9. Nyaris

"Yah! Ternyata Sama aja dengan babi-babi hutan yang lainnya, kirain benar babinya bisa berbicara." ujar seorang penonton setelah melihat babi yang keluar dari kandangnya.

Babi itu setelah keluar dari kandang, dia mengelilingi seluruh area pagar yang membatasi antara babi dan para penonton. Babi terus berputar seperti lagi mencari celah, agar bisa melarikan diri. sambil terus diikuti oleh sorak-sorai para penonton, bahkan ada juga yang bersuit menjadikan tempat pertunjukan itu semakin terlihat meriah.

Babi itu terus berkeliling, sampai akhirnya tiba di hadapan Mbah Abun. babi itu terdiam seketika sambil menatap ke arah Pria tua yang juga menatapnya.

"Abah kenal dengan babi itu?" tanya seorang yang berada di samping, mencandai Bah Abun.

"Eyyy! Amit-amit! masa manusia kenal sama babi." ujar Mbah Abun sambil bergidik ngeri.

"Keluarkan anjingnya!" seru suara ketua panitia.

Dengan cepat Orang yang bertugas mengawasi anjing, mereka mulai melepaskan anjing-anjing yang tadi mereka tahan, untuk ditandingkan dengan babi hutan.

Suara gonggongan anjing, dan riuh tepuk tangan para penonton, membuat tempat itu semakin terlihat riuh. anjing anjing yang tadi dilepaskan, mereka berlari mendekati ke arah babi, yang masih berada di hadapan Mbah Abun. namun aneh, ketika Anjing itu sudah dekat dengan babi, anjing itu malah memalingkan wajah, kemudian dia berjongkok beberapa meter di dekat babi.

"Anjing buduk! jangan dikeluarin dong! malu-maluin aja." terdengar suara seorang penonton yang meledek, membuat orang yang memiliki Anjing itu mukanya memerah.

"Yah, benar! anjing lemah jangan diikutkan, selektif dong jadi panitia." Timpal penonton yang lainnya.

Babi yang dari tadi menatap ke arah mbah Abun, perlahan dia mulai mendekati, sehingga membuat orang-orang yang ada di situ mundur ke belakang, takut babi itu tiba-tiba menerjang mereka.

"Masukkan anjing yang lain!" seru ketua panitia.

Akhirnya panitia yang bertugas menjaga anjing-anjing pemburu, Mereka yang takut kehilangan muka. dengan segera mengeluarkan semua anjing, yang ikut mendaftar untuk beradu dengan babi. anjing-anjing itu mulai berlarian mendekati babi, yang semakin dekat ke arah penonton. namun sama seperti anjing yang awal, ketika sudah berada di dekat babi  anjing anjingmalah terdiam, bahkan ada anjing yang berlari menjauh, membuat para penonton bersorak penuh kekecewaan.

Babi setelah memperhatikan Bah Abun, dia berkeliling kembali. tanpa memperdulikan anjing-anjing yang terlihat bersahabat dengannya. hingga akhirnya tiba-tiba.

Brak!

Terdengar suara benturan yang sangat keras, dari arah Barat. terlihat babi yang tadi berada di dalam pagar pembatas, sekarang babi itu sudah keluar setelah berhasil meloloskan diri dari pagar itu.

Para penonton yang melihat bahaya di depan matanya, Mereka pun dengan cepat berlarian menyelamatkan diri. hingga tak Ayal lagi banyak orang yang bertabrakan, berbenturan, ada juga yang hanya bisa diam ketakutan, sambil terkencing kencing di celananya. begitu juga Bah Abun, ketika dia tahu babi itu sudah keluar dari pagar pembatas. dia juga hendak berlari namun Nahas dia malah berbenturan dengan orang lain, sehingga kepalanya yang terbentur merasa pening.

"Awas Abah! awas! Ada babi." teriak Jana yang melihat babi itu mendekati Mbah Abun.

Mendengar ada yang mengingatkan, Bah Abun pun perlahan membuka matanya. benar saja babi itu sudah berada fidekat Mbah Abun. dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki. dia pun mencoba bangkit, kemudian berlari sambil sempoyongan.

"Naik Abah! naik!" teriak Jana.

Mbah Abun yang diperingatkan seperti itu, Dia seolah mendapatkan Ilham. kemudian dia berlari ke arah salah satu pohon kelapa, yang tumbuh di dekat lapang pertunjukan.

Babi yang mengejarnya terlihat berjalan dengan santai, mengikutinya dari belakang. Mbah Abun yang sudah kepanikan dan kepalanya yang masih pening, ketika dia hendak memanjat ke pohon kelapa, dia tidak bisa, dia hanya berkutat di situ-situ saja, tanpa bisa naik lebih tinggi.

"Abah terus manjat, Bah!" teriak Jana yang semakin merasa khawatir, gimana mau tidak khawatir babi sebesar itu, sedang menatap tajam ke arah Mbah Abun yang masih kesusahan untuk memanjat pohon kelapa.

Babi yang sudah berada tepat di belakang Mbah Abun, dengan santainya dia menyeruduk nyeruduk ****4* Mbah Abun, yang bergerak-gerak, karena dia masih berusaha memanjat pohon lebih tinggi. Mendapat serangan seperti itu, membuat Mbah Abun semakin lemas, akhirnya tangannya yang melingkar ke pohon kelapa itu terlepas, lalu dia terjatuh sambil terlentang di atas tanah. membuat Siapa saja orang yang melihat, merasa ngeri dengan kejadian seperti itu.

"Silakan babi! kamu makan Abah, Abah udah nggak kuat lagi menjalani cobaan yang begitu berat, ke mana-mana abah selalu sial." ucap Bah Abun dengan suara lirih dia menyerahkan diri kepada babi yang masih berdiri di atas kepalanya.

Setelah Mbah Abun terlentang. babi itu pun, berjalan berkeliling ke arah samping tubuh Mbah Abun. kemudian dia menyeruduk-nyeruduk perut Mbah Abun. mendapat serangan seperti itu, Mbah Abun hanya memejamkan mata. pasrah atas semua yang akan menimpanya. tak kuat menahan rasa takut, akhirnya Bah Abun pun pingsan tidak ingat di bumi alam.

Orang-orang yang dari tadi menyaksikan kejadian itu, mereka hanya berteriak, sambil terus mengusir babi hutan itu dari kejauhan, tak berani ada yang mendekati.

Babi yang melihat Mbah Abun pingsan, babi itu pun segera pergi menjauh, dia berlari menuju arah hutan. warga yang baru sadar, dan keberaniannya pun mulai timbul. Mereka beramai-ramai mengejar babi itu sambil berteriak, menyeru anjing-anjingnya agar mengejar babi yang sudah tidak terlihat. Namun sayang babi yang sangat cepat ketika berlari, mereka tidak bisa mengejarnya. anjing-anjing mereka tidak bisa mengendus keberadaan babi itu, malah teralihkan oleh keadaan seekor pesing, yang ada di dalam lubang.

"Dasar Anjing sial4n! masa disuruh ngejar babi, malah ngejar yang beginian!" gerutu pemilik anjing sambil menendang pantat anjing miliknya.

"Iya, sama! padahal dikasih makan yang enak-enak, tapi kerjanya nggak becus." Timpal pemilik anjing yang lain, yang sama-sama ikut mengejar.

Kita tunda cerita orang-orang yang mengejar babi hutan, yang sedang merasa kecewa karena kehilangan jejak. sekarang kembali lagi ke Mbah Abun.

Mbah Abun, setelah ditinggalkan oleh babi yang kabur ke dalam hutan. orang-orang yang ada di situ, dengan cepat mendekati tubuh yang tergeletak. Para warga itu memperhatikan tubuh Mbah Abun terutama di bagian perut. mereka menyangka pasti Mbah Abun isi perutnya sudah keluar, namun setelah mereka perhatikan perut Mbah Abun masih utuh, tidak ada luka sedikitpun.

"Mbah! bangun! mbah! Abah!" ujar Jana yang berjongkok di dekat kepala Bah Abun, sambil menggerak-gerakan tubuh pria tua itu.

"Pingsan kali Jang, Coba kasih wangi-wangian di dekat hidungnya." saran Seorang warga yang merasa kasihan, melihat kondisi Bah Abun.

"Aduh! Nggak punya Mang!" jawab Jana sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak terasa gatal.

"Pakai balsem, bisa nggak!" tanya seorang pria paruh baya.

"Abah punya balsemnya?" pria yang memberikan saran.

Pria paruh baya itu pun mengambil balsem miliknya dari dalam kantong, kemudian dia memberikan kepada pria yang bertanya.

Pria itu dengan cepat mendudukan diri, di samping Bah Abun, kemudian menyandarkan kepala Mbah Abun ke tubuhnya. setelah Mbah Abun bersandar dia pun membuka penutup balsem, tercium aromanya yang khas, membuat Hidung siapa saja yang menciumnya akan merasakan hangat.

Perlahan pria itu pun mendekatkan balsem ke hidung Mbah Abun, dengan telaten pria itu terus membantu menyadarkan Mbah Abun yang pingsan, karena syok mendapat serangan dari babi hutan tadi.

Hacih!

Setelah lama berusaha, Akhirnya Mbak Abun pun bersin. kemudian perlahan dia membuka matanya menatap ke arah sekeliling, yang terlihat banyak orang yang memperhatikan.

"Ya Allah ampuni dosa-dosa saya! tolong kembalikan saya ke dunia! Kasihan anak istri saya kalau ditinggalkan sendiri." ucap Bah Abun

"Mbah! Abah! Udah sadar?" tanya Jana sambil kembali jongkok di samping Bah Abun.

"Bukannya ini Jana? Ngapain kamu ada di alam kubur. Apa jangan-jangan kamu malaikat yang akan menanyakan Amal"

"Bukan bah, saya Jana! Saya orang yang bertemu Abah di warung Bi Salamah." jawab Jana menjelaskan.

"Bukan malaikat?"

"Bukan Mbah! masa. ada malaikat banyakan seperti ini." jawab jana sambil tersenyum, melihat kelakuan pria yang ada di hadapannya.

"Minum dulu bah!" ujar seseorang yang memberikan air di gelas, mungkin dia warga sekitar, sehingga dengan cepat dia bisa mengambil air ke rumahnya.

Mbah Abun pun mengangguk, kemudian Dia meminum air di dalam gelas itu sampai habis. benar saja, setelah minum Mbah Abun mulai tersadar, dengan apa yang baru saja ia alami.

"Ke mana larinya? babi sial4n itu?" tanyanya sambil melihat sekeliling, mencari keberadaan babi yang hendak merenggut nyawanya.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!