Suara jeritan Amanda malam itu terdengar di seisi rumah mewah dan megah. Auman saling bersahutan membuat bulu kuduk para pelayan yang ada didalam rumah besar kembali meremang untuk kedua kalinya.
"Suara apa itu!?" tanya Datuk saat mendengar auman keras dan lantang dari arah lantai dua.
Pelayan saling bertatapan.
Tanpa menunggu lama, Datuk Lakarsa berlari kencang menaiki anak tangga untuk mencari keberadaan putri kesayangannya, Amanda.
Terlihat Amanda telah terbaring lemah tak berdaya dilantai kamarnya, dengan darah mengalir deras dari pangkal paha hingga ke kaki jenjangnya.
Dengan sigap Datuk menghampiri Amanda yang masih menyerukan nama 'Saga' ...
"Amanda!"
Datuk terlihat sangat panik, karena melihat darah segar yang terus menerus mengalir, membuat dia kembali berteriak memanggil istrinya.
"Lingga Ni! Lingga Ni!!"
Suara bariton Datuk menggema membuat para pelayan dan istri mudanya datang menghampiri ke kamar Amanda.
Betapa terkejutnya Lingga Ni melihat Amanda yang terus menerus menyebut nama Saga dengan mata tertutup namun mengeluarkan air mata dari sudut matanya, bergelimang darah segar di kakinya.
"Apa yang terjadi, Bang!?" pekik Lingga Ni melihat kondisi putri tirinya.
"Entahlah, cepat telepon kan ambulans, aku akan segera menghubungi Saga!" perintah Datuk.
Akan tetapi, handphone Amanda kembali berdering. Tentu Datuk dengan sigap menjawab panggilan yang tertulis nama sopir pribadi menantunya tersebut.
["Ya halo!"]
["Datuk ... Tuan Saga, Tu-Tu-Tuan Saga telah hangus terbakar ..."]
Terdengar isak tangis Supri dari seberang sana.
["Apa!? Dimana kalian!?"]
["Sa-sa-saya masih di kilometer 89, Datuk. Tol Jagorawa tepat di akan keluar pintu tol ..."]
Sambungan telepon terputus, membuat Datuk Lakarsa bergerak dengan cepat.
Semua tampak panik seketika, mendengar kabar duka yang begitu mendadak dan sangat tragis.
"Lingga Ni, kamu urus Amanda! Aku akan mengurus Saga. Bawa dia kerumah sakit, cepaaat!!!" teriak Datuk memberi perintah pada istrinya dan seluruh pelayan.
Perasaan was-was dan tidak menyangka akan terjadi seperti ini, membuatnya semakin tak kuasa menahan air mata.
Dengan cepat tubuh Amanda dibawa ke rumah sakit, dengan bantuan perawat rumah sakit yang tiba dengan cepat.
.
Keterkejutan Datuk Lakarsa melihat kejadian itu, saat tiba di lokasi kejadian hanya bisa pasrah. Melihat tubuh yang tak berbentuk dimasukkan dalam plastik jenazah
Suasana duka menyelimuti perasaan keluarga saat melihat tubuh yang tidak sempurna dibawa kerumah sakit menggunakan pembungkus mayat berwarna orange.
Petugas kebakaran dan pihak kepolisian, bertindak cepat untuk mengevakuasi korban yang ada didalam mobil di jalan tol.
"Ada lagi yang tertinggal, Tuan?" tanya pihak kepolisian pada Datuk saat memeriksa kondisi mobil yang hanya tinggal rongsokan besi tak berbentuk.
Datuk Lakarsa menggelengkan kepalanya, dia hanya berharap kandungan Amanda tetap berhasil di selamatkan. Karena hanya itu yang menjadi harapan untuk mengobati hati seorang istri yang ditinggal mati suaminya.
Semua pihak yang membantu mengevakuasi jenazah Saga tiba dirumah sakit dimana Amanda berada.
Situasi kembali semakin tak karuan saat dokter spesialis kandungan mengatakan, bahwa baby kembar Amanda dan Saga tak mampu bertahan untuk diselamatkan.
Akan tetapi, Lingga Ni yang berada disana menolak tidak percaya, karena hal itu biasa dialami wanita yang tengah mengandung dua bulan.
"Tidak bisa Ibu, Nyonya Amanda pendarahan. Saat ini yang kita lakukan hanya fokus menyelamatkan nyawa Nyonya Amanda. Karena dia banyak mengeluarkan darah. Saya harap, keluarga bisa menerima takdir," jelas dokter spesialis kandungan pada Lingga Ni yang masih berharap.
Lingga Ni hanya mengangguk pasrah, wajah pucatnya menoleh kearah Amanda, yang masih menggunakan selang oksigen dan masih dilakukan tindakan transfusi darah.
'Bertahan sayang ... Semua akan baik-baik saja ...' tangis Lingga Ni melihat kondisi Amanda.
Lingga Ni mencari keberadaan suaminya, dan meninggalkan Amanda dalam pengawasan dokter dan perawat.
Tubuh Amanda yang masih belum sadarkan diri, hanya dapat memberikan interaksi melalui detak jantung dan pergerakan mata yang seakan-akan terbuka sedikit tanpa disadari perawat yang berada di dalam sana.
Semua team medis hanya fokus pada keselamatannya, dan mengeluarkan janin yang ada dalam kandungan.
Amanda seperti tengah berada di dalam hutan yang rindang, menanti secercah harapan dan sinar surya cahaya malam.
Wajah cantiknya melihat sesosok harimau putih yang mengendus lembut pada kulit terhalus nya.
"Saga ..."
"Aku akan menunggu mu disini bersama anak kita sayang ... Berlari bersama dengan mereka, bermain di alam surga yang indah, hingga kita bahagia kekal abadi selamanya."
Hanya kalimat itu yang dapat di dengar oleh Amanda tepat di telinganya, dari bisikan seekor harimau putih yang menjelma bak pangeran bermata merah.
Tubuh Amanda menegang, meremas kuat selimut yang iya kenakan, terasa seperti akan mati, namun sinar cahaya merah menyala merasuki ubun-ubun kepalanya saat akan menarik nafas panjang.
"Aku mencintaimu, Amanda ..."
Perlahan suara Saga terdengar dengan hembusan nafas panjang, hanya mampu mengusap dengan satu kecupan, sehingga bibir hanya mampu berucap, "Jangan tinggalkan aku sendiri, Saga!" teriaknya di tengah hutan di sambut auman keras saling berlomba menyambut sang leluhur tiba.
.
Sudah lebih dari tiga minggu tubuh Amanda terbaring lemah di kasur rumah sakit, ditemani beberapa rekan kantor Saga yang datang silih berganti termasuk secretaris suaminya, Alamsah.
Pria bertubuh tegap, berperawakan blesteran itu kini hanya bisa melihat wanita cantik itu masih menutup matanya.
Alamsah sengaja hadir di sana setelah keluarga Datuk Lakarsa tidak berada di sana. Hanya mampu melihat sosok Amanda dari balik tirai dengan perawatan intensif di temani suster yang datang silih berganti menemaninya.
"Aku turut prihatin dengan kondisi mu saat ini Amanda ... Namun, aku hanya bisa berharap semoga setelah kamu siuman, dapat menerima kenyataan yang sebenarnya ..." gumam Alamsah di balik tirai.
Alamsah melihat tangan lembut Amanda bergerak perlahan, tangan halus itu kembali menegang, menunjukkan bahwa sesuatu terjadi di alam bawah sadar seorang yang tengah di ambang kematian.
"Suster ... Apakah Nyonya Amanda baik-baik saja?" bisik Alamsah melihat kondisi Amanda.
Suster mengalihkan pandangannya, melihat pergerakan Amanda yang mendekati siuman.
"Tentu Tuan. Kami telah melakukan yang terbaik untuk Nyonya Amanda. Walaupun dia harus kehilangan kedua-nya yang dicintai saat ini. Saya yakin, Nyonya akan siuman dan dapat menerima takdir.
Alamsah mengangguk mengerti, dia menghela nafas panjang, memilih pergi meninggalkan ruang perawatan, agar tidak diketahui oleh Keluarga Datuk Lakarsa.
Namun, saat akan membuka pintu kamar ruangan, telinga Alamsah mendengar suara rintihan Amanda yang sangat halus dan lembut. Suara auman kecil, dari bibir wanita yang masih sangat terpukul mesti kehilangan dua nyawa dalam waktu bersamaan ...
"Saga ..."
Suara itu terdengar sangat jelas, namun tak dapat di dengarkan oleh suster yang berada di sana.
Alamsah kembali mendekati Amanda, dia melihat wanita itu terus memanggil ... "Saga ..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Tari Gan
yg sabar nancy
2022-09-20
2
Chay-in27
sedih banget ... cuma karena Evi...🥴🤕😭
2022-09-16
3