2. Semangat

Keesokan paginya. pagi-pagi sekali, Mbah Abun sudah siap dengan berpakaian rapi, Dia memakai baju kampret abu, serta celana pangsi hitam, tak lupa kepalanya ditutupi dengan topi koboi kebanggaannya.

"Hati-hati! di jalan Abah!" Ujar Ambu Yayah, sebelum suaminya berangkat.

"Iya, ambu! terima kasih! Abah berangkat dulu. doakan agar Abah usahanya lancar dan membawa hasil yang begitu banyak." jawab Mbah Abun, sambil mengecek kembali pakaian yang dia kenakan di depan kaca lemari.

Setelah dirasa pakaiannya sempurna, tidak ada yang kurang. Mbah Abun pun berpamitan sama istrinya. kemudian Iya turun dari rumah panggung miliknya. Meski keadaan masih pagi buta, itu tidak menyurutkan niat Bah Abun, yang ingin menafkahi istrinya, membahagiakan keluarga kecilnya. Dia terus berjalan pergi ke rumah Zuhri, untuk mengambil bebek yang kemarin sudah dia bayar.

Setelah sampai di rumah zuhri Mbah Abun pun, dengan giat Dia memasukkan bebek-bebek ke wadah yang terbuat dari bambu. namun setelah dia coba mengangkatnya ternyata bebek yang 50 ekor itu tidak terbawa semua. kemudian dia menghampiri Zuhri, yang sejak dari tadi sedang sibuk ngasih makan hewan ternaknya.

"Abah kayaknya hanya kebawa 35 ekor, jang! Abah nitip dulu sisanya di sini." Ujar Mbah Abun sambil mengelap keringat yang membasahi dahinya.

"Iya bah! nggak apa-apa! nanti saya kasih pakan." jawab zuhri yang menyanggupi permintaan Bah Abun, Mungkin dia merasa kasihan sama tetangganya itu.

Setelah selesai menitipkan sisa bebek yang tidak terbawa, bah abun pun berpamitan untuk segera pergi menuju ke kota. menurutnya, kalau kesiangan nanti orang-orang sudah pulang dari tempat belanjanya.

Setelah semuanya dirasa selesai. Mbah Abun terus berjalan, menyusuri Jalan Setapak. sambil memikul bebek. Jalan setapak yang nantinya akan tembus ke jalan raya. keringat yang bercucuran membasahi seluruh bajunya, tak menyurutkan niat bah abun yang begitu kuat. sehingga perjalanan yang jauh, dia tidak hiraukan. Lama berjalan dengan penuh perjuangan, akhirnya dia sampai ke Jalan Raya. setelah berada di Jalan Raya, dia mengacungkan tangan untuk menghentikan mobil angkutan umum, agar cepat sampai ke kota.

Beruntung di perjalanan tidak ada gangguan sama sekali, sampai akhirnya Bah Abun sampai di tempat yang iya tuju. Setelah turun dari mobil dan membayar ongkosnya, dia pun memikul keranjang yang berisi bebek, menuju salah satu tempat yang menerima hewan ternak.

"Mau dijual berapa ini, bah?" tanya pria yang duduk di belakang meja menatap ke arah bah abun.

"Rp300.000, jang!" jawab Bah Abun.

"Lah! kalau harga segitu, saya nanti jual berapa?" ujar pria itu sambil menatap ke arah Bah Abun.

"10 ribuan!" jawab Mbah Abun dengan wajah datar.

"Iya mending kalau sekaligus laku. Kalau nggak, saya harus mengurusnya, membeli pakannya, bah!"

"Hehehe. Kayak nggak kenal sama abah saja, Itu kan keinginan penjual. silakan mau nawar berapa?" ujar Bah Abun sambil tersenyum, karena dia sudah sangat mengenal orang yang pembeli hewan ternak itu.

"Bagaimana kalau saya beli semuanya Rp200.000." tawar pengepul hewan ternak.

"Jangan segitu lah! Abah kalau dijual segitu, nanti Abah rugi!"  kelak bah Abun memberikan alasan klasik sebagai penjual.

"Terus habisnya berapa?" Tanya Bandar pasar sambil memicingkan mata ke arah bah abun.

"Rp240.000!"

"Ini tawaran terakhir ya, mbah! saya bayar 220, kalau abah tidak berani menjual dengan harga segitu, silahkan bawa ke tempat lain." pria itu memberi keputusan sehingga membuat Bah Abun terdiam seolah berpikir.

"Kalau bukan sama langganan, Abah nggak akan jual harga segitu. soalnya untungnya tipis banget! tapi ya nggak apa-apa! Biar kita jadi langganan." ujar Mbah Abun seolah mengalah. padahal dengan harga segitu, dia sudah mendapatkan untung yang sangat banyak. selain uangnya sudah lebih dari pembelian. dia juga masih punya tabungan 15 bebek yang belum ia bawa.

Akhirnya setelah mendapat keputusan, pria pengepul hewan ternak pun, mengeluarkan uang sesuai yang ia tawarkan. setelah menerima pembayaran dari penjualan bebek-bebeknya. Mbah Abun pun berpamitan dan berjanji akan datang kembali, dengan membawa berbagai hewan ternak lainnya.

Setelah keluar dari tempat pembelian hewan ternak. Mbak Abun terus berjalan menuju ke pasar. setelah berada di pasar. Dia mulai membeli kebutuhan buat di rumahnya, mulai dari membeli ikan asin, terasi, serta kebutuhan-kebutuhan dapur lainnya. tak lupa dia juga membeli tembakau Molek kesukaannya.

Setelah selesai berbelanja, bah Abun pun kembali pulang ke rumahnya. dengan membawa hati yang sangat bahagia, karena dia mendapatkan untung yang berlimpah, Dari hasil penjualan bebek-bebek zuhri.

"Kalau begini terus, bisa-bisa aku cepat kembali ke kejayaanku." ujar Bah Abun dalam hati.

Pukul 02.00 siang,  Mbah Abun sudah sampai ke rumahnya. Dengan cepat ia memasuki rumah panggung yang terbuat dari kayu. Namun meski rumah kayu, rumah bah abun termasuk salah satu rumah terbesar yang ada di kampungnya.

Ambu Yayah, yang melihat kedatangan Mbah Abun, dengan Sigap menyambut suaminya. Dia menyiapkan air teh serta singkong rebus, Yang dia ambil dari samping rumahnya. Abu Yayah tidak banyak bertanya terlebih dahulu, mungkin dia sangat paham dengan kondisi Mbah Abun, yang masih terlihat capek, sehabis perjalanan jauh.

"Kita ke Tiban Durian Runtuh, ambu!" ujar Mbah Abun setelah keringatnya mulai surut, dia mulai mengawali pembicaraan.

"Durian Runtuh bagaimana, Abaaah? kita kan sudah gak punya tanah, Yang ada pohon duriannya." Tanya Abu Yayah sambil mengerutkan dahinya, Mungkin dia merasa bingung dengan apa yang diucapkan oleh suaminya.

"Kamu tuh Kurang gaul, Ambuu! itu peribahasa orang kota. Artinya kita dapat untung besar." jelas Mbah Abun, sambil menatap lekat ke arah istrinya.

"Untung besar bagaimana, Abah kan belum cerita. Bagaimana usahanya lancar, terus yang di plastik itu apa?" Ambu Yayah memberondong Mbah Abun dengan banyak pertanyaan.

"Berkah, ambu! Bebek dari Jang zuhri, Abah belum bawa semuanya.,Masih ada 15 ekor lagi. Abah Tadi hanya kuat memikul 35 ekor. namun dengan bebek segitu, Abah sudah mendapat untung. bebek yang dibeli dari Jang juri seharga Rp200.000, hanya dengan 35 ekor uang itu sudah kembali. bahkan lebih Rp20.000. Ditambah bebek yang belum Abah bawa." jelas Bah Abun panjang kali lebar, dengan raut wajah sumringah, merasa bahagia dengan apa yang menimpanya.

"Ya Allah, Abah! Syukurlah kalau begitu, semoga usaha Abah selalu dalam kelancaran, dengan hasil yang melimpah." Timpal Ambu Yayah yang ikut senang dengan keberhasilan suaminya.

"Oh iya! Abah tadi beli kebutuhan dapur, sekarang kamu masak yang enak! kita rayakan keberhasilan kita." jelas Mbah Abun, sambil memberikan kantong plastik yang berisi belanjaan.

Ambu Yayah pun dengan tersenyum menerima plastik itu, kemudian dia menyimpannya ke dapur. sekembali dari dapur terlihat Bah Abun sedang menghitung uangnya.

"Nih! uang ambu, simpan lagi! Nanti kalau Abah butuh dan ada orang yang menjual hewan ternak, Abah pinjam lagi. dan yang ini buat bayar sisa uang yang kurang ke jang zuhri." ujar Bah Abun sambil memberikan uang yang sudah ia hitung, kepada istrinya. dan memasukkan uang buat bayar hutang ke dalam kantong celananya.

Sore hari setelah selesai mandi, Mbah Abun pun sudah berangkat ke rumah zuhri, untuk membayar sisa Uang yang kemarin belum lunas. sambil mencari orang-orang yang hendak menjual hewan ternaknya.

Beruntung Karena setelah dicari, Ternyata banyak orang-orang yang hendak menjual hewan ternaknya. karena biasanya para petani, mereka akan sayang memakan hewan peliharaannya, Berbeda kalau sudah jadi uang. Dengan cepat bah abun pun membeli hewan ternak para warga, sehingga dia memiliki tambahan untuk menjual bebek-bebek Zuhri yang tadi pagi tak terbawa.

Keesokan paginya Mbah Abun pun sudah siap berangkat kembali ke kota. membawa bebek-bebek Zuhri yang kemarin tidak terbawa, ditambah dengan hewan ternak yang kemarin sore Mbah Abun beli daripara warga.

Begitulah kehidupan Mbah Abun setiap hari, sorenya dia mencari hewan ternak yang dijual dari para warga. paginya dia pergi ke kota untuk menjual hewan ternak itu, sehingga lama-kelamaan Mbah Abun pun mulai terkenal kembali, sebagai Bandar Hewan ternak kampung. sehingga banyak orang yang menghubunginya, ketika mereka mau menjual hewan ternaknya. Bah Abun tidak harus repot berkeliling, mencari hewan yang hendak dijual.

Dengan kegigihan yang dimiliki oleh bah Abun, kehidupannya mulai berangsur-angsur membaik. uangnya semakin bertambah. Mbah abun yang awalnya hanya Bandar hewan ternak berkaki dua ,akhirnya mulai meningkat ke hewan ternak berkaki empat, meski hanya baru menjadi bandar domba.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!