Setelah semua acara sesi foto bersama, serta makan siang yang tampak akrab, walau garing untuk gadis muda tersebut, namun ia dapat mengikuti acara hingga selesai.
Nancy dikejutkan oleh salah seorang sahabatnya saat sekolah.
Wanita itu melihat kearah Nancy, menerka-nerka, bahkan memperhatikan dari ujung rambut hingga ujung kaki sahabat lamanya.
"Nancy ..."
"Ijum, Jumaida?"
Sahabatnya itu mengangguk, berlari kecil menghampiri Nancy, kemudian memeluk erat sahabatnya.
Nancy membalas pelukan sahabatnya, mengusap lembut punggung Ijum, dengan mata berkaca-kaca, "Kamu kemana saja? Kok, hilang dari peredaran semenjak lulus sekolah?"
Ijum memajukan bibirnya, "Aku ikut pendidikan, dan sekarang jadi militer. Oya, kamu nikah sama siapa?" teriaknya menggema, membuat beberapa pasang mata tertuju pada mereka berdua.
Nancy menunduk lesu, hanya bisa tersenyum tipis, menjawab pertanyaan Ijum, "Istri dari Mayor Aditya Atmaja. Jangan bertanya, ataupun menjelaskan yang tidak ingin aku dengar ..." rungutnya.
Ijum tersenyum, menggoda puncak hidung sahabatnya, "Cieee ... Anak Pak Sugondo masih ambekan saja!"
Nancy kembali memeluk Jumaida yang masih menggunakan seragam loreng, walau pangkatnya masih jauh dibawah Aditya.
Jumaida merupakan pasukan khusus sebagai penyerang jika dalam situasi genting dalam peperangan.
Mendengar nama Pak Sugondo yang disebut oleh Jumaida, membuat Alvi mendekati mereka berdua ...
"Maaf, tadi kalian menyebutkan nama Sugondo? Apakah kalian mengenal pengelola perkebunan teh tersebut?" tanyanya menatap Nancy juga Ijum bergantian.
Ijum menghela nafas panjang, "Ibu bagaimana sih? Nancy ini anak gadis satu-satunya Pak Sugondo. Mana ada yang enggak tahu sama beliau, orang baik, yang selalu dapat pengawalan dari Pak siapa itu? Lupa saya ... Ini ni anaknya. Jadi kalau butuh apa-apa, kabari saja putrinya, mereka pasti membantu. Apalagi jika meminta satu countener teh hijau, pasti langsung di kirim." jelas Ijum panjang lebar, mengerjabkan matanya kearah Nancy.
Nancy hanya menggelengkan kepalanya, walau dia anak dari keluarga terhormat, tidak pernah gadis itu menjadi sombong, ataupun lupa pada kodratnya sebagai manusia biasa.
"Wah ... Kebetulan sekali kalau begitu. Kita bulan depan ada acara, dan membutuhkan hmm, nanti deh saya kabarin Mba Nancy ..." ucap Alvi sedikit malu, meninggalkan mereka berdua.
Nancy hanya menggeleng melihat reaksi Bu Alvi setelah mengetahui bahwa dirinya merupakan putri dari Sugondo, yang sudah berkali-kali mengajaknya untuk bertemu beberapa waktu lalu.
Ijum membawa Nancy keluar dari gedung pertemuan, menuju ruangan kantornya yang tidak jauh dari parkiran mobil.
Mereka saling bercerita masa sekolah, sehingga Nancy menanyakan status Ijum saat ini.
"Kamu sudah menikah?"
Ijum tersenyum sumringah, dia menundukkan kepalanya, "Aku menjalin hubungan dengan wartawan, tapi dia memilih menikah dengan wanita lain. Jadi aku masih sendiri ... Tapi semenjak Pak mayor pergi ke Yordania, aku belum pernah bertemu dengannya. Pertanyaan ku, kapan kalian pacaran, dan kenal? Karena setahu ku, Nancy Sugondo ini tidak pernah dekat dengan pria manapun. Selain cinta kamu sama pria waktu kecil, siapa tuh, lupa aku."
Ijum menggaruk kepalanya, untuk mengingat siapa idola Nancy masa sekolah.
Nancy hanya mendengus dingin, dia menghempaskan tubuhnya disofa ruangan Ijum, sekaligus bertanya dengan nada pelan.
"Jangan bilang nama mantan kamu itu Bambang?"
Ijum menaikkan kedua alisnya, berpikir sejenak, membenarkan ucapan Nancy.
"Kok tahu? Kamu dukun, yah sekarang?"
Mereka tertawa terbahak-bahak, seketika wajah Ijum menunduk menyiratkan kesedihan.
"Ya ... Enggak jodoh Neng! Terkadang kita berusaha kuat, tapi jika teringat jauh lebih sakit. Tapi aku besok sudah berangkat lagi ke Poso. Jadi bisa melupakan semua kejadian yang sangat menyesakkan dada ..."
Nancy enggan membicarakan tentang kedua insan yang telah tega menyakiti dua prajurit yang merupakan orang terdekatnya. Dia hanya menatap langit-langit ruangan Ijum, tersenyum tipis menoleh kearah sahabat lamanya.
Lagi-lagi Nancy dikejutkan oleh Ijum dengan pertanyaannya, "Eeeh, jawab aku. Sejak kapan kamu dekat dengan Pak Mayor? Aku dengar dia berangkat minggu depan? Benar tuh?"
Nancy hanya bisa menahan rasa sedihnya, kenapa Adit pergi meninggalkan nya begitu cepat, tanpa memberi kabar ...
"Aku yang minta Bapak buat melamar Mas Adit," tunduknya jujur.
Sontak kejujuran seorang Nancy membuat Ijum tertawa terbahak-bahak mendengar bahwa dirinya lah yang meminta Adit.
"Edan ... Dunia memang terbalik! Kok bisa? Berarti yang kamu bilang jatuh hati sama Abang kelas itu, Pak mayor?"
Nancy mengangguk meng'iya'kan ucapannya.
Ijum kembali memeluk Nancy, "Selamat yah? Semoga cinta kamu terbalas. Jika tidak bisa rebut hatinya, rebut tubuhnya, perlahan hatinya akan mengikuti alunan tubuh ..." jelasnya, membuat Nancy benar-benar tertawa karena kekocakan sahabat lamanya yang memang suka asal kalau bicara.
Mereka saling berbincang-bincang cukup lama. Reuni, kalimat itu lebih tepat untuk kedua wanita seumuran tersebut. Namun bedanya, Nancy sebagai istri prajurit, Ijum telah tiga tahun bergabung menjadi abdi negara.
Saat keduanya tengah asyik bercerita, seketika handphone Nancy berdering ... Membuat gadis cantik itu merogoh handphone miliknya dari dalam tas kecil yang berada disamping.
"Mas Adit, sebentar yah?"
Ijum mengangguk, memberi ruang pada sahabatnya untuk menyambut telepon dari sang suami.
["Ya Mas ..."]
["Neng dimana? Kok mobil ada di parkiran, tapi enggak ada siapa-siapa di ruang pertemuan."]
["Neng di ruangan Jumaida, adik angkatan Mas. Mas dimana? Sudah di kantor?"]
["Ya, ni lagi mau jalan keruangan. Keruangan Mas saja, yah? Mas tunggu ..."]
["Iya ..."]
Mereka saling menutup telfonnya.
Nancy menoleh kearah Ijum, "Anterin aku keruangan Mas Adit, yuk? Biar kenal sama suamiku ... Mana tahu ada temen kantornya yang masih single. Jadi bisa kenalan."
Ijum mendengar ucapan Nancy mengisyaratkan tidak suka, namun dia tak mampu menolak ajakan sahabatnya, yang langsung meraih lengan sang prajurit, menuju ruangan Aditya.
Kedua wanita itu berjalan cukup jauh, sambil melanjutkan obrolan mereka.
Kembali telinga Nancy mendengar, bisikan dari prajurit lainnya, yang memuji, bahkan tidak sedikit mengatakan istri Aditya Atmaja sangat dingin dan sombong.
Ijum yang ikut mendengar kalimat kecil itu, tak mengacuhkan semua obrolan mereka. Karena baginya, Nancy merupakan wanita yang baik juga ramah.
Seketika jantung Nancy semakin berdebar-debar, saat langkahnya akan mendekati ruangan sang suami.
Langkah Nancy terhenti, nafasnya terasa sangat berat, karena ini kali pertama dirinya mendatangi kantor suaminya semenjak menikah.
Ijum menoleh, menautkan kedua alisnya, menatap lekat wajah Nancy, "Kok berhenti? Itu ruangan Pak mayor. Jangan bilang Neng geulis gugup?" godanya pada puncak hidung Nancy, sambil menunjuk kearah ruangan yang terbuka.
Nancy merengut, wajah menggemaskan semakin terlihat memerah malu. Bagaimana mungkin, dia harus mendatangi ruangan suaminya, tanpa membawa makanan atau jajanan apalah ...
Saat langkahnya semakin meragu, darah Nancy semakin mendesir, ketika tubuh kekar itu keluar dari ruangan dan menoleh kearahnya.
Ijum merubah posisi berdirinya, menghadap Adit, memberi hormat.
"Izin Ndan! Saya membawa istri tercinta!"
Adit yang melihat istrinya mematung, hanya tersenyum, memandang kearah Nancy dengan tatapan penuh kerinduan.
"Hmm ... Antar kan istri saya kesini, setelah itu tinggalkan kami berdua," tawanya sengaja menggoda Nancy.
Ijum membawa Nancy bak putri raja, berjalan perlahan mendekati Aditya Atmaja ...
"Izin Ndan! Istri sudah mendarat dengan selamat, saya permisi," tawanya berlalu meninggalkan Nancy yang sudah mengeluarkan keringat dingin.
Nancy yang di perlakukan seperti itu oleh Ijum, mencubit kecil perut sahabatnya, karena geram.
"Awas yah ...!" geramnya melihat punggung Ijum berlalu.
Aditya mendehem, memuji dalam hati kecantikan wanita yang ada dihadapannya. Keduanya tampak salah tingkah, bahkan sangat gugup ...
Nancy mengalihkan pandangannya, hanya untuk menyesiasati sekelilingnya, kemudian berkata pelan, "Boleh masuk enggak nih?"
Adit terdiam, mengangguk dan menggeleng, kemudian kembali mengangguk ...
"Masuk atuh ... Yah, masuk ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Tari Gan
cinta datang karena terbiasa pak mayor 🤣🤣🤣
2022-09-26
3
DearPE
Makkkk aku baper ya allah😍😍
Nah gitukan enak liatnya ehh Btw si ijum agak kocak ya 🤣🤣
2022-09-26
3
G-Dragon
kok aku baper Thor... tersipu-sipu gitu...🤭😍😍
2022-09-26
3