12. Lagi Dan Lagi

Mendapat ancaman seperti itu, Kipli pun dengan terpaksa mengambil lentera yang baru saja diberikan oleh ibunya. kemudian dia keluar dari rumah, untuk mencari keberadaan Mbah Abun yang melarikan diri.

Kipli mulai berjalan menjauhi rumahnya, tanpa tahu tujuan ke mana dia harus mencari tamunya. Kipli hanya anak kecil yang belum paham tentang cara mencari orang yang hilang. tidak mengerti dengan apa yang harus ia kerjakan, Hingga akhirnya dia pun berjongkok Di Ujung Jalan Kampung Sukaraja, dengan penuh putus asa. dia mulai menangis, merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan.

"Kipli! Kipliiiii! kamu Kipli kan?" tanya seorang pria yang berjalan ke arahnya, tadi ketika melihat cahaya lampu di tengah jalan dia pun tertarik untuk mendekatinya.

"Iya Mang, saya Kipli!" jawab Kipli yang terisak.

"Ngapain kamu di luar malam-malam begini?"

"Disuruh Ibu, mencari tamu yang kabur, karena takut melihat hantu."

"Kok bisa?"

Dengan tersendat karena menahan tangis, Kipli pun mulai menceritakan kejadian yang dialaminya. walaupun masih kecil, tapi cerita yang diceritakan oleh kipli bisa dimengerti oleh Jana dan Dadun yang baru saja sampai ke kampungnya.

*******

Tunda cerita Kipli yang sedang bercerita ke orang yang baru ia temui. sekarang kita ceritakan kembali Mbah Abun yang tadi melarikan diri.

Setelah tadi kabur menyelamatkan diri dari rumah Mang Sarpu, yang ketakutan karena mendengar ada yang berteriak memberitahu bahwa di tempat itu ada hantu. Mbah Abun Terus Berlari terpontang-panting menyelamatkan diri dari hantu. namun setelah di ujung jalan dia pun mulai terhenti, karena ketika dia meneruskan berlari, maka tidak akan ada pernah menemui kampung yang lain. semakin jauh dari perkampungan, itu akan membuatnya lebih susah lagi.

"Ampun nasibku si4l amat! tadi mau diseruduk babi, sekarang malah dikejar hantu." ujar Bah Abun mengatur kembali nafas yang terengah-engah, setelah lari begitu kencang.

"Sekarang aku harus ke mana, Kalau melanjutkan ke arah atas, tidak akan ada kampung lagi, tapi kalau kembali ke rumah Mang Sarpu, aku takut hantu." gumam Mbah Abun sambil menjatuhkan tubuh ke atas tanah, merasa lemas dengan semua yang menimpanya.

Lama terdiam. Akhirnya Mbah Abun mulai bangkit, dia mengambil keputusan, dia akan kembali masuk ke dalam Kampung Sukaraja, namun sekarang tujuannya bukan ke rumah Mang sarpu, melainkan dia akan tidur dan menginap di pos ronda.

Mbah Abun mengambil kembali barang dagangannya yang tadi dia lemparkan. dengan langkah gontai, dia mulai menyusuri kembali jalan Kampung Sukaraja, mencari pos ronda. beruntung, malam itu bulan masih sore sudah menampakan bentuknya, sehingga Mbah Abun tidak terlalu kesulitan ketika berjalan.

Di samping kanan dan kiri jalan terdengar suara hewan-hewan malam yang mengiringi langkah Mbah Abun, rumah-rumah yang berjejer rapih tidak membuatnya merasa senang. karena di kampung Sukaraja tidak ada orang yang ia kenali kecuali Mang Sarpu.

Lama mencari, Akhirnya dia pun menemukan bangunan pos ronda, tanpa pikir panjang, Mbah Abun masuk ke dalam, tak lupa membawa barang jualannya ikut masuk.

"Nggak apa-apa! Sekarang tidur di sini, besok pagi-pagi aku harus pulang ke rumah. benar kata si Ambu, aku jualan jangan jauh-jauh dulu, mungkin firasat Seorang Istri benar adaannya." Gumam Mbah Abun menyesal, karena dia tidak menuruti perkataan istrinya, yang melarangnya untuk berjualan jauh dari kampungnya.

Dia terus terdiam di dalam pos ronda ditemani oleh suara nyamuk yang bernyanyi di dekat telinganya. sesekali Bah Abun pun menepukkan tangan di samping telinga itu, Berharap ada nyamuk yang terkena pukulannya. merasa tidak kuat dengan gangguan nyamuk nyamuk yang sedang mengeroyoknya. Mbah Abun mengambil sarung dari dalam tas yang dia kaitkan di pikulan jualan. kemudian memakai sarung itu sampai menutupi telinga, agar suara nyamuk itu tidak terdengar.

Perlahan dia mulai membaringkan tubuh, dengan menekuk kedua lututnya. agar sarung yang ia kenakan bisa melindungi seluruh badannya dari serangan nyamuk, yang tidak berhenti menyerangnya. sambil terus merasakan lelah setelah apa  yang ia alami hari ini.

"Ya Allah! kenapa hidupku selalu sial." gumam Mbah Abum dari dalam sarung, perutnya yang bersuara seolah menagih janji, membuatnya semakin merasa sedih. soalnya walaupun tadi sudah diisi dengan goreng pisang, namun itu tidak membuatnya kenyang.

"Sabar perut! besok kalau sudah di rumah, kamu boleh makan sepuasnya." Tak terasa butiran bening mengalir ke pipi yang sudah tidak kencang lagi.

Lagi asik menikmati kesengsaraan yang menimpanya. terdengar dari arah samping pos ronda, ada suara  kemerosok, seperti orang yang terjatuh ke dalam tumpukan sampah.

Deg!

Detak jantung Mbah Abun seolah terhenti, setelah mendengar suara itu. dia kaget karena dia sedang menikmati lamunan kesengsaraannya.

"Jangan-jangan!" gumam Mbah abun menerka-nerka.

Grok!

Belum saja selesai mengumpat, terdengar suara yang tidak asing di telinga, karena tadi siang ketika dia menonton pertunjukan adu babi, dia juga mendengar suara itu. Merasa dirinya berada dalam bahaya, Bah Abun terperanjat kaget, hendak keluar dari pos ronda, maksud hati dia ingin melarikan diri menjauh dari tempat itu. namun ketika dia melihat ke arah luar, terlihat seekor babi dengan sangat jelas, karena Cahaya Bulan menerangi sekitar area pos ronda. mata babi yang mengkilap tersinari oleh cahaya bulan, membuatnya terlihat semakin seram, Apalagi ditambah taringnya yang besar, semakin menambah kengeriannya.

Sama seperti Bah Abun, ketika dia melihat hewan yang ada di hadapannya sedang menatap ke arahnya. tiba-tiba kaki Mbah Abun menjadi lemas tak bisa digerakkan, mulutnya menganga, tercekak tertahan, tidak bisa berteriak. tubuhnya langsung ambruk. namun Mbah Abun tidak menyerah begitu saja, dengan sisa-sisa tenaga yang ada, dia pun mulai merangkak ke dinding pos ronda, hendak naik ke atas plafon, agar selamat dari serangan hewan hutan itu. Namun Belum saja naik ke atas tiba-tiba.

Bruk!!!

Babi hutan itu loncat naik ke atas Pos! Babi itu terpeleset tidak mampu menahan keseimbangan tubuhnya. Beruntung babi itu tidak jatuh menabrak tubuh Mbah Abun. Bah Abun yang tak jadi naik ke atas plafon. Namun dia semakin ketakutan, hingga akhirnya dia menjatuhkan tubuhnya di pojok Pos, menjauh dari babi yang sudah bangkit sambil menghadap ke arahnya.

Grok! grok!

Terdengar hewan itu mengeluarkan suara aslinya .suara yang paling ditakutkan oleh Mbah Abun. babi itu perlahan mendekati tubuh Bah Abun yang sudah lemas tak berdaya. babi itu mulai menyeruduk sarung Mbah abun, mengait dengan taringnya, persis seperti yang babi itu lakukan ketika di kampung situ.

"Bunuh saja, saya babi! tapi jangan sampai saya merasakan sakit." ujar Bah Abun yang terlihat sudah pasrah, menerima kejadian terburuk yang akan menimpanya.

Grok!

Jawaban babi itu, sambil menarik sarung Mbah Abun. merasa ada yang aneh dengan kelakuan babi itu, karena hewan itu tidak melukainya, hanya menarik-narik sarung yang ia kenakan. Mbah Abun pun dengan cepat melepaskan sarung itu, membiarkan sarungnya dibawa oleh babi.

Babi setelah mendapat sarung Mbah Abun, yang mengait di taringnya, dengan cepat babi itu meninggalkan Mbah Abun. Tak lupa dia bersuara sebelum pergi menjauh. Melihat kejadian yang aneh seperti barusan, membuat Bah Abun mengerutkan dahi, merasa bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya.

"Aduh!"

Desis Mbah Abun setelah dia menggigit jarinya, karena merasa tidak percaya, karena dua kali didatangi oleh babi hutan, dua kali pula dia selamat. hanya sarungnya saja yang menjadi korban, dibawa lari oleh babi hutan itu.

"Ternyata bukan mimpi, tapi kenapa babi itu hanya mengambil sarung, tidak mengambil yang lainnya." gumam Mbah Abun dalam hati, sambil terus menenangkan dirinya, yang masih merasa syok.

"Perut lapar, sarung sudah diambil oleh babi sial4n, orang yang mau diminta tolong malah melempar dengan lampu, sial banget Hidupku." Lanjut gumam Mbah Abun, tak terasa butiran bening kembali membasahi pipinya. dia merasa sangat menyesal. karena dia tidak mengikuti saran yang diberikan oleh istrinya, sampai harus mengalami kejadian nahas seperti sekarang.

*******

Kita kembali ke cerita Kipli, yang sedang ditanggap ceritanya oleh Jana dan Dadun, yang baru pulang menonton pertunjukan adu babi.

"Kok bisa seperti itu Kipli, masa iya tamu dilempar sama lampu." ujar Jana setelah mendengar cerita dari Kipli.

"Namanya juga takut Mang, kirain Kipli, itu hantu." jawab Kipli membela diri tak mau disalahkan.

"Kipli! Kipli! Kipli!" terdengar suara wanita yang memanggil nama bocah itu.

"Yah Ibu! Kipli ada di sini." jawab Kipli yang mengenali suara siapa yang memanggil.

Dengan cepat Marni pun mendekati arah anaknya, yang sedang dikerumuni oleh dua remaja tanggung.

"Suruh cari orang! malah ngobrol, dasar kamu memang benar-benar anak bandel!" seloroh Marni kepada anaknya.

"Tenang bi! tenang! kita enggak sedang mengobrol, tapi lagi bertanya kenapa Kipl nangis, terus kenapa malam-malam dia berada di sini, setelah mendengar penjelasannya, saya pun berniat untuk membantu, mencari tamu yang kabur dari rumah Bibi." ujar Dadun dengan cepat, agar tidak terjadi salah paham. Dia juga merasa kasihan sama Kipli, karena anak sekecil itu sudah disuruh-suruh, apalagi keadaan sudah malam.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!