Kita Sahabat

Bell berbunyi nyaring menandakan waktu pulang bagi semua murid, hari pertama sekolah hanya di isi dengan pengarahan oleh wali kelas saja, para murid di bubarkan lebih awal.

Para murid kelas X1 yang di huni oleh Dimas berbondong bondong keluar meninggalkan kelas, senyum ceria terlihat dari wajah mereka karena pulang lebih cepat, kecuali satu orang yaitu Dimas, dia masih setia duduk di atas bangkunya sembari menundukkan kepalanya, entah perasaan apa yang tengah dia rasakan saat itu.

"Lo belum balik" Dimas mengangkat kepalanya ketika mendengar suara orang yang dia kenali.

"Belum men" jawab Dimas kemudian kembali menunduk.

"Lo samperin dulu dua biang onar di dekat ruang BK sekalian bawain tas mereka, nanti gue susul mau ke perpustakaan dulu antar daftar siswa" jelas Amar sembari mengambil tas kemudian pergi keluar kelas, di tangan kanannya terlihat map berwarna merah yang Dimas yakini berisi daftar nama siswa kelas mereka.

Dimas berjalan gontai menuju ke ruang BK sesuai instruksi Amar, kepalanya terus tertunduk sepanjang jalan, dalam pikirannya terbayang hal hal buruk terkait bagaimana respon Ardi dan Noval, dia takut akan menjadi korban bullying kembali seperti saat SMP dulu.

"Sorry men" ucap Dimas dengan suara lirih saat dia berdiri di depan Ardi dan Noval yang tengah duduk di kursi panjang depan ruang BK.

"Ini tas lo berdua" Dimas menyerahkan dua buah tas pada mereka, Noval langsung menyambar tas miliknya tanpa berkata apapun.

"Thanks men" Ardi menjawab sembari cengegesan seperti biasa.

"Ngapain lo masih di sini" ketus Noval.

Noval adalah seorang yang memiliki sifat setiakawan tinggi, dia tidak suka memiliki teman yang hanya diam ketika yang lain memiliki masalah, seperti halnya Dimas yang tadi hanya diam ketika Noval dan Ardi berkelahi, Noval akan membela temannya entah itu salah atau benar, prinsipnya dia akan membela temannya terlepas itu salah atau benar.

"Nunggu Amar bentar lagi kesini" jawab Dimas masih dengan suara lirih.

"Ngomong yang kenceng jing!" maki Noval "Cowo letoy amat" lanjutnya sembari manatap tajam Dimas.

Deg.......

Perasaan Dimas langsung di hinggapi rasa takut, bayang bayang bullying saat dia SMP langsung melintas di benaknya.

"Udah diem lo" Ardi mendorong tubuh Noval "Duduk sini men" Ardi menggeser duduknya guna memberi ruang bagi Dimas, Dimas mengisi tempat kosong di sebelah Ardi dengan wajah yang sudah mulai memucat.

Dari jauh Amar berjalan sembari memberi senyum mengejek untuk tiga orang sahabat barunya, setelah tiba tepat di depan tiga sahabatnya itu, dia tatap satu persatu wajah ketiga orang itu dengan pandangan meremehkan.

"Cemen amat, lawan empat orang aja tepar" ledek Amar yang di balas tatapan tajam oleh Ardi dan Noval.

"Lebih cemen tuh teman lo" Noval melirik ke arah Dimas "Diam doang sambil bengong kaya banci".

Cuih.... Noval langsung meludah tepat di depan posisi Dimas duduk, wajah Dimas semakin memucat.

"Hahaha" bukannya bersimpati pada Dimas justru Amar terbahak melihat wajah pucatnya apalagi ekspresi kesal di wajah Noval membuatnya semakin tertawa keras.

"Udah gak usah ribut, ke rumah gue aja, nongki kita di tempat gue".

Tanpa menunggu lama kemudian Amar mengajak ketiga sahabat barunya untuk menuju ke rumah dia, rumah Amar yang paling dekat dengan sekolah membuat ketiganya setuju.

Amar mengajak ketiganya masuk ke dalam kamarnya "Kalau mau minum ambil sendiri di situ" ucap Amar sembari menunjuk kulkas kecil yang ada di sudut kamarnya.

Ardi langsung membuka kulkas yang di tunjuk oleh Amar "Anjirr air mineral doang men?" ucap Ardi dengan nada kecewa karena sudah berekspektasi tinggi ketika melihat kulkas mini di kamar Amar.

"Hehehe" Amar terkekeh melihat Ardi yang kesal, dia kemudian keluar dari kamarnya, tak lama Amar kembali masuk sembari membawa sebuah nampam dengan empat gelas minuman dingin berwarna merah dan sebuah kotak P3K di atasnya.

"Gue lebih suka rasa jeruk men" protes Ardi sembari mengambil satu gelas dan langsung meneguknya.

"B*acot, itu aja lo tenggak" sungut Amar yang di balas senyuman bodoh oleh Ardi.

Amar mengeluarkan alkohol luka dan obat merah serta kapas dari dalam kotak P3K "Bantuin teman lo" Amar menyerahkan kapas yang telah di basahi dengan alkohol kepada Dimas sembari menunjuk Noval.

"Gue bisa sendiri" Noval langsung menyambar kapas dari tangan Amar.

Keheningan tercipta ketika Noval tengah mengobati luka di wajahnya, Amar membantu mengobati wajah Ardi. Hanya terdengar suara rintihan lirih dari mulut Ardi ketika kapas yang telah di olesi alkohol luka menyentuh beberapa titik luka yang terdapat di wajahnya.

"Cemen" cibir Noval sembari memberi tatapan mengejek pada Ardi yang tengah merintih.

"Bodo" ketus Ardi.

"Sorry" Dimas berbicara tanpa mengangkat kepalanya, ketiga orang lainnya langsung menghentikan aktifitasnya masing masing lalu menatap Dimas dengan bingung.

"Sorry gue gak bantuin lo berdua tadi" isakan lirih keluar dari mulut Dimas, beberapa kali dia berusaha menghapus buliran bening yang keluar dari sudut matanya, ketakutan dan rasa gundah dalam hatinya tidak bisa dia tahan lagi.

"Cengeng" cibir Noval yang di balas lemparan botol obat merah oleh Amar "Sakit beg*" maki Noval ketika botol kecil itu tepat mengenai luka yang ada di wajahnya.

"Santai aja men" Ardi menepuk pundak Dimas yang terlihat naik turun karena berusaha menahan sesak di dadanya.

"Gue emang cemen" Dimas menghirup napas sebanyak mungkin untuk menenangkan dirinya "Gue gak berani bantuin kalian berdua tadi, gue takut! karena dulu waktu SMP...." Dimas tergugu, Ardi menepuk pundak Dimas beberapa kali.

Setelah sedikit tenang kemudian Dimas menceritakan kisah pahitnya saat SMP, dimana dia di bully oleh hampir seluruh teman sekelasnya tanpa ada yang membela atau sekedar bersimpati pada dia, dia terlalu takut untuk melawan, tapi saat ini dia lebih takut jika ketiga teman barunya akan menjauhi dirinya.

"Maafin gue, tapi gue mohon jangan jauhin gue" lirih Dimas dengan tatapan memohon.

Ardi dan Amar membisu mendengar kisah pahit Dimas, Noval langsung menatap Dimas penuh rasa penyesalan teringat perbiatannya tadi.

"Lo santai aja men, kita gak bakal kaya gitu" Noval akhirnya angkat bicara, dia merasa iba setelah mendengar kisah pahit masa lalu dari Dimas.

"Mulai sekarang luka lo juga luka kita, kalau ada yang mukul lo berarti mukul kita, kalau ada yang bully lo berarti bully kita" Amar berbicara sembari memegang bahu Dimas.

"Sok bijak lo kampret" cibir Ardi yang di sambut gelak tawa mereka semua.

Dimas dapat kembali tersenyum, baru kali ini dia merasa benar benar punya teman yang menerima dia apa adanya, di dalam hatinya dia bersumpah sampai kapanpun akan membantu ketiga sahabat barunya ketika ada kesusahan.

"Makasih lo semua udah mau jadi temen gue" Dimas merasa haru dengan ketiga sahabatnya, dia ingin memeluk Ardi yang duduk tepat di sampingnya.

"Najis" Ardi segera menepis tangan Dimas yang akan memeluk dirinya.

"Mulai besok dan seterus gue janji bakal maju paling depan kalau ada masalah kaya gini lagi" ucap Dimas dengan yakin.

"Ta*k" balas Amar yang kembali memancing gelak tawa.

Mereka kemudian berbincang sembari bercanda tanpa mengulik luka lama Dimas, Noval terus memberikan doktrin pada Dimas tentang apa itu harga diri, tentang bagaimana seorang laki laki bersikap, dia ingin Dimas memiliki mental setidaknya untuk menghadapi masalahnya sendiri, Noval bahkan sudah memiliki rencana untuk mengajari ilmu bela diri pada Dimas.

"Makasih bro" ucap Dimas tulus setelah menerima banyak wejangan dari ketiga sahabatnya.

"Santai aja, besok dan seterusnya masalah apapun kita hadapi bersama, kita sahabat mulai hari ini dan selamanya". tegas Ardi dengan tangan terkepal.

Ikrar setia sebagai sahabat yang akan saling membatu satu sama lain, dan selalu ada ketika mereka tengah menghadapi masalah apapun terucap hari itu.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!