Gak usah ngrepotin Tuhan

Cinta adalah hal yang tidak bisa di pisahkan dengan kehidupan remaja, apalagi usia anak SMA yang mulai memasuki masa pubertas dan sedang mencari jati diri, pikiran mereka yang masih labil terkadang menghadirkan konflik di dalamnya

Banyak wanita cantik di SMA itu namun tak ada yang membuat Dimas tertarik walaupun hanya sekedar untuk melirik, mungkin Dimas lebih sadar diri akan keadaannya atau trauma di masa lalu membuatnya lebih minder, "cewe mana ada yang mau sama gue" jawaban yang selalu Dimas berikan ketika Ardi mendorongnya untuk mendekati siswi yang ada di sekolah itu.

"Sore ini mau kencan gue sama Eva" Ardi langsung memasang muka tengil dengan senyum penuh kebanggan, ketika mereka tengah menikmati santap siang di kantin.

"Anak baik baik tuh Di" ucap Amar yang kemudian di timpali oleh Dimas "Iya, jangan lo rusak".

"Nyambung aja lo kaya petasan" sungut Ardi yang memberi toyoran kepala pada dua sahabatnya itu.

Diantara mereka berempat hanya Ardi yang menaruh minat begitu besar untuk menebar jaring agar banyak mendapatkan ikan, Noval seakan tidak berminat untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis, sekedar teman dekat saja dia tidak punya, Amar sudah menjalin komitmen dengan kekasihnya semenjak SMP yang kini berbeda sekolah, sedangkan Dimas sudah pasti sadar diri.

"Ntar gue pakai motor lo bentar ya men" Ardi berbicara di sela sela aktifitanya mengunyah makanan.

"Pinjam bukan pakai"

"Sama aja" jawab Ardi cuek.

"Beda lah" sungut Amar.

"Berisik lo berdua" Noval yang sedang makan terganggu oleh perdebatan mereka berdua

"Sok sokan ngomong lo biasanya juga main bawa aja" ucap Amar sembari melihat ke arah Ardi

"Masih di lanjut aja" kesal Noval yang hanya di balas senyum mengejek oleh Ardi dan Amar.

Beberapa bulan bersekolah semakin mempererat persahabatan mereka, rumah Amar dengan segala fasilitasnya menjadi tempat tongkrongan yang sangat cocok ketika mereka pulang sekolah.

Amar adalah anak tunggal, kedua orang tuanya bekerja sebagai pegawai di instansi pemerintahan, tidak heran rumahnya selalu sepi di siang hari sebab orang tuanya selalu berangkat pagi pulang menjelang petang.

Mereka menikmati sisa waktu dengan tenang menyantap makanan masing masing, tak terasa bell tanda berakhirnya waktu istirahat berbunyi.

"Bell tuh.. ayok" ajak Amar kepada ketiga sahabatnya yang masih malas malasan di kantin, sedangkan ketiga orang itu hanya melirik malas ke arah Amar

"Gak mau gue kalau sampai tahun depan sekelas sama lo bertiga terus gue lo tumbalin lagi jadi ketua kelas" umpat Amar menahan kesal.

Selama beberapa bulan bersekolah Amar selalu menjadi sasaran para guru jika ketiga sahabatnya tidak ada di kelas, dia harus menarik ketiga sahabatnya untuk masuk kelas ketika mereka tengah menikmati waktu malasnya di kantin.

"Yok buruan" Ardi dengan bersemangat langsung berdiri kemudian berlari meninggalkan ketiga sahabatnya yang menatap bingung.

Noval, Dimas dan Amar segera berdiri mereka berjalan meninggalkan kantin.

"Anj*ng tuh orang, emang gak ada akhlak" sungut Amar ketika melihat Ardi yang tengah menggoda Anna.

"Pantes semangat tuh s*etan kecil" cibir Dimas yang kemudian berjalan mensejajarkan diri bersama dua sahabatnya.

Ketika posisi mereka bertiga sudah berada dekat dengan Ardi dan Anna, tiba tiba Anna kangsung tersenyun manis

"Dimas nanti langsung pulang?" tanya Anna dengan suara yang mampu menghipnotis siapapun juga, Ardi hanya melongo mendengarnya, bagaimana dia yang sedari tadi mengajak Anna berbincang namun hanya di balas senyuman kecil saja.

"Kenapa?" tanya Dimas balik.

"Ish tinggal di jawab juga, malah nanya balik" Anna memasang wajah cemberut, wajah yang akan membuat kaum adam yang melihatnya merasa gemas.

"Gue gak langsung balik" jawab Dimas.

"Yah, langsung balik dong" Anna memasang wajah menggemaskan, sunguh Dimas ingin mencubit pipi merah milik Anna.

Dimas dan Anna sudah sedikit mengenal lebih jauh, setiap pagi Anna selalu berada di angkutan yang sama dengan Dimas, entah hanya kebetulan atau mungkin pertanda baik dari semesta, dari kebersamaan singkat setiap pagi itu Dimas dapat menyimpulkan jika Anna akan terus berbicara atau bertanya jika dia belum mendapat kan jawaban, maka dari itu Dimas kini mau menjawab pertanyaan Anna meskipun hanya singkat saja, sesekali Dimas harus menuruti keinginan Anna untuk pulang bersama, tentu saja karena paksaan dari Anna.

Mereka berempat kemudian melanjutkan perjalanan ke kelas setelah sedikit berbasa basi dengan Anna, kecuali Ardi yang sepertinya sudah basi beneran karena dia masih saja merayu walaupun Anna sudah menjauh.

"Sampai jumpa princess" goda Ardi sembari memberi kiss bye jauh.

"Sorry.. sorry" ucap Dimas yang tidak sengaja menyenggol murid perempuan, Ardi yang belum fokus ke jalan tidak sengaja menabrak Dimas, membuat Dimas kehilangan keseimbangan, lalu dia reflek memegang sesuatu yang bisa dia raih agat tidak terjatuh, sialnya dia memegang bamper murid perempuan.

"Kurang aja lo"

Plak.....

Terdengar suara cukup nyaring, bahkan sangat nyaring untuk suara tangan yang menempel dengan cepat ke bagian wajah.

"Woy biasa aja dong, Dimas gak sengaja, udah minta maaf bangs*t" bentak Noval dengan nada tinggi di sertai tatapan tajam ke arah perempuan itu.

Perempuan itu mundur satu langkah setelah mendapat bentakan dari Noval, Ardi langsung memberi kode pada Amar agar membawa Noval pergi menjauh atau masuk ke dalam kelas, bisa runyam urusan jika Noval yang bicara, karena Noval type orang yang tidak pernah memandang lawan bicaranya jika dia merasa benar.

"Lisa.. Lisa.. Lisa" Ardi langsung merapatkan tubuhnya lebih dekat ke arah perempuan yang bernama Lisa itu, kakinya menyepak pelan boko*g Dimas sembari memberi kode melalui matanya menyuruhnya pergi.

"Gak usah di perpanjang ya Lis, kan udah minta maaf tuh si Dimas" bujuk Ardi semanis mungkin dengan di bubuhi senyum terbaiknya.

"Jijik gue di sentuh sama tuh gorila" sarkas Lisa yang membuat Dimas menghentikan langkahnya, dia kemudian mengelus dadanya.

"Lo...." Ardi menghentikan ucapanya karena Dimas dengan tiba tiba sudah berada di depannya, dia langsung menarik tangan Ardi yang mulai terkepal menandakan emosinya mulai terpancing.

"Udah Di gausah di perpanjang, biar Tuhan yang balas" bisik Dimas di telinga Ardi setelah mereka berjarak beberapa meter dari Lisa.

"Gak usah ngrepotin Tuhan, biar gue aja yang bales" ketus Ardi yang kembali menoleh ke arah Lisa dengan tatapan penuh kebencian.

"Sok kecakepan lo" cibir Ardi dengan tagapan meremehkan "Lihat aja lo kalau gak minta maaf sama Dimas, gue bikin lo nyesel" ancam Ardi.

Sedangkan Lisa yang merasa posisinya mulai tersudut memutuskan untuk pergi tanpa menjawab ucapan dari Ardi, dia tentu saja sudah mengenal siapa Ardi dan Noval, dua orang yang tidak pernah bermain main jika dalam keadaan emosi.

Ardi terus mengoceh dengan suara yang keras, sedangkan Dimas berusaha menarik tubuh Ardi sekuatnya agar segera tiba di kelas, dia takut jika Ardi akan berbuat hal yang bukan bukan.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!