terima kasih ya!" Jawab Marni yang terlihat mengalah dengan keputusan kedua remaja itu.

Setelah berpamitan, kedua remaja tanggung itu pergi meninggalkan Mbah Abun, dan keluarga Mang sarpu.

"Ayo masuk Bah!" Ajak Mang sarpu.

Mbah Abun mengangguk, kemudian dia membawa barang jualannya, ikut masuk ke dalam rumah Mang sarpu. terlihat di ruang tamu, sudah tersaji berbagai makanan, lengkap dengan kopi panas yang masih mengepul.

Setelah Mbah abun masuk ke dalam rumah, Marni pun mempersilahkan Mbah Abun, untuk mengganjal perutnya terlebih dahulu, dengan makanan ringan. kemudian dia meminta izin untuk melanjutkan pekerjaannya di dapur, menurut pengakuannya dia sedang memasak ayam, untuk makan malam mereka.

"Kopi bah!" tawar Mang sarpu sambil menggeserkan gelas ke dekat Mbah Abun.

"Terima kasih Mang!" ujar Mbah Abun sambil mengambil gelas yang di sodorkan oleh Mang sarpu. kemudian dia menyeruput kopi itu dengan perlahan, membuat perutnya terasa sedikit hangat.

"Rok0knya!" tawar Mang sarpu yang mendekatkan bungkusan rok0k Kretek miliknya.

"Mang sarpu, Sekarang hebat sekali! rok0knya saja sudah enggak pakai daun Aren! sekarang rok0k Mang sarpu sudah rok0k putih, sudah gitu, rok0knya yang termahal lagi!" Puji Mbah Abun sambil mengambil bungkusan rok0k. Kemudian dia mengeluarkan sebatang lalu membakarnya dengan korek api yang tadi membuat Kipli ketakutan. Mengikuti tuan rumah yang sudah dari tadi menyalakan rok0knya, bahkan sudah habis setengah batang.

"Nggak hebat bah! cuman kuncinya kerja keras! pantang menyerah." jelas Mang sarpu sambil memukulkan rok0k yang dihisapnya ke asbak.

Akhirnya mereka pun mulai mengobrol ngalor ngidul, membahas kembali masa lalu yang pernah mereka lalui. sehingga membuat Mbah Abun bisa melupakan kesedihan yang baru ia alami. penyambutan tuan rumah yang begitu hangat, dan begitu baik. membuatnya semakin melupakan kejadian sial yang menimpanya.

Obrolan itu terhenti, sesaat setelah Marni membawa bakul nasi yang masih mengepul, lengkap dengan panci berisi opor ayam yang baru ia masak. akhirnya mereka bertiga pun makan malam bersama, sedangkan Kipli anaknya Mang Sarpu, dia sudah tertidur, karena kelamaan menunggu masakan ibunya yang tak kelar-kelar.

Selesai makan malam, Marni pun merapikan kembali bekas makan itu, membawanya ke dapur, besok pagi dia baru mencucinya. sedangkan Mang sarpu dan Mbah Abun, mereka melanjutkan kembali obrolannya yang semakin seru.

"Mang sarpu belum menjawab dari tadi, kenapa kehidupan Mang sarpu bisa berubah seperti sekarang. beda kayak Abah yang kehidupannya selalu dipenuhi kesengsaraan, seperti yang tadi Abah ceritakan. abah mau Diseruduk oleh babi hutan." tanya Mbah Abun yang masih penasaran dengan apa yang dikerjakan oleh sahabatnya, sehingga kehidupannya berubah seperti sekarang.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!