"Kenapa kamu belum makan?" lagi, Xavier menanyakan hal yang sama.
'Duh, masa gue jawab gara-gara gue bad mood Kak Xavier nggak di rumah?' batin Keysha.
"A-aku nggak biasa makan sendirian, Kak." jawab Keysha.
Xavier tersenyum, "maaf ya, aku kurang ada waktu buat kamu," Xavier mengelus puncak kepala Keysha dengan sayang, seperti kakak kepada adiknya.
"Nggak apa-apa Kak, aku tahu kok siapa aku, meskipun aku ini istri, tapi status pernikahan kita kan hanya di atas kertas, dan hanya akan ada Aira dalam hati Kakak, aku sudah paham kok," Keysha tetap menampilkan senyumnya, namun entah sadar atau tidak, sebenarnya itu sindiran untuk Xavier.
Xavier hanya diam, mungkin ada perasaan tidak enak yang akhirnya menyelimuti hatinya.
"Kakak sudah makan?" kini giliran Keysha yang menanyakan.
"Sudah Key," jawab Xavier, dan Keysha hanya mengangguk paham.
"Bagaimana kabar Aira? Apa sudah menunjukkan kemajuan?" tanya Keysha, mencoba memperlihatkan bahwa dia baik-baik saja.
"Belum, semoga saja secepatnya," jawab Xavier penuh harap.
"Iya, itu memang harapan Kak Xavier. Tapi, boleh aku bicara Kak?" tanya Keysha hati-hati.
"Silahkan, bicaralah." Xavier menatap Keysha dengan serius.
"Bukan maksudku melarang Kakak untuk bertemu dengan Aira, hanya saja kita sudah menikah Kak, aku hanya tidak ingin ada rumor tidak baik yang menimpa kita, dan akhirnya menjadi beban pikiran keluarga kita," Keysha yakin, dengan begini Xavier pasti akan menimang perkataannya.
"Coba bayangkan, kalau ada orang lain ataupun wartawan yang melihat Kakak datang ke rumah sakit menemui Aira, apakah mereka tidak akan berpikir macam-macam? Kakak ingat bukan, saat kita menikah dan saat kita tengah mengadakan pesta. Ada yang secara terang-terangan mengatakan bahwa sebenarnya bukan aku yang harus menikah dengan Kakak, dan aku yakin mereka pasti berpikir buruk tentang aku," Keysha menjeda ucapannya dan menatap Xavier.
"Aku tidak masalah dengan apapun yang orang lain pikirkan, hanya saja .... tolong, Kakak juga bisa bekerja sama dengan ku, kalau seandainya mereka akhirnya menyelidiki Aira, dan mereka akhirnya tahu bahwa Aira adalah kekasih Kakak yang seharusnya menikah dengan Kakak, maka mereka akan semakin menyudutkan aku, dan akan semakin berpikir buruk tentang ku. Aku tidak masalah, kalau hanya aku yang mendengar cemoohan itu, hanya saja aku berpikir tentang orang tua ku,Kak." Keysha menampilkan sisi lemahnya, menarik simpati dari Xavier. Perasaan tidak enak itu, semakin menggrogoti perasaan Xavier,
Xavier membenarkan apa yang dikatakan oleh Keysha, dan Xavier nampak merenungkan atas tindakannya yang nampak lebih mementingkan dirinya sendiri.
"Keysha aku minta maaf," Xavier nampak merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi.
"Maaf karena aku tidak berpikir panjang, kedepannya aku janji akan lebih hati-hati," ucap Xavier bersungguh-sungguh.
Keysha tersenyum hangat, "maaf ya Kak, bukan maksud aku ingin merubah apa yang sudah menjadi kebiasaan Kak Xavier, hanya saja jika Ayah dan Bunda melihat Kakak yang seperti ini, aku takut ancaman itu akan benar terjadi dan itu akan menghancurkan semua pengorbanan Kak Xavier, " ujar Keysha lagi.
"Iya, aku akan lebih berhati-hati kedepannya, mungkin aku akan sedikit merubah kebiasaan ku, aku akan jarang ke rumah sakit," Xavier sudah mempertimbangkan nya, dan dia membenarkan semua ucapan Keysha. Xavier tidak enak, kalau sampai apa yang Keysha ucapkan soal pikiran orang tentangnya benar-benar akan terjadi.
"Ya sudah, ayo kita makan." ajak Xavier.
"Kakak bukannya sudah makan?" tanya Keysha.
"Aku akan menemani kamu, kamu bilang kamu nggak bisa kan makan sendirian?" ujar Xavier, membuat senyum Keysha terbit.
'Maafkan aku Kak, kalau dengan cara ini bisa membuat Kakak menatap ke arah ku, maka akan aku lakukan,' batin Keysha.
"Baiklah, ayo Kak." Keysha dan Xavier pun bersama-sama turun ke lantai satu, meskipun ini sudah cukup malam, namun tidak masalah bagi Keysha untuk tetap makan, yang penting dia bisa bersama dengan Xavier.
'Keysha memang sangat berbeda, kalau Aira mana mau dia makan di jam segini, pasti alasannya takut gemuk,' batin Xavier.
Keysha mulai mengambil makanan, dia menatap Xavier yang nampak hanya berdiam diri. Keysha pun bangkit dari tempat duduknya dan menuju dapur. Keysha ternyata akan membuat kopi untuk Xavier.
"Karena Kakak nggak mau makan, jadi Kakak temani aku sambil minum kopi ya?" ucap Keysha seraya meletakkan secangkir kopi di hadapan Xavier.
"Terimakasih ya, harus nya kamu nggak perlu repot-repot," Xavier merasa tidak enak karena menggangu makan malam Keysha dan tertunda.
"Apa sih Kak, cuman secangkir kopi," jawab Keysha.
"Lagi pula, aku ini istri Kakak di hadapan Yang Maha Kuasa, jadi sudah sepantasnya aku melayani Kakak," lanjutnya. Dan Xavier hanya bisa terdiam.
Keysha nampak tak masalah dengan apa yang diucapkan nya, dan mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Xavier menyesap kopi hitam yang sudah dibuatkan oleh Keysha. Xavier sempat tercengang, karena Keysha masih ingat dengan kopi kesukaannya. Kopi hitam tanpa gula, bagi Xavier rasanya begitu pas.
"Kamu masih ingat, kopi kesukaan ku?" tanya Xavier dengan terkejut.
"Apa sih Kak, itu gampang banget, bahkan makanan kesukaan Kakak, juga aku ingat," jawab Keysha seraya tersenyum lucu ke arah Xavier.
'Keysha ingat?' batin Xavier.
"Aku sama Kakak tumbuh besar sama-sama, jadi wajar kalau aku tahu semua hal yang mungkin jarang orang tahu, tapi ... aku nggak tahu sih kalo Kakak, " ujar Keysha. Nampaknya, Xavier malu, karena dia sendiri tidak banyak tahu soal Keysha.
"Oh iya, tadi siang kaya pelayan rumah, kamu keluar rumah ya?" tanya Xavier, dia menunggu jawaban dari Keysha.
"Iya Kak, aku ada keperluan. Aku sudah beberapa minggu lalu membuat janji dengan client, jadi mau aku batalkan rasanya nggak enak," Keysha memberikan jawaban yang sama, seperti jawaban yang dia berikan kepada Adelle tadi siang. Itu semua, antisipasi kalau Adelle bertanya pada Xavier apakah benar Keysha keluar karena ada urusan.
"Oh begitu ... aku pikir kamu keluar rumah karena bosan," Xavier tahu, Keysha paling tidak suka dengan kesendirian, Keysha selalu ingin melakukan kegiatan dengan orang lain. Bahkan saat makan pun, harus selalu ada yang menemani Keysha.
"Iya sih Kak, waktu aku di Cafe, aku juga bertemu dengan dua sahabat ku, jadi aku juga menyempatkan ngobrol sebentar dengan mereka. Oh iya aku lupa, waktu tadi siang aku keluar rumah, Bunda telepon aku, dan Bunda titip pesan juga," Keysha menyempatkan salam dari Adelle. Mendengar Adelle menghubungi Keysha, Xavier langsung tertegun, dia juga takut kalau Adelle menanyakan soal dirinya.
"Bunda? dia tanya aku nggak?" tanya Xavier takut-takut.
"Ya pasti dong Kak, kan Kakak anaknya, tapi tenang aja, aku nggak jawab kalau Kakak di rumah sakit nemenin Aira kok, jadi Kakak tenang aja," ucap Keysha, seolah menekan bahwa dia wanita yang mau menutupi keburukan Xavier, karena masih berhubungan dengan Aira, wanita yang seharusnya menjadi mantan kekasih Xavier.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments