BAB 20

Dennis ragu memasukkan mobil di dalam ruang parkir apartemen. Namun, atas desakan Layla, ia pun membanting stir untuk menuju basement dan segera menutup semua jendela mobil rapat-rapat.

“Harusnya kami yang pantas untuk takut karena akan naik ke atas,” Layla beralasan meminta agar Dennis tetap tenang di dalam mobil sambil mengawasi layar komputer.

“Aku baru pertama kali menghadapi situasi semacam ini. Wajar, kan kalau gugup?”

“Tenang saja, Dennis. Sebenarnya aku juga gugup. Justru ada kamu di sini aku merasa lebih tenang,” ungkap Hanz jujur.

Kalau acara saling memotivasi kalian sudah selesai, kita langsung saja beraksi sekarang. Jangan lupa kenakan kacamatamu agar kami juga bisa mengawasi,” ujar Layla membuka pintu mobil. Ia perhatikan sekeliling basement dan langsung menuju pintu lift.

Sesuai rencana, Laya akan menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu memasang kamera CCTV di setiap sudut lantai enam.

“Aku lupa bertanya. Ruang manajer di lantai berapa, Dennis?” tanya lalu melalui wireless earphone.

“Seingatku kantor mereka ada di lantai tujuh. Semua manajemen ada di sana. Persis satu lantai di atas apartemenku,” sahut Dennis.

“Aku akan memasang kamera CCTV di sana dulu untuk mengawasi pergerakan si manajer,” ucap Layla.

“Hati-hati, Layla. Tinggal kamu satu-satunya alasanku tetap hidup sekarang ini,” ucap Hanz.

“Siap, Ayah. Aku pasti tidak akan mengecewakanmu.”

Dennis dan Hanz lantas mencoba memantai pergerakan Layla melalui wireless kacamata mereka masing-masing. Sungguh fitur yang mengagumkan. Saat ini, Dennis dan Hanz seperti sedang mengalaminya sendiri.

Satu CCTV sudah terpasang di dekat pintu lift. Layla kemudian bergerak dengan lincah untuk memasang satu CCTV lagi persis di depan ruangan manajer.

Layla terpaksa harus merayap untuk menghindari dinding kaca yang tidak tertutup oleh tirai. Ia mengintip sebentar. Layla melihat seorang laki-laki sedang duduk di atas meja sambil membaca buku.

Layla tak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia langsung berguling untuk menjangkau dinding di seberangnya. Ia rogoh CCTV yang ia simpan di balik rok dan mencari posisi yang tak terlihat.

Setelah menemukan tempat yang aman, Layla langsung memasang CCTV itu. “Apakah sudah tersambung, Dennis?” ucap Layla dengan suara berbisik.

Dennis hampir lupa dengan apa yang seharusnya ia kerjakan. Ia pun langsung menuju layar komputer dan  menyambungkan dengan CCTV yang baru di pasang Layla.

“Sip. Sudah tersambung,” jawab Dennis.

“Sekarang aku akan turun ke lantai enam. Perhatikan terus CCTV yang baru kupasang. Beritahu aku jika ada yang keluar dari ruangan itu,” pesan Layla langsung menggunakan gerakan salto menuju lift.

“Siapa itu?” teriak seseorang dari dalam ruangan dan langsung berdiri mengamati dari kaca.

“Cepat menuju lift, Layla. Manajer itu sepertinya melihat gerakan saltomu tadi,” ucap Dennis mulai gugup.

Kegugupan yang sama juga dirasakan kepala keamanan yang masih bersembunyi di bawah meja rapat. Ia hampir terkencing-kencing menahan ketakutan. Terlebih ketika baru saja mendengar suara teriakan.

“Aku tidak mau mati dengan cara seperti ini,” pikir kepala kemanan. “Jangan matikan aku sekarang ya, Tuhan!” kepala keamanan memanjatkan doa.

“Maaf, Tuhan. Selama ini aku sudah lalai. Sering meninggalkan ibadah dan hampir tak pernah lagi menyanjungmu. Kali ini, aku berjanji tak akan meninggalkan ibadahku jika Kau beri kesempatan untuk hidup,” ratap kepala keamanan dengan suara sangat pelan.

Sang manajer berjalan menuju sekat kaca dan memperhatikan bagian luar ruangan. Setelah memastikan aman,  ia duduk kembali.

“Di mana kepala manajer itu. Kenapa dia belum datang kemari? Harusnya dia mengembalikan kunci kamar apartemen. Aku sudah tidak sabar memangsanya!” ucap sang manajer berbicara sendiri semakin membuat tubuh kepala keamanan lunglai tak berdaya.

“Manajer itu tak jadi keluar dari ruangannya. Berarti sekarang aman,” ujar Dennis memberitahu Layla yang baru saja keluar dari dalam lift.

“Giliranmu, Ayah. Langsung saja ke lantai enam. Setelah memasang CCTV, aku akan langsung menuju kamar Dennis,” jawab Layla.

“Perhatikan semua CCTV, Dennis. Kami sangat mengandalkanmu,” ucap Hanz sebelum keluar dari mobil.

Layla hampir selesai memasang CCTV. Ia pun bergegas menuju kamar Dennis. “Aku sudah siap,” ucap Layla.

“Aku hampir sampai,” jawab Hanz.

“Sementara kondisi aman,” lapor Dennis.

“Aku suka kalau misi kita bisa selancar ini,” Hanz menimpali.

“Kurang menegangkan, Ayah. Aku tadi membayangkan, setidaknya terjadi pertarungan dengan kepala kemanan sebentar,” sahut Layla sambil membuka pintu kamar Dennis.

“Kamu seperti ibumu. Suka mempertaruhkan nyawa. Jangan buat aku ketakutan seperti dulu lagi,” pinta Hanz.

Saat asyik berbincang, Dennis tiba-tiba memperingatkan mereka bahwa situasi sedang dalam bahaya.

“Mayday…Mayday, sang manajer keluar dari ruangan. Sekarang ia berjalan menuju pintu lift.”

“Tenang saja, Dennis. Perhatikan dia menekan tombol angka berapa?” sahut Layla.

Dennis paham. Ia langsung berpindah ke CCTV yang tadi di pasang Layla di dalam pintu lift. “Sepertinya si manajer masih menunggu lift di luar,” ucap Dennis.

Sementara itu, Hanz terburu-buru berlari menuju kamar Dennis yang sudah terbuka. Tanpa menunggu lama, Hanz memutuskan tidak menggunakan peralatan labnya.

Ia justru mengeluarkan gunting dan meminta bantuan Layla agar memotong bagian karpet bekas cairan hijau yang masih menempel.

“Potong lebar saja. Siapa tahu ada petunjuk lain yang bisa kita dapatkan,” pinta Hanz saat Layla sudah memegang guntung.

“Bagaimana, Dennis. Ada informasi terbaru?”

Dennis sangat gugup saat mengetahui si manajer menekan angka enam. “Sebaiknya kalian keluarg sekarang. Dia turun ke lantai enam.”

“Apakah sebaiknya kita bersembunyi di dalam kamar Dennis saja dulu?” tanya Layla kepada mereka berdua.

“Cepat potong, simpan ke dalam baju. Kita harus pergi sekarang!” ujar Hanz seperti mendapatkan firasat manajer itu akan datang ke ruangan Dennis.

“Kalau dia memang Alien, bagaimana kalau nanti mengenali wajah Ayah?”

“Buka lemariku, di sana ada topi dan juga persediaan masker,” sahut Dennis.

Hanz segera menyimpan potongan karpet di balik bajunya. Sementara Layla masih memilih topi untuk ayahnya. “Koleksi topimu banyak sekali. Mana yang harganya paling mahal?” tanya Layla.

“Jangan berlama-lama. Waktunya tinggal sebentar lagi,” Hanz mendekati Layla dan mengambil topi dan masker.

“Sekarang aku melihat kepala keamanan keluar dari ruangan si manajer. Sepertinya kalian harus pergi sekarang!” Dennis terlihat gugup dan panik.

“Kami pergi sekarang,” Hanz menarik lengan tangan Layla. “Cepat kunci,” pinta Hanz.

Setelah mengunci pintu, Layla dan Hanz berjalan berdampingan. Layla sengaja mengambil posisi berada di sebelah kanan.

Ia memperkirakan si manajer akan berjalan dari samping kiri sehingga saat berpapasan, Layla mudah mengawasi dan Hanz tetap aman di sampingnya.

Suara pintu lift terdengar. Dennis tak bisa membayangkan seandainya dalam posisi mereka. Lututnya pasti langsung lemas.

Si manajer keluar dari pintu lift dan langsung berjalan menuju kamar Dennis untuk mencari kepala keamanan.

Ia tersenyum saat berpapasan dengan Layla. Sementara Hanz berusaha tetap cuek tanpa menatap kepada manajer itu. Mereka terus berjalan menuju pintu lift dan saat Layla menoleh, manajer itu juga sempat memperhatikan mereka berdua.

Pintu lift terbuka. Alangkah terkejutnya Hanz dan Layla saat mengetahui kepala keamanan berada di dalam lift. Hanz dan Layla lantas masuk. Mereka bertiga  ternyata memiliki tujuan yang sama. Basement.

“Kenapa kepala keamanan tidak keluar di lantai enam?” pikir Layla. Saat ia menunduk, Layla melihat kaki kepala keamanan itu bergetar. Ada cairan yang keluar dari bawah celananya dan merembes di lantai.

Terpopuler

Comments

Nisa Deeba

Nisa Deeba

Layla kereeennn

2022-10-24

0

Felix RH

Felix RH

Semoga cepet update

2022-10-24

0

Muhammad Bahruf

Muhammad Bahruf

rame banget

2022-10-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!