3. Selalu Semangat

Mbah Abun perlahan mulai menata kembali kehidupan keluarga yang sudah hancur. dia sudah bisa membahagiakan kembali anak istrinya, dengan membelikan mereka berdua baju baru. bahkan ditambah dengan perhiasan yang melingkar di jari manis kedua wanita yang iya selalu sayangi, wanita yang selalu menjadi penyemangat, agar dia lebih giat dalam meningkatkan taraf kehidupannya.

Sore itu. mereka sekeluarga, berkumpul di ruang tengah. sambil ditemani oleh cemilan, yang dibeli Mbah Abun dari pasar.

"Ambu! besok Abah nggak ke kota, soalnya Abah gak punya hewan ternak yang harus dijual. mungkin para peternak di kampung Ciandam, hewan ternak mereka sudah habis dibeli oleh Abah." Ujar Mbah Abun membuka obrolan di sore itu.

"Yah! Gak apa apa, Abah! harusnya Abah senang, karena Abah bisa beristirahat terlebih dahulu. Jangan diforsir terus nanti abah sakit! Abah sekarang sudah tidak muda lagi." Tanggap istrinya yang selalu lemah lembut ketika berbicara dengan suaminya.

"Iya Mbah! Ranti kasihan kalau melihat Abah banting tulang seperti itu." Timpal anaknya yang bernama Ranti, dia senang orang tuanya bisa kembali punya usaha, namun dia juga sangat mengkhawatirkan kondisi Abahnya yang sudah tidak muda lagi.

"Ah! kalian berdua, sangat kompak kalau meledek Abah. Gini-gini juga Abah belum terlalu tua! umur Abah saja baru 42 tahun. Abah terlihat tua karena orang-orang suka memanggil Abah, dengan sebutan itu." Sanggah Bah Abun sambil menghisap tembakau yang ada di dalam pipa.

"Iya! Walau begitu, Abah harus tetap jaga kesehatan, nanti kalau abah sakit, Abah nggak bisa bekerja lagi." Timpal Ranti.

"Tenang! Abah kan, robot! Abah tidak akan sakit. Abah sakit ketika melihat kalian menderita, karena Abah tidak bisa menjadi tulang punggung yang baik. sekarang kalian berdua cukup doakan Abah! saja agar selalu sehat dan selalu diberikan rezeki yang melimpah. mumpung Abah masih kuat, bisa menafkahi kalian berdua, bisa membahagiakan kalian. sehingga kalian merasa bangga karena memiliki pria yang begitu bertanggung jawab."

"Amin! Walau Abah nggak minta kita berdua untuk mendoakan Abah, kita akan selalu mendoakan yang terbaik buat Abah. Pria yang sudah berani berkorban untuk menghidupi keluarganya." jawab Ambu Yayah sambil memasukkan kue kering ke mulutnya.

Akhirnya mereka bertiga pun mengobrol ngalor ngidul. perbawaan hati yang bahagia, sehingga obrolan itu sangat ceria. sehingga tak terasa azan maghrib di masjid terdengar berkumandang, Memberitahu agar orang-orang berhenti dari seluruh aktivitasnya, untuk menyembah sang penciptanya

sama seperti keluarga Mbah Abun, yang pergi ke air untuk mengambil air wudhu. meski mereka jarang melaksanakan salat, namun Kalau waktu magrib mereka akan tetap pergi ke air.

*****

Truk! truk! truk!

"Assalamualaikum!" terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu rumah mbah Abun sambil mengucapkan salam.

"Siapa ya, bah? malam-malam seperti ini. Kok dia bertamu." tanya Ambu Yayah sambil menatap ke arah suaminya yang terlihat remang-remang, karena di kamar mereka tidak ada lampu penerangan.

"Siapa?" tanya Mbah Abun sambil berteriak dari dalam kamar, agar terdengar oleh orang yang berada di luar.

"Zuhri, bah!" jawab seseorang dari luar rumah.

"Bentar, Jang! Abah buka pintunya." ujar Mbah Abun sambil bangkit dari tempat tidurnya, kemudian ia berjalan menuju ke ruang tamu untuk membuka pintu rumahnya.

"Aduh! Masa jam segini udah masuk kamar aja, Mbah?" ujar Juhri setelah Mbah Abun membukakan pintu.

"Maklum Jang, Abah capek. pagi-pagi harus ke kota, sorenya harus mencari hewan ternak." jawab Mbak Abun sambil mempersilahkan Zuhri masuk ke dalam rumahnya. Kemudian mereka pun duduk di tiker yang terbuat dari daun pandan.

"Maaf, Mbah, kalau kedatangan saya mengganggu waktu istirahat Abah. Kalau tidak ada urusan penting, saya nggak mungkin datang ke rumah abah." ujar zuhri yang merasa tidak enak, karena sudah mengganggu waktu istirahat Mbah Abun.

"Nggak apa-apa, Jang! Lagian Abah masuk ke kamar belum tidur, kok! hanya mengistirahatkan tubuh saja, setelah seharian bekerja. Oh ya! hal penting apa? sehingga Ujang datang ke rumah abah." tanya Mbah Abun sambil membuka dompet tembakaunya, kemudian dia mengisi pipanya dengan tembakau, lalu membakarnya.

"Begini Bah! Mang Juju! Seperti yang kita ketahui bahwa dia memelihara kerbau."

"Terus?" tanya Mbah Abun yang terlihat tidak sabar.

"Jadi begini, Bah! si pelen, kerbau bulenya itu mau dijual. menurut saya, mending Abah beli! mumpung dia Kepepet butuh uang, buat membayar hutang." ujar Zuhri menyampaikan maksud tujuannya, datang menemui Mbah Abun.

"Oh begitu! Tapi kalau buat beli kerbau, uang Abah Nggak cukup Jang!"

"Tenang Bah! saya datang ke sini bukan tanpa solusi. Saya tahu untuk sekarang Abah belum punya uang sebanyak itu. namun Mang Juju memberikan keringanan, kalau abah minat. Abah boleh membayar sebagian terlebih dahulu, sisanya baru nanti di bayar setelah kerbau itu laku terjual." Jelas Zuhri.

Mendapat keterangan seperti itu, Mbah Abun terdiam beberapa Saat. seolah dia lagi berpikir menimbang baik dan buruknya, dia tidak mau gegabah dalam mengambil keputusan.

"Kalau menurut saya, mendingan Abah ambil tuh kebo! lumayan kan Kalau bisnis hewan besar, nanti untungnya juga lebih besar!" Zuhri meyakinkan Mbah Abun, Mungkin dia ingin melihat kembali tetangganya yang sukses.

"Emang katanya, Mau dilepas berapa Jang?" tanya Mbah Abun yang mulai tertarik, Karena setelah dipikir-pikir. benar apa yang dikatakan oleh Zuhri, Ini kesempatan terbaik untuk terus maju.

"Menurut Mang Juju! katanya dia ingin menjual kerbaunya di harga Rp1.500.000." Jawab Zuhri menjelaskan.

"Iya, Jang! kalau harganya segitu, jujur! Abah nggak punya."

"Itu kan harga masih bisa ditawar, Bah! Kalau menurut orang kota, itu harga nego, belum final. siapa tahu aja kalau langsung Abah datangin ke orangnya langsung. Harga kebo itu bisa turun!" ujar Zuhri terus meyakinkan.

"Ya sudah! begini aja, Jang! besok, pagi-pagi antar Abah ke rumah Mang Juju! kita cek dulu kerbaunya Seperti apa, Siapa tahu aja benar apa yang diucapkan oleh Ujang, dia mau dibayar setengahnya terlebih dahulu." ucap Bah Abun memberi keputusan.

"Nah begitu dong! itu baru namanya pengusaha, yang tidak takut ketika menentukan pilihan, untuk kemajuan kehidupannya!" Timpal Zuhri sambil tersenyum, Mungkin dia merasa bahagia, karena usaha meyakinkan Mbah Abun berhasil.

"Ya sudah! antar Abah besok ya!" Mbah Abun mengulangi permintaannya.

"Siap, Mbah!"

"Ngomong-ngomong Maaf belum dikasih air minum. kasihkan ngobrol, sampai lupa menjamu tamunya." Ujar Mbah Abun yang baru sadar, dia belum memberikan jamuan terhadap tamunya. dia pun berdiri hendak pergi ke dapur untuk mengambil air minum.

"Nggak usah repot-repot, bah! saya nggak lama kok! saya hanya menyampaikan itu saja. Ya sudah, saya pamit dulu. silakan dilanjut istirahatnya." ujar Juhri sambil bangkit, kemudian dia mengeluarkan tangan mengajak Mbah Abun bersalaman.

"Buru-buru! amat, Jang! kan minumnya juga belum diambil."

"Sudah! nggak usah. kasihan istri nunggu di rumah, hanya ditemani anak-anak." ujar Zuhri sambil membuka pintu rumah mbah Abun, kemudian dia pun keluar, lalu pergi menembus kegelapan malam, diantar oleh tatapan Mbah Abun.

Setelah Zuhri tidak terlihat lagi, dengan cepat Mbah Abun pun menutup pintu. karena lampu damarnya yang ada di dalam, tersiok-seok terkena angin dari luar.

Ceklek!

Tak lupa Mbak Abun mengunci pintunya, kemudian ia berjalan menuju kembali ke kamarnya.

"Siapa Abah!" tanya Ambu Yayah yang belum tidur.

"Jang Zuhri, dia mau menawarkan kerbau Mang Juju." Jelas Bah Abun.

"Terus abah mau?" tanya Ambu Yayah sambil bangkit dari tempat tidurnya, kemudian ia duduk di tepi ranjang.

"Besok abah mau lihat kerbaunya terlebih dahulu. Lagian kalau untuk beli kerbau, uang kita kan belum cukup, mbu. tapi ada berita baiknya, karena menurut yang Zuhri. Mang Juju bersedia untuk dihutang terlebih dahulu, sampai Abah menjualnya ke kota." Bah Abun menjelaskan apa yang tadi dia obrolkan dengan tamunya.

"Emang mau dijual berapa?" Tanya Ambu Yayah mulai tertarik.

"Rp1.500.000!"  jawab Mbah Abun singkat.

"Walah! kalau harganya segitu, benar kita tidak akan sanggup membelinya. Uang tabungan kita hanya Rp800.000, tapi Semoga aja bener apa yang dikatakan Jang Zuhri, Mang Juju mau dihutang terlebih dahulu, sampai kerbaunya laku terjual.

"Jadi kamu setuju, Ambu? kalau abah beli kerbaunya Mang Juju." tanya Mbah Abun.

"Dari dulu juga, Ambu nggak pernah tidak setuju dengan apa yang hendak Abah lakukan. yang terpenting Abah tetap hati-hati! jangan sampai rugi." saran Abu Yayah yang selalu menyupot semua usaha suaminya.

Setelah mengobrol sebentar, akhirnya mereka pun naik ke atas ranjang, lalu menutupnya dengan sarung sebagai pelindung dari Hawa dingin.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!