New hope

Suasana di ruang BK terasa mencekam, adu mulut antara Ardi dan pacar Lisa tak terelakkan, mereka saling menuduh tentang siapa yang salah.

"Sudah diam semua!" gelegar suara guru BK langsung membuat suasana hening seketika.

"Huh....." guru BK menghela nafas panjang melihat kelakuan para anak didiknya.

Merasa situasi sudah tidak kondusif, akhirnya gur BK menyerah dan memutuskan untuk memanggil kepala sekolah, mereka semua pun di perintahkan untuk menunggu kepala sekolah sembari hormat bendera di lapangan.

Di bawah terik matahari yang sedang berada di suhu tertinggi hari itu, bahkan semilir angin tidak cukup untuk mendinginkan suasana, apalagi emosi yang sedang memuncah di jiwa jiwa labil mereka, 9 orang terlihat berbaris rapi menghadap tiang bendera dengan tangan yang menempel di dahi masing masing.

"Kalau sampai masalah ini melibatkan orang tua, gue pecahin kepala mereka ntar di luar" Noval sengaja mengeraskan suaranya untuk memulai psy war.

"Kalau gue cukup patahin satu jari aja, buat kenang kenangan men" timpal Ardi sembari tertawa.

Sedangkan di sisi lain orang yang merasa sebagai bahan sindiran hanya bisa menelan salivanya dengan kasar, mereka sungguh tahu bagaimana kebringasan dari dua orang di sebelah mereka, orang yang tidak sekedar mengancam saja.

"Kalian minum dulu" Anna dengan wajah teduh dan senyum manisnya menghampiri empat sahabat yang tengah bercucuran keringat.

"Ann lo jangan di sini!!, nanti lo ikut kena, udah sana pergi" panik Ardi sembari mengibaskan tangannya, Dimas hanya melirik sesaat kemudian mengacuhkan kembali keberadaan Anna, pandangan Dimas tadi hanya menuju ke sudut bibir gadis itu, dia ingin memastikan keadaanya.

"Eh.." Dimas memekik terkejut ketika tissue menempel di dahinya, Anna dengan lembut menyeka keringat di wajah Dimas.

"Ehem...." Ardi dan Amar kompak berdehem dengan suara yang cukup nyaring.

"Ann duh.." Ardi frustasi melihat tingkah Anna "Bandel banget lo di bilangin". bukannya pergi dari situ justru dia malah semakin menjadi.

"Apa sih Ardi" kesal Anna dengan wajah menggemaskannya, tentu saja membuat semua laki laki tidak bisa menahan diri untuk tak tersenyum melihat Anna.

"Nanti lo ikutan kena hukuman cantik" rayu Ardi sembari mengedipkan matanya.

Ting......

Anna hanya mencibir, dia tetap bergeming walaupun rayuan maut sudah Ardi keluarkan tapi tidak membuat pendirian gadis itu goyah, Anna tetaplah Anna yang selalu keras kepala jika berkaitan dengan Dimas, entah pesona apa yang di miliki oleh Dimas sehingga wanita secantik Anna terlihat sangat tertarik dengannya.

Akhirnya Dimas angkat bicara setelah beberapa lama mendengar Ardi dan Anna yang terus beradu argumen, Ardi yang menyuruh Anna pergi sedangkan Anna yang kekeh tidak akan pergi sebelum mereka berempat menerima minuman yang Anna bawa, walaupun tangan Anna sudah di tampik oleh Dimas saat dia membantu menyeka keringatnya tadi.

Glek.. glek.. glek... suara tegukan air.

Sret.. sret... sret... suara tissue yang beradu dengan kulit wajah.

"Puas lo" sinis Dimas "Sekarang lo pergi!!" ketusnya tanpa memperdulikan bagaimana perasaan Anna.

Anna hanya menunduk mendengar Dimas berbicara ketus.

Huh..... Dimas pun merasa frustasi dengan tingkah Anna.

"Lo pergi ya Ann, jangan di sini panas" Dimas menunjuk ke arah matahari "Belum lagi ntar lo ikut kena marah kepsek" tutur Dimas dengan suara lembut.

"Oke" Anna tersenyum "Kamu baik baik ya" sekali lagi menyeka keringat Dimas dengan raut wajah khawatir namun masih menampakkan senyum menawan, Anna perlahan menjauhi Dimas dan kawan kawannya.

"Cuih" Ardi berdecih kesal "Gampang bener dia pergi, tadi gue ngomong panjang lebar gak di dengerin" omel Ardi sembari menenggak minuman dingin di tangan kanannya.

"Kepsek datang" teriak Amar yang langsung membuat ketiga sahabatnya serentak membuang botol minuman yang tengah kosong ke sembarang arah.

Setelah mendapatkan petuah panjang lebar dari kepala sekolah akhirnya sanksi di jatuhkan oleh kepala sekolah, dimana Ardi, Dimas, Noval dan Amar mendapat sanksi skorsing 3 hari, sedangkan pacar Lisa dan kawanannya di skors selama 1 minggu.

Ya, pihak Ardi seakan baru saja memenangkan sebuah kasus di meja persidangan, dengan mulut beracun Ardi, dia berhasil meyakinkan kepala sekolah, di tambah kesaksian beberapa orang yang ada di kantin (tentu saja karena ada intimindasi Noval mereka mau bersaksi) akhirnya kepala sekolah memutuskan pihak pacar Lisa yang memulai keributan, dengan berbagai alibi mereka, akhirnya kasus tersebut tidak melibatkan orang tua dengan catatan jika terulang kembali maka orang tua mereka akan di panggil.

"Langsung kerumah gue aja, obatin luka di sana, masalah tas ntar gue minta tolong sama anak anak buat di bawain ke rumah" usul Amar yang langsung di sambut baik oleh para sahabatnya.

"Aw..."

"Sssttt..."

"Pelan beg*"

Suarah rintihan, desah*n dan makian terdengar saling bersahutan di dalam kamar milik Amar, mereka tengah bahu membahu saling mengobati luka satu sama lainnya.

Setelah selesai mengobati luka, kini tinggal Dimas dan Ardi yang berada dalam kamar, sedangkan Amar dan Noval tengah keluar untuk membeli makanan, karena kondisi Amar dan Noval yang lebih baik dari mereka berdua.

"Men" Ardi mulai membuka percakapan.

"Hmm" jawab Dimas malas, karena kondisi setengah sadar hampir tertidur.

"Lo sama Anna gimana?"

Dimas masih diam dengan posisi tubuh membelakangi Ardi.

"Jangan sampai dia udah pergi ntar lo nyesel men"

Dimas langsung memutar tubuhnya, kini tubuhnya terlentang dengan pandangan menatap langit langit kamar.

"Gue males urusan sama cewe" jawab Dimas sembari membuang nafas dengan kasar, tidak bisa di pungkiri dia juga menaruh rasa ketertarikan pada gadis secantik Anna, lebih tepatnya tidak ada laki laki yang tidak tertarik dengan pesona yang Anna miliki.

"Kenapa?" Ardi bangkit dari pembaringan, dia kemudian menyulut rokok.

"Jangan karena masa lalu lo terus lo sekarang menutup diri men, ingat gak semua cewe sama men"Ardi menatap Dimas dengan tatapan serius "Atau lo ngerasa gak pantes sama Anna" Dimas berdecih.

"Bisa jadi" jawab singkat.

"Come on man, kalau lo ngerasa gak pantes ya bikin diri lo pantes bukan malah menyerah" ucapan Ardi seakan memantik sesuatu dalam diri Dimas "Lo rubah diri lo buat pantes sama dia, walaupun sebenarnya kalo dia sayang sama lo pasti bakal nerima lo apa adanya, tapi apa salahnya lo kasih yang terbaik buat dia".

Hening....

Dimas tenggelam dalam pikirannya sendiri, pikiran dan hati Dimas membenarkan semua ucapan Ardi, timbul senyuman tipis di bibirnya.

Ardi memberi wejangan pajang lebar pada Dimas, entah dari mana Ardi memiliki keyakinan jika Anna adalah wanita baik dan sangat cocok dengan Dimas, di saat hampir semua wanita melihat Dimas hanya dari fisiknya dan menjauh, justru Anna dengan tulus mendekati Dimas, walaupun sulit di terima dengan logika tapi jika hati yang sudah berbicara semua yang tidak masuk akal seakan menjadi kenyataan yang susah untuk di tampik.

"Gue rasa lo lumayan ganteng men, cuma penampilan lo aja dekil, tinggal lo perawatan dikit sama diet dikit semua beres, jadi cakep lo"

"Homo bangs*t"

Obrolan yang di akhiri dengan gelegar tawa di dalam ruangan yang kecil itu seakan menjadi api pemantik untuk Dimas, kini pikirannya sudah sedikit terbuka, dan dia sudah mempunyai rencana sendiri untuk ke depannya.

"Bagi rokok" ucap Dimas sembari menyambar bungkus rokok di depan Ardi.

"Bagus, cowo emang harus ngerokok men" Ardi cengengesan.

"Kamu ngerokok Dimas!!!" Dimas langsung terbatur tersendak asap rokok, terlihat Anna sedang berdiri di ambang pintu kamar dengan wajah memerah dan tatapaj tajam.

"Eng.. engga Ann" Dimas melempar rokok yang baru beberapa kali dia hisap ke sembarang arah.

"Bangs....." umpat Ardi karena rokok yang Dimas lempar mengenai tangannya.

"Hehehe" Ardi tersenyum bodoh dan tidak jadi melanjutkan umpatannya karena mendapat tatapan tajam dari Anna.

Anna masuk ke dalam sembari menyerahkan empat buah tas milik mereka.

"Kok bisa kesini" tanya Ardi.

"Tadi ketemu Amar sama Noval di depan, kebetulan emang aku mau antar tas kalian" jelas Anna.

"Kok bisa lo yang bawain tas?"

"Bawel ih" kesal Anna.

Ardi mencibir.

"Dimas ayo pulang" ucap Anna yang lebih cenderung sebagai perintah bukan ajakan.

"Sekarang!!!" tegas Anna sembari berkacak pinggang dan menatap tajam ke arah Dimas setelah melihat Dimas yang hendak membuka mulutnya.

"Cabut sana, inget peped terus" bisik Ardi sembari mendorong tubuh Dimas.

Episodes
1 Teman baru
2 Masalah di hari pertama
3 Kita Sahabat
4 Anna
5 Gak usah ngrepotin Tuhan
6 Tangisan Anna
7 New hope
8 Mencoba
9 Kecewa
10 Kebahagiaan Dimas
11 3 kali kesempatan
12 Menguatkan hati
13 Sakit
14 Sahabat yang baik
15 Mama Gue
16 Kesempatan Emas
17 Gue yang tekejut
18 Patah Hati
19 Kakak Pendamping
20 Mos 1
21 Mos 2
22 Mos 3
23 Masalah di minggu pertama
24 Perang atau by one
25 Ilmu Hitam
26 Nasihat dari buaya untuk buaya
27 Akal bulus buaya
28 Satu sakit semua sakit
29 Membantu sahabat
30 Lo bukan sahabat gue
31 Anna dan Aldo
32 Berpacu dalam melody
33 Aku bukan pilihan
34 Isi hati Aldo
35 Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36 Bidadari surga
37 Jaga jarak aman
38 Rahasia Anna
39 Tak ada peluang (Ulang tahun)
40 Jangan pernah Meminta maaf
41 Hitam itu putih
42 Dimas mahendra aku mencintaimu
43 Aku ingin pergi dengan tenang
44 Doa tulus Dimas
45 Perhatian kecil
46 Pre wedding
47 Aku akan melepas Dimas
48 Will you be my grilfirend?
49 Senyuman itu
50 Lo yang gue cari
51 Terus terkenang
52 Apa gue harus bersyukur
53 Wanita tetaplah wanita
54 Kucing beneran
55 The Bar Bar Namira
56 Twin Bastards
57 Aku menunggumu pulang
58 Basa basi bisa
59 Kehidupan kedua
60 Tukang sol sepatu
61 Dinda tunjukkan pesona mu
62 Tetap bertahan
63 Setulus cinta Dinda
64 Lihat aku
65 Salah paham
66 Mengejar cinta Daisi?
67 Menghargai
68 Persahabatan di atas segalanya
69 Gadis bar barku
70 Mengikhlaskan
71 Firasat Ardi
72 Dinda tahu
73 Minum racun
74 Pepatah jalanan
75 Hari Penghakiman
76 Dunia paralel
77 Egoislah kali ini saja
78 Bagian hidup
79 See you
80 Pertemuan tak terduga
81 Rencana bertemu
82 Kejutan
83 Teman
84 Memungut sampah
85 Perang dingin
86 Waspada
87 Jaga jarak dengannya atau denganku
88 Lying is lying
89 Mantan sahabat dan mantan kekasih
90 Will you marry me?
91 Pernikahan
92 Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93 Pahlawan
94 Tercipta(bukan) untukku
95 Perawan tua
96 Terlalu nyaman
97 Casing model lama
98 Belum move on
99 Dimas si muka dua
100 Meminta kepastian
101 Setangkai mawar merah
102 I'm the winner
103 I Am Home
104 Exstra part 1
105 Exstra part 2
106 Extra part 3
107 Exstra part 4
108 Extra part 5
109 Exstra part 6
110 Exstra part 7
111 Extra part 8
112 extra part 9
113 Final episode.
Episodes

Updated 113 Episodes

1
Teman baru
2
Masalah di hari pertama
3
Kita Sahabat
4
Anna
5
Gak usah ngrepotin Tuhan
6
Tangisan Anna
7
New hope
8
Mencoba
9
Kecewa
10
Kebahagiaan Dimas
11
3 kali kesempatan
12
Menguatkan hati
13
Sakit
14
Sahabat yang baik
15
Mama Gue
16
Kesempatan Emas
17
Gue yang tekejut
18
Patah Hati
19
Kakak Pendamping
20
Mos 1
21
Mos 2
22
Mos 3
23
Masalah di minggu pertama
24
Perang atau by one
25
Ilmu Hitam
26
Nasihat dari buaya untuk buaya
27
Akal bulus buaya
28
Satu sakit semua sakit
29
Membantu sahabat
30
Lo bukan sahabat gue
31
Anna dan Aldo
32
Berpacu dalam melody
33
Aku bukan pilihan
34
Isi hati Aldo
35
Pemain cadangan (Dinda ternyata liar)
36
Bidadari surga
37
Jaga jarak aman
38
Rahasia Anna
39
Tak ada peluang (Ulang tahun)
40
Jangan pernah Meminta maaf
41
Hitam itu putih
42
Dimas mahendra aku mencintaimu
43
Aku ingin pergi dengan tenang
44
Doa tulus Dimas
45
Perhatian kecil
46
Pre wedding
47
Aku akan melepas Dimas
48
Will you be my grilfirend?
49
Senyuman itu
50
Lo yang gue cari
51
Terus terkenang
52
Apa gue harus bersyukur
53
Wanita tetaplah wanita
54
Kucing beneran
55
The Bar Bar Namira
56
Twin Bastards
57
Aku menunggumu pulang
58
Basa basi bisa
59
Kehidupan kedua
60
Tukang sol sepatu
61
Dinda tunjukkan pesona mu
62
Tetap bertahan
63
Setulus cinta Dinda
64
Lihat aku
65
Salah paham
66
Mengejar cinta Daisi?
67
Menghargai
68
Persahabatan di atas segalanya
69
Gadis bar barku
70
Mengikhlaskan
71
Firasat Ardi
72
Dinda tahu
73
Minum racun
74
Pepatah jalanan
75
Hari Penghakiman
76
Dunia paralel
77
Egoislah kali ini saja
78
Bagian hidup
79
See you
80
Pertemuan tak terduga
81
Rencana bertemu
82
Kejutan
83
Teman
84
Memungut sampah
85
Perang dingin
86
Waspada
87
Jaga jarak dengannya atau denganku
88
Lying is lying
89
Mantan sahabat dan mantan kekasih
90
Will you marry me?
91
Pernikahan
92
Butuh waktu sendiri bukan motivasi
93
Pahlawan
94
Tercipta(bukan) untukku
95
Perawan tua
96
Terlalu nyaman
97
Casing model lama
98
Belum move on
99
Dimas si muka dua
100
Meminta kepastian
101
Setangkai mawar merah
102
I'm the winner
103
I Am Home
104
Exstra part 1
105
Exstra part 2
106
Extra part 3
107
Exstra part 4
108
Extra part 5
109
Exstra part 6
110
Exstra part 7
111
Extra part 8
112
extra part 9
113
Final episode.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!