Sudah hampir satu bulan lebih Amanda masih terbaring lemah dalam situasi kamar yang berbeda. Situasi kamar yang indah, layaknya sebuah kamar peraduannya saat bersama Saga Nyoman sang suami yang telah pergi meninggalkannya.
Ya ... Kondisi saat ini adalah, Amanda tengah terbaring tenang di dalam kamar pribadinya, atas anjuran dokter karena dia terus memanggil nama Saga.
Dengan berbagai pertimbangan yang matang, Datuk Lakarsa menyetujui semua anjuran rumah sakit, tentu dalam pengawasan perawat atas permintaan Keluarga Datuk.
Nyi Lingga Ni tengah duduk disamping sahabat sekaligus anak tirinya, mengusap lembut lengan yang tampak cerah setelah menerima transfusi darah delapan kantong, setelah mengalami keguguran bayi kembarnya.
Amanda mengerang, sesekali merintih dan mengaum kecil layaknya seekor harimau kecil yang baru belajar mengaum.
Lingga Ni tersentak, wajahnya memerah saat mendengar auman kecil dari bibir Amanda yang mungil. Dia hanya bisa terdiam, tanpa mau membicarakan hal ini pada suaminya, Datuk Lakarsa.
Urat darah yang membiru kembali terlihat jelas dari wajah cantik Amanda, menandakan bahwa wanita itu mengalami perubahan yang sangat besar dalam tubuhnya.
Amanda menoleh ke kiri dan ke kanan, tangannya lagi-lagi menggenggam keras, membuat sprei tebal berwarna biru muda itu robek seketika kukunya merobek bak harimau.
Perlahan Lingga Ni mundur ke belakang agar tidak menjadi amukan baru bagi harimau wanita yang akan bangkit dari tidur panjangnya.
"Uhuug-uhuug-uhuug ..."
Amanda duduk seketika, seperti baru terjaga, dengan wajah tampak semakin muda, baru terjaga dalam tidur semalam nya. Dia terbatuk-batuk hingga mengeluarkan air mata, membuat Ibu tirinya cepat memberikan air putih untuk tubuh yang semakin terlihat segar.
"Kok dada ku sesak yah, Bu?" tanya Amanda belum menyadari masa komanya yang hampir satu bulan.
Lingga Ni hanya mengusap lembut pundak belakang Amanda, memberikan air putih untuk putri tirinya.
Wanita yang memiliki ilmu supranatural itu kembali bertanya pada Amanda, "Kamu terlihat segar. Bagaimana? Sudah mendingan?"
Amanda mengusap wajahnya lembut, mengangguk seperti tengah mengingat sesuatu.
"Nyi, apa yang aku alami? Apakah aku kehilangan segalanya?" tanya Amanda masih merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya.
Lingga Ni hanya bisa tersenyum tipis, masih berusaha mencari waktu yang tepat, untuk menyampaikan semua yang terjadi selama Amanda koma tidak sadarkan diri.
"Tenanglah, semoga kamu segera pulih. Apa yang kamu rasakan saat ini hanya karena lamanya kamu tertidur," jelas Lingga Ni pada Amanda.
Amanda menaikkan kedua alisnya, wajah cantiknya terlihat semakin kebingungan, dalam mencerna pembicaraan dari Ibu sambungnya.
"Aku lapar Nyi, bisakah kamu memberikan aku makanan yang lezat? Aku seperti habis berjalan jauh, dan terasa sangat kelelahan," ucap Amanda membuat Lingga Ni bergegas memberi perintah pada pelayan.
Datuk Lakarsa yang mendengar putrinya siuman, berlari kencang menuju kamar putrinya, melihat Amanda dari pintu yang terbuka lebar.
"Oooogh, sayang ... Ternyata benar kata dokter bahwa kamu akan pulih jika di bawa kembali ke rumah," ucap Datuk mendekati Amanda yang masih duduk diranjang peraduannya bersama Saga.
Amanda menyambut tubuh kekar sang Ayah. Mendekap pria yang sangat mencintai nya sejak dulu.
"Ayah ... Aku lapar," rengek Amanda layaknya anak kecil.
Meican dan Mesi yang sengaja di lepas dikediaman Keluarga Datuk Lakarsa, memilih masuk kedalam kamar Amanda.
"Roooaaaar ...!" auman kerasnya bersahutan menyambut sang leluhur yang terjaga dalam tidur panjangnya tanpa di sadari oleh Amanda dan semua keluarga.
Meican harimau kuning keemasan itu memilih tidur diranjang kokoh Amanda, sementara Mesi meringkuk di lantai kamar, yang memiliki karpet tebal Timur Tengah layaknya kamar seorang putri raja.
Pelayan membawakan makanan, sesuai permintaan Amanda, menu spesial yang menggugah selera wanita cantik yang terlihat lebih muda dan sangat menawan dari usia sesungguhnya.
Lingga Ni, menyuapkan makanan ke dalam mulut Amanda agar, wanita yang telah menjadi janda tersebut kembali bertenaga dan mereka dapat menceritakan kondisi Saga yang telah tiada.
Amanda benar-benar melahap semua makanan yang terhidang, bahkan dia seperti orang kelaparan, meminta tambah hingga piring ke lima.
Lingga Ni menahan Datuk yang ingin mencegah putrinya, agar tidak mengikuti hawa nafsunya, karena akan berdampak pada kesehatan Amanda yang senantiasa menjaga asupan makanannya selama menjadi Saga masih ada kala itu.
"Bagaimana? Apa kamu masih lapar?" tanya Lingga Ni pada Amanda.
Amanda mengusap perutnya yang terasa kenyang, namun tidak merasa sesak sama sekali.
"Aku cukup kenyang, Nyi. Mungkin sebentar lagi aku akan mandi melakukan ritual ku seperti biasa. Karena tubuh ku terasa sehat kembali, bahkan seperti wanita yang kuat. Tapi aku merasakan panas di bagian kuduk belakang ku, Nyi," jelas Amanda pada Lingga Ni.
Lingga Ni, memijat pelan bagian kuduk Amanda, agar wanita cantik itu kembali nyaman.
Beberapa pelayan di beri perintah oleh Datuk agar mempersiapkan air hangat dari aroma terapi yang biasa dilakukan Amanda.
Tanpa menunggu lama, Amanda mengikuti perintah Lingga Ni, tentu dalam pengawasannya. Namun, lagi-lagi istri muda Datuk Lakarsa itu melihat satu tanda bahwa Amanda telah mendapatkan sesuatu dari leluhur yang akan merubah seluruh hidupnya.
'Aaagh ... Ini kutukan yang dari Saga untuk Amanda? Benarkah?' gumam Lingga Ni saat membantu Amanda mengusap lembut punggung halus putri kesayangan Datuk Lakarsa.
Amanda di bantu beberapa pelayan, setelah Lingga Ni memberi beberapa wejangan pada janda muda yang berparas indah tersebut agar berziarah ke kuburan sang suami Saga Nyoman.
Amanda kini tengah duduk di depan meja rias, menatap wajahnya sendiri yang menggunakan selendang hitam untuk mengunjungi makam Saga dan buah hati mereka yang di kuburkan dalam satu liang lahat.
Amanda berjalan sendiri dengan sangat anggun, layaknya seorang gadis belia yang muncul dihadapan Datuk Lakarsa juga para pelayan, yang di hadiri oleh seorang pemuda tampan, Alamsah.
Amanda menoleh kearah Alamsah, karena tidak pernah melihat wajah pria itu sebelumnya.
"Nyi ... Siapa pria asing itu? Apakah dia akan ikut dengan kita?" tanya Amanda berbisik ketelinga Lingga Ni.
Lingga Ni mengangguk, kemudian menjelaskan secara singkat siapa Alamsah.
"Pemuda itu merupakan orang kepercayaan Saga, yang akan menemani kamu untuk melanjutkan perusahaan yang di wariskan padamu oleh Saga. Nyi, harap kamu bisa melanjutkan bisnis yang di tinggalkan Almarhum suami mu. Kamu mengerti?" tegas Lingga Ni.
Amanda mengangguk mengerti, 'Bagaimana mungkin aku harus melanjutkan perusahaan Saga? Sementara aku tidak bisa sama sekali melakukannya. Aaaagh ... Sayang! Kamu sengaja meninggalkan beban berat padaku. Kenapa tidak kamu biarkan pria itu yang melanjutkan perusahaan tanpa aku,' geramnya menggerutu dalam hati ...
Mereka mendatangi area pemakaman, untuk membawa Amanda pertama kali mengunjungi makam suaminya setelah satu bulan lebih dia tidak sadarkan diri.
Air mata kesedihan kembali mengalir, saat Amanda melihat batu nisan bertuliskan nama Saga Nyoman di sana.
"Selamat jalan sayang, semoga kamu tenang disana ... Aku akan melanjutkan perusahaan, demi kita, demi kebahagiaan kita. Aku yakin, aku pasti bisa, walau saat ini sejujurnya aku belum mampu menerima kenyataan kehilangan mu Saga," isak Amanda di makam Saga.
'Tuhan, kuat kan aku ..." tangis Amanda semakin keras sehingga tubuhnya bergetar dan mengeluarkan kilauan cahaya kuning keemasan yang sangat menyilaukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
ratna galih
ini cerita apa sih atas nya Amanda setelah navy, Evi n Adit 😳😳
2023-06-27
0
eza
ihh masih hubungan adit aja
2022-11-04
0
🅶🆄🅲🅲🅸♌ᶥⁱᵒⁿ⚔️⃠
tentara tp ko kasar sama wanita😤😤😤
2022-10-05
1