Enggak suka ...

Sementara di sudut kota Bandung, Lembang ... Nancy tengah bersiap-siap untuk menghadiri acara makan siang selaku seorang istri dari Aditya Atmaja.

Rambut panjang yang ia cepol tinggi, tanpa menyisakan anak rambut yang masih tampak meremang sedikit, membuat Nancy harus menyemprotkan hair spray sedikit demi sedikit ...

"Hmm, sudah rapi dan terlihat sangat cantik. Seperti Ibu-ibu Persit lainnya. Bahkan bisa jadi, aku yang paling muda ..." gumamnya tersenyum sendiri menatap cermin.

Nancy sangat berbeda kali ini, penampilan yang tak biasa membuat Sugondo dan Ningsih bertanya karena melihat putri kesayangannya keluar dari kamar paviliun dengan aroma wangi parfum yang sangat berbeda dihidung kedua orangtuanya.

Sugondo mendehem, sambil melirik kearah Nancy yang akan menuju garasi mobil.

"Neng mau kemana? Cantik banget anak Bapak? Kayak Ibu-ibu pejabat," tawanya menyeringai kecil, menggoda sang putri.

Nancy menyalakan mesin mobil, meletakkan tas kecil yang ada ditangannya, mendekati Ayah serta Ibunya.

"Neng ada acara makan siang. Ini sudah jam 10.30, takut terlambat karena macet. Jadi berangkat lebih cepat, Pak."

Sugondo tersenyum lebar, matanya berbinar-binar saat menatap wajah ayu sang putri yang sudah diakui sebagai Ibu Persit oleh sang menantu.

"Ingat ... Jadi istri prajurit itu tidak mudah! Harus siap di tinggalkan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun ... Jaga nama baik kesatuan suami mu, juga nama baik keluarga kita. Bapak bahagia kamu bisa mendapatkan suami yang penyayang seperti Adit ... Ya kan, Bu?"

Ningsih mengangguk membenarkan ucapan orangtuanya, ia tersenyum sumringah, kembali menoleh wajah cantik alami itu di kaca mobil.

Nancy sangat mengerti bagaimana perasaan menjadi seorang istri abdi negara, yang harus menerima suami lebih mementingkan kepentingan negara, daripada keluarga.

Nancy melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, menciumi punggung tangan kedua orangtuanya, hanya berucap, "Neng jalan dulu yah, Pak ... Bu ..."

"Iya ... Hati-hati Neng! Jangan ngebut!"

"Iya Pak ..."

Nancy masuk ke stir kemudi, menekan tombol otomatis, hanya untuk memundurkan mobil agar keluar dari garasi, dan berlalu meninggalkan kediaman keluarganya.

Wajah cantik Nancy sangat berbeda dari biasa. Dia tampak, lebih bergairah dalam menjalani harinya, yang semakin di perhatikan oleh sang suami yang ia cintai.

Tak selang berapa lama, mobil sedan silver Nancy terparkir diparkiran gedung pertemuan Ibu Persit, yang terletak tidak jauh dari kantor Aditya suaminya.

Kemeja bunga-bunga merah dikombinasi putih, dipadu dengan rok pensil berwarna senada. Tas kecil putih, memperlihatkan bahwa Nancy bukan Ibu Persit dari kelas prajurit biasa. Dia merupakan istri dari seorang mayor berpangkat bunga dua.

Nancy merupakan wanita yang ramah, mudah bergaul dengan para kaum hawa, membuat mata ibu-ibu yang lain tertuju padanya.

"Selamat pagi menjelang siang ... Saya istri dari Mayor Aditya Atmaja, perkenalkan nama sa-- ..."

Belum jadi Nancy melanjutkan ucapannya, seorang Ibu yang tampak sedikit menor berkata ...

"Ya-ya-ya, kamu istri Aditya bernama Evi itu, kan? Kami sudah mendengar nama kamu yang di gadang-gadang akan menjadi Ibu Persit."

Nancy menautkan kedua alisnya, melambaikan tangannya, memberi isyarat bahwa dia bukan Evi ... "Bu-bu-bukan Bu, saya hmm ... Nan-nancy!" sanggahnya dengan cepat.

Salah seorang menoleh kearah Nancy, melihat pakaian yang sangat berbeda dari Evi saat Adit mengenalkan gadis bernama Evi pertama kali pada semua ibu-ibu di sana.

"Ooogh ... Kamu bukan Evi? Pantas, setidaknya dari pakaian kamu dan tunggangan kamu saja, kami pikir Adit ngepet, bisa buat Evi jadi secantik ini!" tawanya mencolek teman lainnya.

Nancy menghela nafas dalam-dalam. Melihat para ibu-ibu yang hanya melihat penampilan luar saja.

Dengan langkah cepat, dia memilih masuk kedalam gedung pertemuan, memilih duduk di bagian depan, tidak ingin bergabung dengan ibu-ibu tukang gosip seperti tadi.

Nancy memejamkan matanya, hatinya terasa sangat panas, saat mendengar cerita kaum emak rempong yang mengatakan bahwa Adit pernah membawa Evi bertemu mereka.

"Tentu beda aku dengan Evi! Aku anak Sugondo! Evi itu siapa? Tukang selingkuh, dan enggak tahu diri ..." geramnya dalam hati.

Saat Nancy masih duduk termenung sendiri, di kursi yang tersedia, salah seorang istri prajurit lainnya datang menghampiri.

"Maaf, dari kesatuan mana?" tanya ibu yang ayu nan lembut pada Nancy.

"Hmm ... Angkatan Darat, istri Mayor Aditya, Nancy!" ucapnya dengan tegas.

Wanita yang menggunakan name tag di dadanya itu menyalami Nancy dengan sentuhan pelukan kiri dan kanan.

"Saya istri dari Kolonel Dida, komandannya Aditya. Senang bertemu dengan kamu ..."

Nancy mengangguk, membukakan kursi untuk wanita itu agar duduk bersebelahan dengannya.

Wanita itu memberikan selembar kertas, hanya untuk mengisi absen, bagi para tamu undangan.

Acara berlangsung cukup lama, Nancy yang tampak aktif dan tenang, membuat wanita yang duduk disebelahnya meminta agar Nancy aktif di kesatuan.

"Nyonya Aditya saja yang menjadi bendahara! Biar dia aktif dan sepertinya dia sangat pantas menjadi bendahara," ucap wanita yang bernama Alvi tersebut, saat pemilihan organisasi dalam kesatuan.

Nancy menggelengkan kepalanya, menolak secara halus, karena memikirkan kegiatannya yang sangat padat di pabrik milik sang Ayah.

Alvi menggenggam erat tangan Nancy yang berada diatas meja, "Enggak apa-apa. Biar kita banyak kegiatan dan sering bertemu untuk mengikuti berbagai kegiatan. Kamu saya lihat sangat pintar dan baik. Sangat berbeda dengan hmm ..."

Alvi tidak melanjutkan ucapannya, namun dapat dipahami oleh Nancy, bahwa yang akan disebut wanita itu adalah Evi.

Wajah Nancy tampak semakin malas. Rasanya dia enggan berlama-lama berada di sana. Bergabung dengan kaum ibu-ibu yang hanya mengenal Evi, bukan dirinya.

Perasaan dan logikanya seketika bertengkar didalam diri seorang Nancy, rasanya ingin sekali ia meremas mulut wanita yang terus berbisik-bisik melihat kearahnya, dan mencolek ibu lainnya.

Nancy hanya menundukkan kepalanya. Dia sedikit mendekatkan wajahnya pada Alvi, sedikit berbisik untuk menolak menjadi bendahara ...

"Maaf Bu ... Ada baiknya saya mengikuti dulu, karena saya belum mengetahui apa saja yang menjadi poin penting dalam organisasi ini. Kebetulan saya juga banyak pekerjaan, bahkan sangat menyita waktu dalam keseharian saya ..."

Alvi menoleh kearah Nancy, menyimak ucapan wanita muda yang duduk disampingnya.

"Emang pekerjaan kamu apa? Selain menjaga rumah? Kamu pasti masih tinggal sama keluarga, kan? Lebih baik, kamu tinggal di barak kesatuan dan tidak menjadi beban pikiran keluarga, jika menjadi istri prajurit. Apalagi suami kamu terpilih untuk berangkat seminggu lagi ke timur tengah selama setahun. Jadi kamu tenang saja, ibu-ibu disini akan menjaga kamu jika terjadi sesuatu," jelasnya panjang lebar ...

Seketika dada Nancy terasa sangat perih, isi kepalanya berkecamuk bahkan semakin tak mengerti akan ucapan istri komandan suaminya tersebut.

"Mereka pikir aku ini wanita rumahan yang manja? Tidak bekerja, dan aaagh ...! Kenapa Mas Adit enggak ngomong kalau dia mau berangkat?" geramnya meremas kuat jemari tangannya, mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Neng enggak suka ikut beginian. Ibu-ibunya pada sok semua! Mereka pikir aku sesusah itu apa ...?" sesalnya dalam hati dengan wajah semakin menggembung kesal.

Terpopuler

Comments

G-Dragon

G-Dragon

eeeh Bu... ibu enggak tahu saja Nancy itu anak Sugondo...🤣😂😂🤭

Gaaaaaasss Thor...🔥🔥🔥

2022-09-26

2

Chay-in27

Chay-in27

Hmm... . emak-emak rempong ada dimana saja, sabar Nancy... kamu tetap terdepan...🥺🥺🥺

2022-09-26

4

Suci Lestari

Suci Lestari

tunjukan pesonamu neng nency

2022-09-26

3

lihat semua
Episodes
1 Selamat
2 Keterpaksaan
3 Mas Adit milik ku
4 Berteriak keras
5 Luka yang tak berdarah
6 Mengkhianati
7 Main nyosor ...
8 Luka
9 Lagi gila
10 Merebut hati suami mayor
11 Merutuki kebodohan sendiri
12 Pura-pura mencintai
13 Dengan hati
14 Enggak tega
15 Nancy ...
16 Enggak suka ...
17 Tinggalkan kami berdua
18 Mengintip
19 Membalas cinta
20 Perhatian
21 Karena kebaikan
22 Mual
23 Hamil
24 Pengkhianat
25 Terjebak
26 Tujuh bulanan
27 Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28 E-e-vi
29 Wanita gila
30 Kontraksi ...
31 Pengen tahu saja ...
32 Salon ...
33 Merebut ...
34 Cinta
35 Wanita penghancur
36 Selalu setia
37 Mengecewakan
38 Satu syarat ...
39 Kenangan dari Mas Adit
40 Aroma wangi
41 Cemburuan
42 Gila kamu, Mas!
43 Bukan anak kalian
44 Darah ...
45 Berita hot
46 Lepaskan ...
47 Coba saja ...
48 Minta maaf ...
49 Belum siap
50 Benar adanya ...
51 Pernikahan sirih
52 Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53 Berantakan ...
54 Tawanan ...
55 Maafkan Neng, Mas ...
56 Tidak mudah ...
57 Merebut hati ...
58 Istri pakaian bagi suami ...
59 Rasain!
60 Usaha ...
61 Suami egois ...
62 Kita racun ...
63 Syaratnya ...
64 Menjadi saksi ...
65 Cerita tentang sakitnya ...
66 Just simple ...
67 Nyatakan cinta ...
68 Wanita ini istri saya, tapi ...
69 Gisel ...
70 Usaha mulu!
71 Mas kangen ...
72 Gagal mulu ...
73 Buat sial ...
74 Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75 Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76 Enggak boleh ...
77 Enggak usah peduli ...
78 Mengalami kecelakaan tragis ...
79 Jangan ngomel terus ...
80 Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81 Sabotase ...
82 Mas Sean ...
83 Cari muka sama mertua ...
84 Menunggu janda mu ...
85 Membuat perhitungan
86 Getaran gempa ...
87 Abdi terjatuh ...
88 Memberikan beban tanggung jawab
89 Menghadiri sidang ...
90 Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91 Kesalahan ke-dua kalinya
92 Salah kamu ...
93 Terlalu baik
94 Story' yang berbeda
95 Bodohnya aku ...
96 Jaman Siti Nurbaya
97 Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98 Akan membuktikan
99 Malu sama Bapak
100 Anak-anak suka asal
101 Kalian yang akad, ane yang pesta
102 Menginginkan dokter
103 Dicintai tanpa restu
104 Tidur di sofa
105 Delapan tahun lagi
106 Lamar aku
107 Pernikahan kilat
108 Aku malu
109 Istri yang tak tersentuh
110 Ketulusan Sindi
111 Mata-mata
112 Cara yang berbeda
113 Barak militer
114 Mengumbar kemesraan
115 Kawin gantung Arini dan Abdi
116 Yang penting nikah
117 Tanpa Evi
118 Ide yang sangat menyebalkan
119 Selamat bertugas
120 Sepuluh tahun
121 Kekuatan cinta yang tak biasa
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Selamat
2
Keterpaksaan
3
Mas Adit milik ku
4
Berteriak keras
5
Luka yang tak berdarah
6
Mengkhianati
7
Main nyosor ...
8
Luka
9
Lagi gila
10
Merebut hati suami mayor
11
Merutuki kebodohan sendiri
12
Pura-pura mencintai
13
Dengan hati
14
Enggak tega
15
Nancy ...
16
Enggak suka ...
17
Tinggalkan kami berdua
18
Mengintip
19
Membalas cinta
20
Perhatian
21
Karena kebaikan
22
Mual
23
Hamil
24
Pengkhianat
25
Terjebak
26
Tujuh bulanan
27
Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28
E-e-vi
29
Wanita gila
30
Kontraksi ...
31
Pengen tahu saja ...
32
Salon ...
33
Merebut ...
34
Cinta
35
Wanita penghancur
36
Selalu setia
37
Mengecewakan
38
Satu syarat ...
39
Kenangan dari Mas Adit
40
Aroma wangi
41
Cemburuan
42
Gila kamu, Mas!
43
Bukan anak kalian
44
Darah ...
45
Berita hot
46
Lepaskan ...
47
Coba saja ...
48
Minta maaf ...
49
Belum siap
50
Benar adanya ...
51
Pernikahan sirih
52
Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53
Berantakan ...
54
Tawanan ...
55
Maafkan Neng, Mas ...
56
Tidak mudah ...
57
Merebut hati ...
58
Istri pakaian bagi suami ...
59
Rasain!
60
Usaha ...
61
Suami egois ...
62
Kita racun ...
63
Syaratnya ...
64
Menjadi saksi ...
65
Cerita tentang sakitnya ...
66
Just simple ...
67
Nyatakan cinta ...
68
Wanita ini istri saya, tapi ...
69
Gisel ...
70
Usaha mulu!
71
Mas kangen ...
72
Gagal mulu ...
73
Buat sial ...
74
Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75
Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76
Enggak boleh ...
77
Enggak usah peduli ...
78
Mengalami kecelakaan tragis ...
79
Jangan ngomel terus ...
80
Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81
Sabotase ...
82
Mas Sean ...
83
Cari muka sama mertua ...
84
Menunggu janda mu ...
85
Membuat perhitungan
86
Getaran gempa ...
87
Abdi terjatuh ...
88
Memberikan beban tanggung jawab
89
Menghadiri sidang ...
90
Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91
Kesalahan ke-dua kalinya
92
Salah kamu ...
93
Terlalu baik
94
Story' yang berbeda
95
Bodohnya aku ...
96
Jaman Siti Nurbaya
97
Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98
Akan membuktikan
99
Malu sama Bapak
100
Anak-anak suka asal
101
Kalian yang akad, ane yang pesta
102
Menginginkan dokter
103
Dicintai tanpa restu
104
Tidur di sofa
105
Delapan tahun lagi
106
Lamar aku
107
Pernikahan kilat
108
Aku malu
109
Istri yang tak tersentuh
110
Ketulusan Sindi
111
Mata-mata
112
Cara yang berbeda
113
Barak militer
114
Mengumbar kemesraan
115
Kawin gantung Arini dan Abdi
116
Yang penting nikah
117
Tanpa Evi
118
Ide yang sangat menyebalkan
119
Selamat bertugas
120
Sepuluh tahun
121
Kekuatan cinta yang tak biasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!