Luka yang tak berdarah

Amanda lemah tak berdaya, di sambut hangat oleh tangan kekar seorang pria blesteran tampan yang secara refleks menyambut tubuhnya.

Pria tegap itu membawa Amanda menuju kamar apartemen milik janda muda tersebut, tentu di bantu pelayan restoran yang mengetahui kebiasaan Nyonya Amanda jika sudah berada dalam situasi itu.

"Bantu aku membuka pintu kamarnya!" perintah pria itu tegas kepada pelayan restoran.

"Baik Tuan, kalau boleh tahu anda siapa?" tanya pelayan mengikuti langkah pria itu tergesa gesa.

"Hmmm saya keluarga Nyonya Amanda," jelas pria itu lagi.

Pelayan meletakkan card di pintu apartemen kemudian membuka pintu dengan lebar. Memberi ruang pada pria blesteran tersebut agar meletakan tubuh langsing itu diatas ranjang kingsize kamar Amanda.

Pria itu mengucapkan terimakasih pada pelayan memberikan beberapa lembar uang pecahan merah sebagai ucapan terimakasih.

"Saya permisi Tuan," tunduk pelayan tersenyum senang menerima tips dari pria tampan tersebut.

"Hmm, setidaknya aku aman meninggalkan Nyonya Amanda bersama keluarganya," batin pelayan berlalu melanjutkan pekerjaannya.

Pria tampan itu menarik nafas dalam, menutup pintu utama, kembali ke kamar Amanda untuk menemani janda cantik yang terlihat tengah mengerang.

Ya, Alamsah. Pria tampan yang berprofesi sebagai orang kepercayaan almarhum suami Amanda yang selama ini menjadi secretaris pribadi Saga.

Selama kepergian Saga, Alamsah selalu mengikuti perkembangan Amanda agar tidak di dekati kaum Adam yang ingin memanfaatkan janda muda yang selalu tampak muda di mata pria muda.

"Mana ada yang tulus dengan mu ... Nyonya. Hasrat mu melebihi harimau betina liar yang mengembara mencari mangsa di hutan belantara yang terhampar luas," batin Alamsah mendekati Amanda.

Dia duduk di pinggir ranjang, menikmati kecantikan Amanda yang sangat menggairahkan.

Amanda mengerang, tiba-tiba mengaum keras,  "Rooooaaar ..." Dia mengaum seperti harimau betina yang kelaparan.

Amanda membuka matanya perlahan, memperlihatkan mata coklat yang menyiratkan cahaya merah keemasan, menatap wajah tampan Alamsah dengan tatapan penuh gairah.

Amanda menggeliat, memohon seperti seekor harimau buas yang akan menerkam lawan secepat kilat.

Dengan gerak cepat Amanda  mellumat bibir tipis kemerahan itu dengan buas namun lembut. Saat ini yang di butuhkan nya hanyalah melampiaskan hasratnya.

Alamsah enggan membalas ciuman janda muda tersebut, karena tidak ingin dikatakan sebagai pria yang memanfaatkan keadaan kelemahan seorang wanita.

"Hmmfh ..."

Amanda menarik tengkuk Alamsah tanpa membuka matanya.

Gairah janda muda yang telah lama kehilangan belahan jiwanya terlihat sangat liar saat tangannya mendekap serta menatap penuh hasrat.

Amanda memperdalam ciumannya, agar pria yang masih duduk di pinggir ranjang, membalas setiap sentuhan liarnya.

Amanda meliukkan tubuh rampingnya agar mendapatkan serangan yang sama dari Almasah. Namun sikap pria blesteran itu masih sama, diam tak bergeming walau terasa sesak di dalam sana.

"Aaagh ..."

Amanda berbisik pelan saat bibirnya  menyusuri leher jenjang milik pria itu agar segera membalas perlakuannya. Leher kekar juga bersih, yang mengeluarkan aroma maskulin pria metroseksual dari dalam tubuh pria tampan itu, membuat gairah janda leluhur itu bergerak lebih agresif.

Alamsah menahan tangannya, saat Amanda mengarahkan tangan kekar itu untuk menyentuh bagian kenyal yang siap terbuka lebar.

Perlahan Amanda menyentuh benda kenyal itu dihadapan Alamsah dengan gerakan lebih menggairahkan.

"Hmmfh babyhh ..."

Alamsah hanya diam mematung, saat mini dress yang di gunakan wanita itu terlepas dengan sendirinya. Membuat dia tidak mampu berkata-kata.

Amanda sengaja membuka kancing kemeja pria di hadapannya agar terpampang lebar hingga agar mempermudah bagi wanita itu menikmati keindahannya masuk dalam imajinasi liarnya.  

Amanda mengaum keras, bulu halus di kuduknya semakin terlihat berubah saat Alamsah sama sekali enggan menyentuhnya.

Jujur Amanda sudah tidak sabar untuk segera melakukan hal itu demi menyelamatkan gairah yang seketika membuncah hingga membuncah di ubun-ubun kepalanya.

"Hmm wangi tubuh mu sangat menggairahkan aku ...!" bisik Amanda mengigit kecil bibir Alamsah.

Amanda semakin menggila di atas pangkuan pria yang sama sekali tidak berbuat apa-apa padanya. Saat nafas seakan memburu seperti berlari kencang menanti sentuhan dari sang pujangga.

Amanda merobek baju yang di kenakan Alamsah hingga menoreh luka didada, dari tajamnya kuku janda yang berwarna merah menyala.

"Aaagh ... kamu melukai ku!" rintih Alamsah terdengar ditelinga Amanda.

Amanda yang sudah tidak sabar mengambil kendali di atas tubuh kekar Alamsah dengan sangat buas. Dia merobek celana pria blesteran tersebut, memainkan sesuatu yang sejak tadi mengganjal di bawah sana.

"Aaaagh ... Apa yang kamu lakukan ...!?" bisik Alamsah tak kuasa menolak hanya mampu menikmati.

Amanda benar-benar seperti di kendalikan oleh sesuatu yang sangat buas bahkan mengerikan.

Amanda kembali menatap wajah tampan pria blesteran, yang enggan membalas perlakuannya, menatap tajam dengan mata memerah bahkan menggeram penuh amarah.

"Kamu ...!?" pekik Amanda menjauh dari tubuh Alamsah yang baru dia sadari.

"Apa yang kamu lakukan di kamar ku!?" teriaknya meraih mini dress untuk menutupi tubuh indahnya.

Namun, saat akan meraih pakaian yang menggantung dinakas kiri ranjang nya, seketika tubuh indah itu ambruk, karena kehilangan keseimbangan tubuhnya sendiri.

BHUUUUG ...!

Amanda yang tengah dilanda hasrat liar sang leluhur di alam bawah sadarnya seketika terjerembab dilantai kamar.

"Aaaaugh ..." Amanda meringis kesakitan.

Alamsah yang setengah sadar akhirnya kembali tersadar, melompat menggendong tubuh Amanda, agar kembali beristirahat di ranjang kingsize apartemen tersebut.

Dengan sigap Amanda menarik selimut, untuk menutup tubuh indahnya ...

"Apa yang sedang kamu lakukan dikamar saya?" bentak Amanda saat menyadari bahwa pria yang tengah dia nikmati merupakan secretaris suaminya.

"Maaf, bukankah tadi kamu sedang pingsan saat berada di restoran?" jelas Alamsah berdiri menjauhi wanita itu.

"Haaah, apa kamu gila kita akan melakukan hal ini, apa kata keluarga ku?" teriak Amanda kesal.

Alamsah menaikkan alisnya.

"Bukankah Anda yang melakukannya Nyonya? Saya hanya menemani tanpa melakukan apapun pada Anda!" tegas Alamsah.

"Maksud mu? Apa saya yang memulai lebih dulu?" Amanda mendelik tajam,  merasa di permalukan oleh seorang secretaris.

Alamsah menarik nafas dalam, menelan ludah kasar, "Maaf, jika saya lancang. Saya hanya melakukan tugas sebagai secretaris!" jawab Alamsah, walau sejujurnya dia mengharapkan yang lebih dari kejadian ini.

Amanda memijat pelan pelipisnya.

"Tidak-tidak-tidak, ini tidak benar. Keluarga ku akan murka jika mengetahui kamu ada di sini menemani aku!" jelas Amanda.

Amanda menutup tubuhnya dengan sehelai selimut, untuk menutupi lekukan tubuh indahnya.

"Nyonya Amanda, como on! Saya sama sekali tidak melakukan apapun pada mu! Please ... jangan buat saya jadi serba salah!" tegas Alamsah, karena merasa di pojokan oleh wanita yang sejak tadi bermain di atasnya.

Amanda menatap lekat mata indah milik Alamsah, 'Pria ini lebih tampan dari Saga ... Siapa dia? Kulitnya bersih terawat ... Apakah dia pria metroseksual pengganti Saga?'

"Hmm ... tinggalkan saya. Saya ingin sendiri. Lebih baik kamu kembali ke kantor! Jangan lakukan hal gila lagi!". ucap Amanda terlihat salah tingkah.

Alamsah mendengus kesal, mengambil pakaian yang telah di robek oleh panjang janda muda yang masih menatap tubuh pria itu tanpa berkedip.

Alamsah mendekati Amanda, sedikit berbisik, "Jangan pernah lakukan hal ini dengan pria manapun ...!"

Amanda menunduk, menatap bagian dada dan perut yang terluka di tubuh Alamsah karena ulah kuku panjangnya.

"Tunggu ...!" tahan Amanda, "Apa kamu terluka karena aku?" tanyanya penasaran mendekati tubuh pria gagah itu.

"Hmmm ..." jawab Alamsah berlalu menutup pintu kamar mandi yang berada di dalam kamar apartemen.

Amanda terdiam tak mampu berkata-kata, jujur dia memang sangat menyukai tubuh gagah yang menawan, bahkan menawarkan sesuatu yang sangat menggiurkan. Tapi apakah mungkin dia melakukan hal itu dengan secretarisnya?

"Ooogh ... Tuhan! Apa yang telah aku lakukan padanya ...? "

Terpopuler

Comments

Mamik Haryitnowati

Mamik Haryitnowati

nancy & amanda org yg sama yah, agak bingung nama dan tema bab nya Adit tapi tak ada Adit di dlm isi Bab nya.. 😊

2023-07-24

3

Sky Blue

Sky Blue

Samngt berkarya selalu, ngak sbar bget nungguin klanjutnnya🥰🥰🥰

2022-11-28

0

Tari Gan

Tari Gan

Evi ulat keket gak cukup 1 laki

2022-09-20

2

lihat semua
Episodes
1 Selamat
2 Keterpaksaan
3 Mas Adit milik ku
4 Berteriak keras
5 Luka yang tak berdarah
6 Mengkhianati
7 Main nyosor ...
8 Luka
9 Lagi gila
10 Merebut hati suami mayor
11 Merutuki kebodohan sendiri
12 Pura-pura mencintai
13 Dengan hati
14 Enggak tega
15 Nancy ...
16 Enggak suka ...
17 Tinggalkan kami berdua
18 Mengintip
19 Membalas cinta
20 Perhatian
21 Karena kebaikan
22 Mual
23 Hamil
24 Pengkhianat
25 Terjebak
26 Tujuh bulanan
27 Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28 E-e-vi
29 Wanita gila
30 Kontraksi ...
31 Pengen tahu saja ...
32 Salon ...
33 Merebut ...
34 Cinta
35 Wanita penghancur
36 Selalu setia
37 Mengecewakan
38 Satu syarat ...
39 Kenangan dari Mas Adit
40 Aroma wangi
41 Cemburuan
42 Gila kamu, Mas!
43 Bukan anak kalian
44 Darah ...
45 Berita hot
46 Lepaskan ...
47 Coba saja ...
48 Minta maaf ...
49 Belum siap
50 Benar adanya ...
51 Pernikahan sirih
52 Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53 Berantakan ...
54 Tawanan ...
55 Maafkan Neng, Mas ...
56 Tidak mudah ...
57 Merebut hati ...
58 Istri pakaian bagi suami ...
59 Rasain!
60 Usaha ...
61 Suami egois ...
62 Kita racun ...
63 Syaratnya ...
64 Menjadi saksi ...
65 Cerita tentang sakitnya ...
66 Just simple ...
67 Nyatakan cinta ...
68 Wanita ini istri saya, tapi ...
69 Gisel ...
70 Usaha mulu!
71 Mas kangen ...
72 Gagal mulu ...
73 Buat sial ...
74 Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75 Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76 Enggak boleh ...
77 Enggak usah peduli ...
78 Mengalami kecelakaan tragis ...
79 Jangan ngomel terus ...
80 Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81 Sabotase ...
82 Mas Sean ...
83 Cari muka sama mertua ...
84 Menunggu janda mu ...
85 Membuat perhitungan
86 Getaran gempa ...
87 Abdi terjatuh ...
88 Memberikan beban tanggung jawab
89 Menghadiri sidang ...
90 Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91 Kesalahan ke-dua kalinya
92 Salah kamu ...
93 Terlalu baik
94 Story' yang berbeda
95 Bodohnya aku ...
96 Jaman Siti Nurbaya
97 Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98 Akan membuktikan
99 Malu sama Bapak
100 Anak-anak suka asal
101 Kalian yang akad, ane yang pesta
102 Menginginkan dokter
103 Dicintai tanpa restu
104 Tidur di sofa
105 Delapan tahun lagi
106 Lamar aku
107 Pernikahan kilat
108 Aku malu
109 Istri yang tak tersentuh
110 Ketulusan Sindi
111 Mata-mata
112 Cara yang berbeda
113 Barak militer
114 Mengumbar kemesraan
115 Kawin gantung Arini dan Abdi
116 Yang penting nikah
117 Tanpa Evi
118 Ide yang sangat menyebalkan
119 Selamat bertugas
120 Sepuluh tahun
121 Kekuatan cinta yang tak biasa
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Selamat
2
Keterpaksaan
3
Mas Adit milik ku
4
Berteriak keras
5
Luka yang tak berdarah
6
Mengkhianati
7
Main nyosor ...
8
Luka
9
Lagi gila
10
Merebut hati suami mayor
11
Merutuki kebodohan sendiri
12
Pura-pura mencintai
13
Dengan hati
14
Enggak tega
15
Nancy ...
16
Enggak suka ...
17
Tinggalkan kami berdua
18
Mengintip
19
Membalas cinta
20
Perhatian
21
Karena kebaikan
22
Mual
23
Hamil
24
Pengkhianat
25
Terjebak
26
Tujuh bulanan
27
Tu-tu-tu-tunggu M-a-s
28
E-e-vi
29
Wanita gila
30
Kontraksi ...
31
Pengen tahu saja ...
32
Salon ...
33
Merebut ...
34
Cinta
35
Wanita penghancur
36
Selalu setia
37
Mengecewakan
38
Satu syarat ...
39
Kenangan dari Mas Adit
40
Aroma wangi
41
Cemburuan
42
Gila kamu, Mas!
43
Bukan anak kalian
44
Darah ...
45
Berita hot
46
Lepaskan ...
47
Coba saja ...
48
Minta maaf ...
49
Belum siap
50
Benar adanya ...
51
Pernikahan sirih
52
Uang enggak dapat, nyawa melayang ...
53
Berantakan ...
54
Tawanan ...
55
Maafkan Neng, Mas ...
56
Tidak mudah ...
57
Merebut hati ...
58
Istri pakaian bagi suami ...
59
Rasain!
60
Usaha ...
61
Suami egois ...
62
Kita racun ...
63
Syaratnya ...
64
Menjadi saksi ...
65
Cerita tentang sakitnya ...
66
Just simple ...
67
Nyatakan cinta ...
68
Wanita ini istri saya, tapi ...
69
Gisel ...
70
Usaha mulu!
71
Mas kangen ...
72
Gagal mulu ...
73
Buat sial ...
74
Menghasut orang, untuk menjatuhkan ...
75
Ma-ma-ma ... Pa-pa-pa
76
Enggak boleh ...
77
Enggak usah peduli ...
78
Mengalami kecelakaan tragis ...
79
Jangan ngomel terus ...
80
Mobil Teh Nancy kecelakaan ...
81
Sabotase ...
82
Mas Sean ...
83
Cari muka sama mertua ...
84
Menunggu janda mu ...
85
Membuat perhitungan
86
Getaran gempa ...
87
Abdi terjatuh ...
88
Memberikan beban tanggung jawab
89
Menghadiri sidang ...
90
Bisa menjadi mantan Mas Adit ...
91
Kesalahan ke-dua kalinya
92
Salah kamu ...
93
Terlalu baik
94
Story' yang berbeda
95
Bodohnya aku ...
96
Jaman Siti Nurbaya
97
Melumpuhkan pikiran Mas Adit ...
98
Akan membuktikan
99
Malu sama Bapak
100
Anak-anak suka asal
101
Kalian yang akad, ane yang pesta
102
Menginginkan dokter
103
Dicintai tanpa restu
104
Tidur di sofa
105
Delapan tahun lagi
106
Lamar aku
107
Pernikahan kilat
108
Aku malu
109
Istri yang tak tersentuh
110
Ketulusan Sindi
111
Mata-mata
112
Cara yang berbeda
113
Barak militer
114
Mengumbar kemesraan
115
Kawin gantung Arini dan Abdi
116
Yang penting nikah
117
Tanpa Evi
118
Ide yang sangat menyebalkan
119
Selamat bertugas
120
Sepuluh tahun
121
Kekuatan cinta yang tak biasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!