Masalah di hari pertama

Hari pertama sekolah di isi dengan pengarahan dari wali kelas dan pembentukan struktur organisasi kelas, Ardi dengan entengnya mengajukan nama Dimas sebagai ketua kelas, hal itu langsung di tolak mentah mentah oleh yang bersangkutan, tapi bukan Ardi namanya jika dia tak memiliki akal bulus untuk memukuskan rencananya.

Tak ada rotan akar pun jadi, istilah yang sangat pas untuk menggambarkan kelicikan Ardi, Dimas yang terus menerus menolak membuat Ardi melirik ke orang yang duduk di sebelah Dimas.

"Jangan gue bro" ucap Amar dengan nada lirih dan mimik wajah memohon ketika Ardi melihat ke arahnya.

"Minimal kalau salah satu dari kalian berdua jadi ketua kelas, kita berempat pasti naik kelas tahun depan" Alibi Ardi yang langsung di bantah dengan keras oleh Dimas dan Amar.

"Filosofi dari mana itu" ucap keduanya kompak.

Amar mengangkat tangannya dengan berat hati, bukan karena ancaman dari Ardi tapi karena termakan oleh janji manis Ardi yang katanya akan menjadi tim suksesnya dan selalu mendukung dia dari balik layar.

Amar maju ke depan bersama satu orang lainnya yang juga mencalonkan diri sebagai ketua kelas, dua orang calon ketua kelas sudah berdiri di depan kelas, terlihat satu orang dengan wajah yang berambisi menebarkan senyum manis sembari mengutarakan visi misinya, sedangkan satu orang lainnya yaitu Amar berdiri dengan wajah pucat seakan tidak ada gairah hidup.

Wali kelas menyuruh mereka untuk mengenalkan diri dan mengutarakan visi misi dahulu sebelum di lakukan pemilihan ketua kelas karena ada dua orang yang mencalonkan diri.

Seakan semesta berpihak pada Ardi, ketika Amar tengah memaparkan visi misinya wali kelas minta izin untuk ke ruang guru sebentar, sebab absensi mereka ternyata tertinggal, Ardi yang melihat peluang langsung meminta Noval ke depan kelas untuk memberikan intimindasi agar memuluskan jalan Amar menjadi ketua kelas.

"Kalau ada yang gak pilih Amar jadi ketua kelas gue tandain muka lo dan gue pastikan gak bakal betah lo di kelas ini" Ancaman yang Noval berikan kepada seluruh murid di kelas itu langsung membuat nyali mereka ciut seketika.

"Yang pilih Amar angkat tangan" wali kelas bengong seketika mendapati semua murid mengangkat tangan mereka.

"Malah bengong" celetuk Ardi dengan suara keras untuk menyadarkan wali kelas yang tengah termenung.

Senyum merekah di bibir Ardi, Noval dan Dimas ketika Amar di dapuk sebagai ketua kelas sedangkan saingan Amar yang bernama Tio mengisi posisi sebagai wakil ketua kelas.

"Kantin bro" ajak Ardi setelah wali kelas pergi, ajakan itu langsung di amini oleh ketiga sahabat barunya.

Mata beberapa murid perempuan menatap ke arah empat orang yang tengah berjalan di tengah lapangan menuju kantin, tentu saja pandangan mereka tertuju pada Ardi yang sudah terkenal tampan dan memilki senyum ramah, Ardi yang berjiwa playboy akut langsung tebar pesona kesana sini.

"Kering gigi lo ntar" tegur Dimas yang sudah mual melihat senyum Ardi.

"Ngiri aja lo" jawab Ardi tanpa menghilangkan senyuman di bibirnya.

Mereka berempat masuk ke dalam kantin yang terlihat cukup ramai.

"Bunda" ucap Ardi dengan percaya dirinya memanggil pemilik kantin, sedangkan orang yang di panggil hanya senyum senyum menanggapi kekonyolan Ardi.

"Kenalin saya Ardi bunda, ini tiga pengawal Ardi" lanjut Ardi dengan tampang tengilnya sembari mencium tangan ibu kantin.

Setelah memesan minuman masing masing mereka menempati salah satu sudut kantin yang kemudian akan menjadi spot favorit mereka untuk menghabiskan waktu istirahatnya sembari memulihan tenaga nantinya.

"Bening bening ternyata cewe di sini" celetuk Dimas sembari mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kantin.

"Gak ada tampang playboy lo, gak usah kecakepan" cibir Ardi yang langsung di sambut gelak tawa oleh kedua temannya dan wajah muram dari Dimas.

"Rumah lo dimana?" tanya Noval sembari menyeruput minuman melalui sedotan.

"Daerah timur gue" jawab Dimas

"Muka gila lo! ngapain nyasar nyampe sini? jauh banget" ucap Amar sembari menoyor kepala Dimas.

"Itung itung refreshing" jawab Dimas cengegesan.

Noval yang tadi bertanya hanya membalas dengan anggukan kecil.

Obrolan kemudian berlanjut dengan memberi tahu rumah masing masing, Amar ternyata rumahnya yang paling dekat dengan sekolah, hanya butuh waktu kurang dari 5 menit dengan berjalan kaki dari sekolah, sedangkan Ardi dan Noval rumahnya tidak begitu jauh dari sekolah, sekitar 30 menit menggunakan angkutan umum.

"Mar dipanggil pak Tama (nama wali kelas) di suruh ke ruang guru" Amar yang tengah duduk santai langsung menatap tajam ke arah Ardi setelah mendengar ucapan dari teman sekelasnya yang menjabat sebagai sekretaris.

"Gara gara lo Di, bikin kerjaan gw nambah" sungut Amar sembari berdiri.

Ardi tidak memperdulikan Amar yang tengah kesal, dia malah menggoda teman kelasnya yang cukup cantik itu "Sekretaris cantik namanya siapa? belum kenalan kita" Ardi langsung menyodorkan tangannya sembari menebar racun melalui senyum manisnya.

"Gue Eva" jawab Eva menyambut uluran tangan Ardi.

Srup... Akh... Ardi menghirup bau dari tangannya setelah selesai berjabat tangan dengan Eva.

"Gw Ardi yang paling tampan di sini" Ardi kemudian memperkenalkan satu temannya, dia kangsung menepis tangan Dimas ketika dia inging mengajak bersalaman Eva.

Puk.....

"Gak usah salaman" Eva tertawa lirih melihat hal itu.

"Ayo Va, jangan kelamaan dekat dekat sama Ardi bisa bahaya" ajak Amar sembari berjalan menjauhi kantin.

"Dadah Eva cantik" goda Ardi ketika Eva berpamitan untuk mengikuti Amar ke ruang guru.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan obrolan sembari sesekali Ardi menggoda beberapa siswi yang masuk ataupun keluar dari kantin.

"Anji*g" Ardi seketika mengumpat saat minuman yang ada di atas meja tumpah mengenai bajunya, segerombolan siswa yang tengah bercanda sembari memasuki kantin tanpa sengaja menyenggol meja.

"Buta mata lo" hardik Noval dengan suara tinggi saat orang yang menyenggol meja tadi hanya memasang wajah datar tanpa berniat minta maaf.

"Biasa aja bos" ucapnya tidak terima atas perkataan Noval.

"Malah nyolot Bangs*t" Noval yang memang mudah tersulut emosi langsung melempar gelas ke arah orang yang tadi bicara dan tepat mengenai kepalanya, untung saja hanya gelas plastik.

"Udah udah, hari pertama sekolah masa ribut" Dimas berusaha melerai.

"Emang kalo hari pertama kenapa? takut lo!"

Tanpa aba aba Noval langsung menerjang orang yang baru saja berbicara.

Suasana seketika kacau saat teman orang tersebut berusaha mengeroyok Noval, Ardi yang melihat hal itu langsung menerjang maju.

Dimas yang sebelumnya selalu menjadi sasaran bully tidak berani melakukan apapun, dia hanya diam saja ketika melihat Ardi dan Noval berkelahi dengan empat orang murid lainnya.

Perkelahian seketika terhenti ketika seorang penjaga keamanan datang dan melerai mereka, Noval dan Ardi serta keempat orang yang tadi berkelahi dengannya langsung di gelandang menuju ruang BK, sedangkan Dimas hanya bengong ketika melihat kedua sahabat barunya pergi, dia kemudian memutuskan untuk kembali ke kelas dengan perasaan campur aduk.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!