5 MULAI BERMASALAH

Gak susah mencari rumah pemelihara kerbau, karena ketika tadi bertanya, Orang yang memberikan keterangan itu sangat jelas.

"Assalamualaikum!" ujar mbah Abun setelah berada di depan salah satu rumah warga.

"Waalaikumsalam!" Setelah beberapa kali mengucapkan salam, terdengar suara seorang wanita yang menjawab dari dalam rumah.

Tak lama setelah itu, pintu rumah pun terbuka. kemudian muncullah seorang wanita paruh baya, mungkin seumuran dengan Mbah Abun.

"Maaf! Apa benar ini rumahnya Mang Marwi?" tanya Mbah Abun memastikan.

"Benar, maaf Bapak ini siapa ya?" tanya wanita itu sambil mengerutkan dahi, Mungkin dia merasa heran karena baru pertama kali bertemu dengan Mbah Abun.

"Saya Abun! tapi orang-orang lebih mengenal saya Mbah Abun! saya datang ke sini karena mendapat keterangan dari warga sekitar, bahwa Mang Marwi mau menjual hewan ternaknya." terang Mbah Abun memberikan penjelasan.

"Oh begitu! berarti Abah Bandar hewan ternak ya? bentar saya panggilkan suami saya dulu, soalnya tadi suami saya bilang, dia mau mengecek air ke sawah." Cerocos wanita itu memberi keterangan. Kemudian dia turun dari rumah panggungnya, tak lupa sebelum pergi dia menutup pintu rumahnya terlebih dahulu. tanpa memperdulikan Mbah Abun lagi. dia langsung berangkat untuk memberitahu suaminya.  membuat Bah Abun hanya bisa menggelengkan kepala.

"Suruh masuk dulu, kek! Atau suruh tunggu dulu kek! Ini mah malah ngeloyor kayak ular aja!" Gerutu Bah Abun sambil mencari tempat untuk berteduh. matahari siang itu sangat terik, sehingga membuat siapa saja, tidak aka betah berdiam lama-lama di bawah sinarnya.

15 menit berlalu, akhirnya terlihat wanita yang tadi kembali menghampiri, diikuti oleh seorang pria di belakangnya. Dia membawa cangkul serta parang, celana kolor yang basah, menandakan benar apa yang dibilang istrinya, dia baru pulang dari sawah membetulkan air.

"Ya Allah, Abah! Maaf tadi saya buru-buru, saya sampai lupa menawarkan untuk berteduh di dalam rumah." ujar wanita itu yang merasa tidak enak. setelah melihat Mbah Abun berjongkok di bawah pohon nangka.

"Nggak apa-apa Neng! namanya juga buru-buru." ujar Mbah Abun sambil tersenyum menyembunyikan kekesalannya.

"Iya bah! Maafkan istri saya, Ayo masuk ke dalam." Timpal Mang Marwi yang merasa tidak enak. dengan cepat Ia pun menyambut Mbah Abun, dengan mengajaknya masuk ke dalam rumahnya.

Setelah berada di dalam rumah. dengan cepat istrinya Mang Marwi mengambil air ke dapur, kemudian menghidangkan di hadapan tamu. sedangkan uang Marwi sebelum mengobrol dengan Mbah abun, dia mengganti pakaiannya yang kotor terlebih dahulu. setelah selesai mengganti pakaian, mang Marwi baru menghampiri tamunya, kemudian dia duduk menghadap ke bah Abun.

"Oh iya, Abah dari mana?" tanya Mang Marwi mengawali pembicaraan.

"Abah dari Kampung Ciandam, Mang!" Mbah Abun menjelaskan pancakakinya.

"Oh, Ciandam. kenal dengan Zuhri?" tanya bang Marwi seperti kebiasaan warga kampung yang selalu berbasa-basi.

"Kenal, itu tetangga Abah, yang selalu membantu Abah. emang kenapa?"

"Istrinya kan orang sini, bah. Orang Kebon Jati, kebetulan istrinya itu adalah saudara saya." jelas bang Marwi.

"Oh iya, Abah sampai lupa. Maklum istri Jang Zuhri sudah lama tinggal di sana  hehehe." ujar Mbah Abun sambil tersenyum.

"Iya saya juga Sampai lupa, malah ditanya-tanya terlebih dahulu. Silakan diminum airnya, bah!" Tawar Mang Marwi yang baru sadar, dia belum mempersilakan tamunya untuk minum.

"Iya benar, Mang! Abah haus sekali, soalnya tadi di perjalanan sangat panas." jawab Bah Abun sambil mengambil air dalam gelas, kemudian dia meneguk air itu sampai habis tak tersisa.

"Maaf nih, Mbah! Abah datang ke rumah saya mau ada keperluan apa? maaf cepat-cepat ditanya, soalnya saya merasa deg-degan, merasa khawatir takut ada apa-apa, gitu." tanya Mang Marwi setelah melihat tamunya tak kehausan.

"Gini Mang, kalau dipercaya Abah adalah seorang pembeli hewan ternak. bisa dikatakan Bandar kecil-kecilan, hehehe! maksud dan tujuan Abah menemui Mang Marwi. tadi, ketika Abah bertanya sama Seorang warga, Apakah di sini ada orang yang mau menjual hewan ternaknya. warga itu memberikan keterangan, bahwa Mang Marwi mau menjual kerbaunya. Apakah itu benar?" Mbah Abun menceritakan maksud dan tujuannya.

"Benar, Mbah! Abah tidak salah. namun kerbau saya sudah ada yang memesan, Bandar dari cisuren. tiga hari yang lalu, dia datang ke sini, namun dia tidak mau membayarnya. karena menurutnya harga kerbau sekarang lagi turun, dan uang yang ia bawa kurang. janjinya sih Bandar itu mau datang ke sini lagi hari kemarin. namun sampai hari ini dia belum menampakkan batang hidungnya."  jelas Mang Marwi.

"Berarti kalau begitu, bandar orang cisuren nggak jadi yah, Mang? boleh nggak, Abah melihat kerbaunya." simpul Bah Abun.

"Belum tahu juga, Bah! tapi dia berpesan dengan sangat. kerbau saya jangan dikemana-manakan, terlebih dahulu. kalau abah mau melihat kerbau saya, Ayo kita ke kandang." ajak Mang Marwi, sambil bangkit dari tempat duduknya. kemudian dia keluar dari rumah, diikuti oleh Mbah Abun menuju kandang kerbaunya.

Setelah sampai di kandang kerbau. benar saja apa yang dikatakan oleh warga yang tadi memberitahu Mbah abun. kerbau milik Mang Marwi, Emang sangat besar. kalau ditaksir itu mungkin 400 kilo. selain tubuh kerbau yang gemuk, ditambah dengan tanduk yang bagus. sehingga kerbau itu semakin terlihat gagah.

"Emang mau dijual berapa ini, Mang?" tanya Mbah Abun sambil mengelus-ngelus tanduk kerbau, yang membuat Siapa saja yang melihatnya akan tertarik.

"Rp1.750.000" jawab Mang Marwi.

"Benar memang harga segitu, sesuai dengan postur tubuh kerbau ini." gumam hati Bah Abun yang mengagumi kerbau milik Mang Marwi. namun bukan penjual namanya kalau tidak menawar terlebih dahulu. "kalau 15 Abah berani membayar kerbau ini, Mang!" tawar Bah Abun.

"Enggak, Bah! kemarin saja sudah ditawar 16.5, sama Bandar dari cisuren. namun saya tidak Jual, Masak Abah nggak tertarik dengan postur tubuhnya yang begitu gemuk ini. daging Semua itu, bah!" ujar Mang Marwi.

"Ehem, Iya sih! tapi, masa nggak turun lagi, Mang?" ujar Bah Abun, padahal walau dengan harga kemauan Mang Marwi, dia akan mendapatkan untung besar. karena kerbau segede gitu bisa laku di jagal sampai Rp2.500.000. namun yang namanya manusia, semua orang ingin untung besar, maka dari itu Mbah Abun melobi Mang Marwi.

"Gini aja lah, bah! Daripada membuang waktu. sekarang Abah berani ngelebihin berapa, dari tawaran bandar cisuren?" Tanya Mang Marwi yang tidak mau terlihat basa-basi.

Mbah Abun pun terdiam sesaat, seolah Sedang berpikir. Padahal dia hanya mengulur waktu, agar penjual menurunkan harganya.

"Rp10.000, Mang!"

"Naikin sih Naikin, Mbah! tapi nggak segitu juga kali." Timpal Mang Marwi sambil tersenyum.

"Terus maunya berapa?"

"Begini aja, bah! Abah berani nggak, bayar kerbau saya. Rp1.675.000, kalau abah berani silakan bawa kerbau saya. kalau nggak, maaf!" tegas Bang Marwi memberikan keputusan.

"Ya sudah, abah berani! Walaupun untungnya kecil tapi mau bagaimana lagi, rezeki tidak boleh ditolak" ujar Bah Abun pura-pura lemas, padahal hatinya sangat berbahagia. karena turun Rp100.000 itu, sudah lebih baik daripada harus membayar Rp1.750.000.

Akhirnya mereka berdua pun menyepakati keputusan itu, dengan cepat Mbak Abun mengeluarkan uang sesuai kesepakatan. setelah uang itu dihitung kembali oleh Mang Marwi, Mereka pun bersalaman sebagai tanda sah jual beli.

"saya minta tolong sama abah, kalau bertemu dengan bandar cisuren. Abah bilang saja, bahwa kerbau ini dibeli dengan harga rp1.750.000." pinta Mang Marwi sambil memasukkan uang ke dalam kantong celananya.

"Siap Mang! Itu perkara mudah. Lagian Abah nggak kenal dengan Banda dari Cisuren." ujar Mbah Abun menganggap enteng masalah yang akan dihadapi.

Setelah penjualan itu selesai, Mbah Abun pun berpamitan. untuk pulang dengan membawa kerbau hasil pembeliannya. namun sebelum Mbah Abun meninggalkan kandang kerbau Bang Marwi. terlihat ada seorang laki-laki yang menghampiri mereka berdua.

"Bagaimana, mang. Jadi nggak ngejual kerbau?" tanya laki-laki itu. yang tak lain dan tak bukan, itu adalah Bandar dari cisuren.

"Wah! Akang telat datangnya. baru saja kerbau saya dilepas sama Mbah Abun." jawab Bang Marwi terlihat raut wajahnya yang tidak enak.

"Gimana sih! Katanya sudah janji mau dijual ke saya. tapi sekarang malah begini kenyataannya." ujar bandar cisuren dengan sedikit menyolot.

"Maaf Kang! kirain Akang nggak jadi beli kerbau saya. karena akan janji kemarin mau datang ke sini, tapi akang nggak datang datang." jelas bang Marwi,

"Di beli berapa, Mbah?" tanya pria itu tak memperdulikan lagi Mang Marwi, Mungkin dia merasa kecewa karena dia tidak jadi membeli hewan ternaknya.

"Rp1.750.000 Kang! maaf Abah bukan menyerobot, tapi sesuai keterangan dari Bang Marwi. akang kirain tidak jadi membeli kerbau Mang Marwi." jawab Mbah Abun, sama dia juga merasa tidak enak.

"Padahal baru terlewat sehari aja, sudah seperti ini. Kamu kayak nggak kenal siapa saya aja. Payah banget jadi orang. tidak ada toleransi sedikitpun." gerutu bandar cisuren.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!