Keysha menatap jam di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, Keysha pun memutuskan untuk membawa pekerjaan nya yang belum selesai ke rumah.
"Sore Bu," Daniel datang dan menyapa Keysha.
"Sore Daniel, ada apa?" tanya Keysha.
"Saya akan mengantarkan Ibu pulang," ujar Daniel, karena memang biasanya pun begitu.
"Ya sudah ayo." Keysha pun mengiyakan, karena jujur saja, Keysha paling malas jika harus menyetir sendiri. Mobil Keysha di bawa oleh supir kantor, sedangkan Keysha menggunakan mobil milik Daniel.
Selama perjalanan, Keysha lebih banyak diam. Diam-diam, Daniel memperhatikan atasannya, Daniel seolah tahu, bahwa banyak hal yang dipikirkan oleh Keysha.
"Anda ingin mampir ke cafe terdekat, Bu Keysha?" tanya Daniel menawarkan, biasanya jika Keysha tengah stress, pasti Keysha akan ke sana.
"Tidak, kita langsung pulang. Saya nggak enak, kalau Kak Xavier pulang lebih dulu," jawab Keysha, dan Daniel mengangguk paham.
'Setelah menikah, justru sifat kedewasaan Bu Keysha terlihat, aku pikir, Bu Keysha akan seterusnya manja dengan Pak Farhan, ternyata tidak. Bahkan, Bu Keysha memikirkan suaminya, meskipun mungkin, saat di rumah, hal berbeda justru dirasakan oleh Bu Keysha,' batin Daniel. Ada rasa iba melihat bagaimana Keysha sekarang, banyak hal yang merubah Keysha semenjak menikah, padahal baru tiga hari Keysha berstatus menjadi seorang istri.
"Ini Bu, alamatnya?" tanya Daniel, saat mereka sudah berhenti di depan gerbang.
"Iya betul," jawab Keysha membenarkan. Daniel pun membunyikan klakson mobil.
"Cari siapa Pak?" seorang satpam, datang menghampiri. Satpam itu, tidak lain satpam rumah Xavier.
"Saya antar Bu Keysha pulang," jawab Daniel, seraya membukakan jendela kaca mobil penumpang.
"Maaf Bu Keysha," ucap satpam, dan diangguki oleh Keysha. Setelah sudah memastikan bahwa benar Keysha yang ada di dalam mobil, satpam pun membukakan gerbang. Daniel turun dan membukakan pintu mobil untuk Keysha, baru saja keluar dari mobil tidak lama Xavier juga pulang.
"Sudah pulang Kak?" sapa Keysha sembari menyapa suaminya, Keysha mendekati Xavier dan mencium tangan Xavier.
"Iya ... Emma ini??" Xavier menatap Daniel.
"Saya Daniel, Pak. Saya asisten pribadi Bu Keysha, dan dari dulu saya selalu menjemput dan mengantar Bu Keysha pulang," jawab Daniel menjelaskan salah satu tugasnya.
"Oh baiklah, terimakasih ya sudah menjaga Keysha," ucap Xavier. Telinga Daniel nampaknya kurang enak mendengar Xavier yang menyebut nama Keysha, bukan sebagai istri.
"Sama-sama Pak, sudah tugas saya menjaga Bu Keysha dari dulu, sampai sekarang Ibu Keysha sudah menjadi istri Pak Xavier," Daniel, seolah menjelaskan bahwa posisi Keysha adalah seorang istri, namun nampaknya Xavier tidak paham itu. Tapi, Keysha yang memang sudah mengenal Daniel cukup lama, dia sudah sangat paham apa maksud ucapan Daniel.
"Ibu Keysha, kalau begitu saya permisi." Daniel memutuskan untuk pamit.
"Iya Daniel, terimakasih." ucap Keysha.
Daniel juga tidak lupa untuk berpamitan dengan Xavier.
"Ayo Kak, masuk." ajak Keysha. Mereka berdua memang memasuki rumah yang sama, namun mereka sebagai sepasang suami istri, memasuki kamar yang berbeda. Keysha memejamkan matanya, sembari menahan rasa pedih di hatinya. Keysha menyadari apa yang dikatakan oleh Xavier, di mana meskipun di hadapan orang lain, Xavier tidak menganggap Keysha istrinya, seolah hubungan mereka hanya sebatas suami istri di tas kertas.
"Aku tahu, ini memang jalan yang aku pilih, tapi apakah boleh aku meminta? Supaya hati Kak Xavier bisa lebih dilembutkan lagi, supaya aku bisa mengambil hatinya dan bisa membuat kak Xavier mencintaiku," gumam Keysha.
.
.
Xavier, baru saja selesai mandi, dan dia mendengar suara ponsel. Ternyata, itu adalah telepon dari Lita, ibu dari Aira.
"Ada apa Bu Lita menghubungi ku?" gumam Xavier, dia takut terjadi sesuatu dengan Aira, jadi Xavier pun bergegas menggeser layar hijau.
["Hallo Bu? Ada apa?"] tanya Xavier to the point.
["Oh maaf Nak Xavier, kalah Ibu mengganggu. Tapi, Ibu hanya ingin tanya, apa Nak Xavier sedang dalam perjalanan ke sini?"] tanya Lita tanpa sungkan.
Xavier nampak bingung menjawab, namun dia juga tidak bisa mengecewakan Lita.
[O-oh iya Bu, ini Xavier ada di jalan, tapi agak macet,"] jawab Xavier bohong.
["Oh begitu Nak, maaf ya Nak Xavier, Ibu ingin minta tolong,"] ucap Lita lagi.
["Minta tolong apa Bu?"] tanya Xavier dengan seksama.
["Ibu boleh nitip makanan nggak? Ibu mau ke kantin, tapi nggak ada yang jaga Aira,"] jawab Aira.
["Oh baik Bu, nanti akan Xavier bawakan, apa ada yang lain Bu?"] Xavier menawarkan bantuan lain, namun menurut Lita tidak ada. Setelah panggilan telepon berakhir, Xavier pun langsung bersiap, dia turun ke lantai satu, namun tidak melihat adanya Keysha.
"Bi, makanan sudah siap?" tanya Xavier pada salah satu pelayan.
"Sudah, Tuan." jawab pelayan dengan sopan.
"Tolong siapkan di dua tempat makan ya? Saya mau bawa," titah Xavier, tanpa menunggu lama, pelayan segera menyiapkan permintaan Xavier. Sembari menunggu, Xavier menuju ke kamar Keysha.
"Key??" Xavier mengetuk pintu kamar Keysha, namun tidak ada jawaban sama sekali.
"Key??" seru Xavier lagi, tapi sepertinya Keysha tengah mandi. Xavier tidak berani untuk masuk kamar Keysha, jadi dia memutuskan untuk turun ke lantai satu dan menemui pelayan. Saat Xavier datang, makanan yang diminta Xavier sudah siap.
"Nanti, kalau Keysha tanya, jawab saja saya sedang ke rumah sakit," ucap Xavier dan diangguki oleh pelayan. Xavier, yang semula berniat tidak ke rumah sakit lebih dulu, namun dia sepertinya tidak bisa melakukan hal itu. Xavier tidak bisa begitu saja mengabaikan Aira dan juga ibunya.
.
.
Setalah mandi, Keysha merasakan perutnya sangat lapar, karena setalah pertemuan dengan Edgar, mood Keysha benar-benar rusak, jadi dia tidak makan siang.
"Kak Xavier mana?" gumam Keysha.
"Nyonya? Makan malam sudah siap," ucap pelayan.
"Oh iya ... emm kak Xavier apa sudah keluar dari kamar?" tanya Keysha memastikan.
"Sudah Nyonya, tapi Tuan Xavier pergi ke rumah sakit, dan Tuan Xavier juga membawa dua bekal makan," jawab pelayan menjelaskan.
'Rumah sakit? Dua bekal makan?' Keysha bertanya dalam hati. Untuk siapa bekal itu.
"Baiklah, terimakasih atas penjelasannya ya?" karena Keysha sudah sangat lapar, akhirnya Keysha pun makan sendirian. Keysha menyuap makanannya yang terasa hambar. Sebenarnya rasa makanan itu enak, hanya saja mood Keysha yang sedang tidak bak. Keysha menatap meja makan yang terasa sunyi, Xavier dengan dunianya sendiri, dan tidak ada waktu untuknya.
'Padahal, baru semalam Kak Xavier sudah berjanji tidak akan sering ke rumah sakit, tapi nyatanya?' Keysha cukup kecewa dengan sikap Xavier yang mudah berubah.
"Aku kangen Mamah dan Papah," gumam Keysha. Keysha memejamkan matanya, dia tidak mau datang menemui kedua orang tua nya, dalam keadaan seperti ini, Keysha tidak mau membuat kedua orang tua nya menjadi kepikiran.
"Biar bagaimanapun, aku harus bertanggung jawab atas keputusan yang sudah aku ambil," gumam Keysha penuh tekad.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments