Berteriak keras

Amanda Lakarsa, wanita yang masih berusia 22 tahun, harus menyandang status janda saat semakin bergairah di usia muda tersebut. Sudah hampir enam bulan dia kehilangan segalanya, dalam kurun waktu bersamaan membuat wanita itu larut dalam kesedihan. 

Amanda memiliki beberapa saham di perusahaan Bank terkenal peninggalan Saga. Semenjak kepergian suaminya, dia hanya fokus pada pekerjaan dan dunia kecantikan dalam merawat kulit dan rambutnya yang berkilau.

Perlahan Amanda menutup pintu kamar, melangkah pelan agar tidak terdengar oleh sang Ayah yang tengah bermain bersama kedua peliharaan keluarga.

"Kamu mau kemana Amanda?" tanya Datuk saat melihat putri cantiknya menuruni anak tangga kediaman mereka.

Amanda terlonjak kaget, karena baru menyadari bahwa Ayahnya duduk di sofa ruang keluarga di temani Meican harimau besar kuning keemasan yang menggulung di karpet tebal ruang keluarga.

Amanda berusaha tenang saat berhadapan dengan Datuk Lakarsa, menjawab pertanyaan dengan pertanyaan, "Hmm ... Ayah? Sejak kapan ayah di sini?"

Datuk menatap kesal, mendengar putrinya mengalihkan pembicaraan mereka dengan caranya.

"Kamu mau kemana Amanda, lebih baik kamu berkuda atau latihan memanah! Tidak usah keluyuran seperti janda kesepian di luar sana. Ingat, kamu tidak bisa terus-terusan kelayapan di luar sana!" tegas Datuk dengan suara lantang.

Amanda mendehem, menarik nafas panjang, menelan ludah, menatap tenang wajah sang Ayah dengan tatapan manja.

"Ayah, aku butuh refreshing. Sudah lebih dari 300 hari aku mengurung diri di kamar, aku tidak ingin menghabiskan waktu di rumah, salon, dan gym saja. Apa lagi aku tidak menyukai berkuda juga memanah!" jawab Amanda merengek di lengan sang Ayah.

Datuk Lakarsa menggelengkan kepalanya, tak suka mendengar rengekkan putri cantiknya seperti ini, "Ck jangan begitu ... Pergilah, ingat jangan sampai kamu tidak pulang atau bahkan menginap di apartemen!" izinnya pada Amanda.

Semenjak kepergian Saga, Datuk Lakarsa dapat memahami kebutuhan biologis sang putri satu-satunya yang sudah di tinggal selamanya oleh Saga.

Amanda tidak mampu menahan hasrat selama kesendirian nya. Dia sering merasakan perubahan yang aneh kala malam. Tubuhnya selalu merasakan hawa panas dan meremang seketika, saat mendengar auman Meican juga Mesi.

Gairah yang terkadang tak terbendung, namun bingung untuk memilih jalannya. Karena selama ini Saga selalu ada jika Amanda merasakan hal itu.

Amanda memeluk Datuk Lakarsa dengan lembut, "Terimakasih Ayah ... Aku sangat menyayangi mu ..." kecupnya pada kening mengkilap sang Ayah.

Amanda menanyakan istri muda sang Ayah yang tidak menampakkan puncak hidungnya sejak tadi, "Nyi mana yah?"

Datuk Lakarsa menunjuk kearah belakang, tersenyum sumringah, "Ada di dapur, sedang menyiapkan makanan untuk Meican," ucapnya lembut.

"Hmm salam saja, Yah. Aku sudah terlambat. Sepertinya seseorang seorang pria muda akan menjadi pelabuhan terakhir ku," tawa Amanda berlalu.

Amanda menuruni anak tangga yang sudah di nanti oleh seorang driver baru pilihan keluarga. Memintanya agar mengantarkan janda cantik itu ke gedung apartemen miliknya.

"Antarkan saya ke restoran apartemen, tinggalkan saja saya di sana!" perintah Amanda pada driver pribadinya.

"Baik Nyonya," tunduk driver membukakan pintu mobil Amanda.

Mobil melaju kencang, membelah indahnya kota pagi itu, secerah hati Amanda yang telah kembali bangkit dari keterpurukannya kehilangan Saga.

Amanda menghela nafas panjang, berharap hari ini menjadi lebih baik dari hari kemarin, batin Amanda menatap ke arah luar jendela melihat awan putih membiru menghiasi langit yang cerah disinari cahaya mentari.

Amanda melihat beberapa pesan di layar handphone miliknya, memastikan pria muda yang akan dia temui hari ini lebih baik dari Saga. Sesekali dia mendehem, tanpa memperdulikan sosok driver yang memperhatikannya.

Tibalah mereka di loby apartemen, Amanda menunggu driver pribadi segera membukakan pintu mobil bagian penumpang dengan senyuman ramah.

Jakun driver turun naik menelan ludah, saat mencium aroma parfum yang menggoda dari tubuh Amanda.

'Hmm ... wanginya kau wanitaku,' batin driver seperti akan ada yang meledak di dalam jiwanya saat harus di hadapkan dengan wanita secantik Amanda.

"Saya permisi Nyonya," tunduk driver berlalu menuju kemudi.

Amanda mengangguk, melenggangkan kaki jenjangnya bak penari balet dengan tas jinjing kecil yang tampak elegan.

Amanda menoleh kearah driver dengan angkuh, "Bisakah kamu menjemput saya pukul 19.00? Saya tidak ingin Ayah kecewa!" perintahnya.

Driver yang baru dua minggu bekerja di keluarga mereka menunduk patuh.

"Baik Nyonya, saya akan menjemput," jawab driver hormat.

Amanda tersenyum, melangkah menuju restoran apartemen untuk menemui seseorang di dalam sana.

Mata Amanda tertuju pada sosok seorang pria muda nan tampan rupawan menyambutnya dengan pelukan hangat.

Amanda sedikit menahan dada pemuda itu, merasa terusik karena keberanian nya. Baginya, dia tidak suka pada pria yang agresif, dia lebih menyukai pria yang dingin dan tidak banyak bicara seperti Saga.

"Jangan mendekati saya!"

Amanda menahan pria itu agar tidak ceroboh untuk duduk di dekatnya.

Pemuda belia itu menatap sinis ke arah Amanda, "Kenapa Nyonya, bukankah kita akan berkencan, apa aku salah?" tanyanya penasaran.

Amanda menggeleng, dia enggan untuk duduk berdekatan dengan pemuda tersebut, perasaannya kembali gelisah, "Setidaknya saya tidak menyukai pria murahan seperti Anda anak muda!" tegasnya menatap sinis ke arah pria bernama Milan tersebut.

Milan menelan ludahnya kasar menatap dengan wajah memerah, 'Ada apa dengan wanita ini? Bukankah dia yang mengajak ku berkencan, tapi kenapa dia jadi berubah setelah bertemu ...?' 

"Aku menyukai Anda Nyonya. Aku tidak akan bicara pada siapapun tentang hubungan kita," jujur Milan seraya memohon karena membutuhkan kucuran dana dari wanita tersebut.

Amanda tersenyum tipis, menyunggingkan bibir basahnya, menggeram kesal menatap lekat mata Milan, "Tutup mulutmu! Sudah aku katakan, aku tidak menyukai pria murahan. Ternyata aku salah menilai mu!" ucapnya.

Mata coklat bersinar cerah seperti tatapan seekor harimau terpancar jelas dari mata yang seketika memerah. Membuat Milan bergidik ngeri, ketakutan menatap kedua bola mata Amanda yang sangat menyeramkan.

"Maaf kan saya Nyonya!" tunduk Milan memilih berdiri, dan berlalu meninggalkan restoran apartemen.

Seketika tubuh Amanda menjadi terasa sesak di dada menahan perasaan yang sudah saatnya harus di salurkan, tenggorokan Amanda seperti tercekat mengering, bahkan sulit untuk bergerak dan menjelaskan keadaannya kala itu.

Amanda mengangkat satu tangan ke arah pelayan, menunjuk kearah air mineral.

Segera pelayan menghampiri Amanda memberi sebotol air mineral, "Silahkan Nyonya Amanda," ucapnya, memberikan selembar tisu pada janda muda tersebut, "Tambah lagi nyonya?" tanyanya lagi.

Amanda merasa tubuhnya seperti melayang dan hilang keseimbangan. Dia mengusap leher jenjangnya yang bercucuran keringat dengan tatapan tajam semakin memerah kearah pelayan.

"Bawa saya ke kamar ..." Amanda berbisik pelan ketelinga pelayan.

BHUUUUG ...!

Tangan kekar seorang pria blesteran menyambut tubuh ramping Amanda secepat kilat. Pria tampan itu sangat mengenal Amanda, bahkan mengaguminya sejak awal bertemu.

"Apa Anda baik-baik saja Nyonya ...?" tanya pria itu pelan.

Jemari halus nan lentik Amanda berusaha mengusap wajah itu, namun bibir manis itu tak kuasa untuk berucap.

"Apakah kamu, Saga ...?"

Terpopuler

Comments

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠

ganti pke rok aja mas tentara😤

2022-10-05

2

Tari Gan

Tari Gan

ya Tuhan suami mcm apa kayak gitu,seterpaksa2 nya seorang lelaki menjalani rmh tangga dengan cara di jodohkan kan,gak kayak gitu jg x mulut nya,,

2022-09-20

3

Chay-in27

Chay-in27

tega kamu mas ... tega ...🥺🥺😭

2022-09-16

3

lihat semua
Episodes
1 Selamat
2 Keterpaksaan
3 Mas Adit milik ku
4 Berteriak keras
5 Luka yang tak berdarah
6 Mengkhianati
7 Main nyosor ...
8 Luka
9 Lagi gila
10 Merebut hati suami mayor
11 Merutuki kebodohan sendiri
12 Pura-pura mencintai
13 Dengan hati
14 Enggak tega
15 Nancy ...
16 Enggak suka ...
17 Tinggalkan kami berdua
18 Mengintip
19 Membalas cinta
20 Perhatian
21 Karena kebaikan
22 Mual
23 Hamil
24 Pengkhianat
25 Terjebak
26 Tujuh bulanan
27 Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28 E-e-vi
29 Wanita gila
30 Kontraksi ...
31 Pengen tahu saja ...
32 Salon ...
33 Merebut ...
34 Cinta
35 Wanita penghancur
36 Selalu setia
37 Mengecewakan
38 Satu syarat ...
39 Kenangan dari Mas Adit
40 Aroma wangi
41 Cemburuan
42 Gila kamu, Mas!
43 Bukan anak kalian
44 Darah ...
45 Berita hot
46 Lepaskan ...
47 Coba saja ...
48 Minta maaf ...
49 Belum siap
50 Benar adanya ...
51 Pernikahan sirih
52 Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53 Berantakan ...
54 Tawanan ...
55 Maafkan Neng, Mas ...
56 Tidak mudah ...
57 Merebut hati ...
58 Istri pakaian bagi suami ...
59 Rasain!
60 Usaha ...
61 Suami egois ...
62 Kita racun ...
63 Syaratnya ...
64 Menjadi saksi ...
65 Cerita tentang sakitnya ...
66 Just simple ...
67 Nyatakan cinta ...
68 Wanita ini istri saya, tapi ...
69 Gisel ...
70 Usaha mulu!
71 Mas kangen ...
72 Gagal mulu ...
73 Buat sial ...
74 Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75 Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76 Enggak boleh ...
77 Enggak usah peduli ...
78 Mengalami kecelakaan tragis ...
79 Jangan ngomel terus ...
80 Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81 Sabotase ...
82 Mas Sean ...
83 Cari muka sama mertua ...
84 Menunggu janda mu ...
85 Membuat perhitungan
86 Getaran gempa ...
87 Abdi terjatuh ...
88 Memberikan beban tanggung jawab
89 Menghadiri sidang ...
90 Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91 Kesalahan ke-dua kalinya
92 Salah kamu ...
93 Terlalu baik
94 Story' yang berbeda
95 Bodohnya aku ...
96 Jaman Siti Nurbaya
97 Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98 Akan membuktikan
99 Malu sama Bapak
100 Anak-anak suka asal
101 Kalian yang akad, ane yang pesta
102 Menginginkan dokter
103 Dicintai tanpa restu
104 Tidur di sofa
105 Delapan tahun lagi
106 Lamar aku
107 Pernikahan kilat
108 Aku malu
109 Istri yang tak tersentuh
110 Ketulusan Sindi
111 Mata-mata
112 Cara yang berbeda
113 Barak militer
114 Mengumbar kemesraan
115 Kawin gantung Arini dan Abdi
116 Yang penting nikah
117 Tanpa Evi
118 Ide yang sangat menyebalkan
119 Selamat bertugas
120 Sepuluh tahun
121 Kekuatan cinta yang tak biasa
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Selamat
2
Keterpaksaan
3
Mas Adit milik ku
4
Berteriak keras
5
Luka yang tak berdarah
6
Mengkhianati
7
Main nyosor ...
8
Luka
9
Lagi gila
10
Merebut hati suami mayor
11
Merutuki kebodohan sendiri
12
Pura-pura mencintai
13
Dengan hati
14
Enggak tega
15
Nancy ...
16
Enggak suka ...
17
Tinggalkan kami berdua
18
Mengintip
19
Membalas cinta
20
Perhatian
21
Karena kebaikan
22
Mual
23
Hamil
24
Pengkhianat
25
Terjebak
26
Tujuh bulanan
27
Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28
E-e-vi
29
Wanita gila
30
Kontraksi ...
31
Pengen tahu saja ...
32
Salon ...
33
Merebut ...
34
Cinta
35
Wanita penghancur
36
Selalu setia
37
Mengecewakan
38
Satu syarat ...
39
Kenangan dari Mas Adit
40
Aroma wangi
41
Cemburuan
42
Gila kamu, Mas!
43
Bukan anak kalian
44
Darah ...
45
Berita hot
46
Lepaskan ...
47
Coba saja ...
48
Minta maaf ...
49
Belum siap
50
Benar adanya ...
51
Pernikahan sirih
52
Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53
Berantakan ...
54
Tawanan ...
55
Maafkan Neng, Mas ...
56
Tidak mudah ...
57
Merebut hati ...
58
Istri pakaian bagi suami ...
59
Rasain!
60
Usaha ...
61
Suami egois ...
62
Kita racun ...
63
Syaratnya ...
64
Menjadi saksi ...
65
Cerita tentang sakitnya ...
66
Just simple ...
67
Nyatakan cinta ...
68
Wanita ini istri saya, tapi ...
69
Gisel ...
70
Usaha mulu!
71
Mas kangen ...
72
Gagal mulu ...
73
Buat sial ...
74
Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75
Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76
Enggak boleh ...
77
Enggak usah peduli ...
78
Mengalami kecelakaan tragis ...
79
Jangan ngomel terus ...
80
Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81
Sabotase ...
82
Mas Sean ...
83
Cari muka sama mertua ...
84
Menunggu janda mu ...
85
Membuat perhitungan
86
Getaran gempa ...
87
Abdi terjatuh ...
88
Memberikan beban tanggung jawab
89
Menghadiri sidang ...
90
Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91
Kesalahan ke-dua kalinya
92
Salah kamu ...
93
Terlalu baik
94
Story' yang berbeda
95
Bodohnya aku ...
96
Jaman Siti Nurbaya
97
Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98
Akan membuktikan
99
Malu sama Bapak
100
Anak-anak suka asal
101
Kalian yang akad, ane yang pesta
102
Menginginkan dokter
103
Dicintai tanpa restu
104
Tidur di sofa
105
Delapan tahun lagi
106
Lamar aku
107
Pernikahan kilat
108
Aku malu
109
Istri yang tak tersentuh
110
Ketulusan Sindi
111
Mata-mata
112
Cara yang berbeda
113
Barak militer
114
Mengumbar kemesraan
115
Kawin gantung Arini dan Abdi
116
Yang penting nikah
117
Tanpa Evi
118
Ide yang sangat menyebalkan
119
Selamat bertugas
120
Sepuluh tahun
121
Kekuatan cinta yang tak biasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!