"Yah! Ternyata Sama aja dengan babi-babi hutan yang lainnya, kirain benar babinya bisa berbicara." ujar seorang penonton setelah melihat babi yang keluar dari kandangnya.
Babi itu setelah keluar dari kandang, dia mengelilingi seluruh area pagar yang membatasi antara babi dan para penonton. Babi terus berputar seperti lagi mencari celah, agar bisa melarikan diri. sambil terus diikuti oleh sorak-sorai para penonton, bahkan ada juga yang bersuit menjadikan tempat pertunjukan itu semakin terlihat meriah.
Babi itu terus berkeliling, sampai akhirnya tiba di hadapan Mbah Abun. babi itu terdiam seketika sambil menatap ke arah Pria tua yang juga menatapnya.
"Abah kenal dengan babi itu?" tanya seorang yang berada di samping, mencandai Bah Abun.
"Eyyy! Amit-amit! masa manusia kenal sama babi." ujar Mbah Abun sambil bergidik ngeri.
"Keluarkan anjingnya!" seru suara ketua panitia.
Dengan cepat Orang yang bertugas mengawasi anjing, mereka mulai melepaskan anjing-anjing yang tadi mereka tahan, untuk ditandingkan dengan babi hutan.
Suara gonggongan anjing, dan riuh tepuk tangan para penonton, membuat tempat itu semakin terlihat riuh. anjing anjing yang tadi dilepaskan, mereka berlari mendekati ke arah babi, yang masih berada di hadapan Mbah Abun. namun aneh, ketika Anjing itu sudah dekat dengan babi, anjing itu malah memalingkan wajah, kemudian dia berjongkok beberapa meter di dekat babi.
"Anjing buduk! jangan dikeluarin dong! malu-maluin aja." terdengar suara seorang penonton yang meledek, membuat orang yang memiliki Anjing itu mukanya memerah.
"Yah, benar! anjing lemah jangan diikutkan, selektif dong jadi panitia." Timpal penonton yang lainnya.
Babi yang dari tadi menatap ke arah mbah Abun, perlahan dia mulai mendekati, sehingga membuat orang-orang yang ada di situ mundur ke belakang, takut babi itu tiba-tiba menerjang mereka.
"Masukkan anjing yang lain!" seru ketua panitia.
Akhirnya panitia yang bertugas menjaga anjing-anjing pemburu, Mereka yang takut kehilangan muka. dengan segera mengeluarkan semua anjing, yang ikut mendaftar untuk beradu dengan babi. anjing-anjing itu mulai berlarian mendekati babi, yang semakin dekat ke arah penonton. namun sama seperti anjing yang awal, ketika sudah berada di dekat babi anjing anjingmalah terdiam, bahkan ada anjing yang berlari menjauh, membuat para penonton bersorak penuh kekecewaan.
Babi setelah memperhatikan Bah Abun, dia berkeliling kembali. tanpa memperdulikan anjing-anjing yang terlihat bersahabat dengannya. hingga akhirnya tiba-tiba.
Brak!
Terdengar suara benturan yang sangat keras, dari arah Barat. terlihat babi yang tadi berada di dalam pagar pembatas, sekarang babi itu sudah keluar setelah berhasil meloloskan diri dari pagar itu.
Para penonton yang melihat bahaya di depan matanya, Mereka pun dengan cepat berlarian menyelamatkan diri. hingga tak Ayal lagi banyak orang yang bertabrakan, berbenturan, ada juga yang hanya bisa diam ketakutan, sambil terkencing kencing di celananya. begitu juga Bah Abun, ketika dia tahu babi itu sudah keluar dari pagar pembatas. dia juga hendak berlari namun Nahas dia malah berbenturan dengan orang lain, sehingga kepalanya yang terbentur merasa pening.
"Awas Abah! awas! Ada babi." teriak Jana yang melihat babi itu mendekati Mbah Abun.
Mendengar ada yang mengingatkan, Bah Abun pun perlahan membuka matanya. benar saja babi itu sudah berada fidekat Mbah Abun. dengan sisa-sisa tenaga yang ia miliki. dia pun mencoba bangkit, kemudian berlari sambil sempoyongan.
"Naik Abah! naik!" teriak Jana.
Mbah Abun yang diperingatkan seperti itu, Dia seolah mendapatkan Ilham. kemudian dia berlari ke arah salah satu pohon kelapa, yang tumbuh di dekat lapang pertunjukan.
Babi yang mengejarnya terlihat berjalan dengan santai, mengikutinya dari belakang. Mbah Abun yang sudah kepanikan dan kepalanya yang masih pening, ketika dia hendak memanjat ke pohon kelapa, dia tidak bisa, dia hanya berkutat di situ-situ saja, tanpa bisa naik lebih tinggi.
"Abah terus manjat, Bah!" teriak Jana yang semakin merasa khawatir, gimana mau tidak khawatir babi sebesar itu, sedang menatap tajam ke arah Mbah Abun yang masih kesusahan untuk memanjat pohon kelapa.
Babi yang sudah berada tepat di belakang Mbah Abun, dengan santainya dia menyeruduk nyeruduk ****4* Mbah Abun, yang bergerak-gerak, karena dia masih berusaha memanjat pohon lebih tinggi. Mendapat serangan seperti itu, membuat Mbah Abun semakin lemas, akhirnya tangannya yang melingkar ke pohon kelapa itu terlepas, lalu dia terjatuh sambil terlentang di atas tanah. membuat Siapa saja orang yang melihat, merasa ngeri dengan kejadian seperti itu.
"Silakan babi! kamu makan Abah, Abah udah nggak kuat lagi menjalani cobaan yang begitu berat, ke mana-mana abah selalu sial." ucap Bah Abun dengan suara lirih dia menyerahkan diri kepada babi yang masih berdiri di atas kepalanya.
Setelah Mbah Abun terlentang. babi itu pun, berjalan berkeliling ke arah samping tubuh Mbah Abun. kemudian dia menyeruduk-nyeruduk perut Mbah Abun. mendapat serangan seperti itu, Mbah Abun hanya memejamkan mata. pasrah atas semua yang akan menimpanya. tak kuat menahan rasa takut, akhirnya Bah Abun pun pingsan tidak ingat di bumi alam.
Orang-orang yang dari tadi menyaksikan kejadian itu, mereka hanya berteriak, sambil terus mengusir babi hutan itu dari kejauhan, tak berani ada yang mendekati.
Babi yang melihat Mbah Abun pingsan, babi itu pun segera pergi menjauh, dia berlari menuju arah hutan. warga yang baru sadar, dan keberaniannya pun mulai timbul. Mereka beramai-ramai mengejar babi itu sambil berteriak, menyeru anjing-anjingnya agar mengejar babi yang sudah tidak terlihat. Namun sayang babi yang sangat cepat ketika berlari, mereka tidak bisa mengejarnya. anjing-anjing mereka tidak bisa mengendus keberadaan babi itu, malah teralihkan oleh keadaan seekor pesing, yang ada di dalam lubang.
"Dasar Anjing sial4n! masa disuruh ngejar babi, malah ngejar yang beginian!" gerutu pemilik anjing sambil menendang pantat anjing miliknya.
"Iya, sama! padahal dikasih makan yang enak-enak, tapi kerjanya nggak becus." Timpal pemilik anjing yang lain, yang sama-sama ikut mengejar.
Kita tunda cerita orang-orang yang mengejar babi hutan, yang sedang merasa kecewa karena kehilangan jejak. sekarang kembali lagi ke Mbah Abun.
Mbah Abun, setelah ditinggalkan oleh babi yang kabur ke dalam hutan. orang-orang yang ada di situ, dengan cepat mendekati tubuh yang tergeletak. Para warga itu memperhatikan tubuh Mbah Abun terutama di bagian perut. mereka menyangka pasti Mbah Abun isi perutnya sudah keluar, namun setelah mereka perhatikan perut Mbah Abun masih utuh, tidak ada luka sedikitpun.
"Mbah! bangun! mbah! Abah!" ujar Jana yang berjongkok di dekat kepala Bah Abun, sambil menggerak-gerakan tubuh pria tua itu.
"Pingsan kali Jang, Coba kasih wangi-wangian di dekat hidungnya." saran Seorang warga yang merasa kasihan, melihat kondisi Bah Abun.
"Aduh! Nggak punya Mang!" jawab Jana sambil menggaruk-garuk kepala yang tidak terasa gatal.
"Pakai balsem, bisa nggak!" tanya seorang pria paruh baya.
"Abah punya balsemnya?" pria yang memberikan saran.
Pria paruh baya itu pun mengambil balsem miliknya dari dalam kantong, kemudian dia memberikan kepada pria yang bertanya.
Pria itu dengan cepat mendudukan diri, di samping Bah Abun, kemudian menyandarkan kepala Mbah Abun ke tubuhnya. setelah Mbah Abun bersandar dia pun membuka penutup balsem, tercium aromanya yang khas, membuat Hidung siapa saja yang menciumnya akan merasakan hangat.
Perlahan pria itu pun mendekatkan balsem ke hidung Mbah Abun, dengan telaten pria itu terus membantu menyadarkan Mbah Abun yang pingsan, karena syok mendapat serangan dari babi hutan tadi.
Hacih!
Setelah lama berusaha, Akhirnya Mbak Abun pun bersin. kemudian perlahan dia membuka matanya menatap ke arah sekeliling, yang terlihat banyak orang yang memperhatikan.
"Ya Allah ampuni dosa-dosa saya! tolong kembalikan saya ke dunia! Kasihan anak istri saya kalau ditinggalkan sendiri." ucap Bah Abun
"Mbah! Abah! Udah sadar?" tanya Jana sambil kembali jongkok di samping Bah Abun.
"Bukannya ini Jana? Ngapain kamu ada di alam kubur. Apa jangan-jangan kamu malaikat yang akan menanyakan Amal"
"Bukan bah, saya Jana! Saya orang yang bertemu Abah di warung Bi Salamah." jawab Jana menjelaskan.
"Bukan malaikat?"
"Bukan Mbah! masa. ada malaikat banyakan seperti ini." jawab jana sambil tersenyum, melihat kelakuan pria yang ada di hadapannya.
"Minum dulu bah!" ujar seseorang yang memberikan air di gelas, mungkin dia warga sekitar, sehingga dengan cepat dia bisa mengambil air ke rumahnya.
Mbah Abun pun mengangguk, kemudian Dia meminum air di dalam gelas itu sampai habis. benar saja, setelah minum Mbah Abun mulai tersadar, dengan apa yang baru saja ia alami.
"Ke mana larinya? babi sial4n itu?" tanyanya sambil melihat sekeliling, mencari keberadaan babi yang hendak merenggut nyawanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments