Anna

Malam berganti pagi, sayup sayup suara binatang malam berganti dengan kicauan burung yang seakan mengiringi sang mentari ketika naik ke singgasana untuk memberi sinar hangatnya sebagai pertanda di mulainya aktifitas manusia.

"Kamu naik angkutan umum dek?" pertanyaan yang terdengar klise di telinga Dimas, hari ini sudah memasuki minggu kedua dia sekolah dan setiap pagi mamanya pasti bertanya hal yang sama.

Anggukan kepala Dimas berikan untuk menjawab pertanyaan tadi, dia kemudian berdiri lalu mengambil tangan sang mama untuk kemudian dia cium punggung tangannya, tangan lembut lainnya seketika mengelus pucuk kepala Dimas.

Dimas terlihat lebih semangat dalam menjalani hari di jenjang Sekolah Menengah Atas ini, hal ini pun turut mengundang senyum bahagia di wajah wanita paruh baya yang telah mengasuh Dimas selama 15 tahun.

"Mama bersyukur jika kamu bahagia sekolah di sana" monolognya sembari menatap nanar punggung sang putra yang kian lama kian menghilang dari pandangan matanya.

Dimas berdiri di halte, menunggu angkutan umum yang akan membawanya ke sekolah guna menjalani aktifitas rutin untuk menuntut ilmu, ilmu yang sedikit banyak akan

berguna di masa depan nanti.

Dimas segera naik ke dalam angkutan umum seyelah sang pengemudi berhenti tepat di depan halte, dia langsung duduk di salah satu sudut yang menjadi spot favoritnya.

"Anak SMA 5 juga?" suara lembut yang terdengar mendayu di telinga Dimas seketika membuyarkan lamunannya, dia perlahan memutar kepalanya untuk melihat sosok yang baru saja bertanya.

"Iya" jawab Dimas singkat kemudian kembali menatap lurus ke depan.

"Wah kirain cuma aku yang dari daerah sini sekolah di sana" ucapnya lembut, terlihat raut wajah ceria ketika dia bicara, tidak dapat di pungkiri suara renyah namun terdengar manja membuat Dimas sedikit terlena.

"Rumah kamu deket halte situ tadi?"

Dimas hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaan itu, bukan karena dia sombong, hanya saja dia ingin membatasi pergaulan dengan lawan jenis, dia sudah sangat banyak belajar dari kisahnya masa lalunya saat SMP.

Gadis itu terus bertanya banyak hal walaupun Dimas hanya menanggapi dengan anggukan kepala atau sesekali menggeleng.

Beberapa menit berlalu tak terasa angkutan umum sudah berhenti tepat di seberang sekolah Dimas, dia yang posisinya dekat dengan pintu segera turun kemudian membayar ongkos, tidak lupa mengucapkan "Tumben hari ini ngebut bang, biasanya kaya keong lo bawa mobil" ucapan yang hanya di balas suara tawa dari si empunya mobil.

"Loh kamu gak masuk?" tanya gadis itu ketika melihat Dimas justru melangkahkan kakinya menjauhi gerbang sekolah.

Dimas terkejut ketika sebuah tangan yang terasa begitu lembut dengan kulit yang halis menyentuh kengannya,

"Eh..."

"Maaf.. Maaf.." ucap gadis itu sembari menarik tangannya dengan cepat.

"Sekolah di situ" menunjuk ke arah sekolah "Mau kemana? .. 5 menit lagi upacara loh" ucapnya ketika berhasil mendapatkan perhatian Dimas.

Tanpa menjawab apapun Dimas kembali melanjutkan langkahnya menuju ke warung yang dia gunakan bersama kedua sahabatnya untun menghabiskan waktu seraya menunggu upacara selesai.

"Muka gila pagi pagi udah pegangan tangan aja" Ledek Ardi ketika Dimas masuk ke dalam warung.

"Ck.. ck.. ck.. Seleranya tinggi ternyata dia Men" Noval tak kalah telak meledek Dimas, hubungan mereka semakin dekat setelah kejadian baku hantam minggu kemarin dan mereka berkumpul di rumah Amar.

"Gue gak kenal sama tuh cewe" jawab Dimas acuh sembari mengambil kopi milik Ardi kemudian menyesapnya perlahan.

"Wuek...." Dimas memuntahkan kopi pahit yang baru saja masuk ke dalam mulutnya "Pahit banget si" protesnya.

"Makanya baca doa sebelum minum" jawab Ardi sembari tersenyum lebar.

"Gak ada hubungannya, emang kopi lo gak pake gula" ucap Dimas, sembari berbicara dalam hati tidak akan meminum kopi lagi.

"Lo beneran gak tahu siapa tuh cewe?" Dimas menggeleng "Kuper si lo" cibir Ardi "Itu cewe yang kemarin terpilih sebagai siswi tercantik saat MOS" Ardi berbicara dengan menggebu gebu sembari mengambil gelas kopi dari tangan Dimas.

"Tumben gak lo sikat?" tanya Dimas penasaran, secara baru beberapa minggu sekolah hampir semua siswi yang tergolong cantik berhasil Ardi dekati.

"Selerannya modelan kaya lo kali" jawabnya malas dengan nada putus asa "Gue peped dari jaman MOS susah banget, boro boro nanggepin ngelirik aja kagak"

Fyuh... Ardi menghembuskan asap rokok dari mulutnya.

"Upacara gak?" tanya Dimas sembari menatap Noval dan Ardi secara bergantian.

"Gunanya kita punya sohib yang jadi ketua kelas buat apaan kalau kita masih ikut panas panasan upacara" jawab Ardi yang hanya di balas anggukan kepala oleh Dimas.

Setelah 45 menit duduk di dalam warung untuk menunggu upacara selesai mereka langsung bergegas masuk ke dalam setelah mendapat kode lambaian tangan dari penjaga keamanan sekolah.

Ardi manusia playboy yang memiliki mulut beracun berhasil membangun relasi yang menguntungkan bersama satpam sekolah, entah kesepakatan apa yang dia buat sehingga satpam mau untuk bekerjasama meloloskan mereka bertiga setelah upacara selesai.

"Thankyou ma bro" ucap Ardi seraya menepuk pundak penjaga sekolah yang terlihat masih muda itu ketika masuk ke dalam.

Mereka berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah, muka tengil tanpa ada beban terlihat dari wajah Ardi, sedangkan Noval dan Dimas hanya menunjukkan ekspresi datar,mereka dengan santainya berjalan tanpa memperdulikan tatapan orang sekitarnya.

"Ardi" suara seorang perempuan berhasil menghentikan langkah mereka.

Ardi menoleh karena merasa namanya di panggil "Wih..." Ardi seketika tersenyum lebar ketika mengetahui bahwa siswi tercantik saat MOS yang memanggilnya.

"Lo berdua cabut, buruan!" ucapnya kepada dua sahabatnya yang juga ikut berhenti, tangannya mendorong tubuh Dimas sedangkan kakinya dia gunakan untuk menendang ****** Noval.

Cibiran langsung keluar dari mulut Noval dan Dimas, mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju ke kelas, Dimas melirik sekilas ke arah dimana Ardi dan gadis yang tadi pagi mengajaknya berbincang tengah berinteraksi, entah dia terlalu percaya diri atau bagaimana tapi Dimas merasa Ardi tengah membicarakan dirinya bersama gadis itu, beberapa kali terlihat Ardi menunjuk ke arah dia dan Noval yang tengah berjalan.

"Kurang ajar lo cunguk berdua ngorbanin gue jadi ketua kelas biar bisa bolos upacara" omel Amar ketika Dimas dan Noval baru saja meletakkan tas mereka di meja masing masing.

"Bertiga bukan berdua" ralat Dimas.

"Oh ya.. kembaran lo mana?" tanya Amar.

"Siapa?" ucap Dimas berusaha memperjelas pertanyaan Amar.

"Gue nanya sama Noval bukan sama lo" Cibir Amar "Masa iya gue nyamain lo sama Ardi" ledek Amar sembari tertawa keras.

"Tuh panjang umur" Noval menunjuk ke arah pintu, terlihat Ardi yang berjalan masuk sembari tebar pesona.

"K*ampret lo" Ardi melempar tasnya ke arah Dimas "Pake pelet apaan si lo dugong, sampe Anna manggil gue buat nanya nanya lo doang" sungut Ardi yang di balas Dimas dengan mengerutkan keningnya.

"Itu yang tadi pagi gandengan sama lo, Anna siswi tercantik MOS" ucap Ardi memberi penjelasan ketika melihat wajah Dimas yang tampak bingung.

"Muka gila" Amar menunjukkan ekspresi tak percaya "Beneran? lo pagi pagi gandengan sama Anna?" tanya Amar tak percaya.

Dimas hanya mengedikkan bahunya, pertanda dia malas membahas masalah Anna, walaupun di dalam hatinya ada rasa tertarik kepada sosok gadis cantik yang pagi ini memegang lengannya, tapi dia langsung buang jauh jauh angan angan itu.

"Lo peped aja men, gue lihat dia tertarik sama lo, apalagi tuh anak baik baik, yakin gue" Ardi berusaha memberi semangat pada Dimas, tapi hanya di balas kibasan tangan oleh Dimas.

"Minder lo" ledek Ardi yang mebuat Dimas melempar bolpoin ke arahnya.

Keseruan mereka harus berhenti ketika guru masuk ke dalam kelas pertanda pelajaran harus segera di mulai.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!