Tangisan Anna

"Ssstt.. ssstt" Ardi memberi kode pada Dimas untuk melihat jawaban ulangan.

Bukan hal baru memang, bahksan sudah menjadi kewajiban bagi Ardi untuk meminta contekan pada Dimas, bahkan setiap ulangan dia melakukan itu, pagi ini ada ulangan mendadak sehingga Ardi merasa tidak siap, padahal walaupun ulangan tidak mendadak pun Ardi tidak pernah siap.

Setiap kelebihan pasti ada kekurangan, seperti halnya Ardi dan Dimas, Ardi memiliki kelebihan fisik, ditambah sikapnya yang ramah dan mudah bergaul, belum lagi mulut baracun yang dia miliki, membuatnya sangat kudah mendekati lawan jenis, namun Ardi memiliki kekurang dari segi akademik, begitu pula Dimas, dia memiliki kelebihan dalam bidang akademis, bahkan beberapa guru menyebutnya jenius, jika dari segi fisik tentu saja perbandingannya bak bumi dalan langit dengan Ardi.

"Berisik mulu lo Di, kalau mau nyontek nih gue udah jawab" Noval merasa selalu kesal dengan Ardi yang selalu saja mengganggu konsentrasinya ketika ulangan berlangsung, setiap ada ulangan pasti Ardi berulah.

"Sorry men, gue lebih percaya sama otak gue dari pada otak lo" sarkas Ardi yang di balas cibiran oleh Noval.

"Ardi, Noval jangan berisik" tegur guru yang melihat kegaduhan dari meja belakang.

Suasana kembali hening, Ardi langsung berpura pura mengerjakan soalnya, padahal di bawah meja dia sedang melancarkan aksi mencinteknya pada Dimas.

"Dimas, Ardi, kalian kerjasama?" Ardi yang tengah fokus melihat jawaban dari Dimas langsung terkejut ketika mendapati sang guru sudah berada di belakangnya.

"Loh ibu!" Ardi melihat ke arah meja guru yang ada di depan, kemudiam dia melihat ke arah sang guru yang sedang berdiri di belakangnya "Sejak kapan di sini?" Ardi dengan tampang bodohnya berbicara, dia sangat yakin beberapa detik lalu sang guru masih duduk manis di belakang mejanya.

"Kamu!" menunjuk wajah Ardi "Sudah ketahuan kerjasama malah meledek" di tatapnya tajam wajah Ardi yang malah tersenyum "Keluar kalian" titah guru matematika yang tidak bisa di bantah, lembar jawaban Dimas dan Ardi langsung di rampas sang guru.

"Udah gue senyumin bukannya luluh malah ngusir dari kelas, Huh." kesal Ardi dalam hati.

Ardi berjalan keluae kelas bersama Dimas, sesaat dia melihat ke arah Noval.

"Mampus" gestur bibir Noval tanpa mengeluarkan suara ketika Ardi melihat ke arahnya, Ardi hanya mengacungkan jari tengah kemudian keluar bersama Dimas.

"Kebiasaan lo k*mpret kalo nyontek gak nengok nengok" omel Dimas ketika mereka berjalan ke arah kantin.

"Hahahaha" Ardi tertawa "Ambil hikmahnya aja men".

"Hikmah pala lo" sungut Dimas.

"Setidaknya kita punya waktu lebih lama di kantin ma bro" jawab Ardi tanpa merasa bersalah dan tidak akan merasa bersalah.

Mereka pun sampai di kantin dan langsung menempati spot favorit mereka

"Bunda" Ardi memanggil ibu kantin "Biasa ya" ucapnya setelah mendapat perhatian dari si empunya kantin.

Dimas terus terusan mengomeli Ardi, walaupun Dimas tahu jika seorang Ardi tidak mungkin bisa berubah hanya karena omelannya.

"Lo Dimas?" Dimas berhentu mengomel, dia meluhat ke arah murid yang sedang berdiri di sebelahnya.

"Siapa lo?" tanya Dimas dengan nada tinggi, Dimas sekarang bukanlah Dimas pengecut seperti saat pertama masuk sekolah, doktrin dari ketiga sahabatnya mengubah dirinya menjadi lebih berani.

"Lo nyolot, gue nanya baik baik" Ardi hanya diam saja mendengar perdebatan mereka, dia merasa belum saatnya ikut campur, biarlah Dimas menerapkan ilmu mental yang telah ketiga sahabatnya berikan, begitu pikir Ardi.

"Cabut lo, gak ada waktu gue ngladenin orang kaya lo" Dimas mendorong tubuh murid itu untuk menjauh, bukannya pergi dia justru semakin menantang dengan menggebrak meja.

Brak.....

Ardi yang kaget sontak langsung mengumpat kesal.

"Brengs*k!!" matanya langsung menatap tajam orang itu

"Maksud lo apa gebrak gebrak meja? anjing!" Maki Ardi sembari mengumpat dengan nada tinggi.

"Gak usah ikut campur lo"

"Wah wah nglunjak nih kuny*k" Ardi bermaksud berdiri untuk membuat perhitungan, namun di tahan oleh Dimas.

"Kenapa lo nanyain gue?" tanya Dimas dengan nada yang terdengar lebih pelan.

"Maksud lo apa megang megang cewe gue?".

Ardi membelalakan matanya mendengar Dimas megang megang cewe orang.

"Mantep juga lo men" ucapnya Ardi sembari tersenyum mesyum.

Dimas terdiam sejenak, dia berusaha mencerna ucapan murid tersebut, terlintas di pikirannya tragedi kemarin dengan Lisa, dia pun kemudian bertanya nama cewe dari murid itu, dan benar ternyata Lisa, Dimas kemudian menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dia bahkan meminta Ardi sebagai saksi, tapi sebagai sahabat yang baik dan budiman tentu saja Ardi membuat suasana semakin panas dengan bilang "Lo kemarin megang bamper kanan apa kiri men, lupa gue?".

Adu mulut tak terhindarkan, murid itu semakin emosi mendengar penuturan Ardi, dia langsung menarik kerah baju Dimas.

"Kalo mau ribut jangan di sini" Ardi langsung balik menarik kerah baju orang itu dan menyeretnya ke halaman belakang sekolah di ikuti oleh Dimas dan teman teman orang itu.

Noval dan Amar yang baru saja keluar dari kelas segera mempercepat langkah mereka ketika melihat Ardi sedang adu mulut dengan beberapa orang, dari kejauhan terlihat Ardi dan Dimas terlibat adu pukul dengan lima orang, lawan yang tidak seimbang, Noval langsung mengambil batu, dia kemudian berlari mendekat di ikuti Amar di belakangnya.

Ketika jarak sudah masuk dalam jangkauan, Noval langsung melemparkan batu yang tepat mengenai kepala salah satu orang yang sedang mengeroyok Dimas.

"Head shot men" Teriak Amar kegirangan sembari menerjang dua orang yang dengah berkelahi dengan Ardi.

Perkelahian berlangsung cukup lama karena lokasi yang berada di halaman belakang sekolah di tambah lagi belum memasuki jam istirahat membuat suasana terlihat sepi.

"Ya ampun Dimassss" Dimas melirik sesaat ke arah sumber suara yang meneriakan namanya, terlihat Anna dengan wajah khawatir menatap Dimas, Dimas kembali berkelahi tanpa memperdulikan Anna yang sedang berusaha menahan tangis.

"Berhenti!!!....." kini teriakan guru BK terdengar memekakan telinga, Anna tadi langsung meminta temannya untuk memanggil guru supaya melerai mereka, apalagi terlihat darah mengucur dari kening Dimas semakin membuat Anna panik.

Perkelahian seketika berhenti, tapi Dimas kemudian kembali memukuli lawanya, dia tidak mengindahkan keberadaan guru BK di sana.

"Bantuin!, jangan cuma nonton" omel guri BK pada Ardi dan yang lainnya karena dia merasa kualahan untuk memisahkan Dimas.

"Udah lemes saya pak" jawab Ardi yang di balas tatapan tajam guru BK.

Anna seketika berlari mendekat ketika melihat guru BK kualahan memisahkan Dimas apalagi terlihat lawan Dimas sudah tidak berdaya, tanpa pikir panjang dia langsung berdiri dibelakang Dimas dan memeluknya dari belakang.

"Aw.. ish" pekikan suara Anna setelah dia berhasil menghentikan aksi Dimas, siku Dimas tidak sengaja mengenai bibir Anna dan menyebabkan cairan merah keluar dari sudut bibirnya.

"Ngapain si lo di situ!" ucap Dimas dengan nada tinggi melihat Anna sedang memegang sudit bibirnya, Dimas masih di kuasai emosi tidak bisa mengontrol nada bicaranya, yang secara tidak langsung menyakiti Anna.

"Jangan nangis, ke UKS obati luka lo" ucap Dimas dengan suara lirih sebelum dia dan para sahabatnya di gelandang ke ruang BK.

"Maaf gak sengaja" Dimas mengelus pucuk kepala Anna yang membuat Anna tersenyum lebar, rasa sakit yang tadi dia rasakan seakan menguap begitu saja.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!