Aku, Mendapatkan Mu

Aku, Mendapatkan Mu

Koma

Suara pendeteksi jantung terus berbunyi, yang berarti tanda kehidupan itu masih ada, untuk seorang wanita yang masih berbaring lemah di atas ranjang pesakitan. Di sampingnya, ada seorang lelaki yang tengah menantikan kekasih hatinya, untuk membuka mata. Berharap, sang kekasih akan segera siuman dan melihatnya untuk pertama kali.

"Buka matamu, " pinta seorang lelaki dengan lemah. Dia adalah Xavier Alexander. Xavier tengah menggenggam dengan erat, jemari kekasihnya, Aira Faradilla.

"Sayang, aku mohon. Ingat lah, kita akan segera menikah," ucap Xavier lirih. Menikah? iya satu minggu lagi, pernikahan mereka akan segera digelar. Namun Aira masih terbaring lemah di rumah sakit. Aira koma, sudah hampir satu bulan lamanya.

"Xavier?" suara seorangg wanit, menyapa pendengaran Xavier.

"Bu?" itu adalah suara Lita, ibu dari Aira.

"Sudah larut, kamu harus pulan, Nak." ujar Lita mengingatkan calon menantunya.

"Tapi ... aku ingin, Aira melihat ku pertama kali Bu, saat dia membuka matanya," Xavier, masih berharap dan yakin kalau Aira akan segera siuman.

"Saat Aira siuman, nanti Ibu langsung hubungi kamu," janji Lita.

"Baiklah Bu, aku permisi dulu, dan tolong segera kabari aku,  jika ada perkembangan dari Aira," pinta Xavier, dan mendapatkan jawaban anggukan dari Lita.

Lita adalah ibu tunggal, dia sudah bercerai dari sang suami, dan kini entah kemana mantan suaminya. Beruntung, pekerjaan Aira yang sebegai seorang model, bisa membiayai kehidupan mereka, bahkan lebih dari cukup. Namun nahas, sesuatu terjadi pada Aira, menyebabkan dia jatuh dari tangga, dan koma sampai saat ini.

Xavier, pulang dengan lemahnya, hari-harinya hanya dihabiskan untuk bekerja dan juga datang ke rumah sakit. Menemani sang pujaan hati, dan berharap kalau dia akan segera bangun. Rencana pernikahan yang sudah dipersiapkan dengan matang sudah ada di depan mata. Xavier semakin bingung dibuatnya, karena setiap hari, kedua orangtuanya pun sudah terus menanyakan kondisi Aira.

"Xavier?" Xavier menoleh pada sumber suara, itu adalah bundanya.

"Kamu baru pulang? dari rumah sakit lagi?" tanya Adel ALexander, Ibunda dari Xavier.

"Iya Bunda," jawab Xavier dengan lemah. Dari jawaban putranya yang terlihat lesu, bisa Adel simpulkan, bahwa hal baik belum terjadi pada Aira.

"Bunda  rasa, Bunda harus menentukan sikap malam ini," ujar Adel kemudian.

"Maksudnya?" tanya Xavier tak paham.

"Hampir satu bulan, Aira koma. Dan sampai detik ini,  belum sadarkan diri. Lalu bagaimana dengan pernikahan kamu Xavier? bukan maksud Bunda, ingin mematahkan semangat kamu, tapi coba kamu pikirkan, bagaimana kalau sampai sampai mendekati hari pernikahan kamu, Aira juga masih koma?" tanya Adel dengan hati-hati. Adel paham, pasti ini berat untuk putranya, namun biar bagaimanapun kelanjutan rencana pernikahan sang putri dengan kekasihnya, harus kembali dibicarakan.

"Kita batalkan saja Bun," jawab Xavier dengan enteng.

"Xavier, tidak bisa semudah itu," Reyhan Alexander, kepala keluarga, yang tidak lain adalah ayah dari Xavier sendiri. Reyhan yang baru saja turun ke lantai bawah, ikut menimpali perbincangan istri dan anaknya.

"Maksud Ayah?" tanya Xavier bingung. Menrurut Xavier, membatalkan pernikahannya adalah jalan satu-satunya. Jikalaupun nantinya Aira siuman, tidak akan mungkin bisa  mengadakan pesta pernikahan. Karena pastinya Aira butuh waktu untuk memulihkan kesehatannya.

"Tidak bisa, karena undangan sudah disebar, semua kolega besar Ayah dan kamu sudah siap datang, apa kita bisa membatalkan pernikahan begitu saja?" tanya Reyhan kepada sang putra.

"Lalu harus bagaimana Yah? saat ini Aira  masih terbaring di rumah sakit," Xavier suah frustasi dengan permasalahannnya, di tambah lagi dengan keadaan Aira yang belum menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan siuman.

"Kamu harus menikah dengan orang lain, agar pernikahan ini tetap berjalan," jawab Reyhan kemudian. Sontak, Xavier tertegun, dia tidak menyangka, kalau orangtuanya biisa begitu mudah mengatakan hal itu. Baik Reyhan maupun Adele, jelas tahu, bagaimana perjalanan kisah cinta Xavier dan Aira.

"Nggak Yah," tolak Xavier cepat, "aku nggak mau dan aku nggak bisa," ujar Xavier.

"Lalu? kamu mau buat keluarga ini malu?" tanya Adelle, semakin menyudutkan Xavier.

"Xavier cuman cinta sama Aira, Bun." ucap Xavier semakin melemah. Dia bingung harus menjelaskan bagaiamana lagi dengan kedua orangtuanya.

"Xavier, coba kamu pikirkan.  Mungkin, ini juga pertanda, bahwa kamu dan Aira memang tidak  berjodoh,"  Reyhan seolah mengatakan untuk memikirkan kembali ide yang diberikan oleh Reyhan dan Adele. Karena mungkin saja, ini memang petunjuk dari Yang Maha Kuasa untuk Xavier, bahwa Xavire dan Aira memang tidak berjodoh.

Xavier menggelengkan kepalanya lemah, dia tidak percaya, saat ini orangtuanya seolah mendesak dirinya untuk meluupakan Aira begitu saja.

"Aku nggak bisa Yah, Bun. Aku mencintai Aira, dan aku yakin, apapun yang terjadi saat ini, hanyalah cobaan dalam hubungan kami, dan rencana pernikahan kami. Pokoknya, aku tidak akan menikah dengan wanita lain." putus Xavier, dia mulai melangkah menuju lantai atas, di mana kamarnya berada.

"Xavier, Bunda beri kamu waktu!" seru Adelle, membuat langkah Xavier terhenti.

"Waktu?" tanya Xavier bingung.

"Jika dalam waktu 5 hari ini, Aira tidak siuman, maka kamu harus menikah dengan wanita yang Bunda tunjuk.  Jika kamu menolak, maka dengan terpaksa, Ayah dan Bunda akan mengeluarkan kamu dalam daftar ahli waris, dan kamu tidak akan lagi menjadi CEO di perusahaan, bahkan kamu tidak akan memiliki dan berhak atas apapun yang ada di rumah ini, bahkan apa yang kamu miliki," jelas Adelle dengan  panjang lebar. Xavier hanya menatap kedua orangtuanya dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia pun melanjutkan langkah kakiknya, tanpa menjawab iya atau tidak.  Karena bagi Xavier, apapun jawabannya, hanya satu yang ingin oranggtuanya dengar, yaitu jawaban Iya.

"Apa kita terlalu keterlaluan?" tanya Reyhan kepada sang istri. Sejujurnya, sebagai orangtua, Reyhan juga tidak kuasa dan tidak tega melihat keadaan putranya seperti sekarang ini.

"Kita  sudah memberikan kebebasan kepada Xavier Yah, kita memberikan dia kebebasan untuk menjalani kehidupannya selama ini, dan bahkan soal pasangan, Bunda juga tidak banyak komentar. Bunda dukung sepenuhnya, apa yang membuat Xavier bahagia. Bahkan, saat mereka memutuskan untuk menikah, Bunda berulang kali menanyakan, apakah mereka benar-benar sudahh mengambil keputusan yang tepat? dan Bunda juga selalu menanyakan dan memastikan, bahwa tidak ada keraguan sedikitpun di hati mereka. Kali ini, Bunda juga ingin, Xavier bertanggung jawab dengan keputusan besar yang sudah dia ambil. Kalau sampai pernikahan ini gagal, maka malu yang akan kita dapat," jelas Adelle, dan Reyhan hanya bisa mengangguk paham.

"Baiklah, semoga saja, ada jalan terbaiik untuk kita semua," harap Reyhan.

.

.

Xavier masih terjaga, dia memikirkan perkataan sang Bunda, ada ketakutan dalam diri Xavier, bagaimana jika Aira benar-benar tidak siuman dalam waktu lima hari? apakah Xavier harus menerima ide dari sang Bunda, untuk menikah, dengan wanita lain? atau Xavier akan tetap bertahan dengan Aira? dan merelakan semua pencapaiannya? dan melepaskan materi yang selama ini sudah diberikan oleh kedua orangtuanya.

Terpopuler

Comments

Nara Ega Gratma

Nara Ega Gratma

hmm nyimak aku readers baru salam kenal author

2023-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Koma
2 Keputusan sulit
3 Dijodohkan
4 Menikah
5 Akan terus mencintai Aira
6 Memberikan perhatian
7 Mulai memberikan perhatian
8 Melawan dengan berani
9 Harapan
10 Sindiran dari asisten
11 Membela istri?
12 Tamu tak diundang
13 Permintaan maaf
14 Makan siang, dengan orang tua
15 Akhirnya tahu
16 Kerapuhan Keysha
17 Mengintai
18 Perlawanan
19 Undangan makan malam
20 Makan malam
21 Makan malam
22 Malam panas
23 Malam panas
24 Dukungan untuk Keysha
25 Dukungan untuk Keysha
26 Pil penunda kehamilan
27 Pil penunda kehamilan
28 Amarah Aira
29 Pertengkaran
30 Pertengkaran
31 Dukungan Daniel
32 Ketahuan
33 Tamparan
34 Pilihan
35 Khawatir
36 Mengikuti
37 Rencana yang menguntungkan
38 Rencana yang menguntungkan
39 Rencana gagal
40 Berita buruk
41 Salah sangka
42 Arwah?
43 Salah sangka
44 Ingin lepas
45 Ingin lepas
46 ingin lepas
47 ajakan
48 Bertamu
49 Bertamu
50 Ada apa?
51 Ada apa?
52 Ada apa?
53 Penjelasan?
54 Penjelasan
55 Penjelasan
56 Permainan terbaca
57 Permainan terbaca
58 Masih ingin bertahan
59 Masih ingin bertahan
60 Masih ingin bertahan
61 Masih ingin bersama
62 Melihat di tengah hujan
63 Melihat di tengah hujan
64 Melihat di tengah hujan
65 Melihat di tengah hujan
66 Melihat di tengah hujan
67 Melihat di tengah hujan
68 melihat di tengah hujan
69 Melihat di tengah hujan
70 Ada masalah?
71 Hamil?
72 Memulai dari awal
73 Memulai dari awal
74 Memulai dari awal
75 Memulai dari awal
76 Kehancuran Aira?
77 Kehancuran Aira
78 Kehancuran Aira
79 Kehancuran Aira
80 Kehancuran Aira
81 Kehancuran Aira
82 Salah paham
83 Kesalah pahaman
84 Salah paham
85 Salah paham
86 Salah paham
87 salah paham
88 Salah paham
89 Salah paham
90 Salah paham
91 Salah paham
92 Salah paham
93 Salah paham
94 Salah paham
95 Salah paham
96 Salah paham
97 Salah paham
98 Salah paham
99 Salah paham
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Koma
2
Keputusan sulit
3
Dijodohkan
4
Menikah
5
Akan terus mencintai Aira
6
Memberikan perhatian
7
Mulai memberikan perhatian
8
Melawan dengan berani
9
Harapan
10
Sindiran dari asisten
11
Membela istri?
12
Tamu tak diundang
13
Permintaan maaf
14
Makan siang, dengan orang tua
15
Akhirnya tahu
16
Kerapuhan Keysha
17
Mengintai
18
Perlawanan
19
Undangan makan malam
20
Makan malam
21
Makan malam
22
Malam panas
23
Malam panas
24
Dukungan untuk Keysha
25
Dukungan untuk Keysha
26
Pil penunda kehamilan
27
Pil penunda kehamilan
28
Amarah Aira
29
Pertengkaran
30
Pertengkaran
31
Dukungan Daniel
32
Ketahuan
33
Tamparan
34
Pilihan
35
Khawatir
36
Mengikuti
37
Rencana yang menguntungkan
38
Rencana yang menguntungkan
39
Rencana gagal
40
Berita buruk
41
Salah sangka
42
Arwah?
43
Salah sangka
44
Ingin lepas
45
Ingin lepas
46
ingin lepas
47
ajakan
48
Bertamu
49
Bertamu
50
Ada apa?
51
Ada apa?
52
Ada apa?
53
Penjelasan?
54
Penjelasan
55
Penjelasan
56
Permainan terbaca
57
Permainan terbaca
58
Masih ingin bertahan
59
Masih ingin bertahan
60
Masih ingin bertahan
61
Masih ingin bersama
62
Melihat di tengah hujan
63
Melihat di tengah hujan
64
Melihat di tengah hujan
65
Melihat di tengah hujan
66
Melihat di tengah hujan
67
Melihat di tengah hujan
68
melihat di tengah hujan
69
Melihat di tengah hujan
70
Ada masalah?
71
Hamil?
72
Memulai dari awal
73
Memulai dari awal
74
Memulai dari awal
75
Memulai dari awal
76
Kehancuran Aira?
77
Kehancuran Aira
78
Kehancuran Aira
79
Kehancuran Aira
80
Kehancuran Aira
81
Kehancuran Aira
82
Salah paham
83
Kesalah pahaman
84
Salah paham
85
Salah paham
86
Salah paham
87
salah paham
88
Salah paham
89
Salah paham
90
Salah paham
91
Salah paham
92
Salah paham
93
Salah paham
94
Salah paham
95
Salah paham
96
Salah paham
97
Salah paham
98
Salah paham
99
Salah paham

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!