11. Hantuuuuu!

Marni setelah mempersilahkan tamunya masuk ke dalam rumah. dia pergi ke arah dapur, Dia meminta izin kepada tamunya dengan alasan untuk mengambilkan air minum, serta menyalakan lampu. namun dia tidak melakukan hal itu, dia malah diam di dekat Tungku masak yang tidak menyala, sambil terus membaca mantra-mantra.

Dia bukan tidak ingat di rumahnya ada tamu, namun ada satu hal penting, yang sulit untuk dia Jelaskan. sehingga dia mengabaikan tamunya.

Ceklek!

Pintu dapur pun ada yang mendorong, terdengar suara anaknya yang menyapa.

"Ke mana saja kamu Kipli! Kok jam segini baru pulang?"

"Habis salat dari masjid Bu! kenapa rumah kita masih gelap?" tanya Kipli yang masih berumur 7 tahun.

"Ibu lupa belum menyalakan lampu, soalnya Ibu masih bingung, bapak kamu sampai saat ini belum pulang." jawab Marni memberi penjelasan.

"Emang bapak kemana? Nyalain dong Bu, lampunya! nanti Kipli takut kalau gelap seperti ini." rengek anak itu meminta ibunya.

"Mau nyalain Bagaimana Kipli! Kita kan nggak punya korek, korek yang kita punya, dibawa oleh Bapak kamu."

"Nyalain lampu dong Bu!" takut Kipli, anak itu semakin merengek.

"Ya sudah! kamu minta api sama tetangga. itu lampunya ada di dinding." walaupun Sebenarnya dia tidak boleh menyalahkan cahaya, namun melihat anaknya yang terus merengek, Akhirnya dia pun mengalah.

"Ibu aja sih! Kipli takut."

"Masa anak laki-laki takut! anak laki-laki itu harus berani. Barusan saja main nggak takut." dengus Marni.

Kipli yang merasa ketakutan oleh dua hal, pertama dia takut gelap yang kedua takut ibunya marah. Akhirnya dia memaksakan diri berjalan mendekati dinding, kemudian dia mengambil lampu Damar yang tersimpan di situ.

"Ini bukan Bu lampunya?" Tanya Kipli setelah Dia memegang lampu Damar.

"Iya itu! sudah buruan Sana! minta api sama tetangga."

Kipli setelah mendapat perintah Untuk yang kesekian kalinya, dia pun berjalan menuju ruang tengah rumahnya.

"Kamu nggak lewat pintu dapur saja ?"

"Nggak ah, Bu! kalau lewat pintu dapur Gelap banget, Kipli takut."

Mbah Abun yang mendengar percakapan ibu dan anak itu. dengan inisiatif sendiri, ketika Kipli masuk ke ruangan tamu di mana Mbah Abun menunggu Marni, yang tak kunjung datang. dengan cepat dia pun menyalakan korek apinya, namun Kipli yang tidak tahu kalau di ruang tamu ada orang, anak kecil itu pun kaget.

Hantuuuuuuuu!

Teriak Kipli sambil melemparkan lampu Damar yang dia bawa, ke arah cahaya yang baru saja menyala, dengan berteriak yang begitu nyaring dan keras. kemudian dia kembali ke arah dapur, memeluk ibunya. sedangkan Mbah Abun ketika mendengar Kipli berteriak, dia juga merasa kaget dan takut ketika mendengar ada teriakan hantu. dia pun dengan cepat berlari menuju arah pintu, tak lupa Sebelum pergi. dia mengambil dagangannya terlebih dahulu. Mbah Abun Terus berlari terbirit-birit Pergi menjauhi rumah Marni.

"Kamu kenapa Kipli! kamu teriak-teriak seperti itu. mengagetkan orang, senang ya membuat orang tuamu jantungan seperti ini!" gerutu Marni yang kesal terhadap anaknya.

"Ada hantu Bu! ada hantu! hantuuuuu!" ucap Kipli terus memeluk ibunya, bahkan menyembunyikan kepalanya ke sarung Marni.

"Eh anak bandel! mana ada hantu jam segini. kamu ngapain lagi masuk ke dalam sarung." Ujar Marni yang memegangi sarungnya karena terus-menerus ditarik oleh anaknya.

"Hantu Bu! itu di ruang tamu ada hantu!" ucap Kipli tanpa memperdulikan ibunya yang terus marah-marah, bahkan beberapa kali mendorongnya agar menjauh.

Mendengar keterangan Kipli, Marni pun seolah tersadar. bahwa di ruang tamu ada Mbah Abun yang sedang menunggunya mengambil air.

"Eh bandel! itu bukan hantu, iitu tamu yang mau nginep di rumah kita." ujar Marni sambil bangkit dari tempat duduknya. Kipli yang masih merasa ketakutan, dia terus menguntit di belakang ****4* marni, sambil terus memegang sarung orang tuanya.

"Mana hantunya?" tanya Marni setelah berada di ruang tamu.

"Itu Bu! itu!"

"Mana! itu bukan hantu! Di situ tidak ada apa-apa!" Bentak Marni dengan sangat kesal. karena masalah yang sedang dihadapi belum selesai, Ditambah lagi dengan masalah yang ditimbulkan oleh anaknya.

"Tadi di situ Bu!" ucap Kipli sambil menunjuk ke arah di mana Tadi Mbah Abun menyalakan korek.

"Sudah! Kamu jangan mengada-ngada! di sini nggak ada hantu, yang tadi itu adalah orang yang bertamu ke rumah kita. sekarang cepetan kamu minta api ke tetangga, buruaaaaan!" seru Marni sambil melepaskan pegangan anaknya.

"Takut Bu!"

"Nggak nurut, Ibu jewer, nih!" Ancam Marni sambil memegang telinga anaknya, mendapat ancaman itu Kipli pun bingung dengan apa yang harus dia lakukan.

"Tapi bu, tapi!" Ucap Kipli tidak melanjutkan pembicaraannya

"Tapi apaaaaa?"

"Lampunya juga nggak ada!"

"Apa kamu bilang, nggak ada? Bukannya tadi udah kamu bawa."

"Iya bu! tapi tadi aku lempar ke arah hantu itu."

"Bandeeeeel!" teriak Marni sambil memutar telinga anaknya, sehingga membuat Kipli meringis menahan rasa sakit.

"Aw! sakit Bu, sakit!"

"Lagian Kamu sih! bandelnya nggak ketulungan! sekarang buruan Cepat cari lampunya! kalau nggak, Ibu jewer lagi sampai putus tuh, telinga." ancam Marni.

Mendapat ancaman seperti itu. Kipli dengan terpaksa dia mulai meraba-raba setiap sudut rumahnya, mencari keberadaan lampu Damar yang tadi ia lemparkan. sedangkan Marni ibunya Kipli, dia pergi lagi ke dapur, kemudian dia jongkok di dekat tungku perapian yang tidak dinyalakan. Melanjutkan aktivitas membaca mantranya.

Lama mencari, akhirnya Kipli pun menemukan lampu yang ia cari.

"Ibu lampunya sudah ketemu! tapi minyaknya semuanya tumpah, tak tersisa." teriak Kipli dari arah ruang tamu.

"Dasar anak bandel!" gerutu Marni sambil menghentikan bacaan mantranya.

"Terus bagaimana dong, Bu? Kipli takut kalau gelap seperti ini?"

"Ya sudah minta apinya sama tetangga! sekalian pinjam minyaknya, besok kita ganti." seru Marni sambil berteriak pula.

Tanpa ada pertanyaan lagi karena Takut dimarahi ibunya, Dengan malas Kipli pun berjalan ke arah pintu. meski dia merasa takut, namun dia lebih takut ketika ibunya marah, dia berjalan mendekati rumah tetangga yang terdekat.

"Punten! Punten! Bi Aniiii! Bi Ani!" Panggil Kipli sambil menggedor rumah tetangganya.

"Iya ada apa Kipli! kok tadi ribut banget di rumah, ada apa?" tanya tetangga Kipli yang bernama Ani.

"Iya Bi! tadi di rumah Kipli ada hantu, ternyata menurut ibu, itu bukan hantu, tapi tamunya ibu." ujar Kipli menceritakan kejadian yang baru saja ia alami.

"Terus kamu mau ngapain ke sini?" tanya ani sambil menatap ke arah Kipli, yang tak terlihat jelas karena hanya diterangi oleh cahaya lampu dari dalam rumah.

"Mau minta api! sekalian pinjam minyaknya. besok kata ibu diganti," jawab Kipli menjelaskan maksud dan tujuannya.

Bi ani pun tanpa bertanya lagi, karena sudah kebiasaan warga kampung untuk saling tolong menolong dengan tetangganya. dia pergi ke arah dalam rumah, untuk mengambil barang sesuai permintaan Kipli. Tak ama menunggu, bi Ani kembali mendekati Kipli, dengan membawa botol yang berisi minyak tanah. kemudian dia menuangkan minyak tanah itu ke lampu yang dibawa oleh Kipli. Setelah lampu itu terisi dengan minyak, dia pun menyalakan korek untuk menyalakan Damar milik Kipli.

Setelah lampunya menyala, Kipli pun mengucapkan terima kasih, kemudian dia berjalan pulang kembali ke rumahnya, yang berjarak beberapa meter saja, tangan mungil kipli menutupi api di lampu, agar tidak tertiup dengan angin.

Setelah sampai di rumah, terlihat ibunya sedang berdiri, di ambang pintu, menunggu kedatangan Kipli.

Sedatangnya Kipli, Marni dengan cepat mengambil lampu yang dibawa oleh anaknya masuk ke dalam rumah. Setelah berada di dalam rumah, Marni membagi minyak yang ada di dalam lampu ke lentera yang terbuat dari kaca. setelah lentera yang terbuat dari kaca itu terisi dengan minyak, dia pun menyalakan lampu Lentera itu. sehingga membuat ruangan di dalam rumahnya semakin terang, karena ada dua lampu yang menyala.

"Anak bandel! sekarang kamu harus belajar tanggung jawab, dengan apa yang kamu perbuat." ujar Marni sambil menatap tajam ke arah anaknya.

"Maksudnya bagaimana, Bu?" tanya Kipli yang merasa heran.

"Kamu cari kembali, orang yang tadi kamu lempar dengan lampu. Cari sampai ketemu dan suruh kembali ke sini! kamu nggak boleh pulang! sebelum bisa membawa orang itu" ujar Marni dengan tegas. Terlihat seperti orang yang tega namun Marni memiliki alasan lain sehingga menyuruh anaknya seperti itu. Kemudian Marni memberikan lentera yang baru saja ia Nyalakan, Lentera Yang tidak  akan mati ketika ada angin berhembus. Karena api yang nyala di lantara itu berada di dalam kaca.

"Tapi Bu, Kipli takut!"

"Ya sudah kalau kamu nggak mau mencari, kamu tidak boleh tidur di rumah malam ini. Buruan keluar dari rumah Ibu." Ancam Marni yang terdengar tegas.

Episodes
1 1 Mbah Abun
2 2. Semangat
3 3. Selalu Semangat
4 4. BERUBAH
5 5 MULAI BERMASALAH
6 6 Petaka
7 7 Merintis Kembali
8 8 Adu Babi
9 9. Nyaris
10 10 Mang Sarpu
11 11. Hantuuuuu!
12 12. Lagi Dan Lagi
13 13. Sambutan Mang Sarpu
14 14. Ada Rahasia
15 15. Keanehan
16 16. Berunding
17 17. Sepakat
18 18. Berangkat
19 19. Aturan
20 20. Masuk
21 21. Prabu UWUL-UWUL
22 22. baju hikmat
23 23. KEMBALI
24 24. Lentra
25 25. TAK MULUS
26 26. hampir
27 27. Ingin
28 28 mengungkapkan
29 29. diskusi
30 30. hasil Rapat
31 31. galih
32 32. pacar galih
33 33. Mita
34 34. fitnah mita
35 35. berlanjut
36 36. biang kerok
37 37. Amarah Sarman
38 38 NIAT SARMAN
39 39. Hasutan Sarman
40 40. GALIH DAN RANTI
41 41. Daus
42 42. Sarman Berulah
43 43. mulai beraksi
44 44. celaka
45 45. Rencana
46 46. penasaran
47 47. jadi babi hutan
48 48. kembali ke mbah Abun
49 49. kila-kila
50 50. Keputusan
51 51. Ranti Menghilang
52 52. Babi beranting
53 53 pedoman mencari Ranti
54 54. mulai mencari
55 55. sang Pemburu
56 56. pedoman
57 57. petunjuk
58 57. Bias
59 59. pencarian Daus
60 60. Saran Aki Makmun
61 61. Menjalankan
62 62. Menemui umi Erot
63 63. diserang Babi
64 64. Dilukai
65 65 belatung diluka Saraman
66 66. Rahasia Sarman
67 67. Prasangka
68 68. disudutkan
69 69. Sarman Dibawa
70 70. Sarman Kehujanan
71 71. malang
72 72. pilu
73 73. Pupus
74 74. Galih dan Daus
75 75. Retak
76 76. Susah
77 77. masalah terus
78 78. perjuangan
79 79. kabar Baik
80 80. bah Abun pulang
81 81. diskusi
82 82. diskusi
83 83. pengumuman
84 84. Kesedihan Ranti
85 85. Cobaan Bertubi-tubi
86 86. ketakutan Inah
87 87. akhirnya Bisa Makan
88 88. Bantuan
89 89. Mbah turo
90 90. sajen
91 91. berdamai dengan suasana
92 92. Terjebak
93 93. Diboyong
94 94. dikerjai
95 95. harapan
96 96. Memahami
97 97. menunggu kepastian
98 98. Surya Jaya
99 99. Penjelasan Sujiman
100 100. Persetujuan Hamidah
101 101. Antusiasme
102 102. diadukan
103 103. Ditawar
104 104. dijual
105 105. TAMAT
Episodes

Updated 105 Episodes

1
1 Mbah Abun
2
2. Semangat
3
3. Selalu Semangat
4
4. BERUBAH
5
5 MULAI BERMASALAH
6
6 Petaka
7
7 Merintis Kembali
8
8 Adu Babi
9
9. Nyaris
10
10 Mang Sarpu
11
11. Hantuuuuu!
12
12. Lagi Dan Lagi
13
13. Sambutan Mang Sarpu
14
14. Ada Rahasia
15
15. Keanehan
16
16. Berunding
17
17. Sepakat
18
18. Berangkat
19
19. Aturan
20
20. Masuk
21
21. Prabu UWUL-UWUL
22
22. baju hikmat
23
23. KEMBALI
24
24. Lentra
25
25. TAK MULUS
26
26. hampir
27
27. Ingin
28
28 mengungkapkan
29
29. diskusi
30
30. hasil Rapat
31
31. galih
32
32. pacar galih
33
33. Mita
34
34. fitnah mita
35
35. berlanjut
36
36. biang kerok
37
37. Amarah Sarman
38
38 NIAT SARMAN
39
39. Hasutan Sarman
40
40. GALIH DAN RANTI
41
41. Daus
42
42. Sarman Berulah
43
43. mulai beraksi
44
44. celaka
45
45. Rencana
46
46. penasaran
47
47. jadi babi hutan
48
48. kembali ke mbah Abun
49
49. kila-kila
50
50. Keputusan
51
51. Ranti Menghilang
52
52. Babi beranting
53
53 pedoman mencari Ranti
54
54. mulai mencari
55
55. sang Pemburu
56
56. pedoman
57
57. petunjuk
58
57. Bias
59
59. pencarian Daus
60
60. Saran Aki Makmun
61
61. Menjalankan
62
62. Menemui umi Erot
63
63. diserang Babi
64
64. Dilukai
65
65 belatung diluka Saraman
66
66. Rahasia Sarman
67
67. Prasangka
68
68. disudutkan
69
69. Sarman Dibawa
70
70. Sarman Kehujanan
71
71. malang
72
72. pilu
73
73. Pupus
74
74. Galih dan Daus
75
75. Retak
76
76. Susah
77
77. masalah terus
78
78. perjuangan
79
79. kabar Baik
80
80. bah Abun pulang
81
81. diskusi
82
82. diskusi
83
83. pengumuman
84
84. Kesedihan Ranti
85
85. Cobaan Bertubi-tubi
86
86. ketakutan Inah
87
87. akhirnya Bisa Makan
88
88. Bantuan
89
89. Mbah turo
90
90. sajen
91
91. berdamai dengan suasana
92
92. Terjebak
93
93. Diboyong
94
94. dikerjai
95
95. harapan
96
96. Memahami
97
97. menunggu kepastian
98
98. Surya Jaya
99
99. Penjelasan Sujiman
100
100. Persetujuan Hamidah
101
101. Antusiasme
102
102. diadukan
103
103. Ditawar
104
104. dijual
105
105. TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!