Begitu tiba di kediaman Sugondo, Nancy meminta Nanang agar membantunya membawa Adit ke dalam kamar mereka.
Tanpa menunggu lama, Adit yang sudah tak kuasai menahan rasa panas karena pengaruh obat laknat yang di berikan Aldo sahabatnya, melepaskan semua penghalang yang ada di tubuhnya.
Nancy yang melihat pemandangan tersebut, sedikit ketakutan, karena Adit terus mengerang meminta hal yang sangat mengejutkan.
"E-e-vi ..."
Lagi-lagi nama itu yang keluar dari bibir Adit, membuta Nancy semakin kecewa, bahkan memilih menjauhi tubuh suaminya yang sangat memalukan pemandangan nya walau sudah menjadi istri.
Nancy mencari keberadaan susu beruang, hanya untuk menetralisir kondisi tubuh Adit, tanpa mau melanjutkan adegan mereka yang tertunda di dalam mobil.
"Bagaimana aku harus mengatakan pada Mas Adit, bahwa wanita itu merupakan perempuan yang hanya memanfaatkan pangkat Mas saja! Tapi, mana percaya pria ini ..." sesalnya dalam hati.
Sesungguhnya, Nancy sangat menginginkan Adit saat ini, tapi lagi-lagi nama wanita yang telah mengkhianati cinta suaminya itu kembali di dengar, membuat ia merasa kecewa.
"Begitu cintanya Mas Adit sama Evi, sehingga sulit sekali hatinya untuk menerima aku sebagai istri ..." tangisnya dalam hati.
Nancy mendekati Adit yang terus menerus mengerang memohon pada siapapun yang mendekatinya diatas ranjang, dengan dada terbuka lebar dan hanya menggunakan boxer yang sudah basah sejak tadi, karena cairan itu membasahi bagian bawahnya.
Pandangan Adit seketika membayang menoleh kearah Nancy yang tengah mengganti pakaiannya, dari balik lemari.
Hasrat yang menggebu-gebu, bahkan lekukan tubuh indah Nancy membuat sesuatu dibawah sana semakin mengeras ...
Tak menunggu lama, Adit mendekati Nancy yang hanya menggunakan penyangga, sebagai penutup bagian dadanya.
"Kamu mau kemana sayang ..."
Adit berbisik perlahan ditelinga Nancy, membuat tubuh gadis itu terlonjak seketika, mendengar bisikan yang sangat aneh di telinganya, dengan kedua tangan Adit menangkup kedua bagian kenyalnya.
"Aaagh ... Mas!"
Nancy membalikkan tubuhnya, memberontak karena terkejut, mendorong tubuh tegap Adit, melayangkan satu tamparan keras pada pria yang sudah berstatuskan suaminya itu.
PLAAAAK ...!
"Aaauugh shiiit ...!"
Adit menatap lekat wajah Nancy, namun pandangannya seketika berkabut, karena mendapatkan perlakuan kasar dari tangan halus tersebut, membuat gairahnya benar-benar membuncah.
"Woowh ... Kamu sangat berani sayang!"
Nancy tampak kebingungan, karena tubuhnya refleks saat menerima perlakuan tak senonoh dari pria. Namun, dia tidak menyangka bahwa pria itu merupakan suaminya sendiri.
"Ma-ma-maaf Mas Adit, Neng enggak sengaja," kedua tangannya mengayun di udara, mendekati Adit yang sedikit kaget menerima perlakuan kasar dari wanita yang berjarak dua meter dengannya.
Namun seketika tubuh Nancy mendekatinya membuat jantung kedua-nya berdebar-debar.
Mata Adit melihat leher halus Nancy, sangat wangi dan mampu membangkitkan kembali gairahnya.
"Maukah kamu membantu aku? Hanya untuk malam ini saja? Aku mohon, tapi ini yang pertama bagi ku. Aku tidak biasa dengan sentuhan wanita ..." bisiknya perlahan di telinga Nancy, yang ia anggap sebagai wanita asing.
Nancy menelan ludahnya sendiri, nafasnya terasa sangat berat, dia takut mendengarkan, karena hal ini merupakan yang pertama juga untuk gadis itu.
Nancy mendekatkan wajahnya pada Adit, agar dapat melihat wajah tampan suaminya, yang benar-benar berbeda dari biasanya.
"Neng si-siap, asal Mas mau menerima cinta Neng ..."
Adit hanya menikmati wajah halus Nancy dengan pipinya, perlahan mencari keberadaan bibir mungil yang sangat menggairahkan nya berada di mobil tadi.
Bibir yang masih baru saling mengenal, hanya bisa saling meraba karena tidak begitu lihai dalam melakukannya.
Berkali-kali Adit hanya mengecup, tanpa bisa memainkan lidahnya. Begitu juga dengan Nancy, gadis itu tidak mengerti akan hal itu, hanya bisa mellumat bibir pria halalnya.
Kedua tangan Adit mendekap tubuh ramping yang sangat indah itu, agar tak ada jarak bagi mereka berdua.
Mereka menikmati keindahan ciuman pertama yang sangat berbeda, bahkan membuat tubuh kedua-nya semakin panas tak menentu.
Nafas mereka semakin terdengar menderu, bahkan semakin lama kedua-nya saling mendecaap mesra sehingga turun ke leher wanita yang terlena akan kelembutan pria yang semakin mendessah lembut ...
Adit sangat lembut menikmati semua yang ada di tubuh Nancy, begitu juga gadis itu semakin terlena dengan sentuhan jemari lentik suaminya.
"Aaagh Mashh ..."
Adit tersenyum bahagia, mendapatkan balasan dessahan yang sangat menggoda imannya.
Perlahan tapi pasti, kini keduanya telah berada di ranjang peraduan mereka, dengan wajah Nancy memerah, saat pria tampan itu kini berada di punuk kenyal wanita halalnya.
Kembali Nancy tak kuasa menahan dessahannya yang semakin lama, sentuhan itu semakin membangkitkan gairah wanita normal sepertinya.
Berkali-kali Adit mendongakkan kepalanya, hanya untuk melihat wajah cantik yang semakin lama semakin seksi di hadapannya.
"Neng ... Boleh Mas sentuh ...?"
Nancy yang tengah berada didalam pesona seorang Adit pria berpangkat mayor, hanya bisa mengangguk pasrah saat bibir itu menyentuh perut, dan perlahan turun ke lembah surganya.
Nancy menutup matanya perlahan, menikmati keindahan yang Adit ciptakan, membuat tubuhnya menggelinjang hebat, karena ulah pria yang berada di bawah sana.
"Aaagh ... Mashh ..."
Adit yang berada dalam pengaruh obat laknat itu tak menyadari, bahwa wanita yang tengah ia nikmati merupakan istri sahnya, Nancy. Dia terus menikmati keindahan yang tak pernah ada dalam benaknya akan seberani ini dengan wanita.
Cukup lama, Adit menikmati keindahan halalnya, seketika ia ingin sekali membawa wanita itu masuk dalam dunia liarnya.
Perlahan Adit naik, menatap wajah indah yang semakin lama semakin membuat dirinya penasaran dengan sebuah rasa. Namun semua itu sirna, karena penolakan Nancy, saat Adit kembali menyebutkan nama ...
"Evi ..."
BHUUUUG ...!
Seketika tubuh Adit ambruk berada di lantai kamar setelah menerima pukulan tepat di bahunya, membuat dia meringis kesakitan saat tak kunjung mendapatkan pelepasan.
Nancy mendengus dingin, mencari keberadaan underwear nya, beranjak dari ranjang, tanpa peduli akan kondisi Adit.
"Neng bukan Evi, Mas! Neng, Nancy! Enak saja mau merenggut kehormatan Neng dengan menyebut nama wanita lain!" sesalnya tanpa perasaan takut.
Dosa? Tidak ada lagi di pikiran gadis itu tentang sebuah dosa. Baginya Aditya lah yang telah berdosa, menyakiti hati seorang istri yang dengan tega menganggapnya mantan kekasih yang menyebabkan dirinya terluka dalam seperti saat ini.
Adit tak memperdulikan semua ucapan Nancy malam itu, dia hanya terus mengeerang, menikmati permainan tangannya sendiri, membuat istrinya tertawa geli mendengar dessahan pria dewasa di kamar paviliun mereka.
"Makan tuh Evi! Sampai kapan kamu mau menyebut nama wanita itu!" sesalnya dalam hati.
Akan tetapi, kembali Nancy teringat akan Aldo, "Siapa dia? Kenapa teman Mas Adit mengenali aku sebagai anak Pak Sugondo? Hmm, mudah-mudahan aku bisa bicara dengan pria itu, untuk menanyakan apa kesukaan Mas Adit. Aku akan mencari tahu, untuk merebut hati suami mayor ..." senyumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
mau ngakak🤣🤣🤣🤣
udh diujung pdhl,,gegara mulut salah sebut ambyar😂😂😂..maen solo akhrnya jdi plhn
2022-10-05
2
Tari Gan
galtot pak mayor aca nana Nunu nya yah 🤣🤣🤣
2022-09-25
2
G-Dragon
Evi lagi Evi lagi... hadeeeh...🥺🥺🥺
2022-09-23
3