I Am Home

I Am Home

Teman baru

"Jadi apakah cinta sudah menemukan jalannya sendiri untuk pulang?" tanya sang istri pada suaminya.

"Yes, I AM HOME" Dimas mengecup kening istrinya, wanita yang menjadi sebuah keajaiban, Anugerah dan tempatnya untuk pulang.

Cinta memang tak akan pernah salah memilih jalannya sendiri untuk pulang, dan Dimas telah membuktikan hal itu, dia menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak pernah ada dalam bayanganya, bahkan namanya saja tidak Dimas ingat saat pertama kali mereka bertemu kembali setelah bertahun tahun lamanya.

...****************...

SEMUA DI MULAI DARI SINI

Teriakan seorang wanita di sertai gedoran pada pintu yang cukup memekakan telinga mengakhiri mimpi indah Dimas pagi itu.

"Dimas udah bangun ma" teriak Dimas untuk mengakhiri penderitaan pagi itu karena ulah sang mama yang tidak mau Dimas terlambat masuk sekolah di hari pertama.

Dimas, seorang yang biasa saja bahkan selalu di pandang sebelah mata karena kondisi fisiknya, Dimas yang memiliki kulit kecoklatan cenderung hitam, tubuh yang jauh dari kata ideal membuat dirinya menjadi sasaran empuk bullying saat duduk di bangku SMP.

Tapi di lain sisi banyak juga teman wanitanya yang memanfaatkan Dimas, karena Dimas terkenal sebagai orang yang berpunya dalam segi materi di tambah otak encer yang di milikinya, membuat banyak wanita yang mendekati Dimas hanya untuk keuntungan semata.

Tidak ingin terulang kembali menjadi sasaran bullying, Dimas memutuskan untuk melanjutkan jenjang SMA ke sekolah yang tidak ada satu pun teman SMP nya dulu.

"Kamu pakai mobil abang aja dek" pinta mama Dimas ketika mereka tengah duduk di meja makan untuk menikmati sarapan pagi.

"Gak ma, Dimas mau pakai angkutan umum aja" jawab Dimas sembari menikmati sandwich kesukaannya.

"Tapi nanti kamu telat" kekhawatiran yang bukan tanpa alasan, karena letak sekolah Dimas yang memang cukup jauh dari rumah, jika menggunakan kendaraan pribadi saja bisa memakan waktu satu jam lebih, apalagi memakai angkutan umum mungkin bisa dua kali lipat waktu tempuhnya.

"Udah ah ma Dimas berangkat" Dimas mengambil tangan sang mama kemudian mencium punggung tangannya "Takut gak kebagian bangku" sambungnya.

Kemudian dia bergegas menuju halte yang tidak jauh dari rumahnya.

Rutinitas Dimas hampir setiap hari hanya di jalani berdua bersama mamanya, Papa Dimas bekerja di luar kota dan hanya pulang satu atau dua minggu sekali, sedangkan kakak Dimas saat ini tinggal dan bekerja di luar pulau bersama isterinya, perbedaan usia Dimas dan sang kakak yang terpaut 10 tahun membuat dia tidak begitu dekat dengan kakaknya.

"Si*l" umpat Dimas saat tiba di depan sekolah namun mendapati gerbang sudah tertutup, dia melirik ke arah jam tangan yang menempel di pergelangan tangan kirinya sudah menunjukkan pukul 07.20 WIB, Dimas terlambat 20 menit.

"Apes banget" terlihat sedikit raut khawatir di wajahnya, Dimas memang tidak mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) karena saat itu dia tengah sakit, sehingga hari pertama masuk sekolah membuat dia tidak mengenal satu orang pun.

"Telat bro" Dimas menoleh ke belakang, terlihat dua orang sedang berdiri dengan jarak kurang dari 2 meter, satu orang dengan wajah tengil dan senyum yang cukup menjengkelkan yang tadi menyapanya, sedangkan satu orang lainnya berwajah datar tanpa ekspresi apapun tengah menatapnya tajam.

"Iya" lirih Dimas

"Lemes amat, santai aja kali" ledek orang yang sama dengan yang menyapa Dimas tadi.

"Dari pada kaya orang gak guna mending ikut kita kesana aja" ucap orang berwajah tengil sembari menunjuk ke arah warung yang berada tak jauh dari sekolah.

"Terserah si kalau lo mau jadi tontonan orang satu sekolah baris di depan pas upacara ya sudah di situ aja" ucapnya lagi sambil melangkah meninggalkan Dimas yang masih berdiri mematung.

"Rokok" tawarnya ke Dimas ketika mereka sudah duduk di sudut warung tersebut.

"Gue gak ngrokok"

"Cupu" cibirnya sembari terbahak melihat wajah Dimas yang langsung di tekuk.

"Lo kelas XII?" tanyanya sembari menghembuskan asap rokok.

"Njir, emang muka gue keliatan tua banget apa" jawab Dimas sembari berdecak kesal.

"Hahaha"

"Kalau lo gak pake seragam gue kira guru malah" Lanjutnya setelah tawanya mereda.

"Gue kelas X" kedua orang itu langsung bertatapan mendengar penuturan Dimas.

"Kok gue baru liat?"

"Kemaren gue gak ikut MOS, sakit"

Jawaban dari Dimas langsung berbuah cibiran oleh orang berwajah tengil itu, sedangkan orang berwajah datar hanya diam saja, mereka pun melanjutkan berkenalan diri masing masing, Noval dan Ardi, dua nama yang akan menjadi sahabat Dimas kedepannya, Noval memiliki wajah yang cukup tampan, hanya saja pembawaanya dingin dan terkesan acuh, sedangkan Ardi seorang yang memiliki ketampanan di atas rata rata yang membuat dirinya menjadi playboy, apalagi dia mudah bergaul dan selalu menebar senyum manis.

Dimas yang awalnya khawatir merasa sedikit tenang setelah mengetahui ternyata mereka bertiga satu kelas, apalagi ucapan Noval yang bilang nanti mereka duduk di satu baris yang sama membuat Dimas semakin tenang.

"Gue yang atur" Jawab Noval singkat ketika di tanya masalah tempat duduk oleh Dimas.

Setelah melewati sedikit drama dengan guru BK di depan gerbang, akhirnya mereka bertiga di persilahkan masuk, mulut manis nan beracun Ardi berhasil meloby guru BK agar mereka tidak mendapatkan hukuman, dengan alibi hari pertama sekolah dan belum tahu angkutan umum, apalagi jarak rumah mereka yang memang cukup jauh dari sekolah, akhirnya keterlambatan mereka di maklumi oleh guru BK.

Noval dan Ardi memasuki kelas bersama Dimas yang mengekor di belakangnya, masih dengan tampang tengil Ardi dan wajah datar Noval, hampir semua siswa baru pasti mengenal mereka, karena waktu MOS mereka selalu membuat masalah bahkan sampai baku hantam dengan senior yang menjadi kakak pembibing.

"Lo bertiga pindah depan sana" tunjuk Noval saat tiba di bangku barisan belakang.

Tanpa protes atau membantah ketiga orang yang tadi di tunjuk langsung mengambil tas dan pindah ke bangku depan, mereka enggan membuat masalah dengan dua biang onar itu.

"Lo duduk sini aja sama si Dimas" ucap Noval saat satu orang lagi hendak berdiri untuk pindah ke bangku depan mengikuti tiga orang tadi.

Noval dan Ardi duduk di bangku paling belakang, sedangkan Dimas dan satu teman barunya yang bernama Amar duduk satu baris tepat di depannya, Ardi memberi alasan yang nyeleneh saat mengatur posisi duduk, badan Dimas yang besar memiliki keuntungan saat dia tidur supaya tidak terlihat oleh guru.

Mereka berbincang sejenak saling mengakrabkan diri, Noval type orang yang tidak banyak bicara memilih lebih banyak diam menjadi pendengar perbincangan ketiga orang di sekelilingnya, Ardi yang pandai berkata lebih banyak mendominasi obrolan pagi itu, sebelum akhirnya obrolan mereka terpaksa berakhir ketika wali kelas masuk ke dalam.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!