4. BERUBAH

Keesokan paginya setelah sarapan. Mbah Abun dengan cepat bergegas ke rumah Jang Zuhri, takut kalau kesiangan dia sudah pergi ke sawah, atau ke kebun. maklum kalau para petani, Biasanya pagi sampai Zuhur waktu mereka akan dihabiskan di tempat ladang mereka.

Sesampainya di rumah Zuhri, benar saja yang ditakutkan bisa saja terjadi, kalau Mbah Abun telat berapa menit lagi. karena terlihat yang punya rumah, sudah bersiap dengan membawa tote bag yang terbuat dari karung bekas, lengkap dengan cangkul di pundaknya.

"Assalamualaikum, Jang!"

"Waalaikumsalam! Ehhh Abah, nggak ke kota Mbah? Saya kira nanti siang baru bertemu dengan Mang Juju." Jawab Zuhri yang terlihat sedikit kaget.

"Enggak, Jang! soalnya nggak ada hewan ternak yang hendak dijual, mungkin di sini sudah habis."

"Iyalah pasti habis! soalnya setiap hari Abah selalu bawa terus ke kota." Timpal Zuhri.

"Hehehe. iya sih, mungkin mulai minggu depan mau cari ke Kecamatan tetangga." jawab Mbah Abun yang mengakui kesalahannya, karena sudah menghabiskan hewan ternak di kampungnya.

"Eh! malah ngobrol, abah mau ke rumah Mang Juju kan? Ya sudah! ayo, nanti dia ke buru berangkat mencari rumput, atau pergi ke sawah." ujar Zuhri yang tidak keterusan mengobrol.

Akhirnya mereka berdua pun berangkat, menuju ke rumah Mang Juju, untuk memastikan kebenaran ucapan Zuhri tadi malam.

"Assalamualaikum! assalamualaikum!" Ujar Zuhri ketika sudah berdiri di depan pintu rumah Mang Juju, namun tak ada jawaban dari rumah.

"Wah, Kayaknya udah berangkat ke kantornya Jang? kita telat datang ke sini."

"Sebentar!" Jawab Zuhri sambil berjalan ke arah samping rumah, kemudian terdengar dia mengucapkan salam dari arah pintu dapur.

terdengar orang yang mengobrol, Kemudian dari dalam rumah Mang Juju terdengar papan kayu yang diinjak.

Ceklek!

Pintu rumah Mang Juju pun terbuka, kemudian yang punya rumah tersenyum menyambut Mbah Abun sambil mengajaknya bersalaman.

"Maaf, Abah ganggu nih! Mang Juju?" ujar Bah Abun.

"Nggak apa-apa! bah. justru, saya senang kalau abah datang ke sini." jawab Mang jujur sambil mempersilahkan Mbah Abun untuk masuk ke dalam rumahnya, namun Bah Abun menolak, karena kedatangannya ke sini hanya untuk melihat kerbau yang diceritakan oleh Zuhri, bukan untuk mengobrol.

"Ya sudah! ayo kita lihat kerbaunya ke kandang. kalau nggak mau diajak masuk dulu ke dalam rumah terlebih dahulu." ujar Mang Juju yang tak jadi masuk ke dalam rumahnya. dia turun dari rumahnya, kemudian mengajak Mbah Abun menuju ke area belakang rumahnya. terlihat di sana, Zuhri sudah menunggu sambil memperhatikan kerbau yang sedang sarapan.

"Kerbaunya cuma tinggal satu aja, mang?"  tanya Mbah Abun setelah sampai di kandang. Dia merasa heran setelah melihat kerbau milik Mang Juju yang hanya tinggal satu, karena menurut pengetahuan Mbah Abun, Mang Juju memiliki beberapa kerbau. Bahkan di kampung sini hanya mang jujulah orang yang paling banyak kerbaunya.

"Iya bah! tinggal satu, soalnya habis saya jual. namun sayang saya ketipu terus. bukan ketipu sih, tapi sayanya yang bod0h, saya terlalu percaya sama orang yang baru dikenal." jelas Mang Juju membuat Bah Abun mengerutkan dahi.

"Iya bah! kerbau Mang Juju, dibawa sama Bandar dari kampung Cisuren. Namun sayang sisa pembayarannya sampai sekarang belum dilunasi. pernah beberapa kali, Mang Juju menagih ke Bandar itu, namun Bandar itu hanya marah-marah, karena menurutnya dia rugi, tidak mendapatkan untung dari hasil penjualan kerbaunya. makanya Kemarin saya memberikan saran, kalau sama-sama di hutang mendingan di jual ke tetangga, hitung-hitung saling membantu." timbal Zuhri, melengkapi cerita Mang Juju.

"Ya Allah! kok bisa, Mang Juju sampai tertipu seperti itu?"

"Biasa, Bah! kalau hidup lagi di bawah, akan selalu ada yang menjadikan kita semakin terpuruk." jawab Mang juju sambil menarik nafas, menyembunyikan kesedihannya.

"Sabar Mang! Abah juga pernah ngalamin bagaimana sedihnya ketika kita hidup berada di bawah. Eh! malah curhat. Jadi bagaimana, Apa benar yang dikatakan oleh Jang Zuhri bahwa Mang Juju mau menjual kerbaunya.

"Benar, bah! Saya butuh uang buat bayar hutang! kalau nggak mendesak. Saya sangat sayang menjual kerbau yang tinggal satu-satunya." jawab Mang Juju.

"Berapa mau dijual?"

"Rp1.500.000." Jawab Mang Juju, sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Zuhri.

"Tapi Abah, belum ada uang kalau harganya segitu. dan kalau bisa Harganya turun lagi!" pinta Mbah Abun.

"Abah boleh bayar sebagian dulu, nanti besok atau lusa setelah kerbau ini laku terjual! baru Abah lunasi ke saya. tapi jangan kayak Bandar Cisuren yang pura-pura rugi!"

"Enggak lah! Abah bukan orang seperti itu, Lagian kita kan bertetangga. kalau kita buruk sama tetangga, kita mau hidup sama siapa lagi?" sanggah Mbah Abun, memang benar dia memiliki sikap yang jujur, makanya usahanya terus maju.

"Saya percaya sama Abah! Saya yakin Abah orangnya bukan seperti itu. Tapi itu hanya perumpamaan saja bah."

"Jadi, bisa nggak harganya turun?" tanya Mbah Abun kembali ke pokok permasalahan.

"Boleh! tapi jangan besar-besar bah, kan di hutang."

Mbah Abun pun memperhatikan kembali kerbau yang hendak ia beli. memang benar kerbau Mang Juju, badannya gemuk serta bersih terawat. karena di kampung itu hanya Mang Jujulah yang pandai merawat kerbau. setelah puas memperhatikan, dia pun kembali menatap ke arah Mang Juju, sebagai pemilik kerbau itu.

"Begini aja, Mang! Abah bayar kerbau Mang Juju rp1.450.000. kalau bukan sama tetangga, Abah sebenarnya nggak berani membeli kerbau. karena apa belum pernah menjual kerbau ke kota. tapi ini demi saling menolong, Abah bayar dengan harga segitu.namun yang seperti kita bicarakan tadi, uangnya Abah bayar sebagian dulu." Mbah Abun mengambil keputusan.

Sekarang bagian Mang Juju yang berpikir, dia terdiam belum memberi kesimpulan.

"Itu! terserah Mang Juju, jangan melirik ke arah saya! saya tidak tahu apa-apa!" ujar Zuhri setelah mendapat tatapan dari Mang juju.

"Ya sudah, Mbah. nggak apa-apa!" akhirnya Mang Juju pun mengambil keputusan, dia menjual kerbaunya dengan harga yang ditawarkan oleh Mbah abun. setelah semuanya sepakat, Mbah Abun pun mengeluarkan uang pembayaran sesuai uang yang dia miliki. kemudian mereka berijab qobul, saling serah terima, antara pembeli dan penjual.

Dan Mbah Abun berjanji. dia akan segera melunasi sisa pembayarannya. setelah kerbau itu laku terjual ke kota. setelah selesai acara jual beli, Akhirnya Mbah Abun berpamitan kepada mereka berdua. dia mau bersiap-siap terlebih dahulu. karena dia berencana hari itu juga, kerbau yang baru dapat dibeli dari Mang Juju, Mbah Abun ingin cepat membawanya ke kota, agar segera cepat menjadi uang. selain itu, dia juga bukan orang yang suka berhutang.

Setelah berdandan dengan memakai baju kebanggaannya. Mbah Abun pun kembali ke rumah Mang Juju, untuk mengambil barang jualannya.

Sesampainya di rumah Bang Juju dia langsung berjalan ke arah belakang, untuk mendandani kerbau yang hendak ia bawa. Mbah Abun mulai memasangkan tambang agar mudah membawa kerbau itu.

Setelah semuanya dirasa selesai, mbah Abun pun keluar dari kandang, sambil menuntun kerbau itu keluar. Tak lupa dia berpamitan terlebih dahulu ke orang yang menjual kerbau itu.

Lama di perjalanan Mbah Abun menuju ke kota, tidak diceritakan. karena tidak ada gangguan sama sekali, karena Mbah Abun berhasil menuntun kerbau besar itu, selamat sampai ke kota.

*****

Sesampainya di kota, Bah Abun pun menuntun kerbaunya ke jagal.

"Mau dijual berapa bah?" tanya Jagal itu sambil mentaksir kerbau yang dituntun oleh Mbah Abun.

"Dua juta lima ratus ribu!" jawab Bah Abun, seperti biasa dia menaikkan harga terlebih dahulu.

"Wah! kalau harga segitu, Siapa yang mau beli bah." ujar jagal menimpali.

"Emang berani berapa?" Tanya Mbah Abun sambil tersenyum untuk mencairkan suasana.

"Kalau dilepas lempeng, saya bayar bah!"

"Ya jangan segitu lah! kalau segitu Abah rugi dong."

"Ya sudah! 21,  saya bayar!"

"Nggak bisa naik lagi?" Tanya Bah Abun sama seperti penjual pada umumnya. dia ingin untung semaksimal mungkin, dengan modal seminimal mungkin.

"Nggak bisa, bah! soalnya sekarang kerbau lagi turun harga."  jawab jagal tidak mau kalah.

"lebihkan Rp10.000 lagi! buat ongkos pulang." pinta Bah Abun.

Jagal pun berpikir sejenak, kemudian dia memperhatikan kembali kerbau yang dibawa oleh bah abun. Setelah lama berpikir, akhirnya jagal itu mengeluarkan sejumlah uang, untuk membayar kerbau bahabun.

"Terima kasih!" ujar Bah Abun, setelah mendapat uang pembayarannya, dengan raut wajah yang sumringah. karena selama ia menjadi bandar, Baru kali ini dia mendapatkan untung sampai Rp660.000.

"Sama-sama, bah!" ujar jagal sambil menyalami Bah Abun, sebagai bentuk ijab qobul dalam jual beli.

*****

Dari saat itu, Mbah Abun, kehidupannya semakin meningkat. Sekarang dia sudah menjadi bandar hewan ternak apa saja. Mulai dari bebek, ayam, entok, kambing, kerbau, sapi. semuanya Mbah Abun beli untuk dijual lagi ke kota. kegiatannya sehari-hari Mbah Abun, ya, kalau tidak ke kota, dia akan masuk ke kampung-kampung, untuk mencari orang-orang yang mau menjual hewan ternak.

Namun sayang, kehidupan, tidak selamanya sesuai dengan kemauan. kehidupan Mbah Abun yang sedang menanjak harus turun kembali. karena begitulah kehidupan, ketika ada tanjakan, maka pasti akan ada turunan.

Diceritakan dalam satu hari. Bah Abun yang sedang masuk ke salah satu kampung yang bernama kampung Kebon Jati. seperti biasa dia sedang mencari hewan ternak, yang akan dijual oleh para warga.

Setelah bertanya kepada salah satu warga yang ada di Kampung Kebon Jati, Mbah Abun pun mendapat keterangan, bahwa di kampung itu ada seorang warga, yang hendak menjual kerbaunya. tanpa pikir panjang, Mbah Abun pun menuju Rumah orang yang mau menjual hewan peliharaannya itu.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!