Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah

Akhirnya mobil sampai dipelataran rumah sakit. Kane langsung mengangkat Dee keluar, berlari masuk ke dalam.

"Tolong dia cepat!" teriak Kane frustasi. Dokter dan perawat yang sedang berjaga terkejut langsung berlari mendekat.

"Kemari, Pak," ujar seorang dokter pria mendekat ke arah Kane. Dokter itu mengarahkan Kane ke sebuah ruangan.

"Apa yang terjadi?" tanya Dokter itu.

"Dia terjatuh dan darah mengalir begitu saja," ucap Kane dengan suara goyah. Netranya sudah merebak.

Kane merasa ketakutan setengah mati ketika meletakkan Dee yang sudah tidak sadarkan diri ke pembaringan rumah sakit.

"Pak, sebaiknya Anda keluar terlebih dahulu. Kami akan melakukan tindakan terbaik untuk anak dan istri Anda."

Kane berat untuk meninggalkan Dee tapi dia tahu jika itu tidak bisa dia lakukan. Perawat wanita terlihat mulai menyibak rok yang Dee kenakan dan mengelap darah dengan kain basah. Kane di tarik keluar oleh seorang perawat dan ruangan ditutup.

Kane terpaku di tempat. Tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Nafasnya tersengal-sengal, dadanya nyeri dan matanya memerah. Dia mundur sampai ke ujung tembok. Menatap pintu ruangan dengan nanar. Menengadahkan kepala dan mengerjapkan mata dengan cepat. Sudah sangat lama dia tidak menangis bahkan dia lupa kapan dia menangis. Kini dia tidak akan membiarkan air mata itu  melalui sudut matanya. Dia pria kuat dan tidak akan goyah dengan masalah ini.

Jika ingin punya anak dia bisa mencari wanita lain tapi ini berbeda. Dia lebih takut jika sesuatu terjadi pada Dee. Rasa ini seharusnya tidak boleh ada, namun ini terasa sangat menyiksa dan kini dia merasa frustasi juga putus asa melihat pintu itu tertutup rapat. Seharusnya dia bisa melihat apa yang telah terjadi dan tahu apakah Dee akan baik-baik saja.

Satu tetes lolos air mata lolos begitu saja dan Kane menyekanya. Meyakinkan diri jika memang peduli dengan Dee dan hanya Dee yang diinginkan olehnya untuk dijadikan ibu dari anaknya.

Kane melepaskan jasnya dan meletakkan di kursi tunggu lantas melonggarkan dasi dan hendak menggulung kemeja ketika melihat bercak darah di sana. Itu adalah bercak darah Dee. Dadanya berdegub kencang dan mengusap bercak darah itu.

"Tuan apa yang terjadi?" tanya Pak Jhon yang baru datang bersama dengan Emilio.

Bugh!

Kane memukul keras Emilio hingga jatuh tersungkur. Dia meluapkan kemarahannya pada pria itu.

"Aku suruh kau untuk menjaga dia, memastikan agar keadaannya baik-baik saja kenapa kau biarkan dia sampai bisa terluka seperti itu?" bentak Kane murka sambil terus melayangkan tinjunya ke tubuh Emilio. 

Sedangkan Emilio hanya bisa diam menerima semua yang Kane lakukan. Dia merasa gagal dan bersalah karena tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Beberapa orang yang melihat serta tiga orang petugas keamanan datang dan melerai perkelahian itu. Mereka menarik Kane dari tubuh Emilio.

"Tuan, ini rumah sakit bukan arena tinju," ujar salah seorang petugas rumah sakit.

Kane menatap tajam ke arah Emilio yang tertunduk tanpa mengucapkan apapun.

"Tuan, tenanglah. Nona Dee saat ini sedang berjuang di ruangan itu. Tuan harus mendoakannya bukan malah melampiaskan kemarahan," ucap Pak Jhon menenangkan.

Kane lalu melepaskan diri dari pegangan semua orang dan kembali berdiri di depan ruangan. Terdiam.

Beberapa saat kemudian pintu ruangan dibuka dan dua dokter keluar dari ruangan itu.

"Suami pasien mana?" tanya Dokter itu.

"Saya Dokter," kata Kane.

"Pendarahan saat ini masih belum kita atasi. Kita lihat keadaan ibu dan calon bayinya dalam dua puluh empat jam. Jika pendarahan ini berhenti maka bayi Anda akan selamat jika tidak maka maaf, kami sudah mengupayakan yang terbaik."

Kane memejamkan matanya. "Bagaimana kondisi ibunya?"

"Dia membutuhkan banyak darah," jawab Dokter itu. "Jika ada diantara kalian yang bergolongan darah AB resus negatif bisa mendonorkannya karena stok darah itu sangat langka dan sulit dicari "

"Golongan darah saya sama Dokter," kata Emilio maju ke depan.

Semua mata menatap ke arah Emilio.

"Kalau begitu ikuti perawat itu agar bisa mendapatkan darah Anda secepatnya dan setelah itu sembari kami mengobati luka Anda karena kami sedang membutuhkan darah itu secepatnya."

Emilio mengikuti perawat itu dan tatapan Kane terus mengikuti hingga tubuh menghilang dibalik tembok.

Tubuh Dee yang masih tidak sadarkan diri dipindah ke ruang perawatan. Kane mengikutinya di samping sambil terus menatap wanita itu.

Dee tidur dengan tidak tenang, keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Dengan telaten Kane yang mengelapnya dan menjaganya.

Tangannya tiba-tiba dipegang oleh Dee erat.

"Kak Rizki jangan pergi, temani Dee disini. Dee sendiri … , Dee takut," gumam Dee terisak dalam keadaan tidak sadar.

"Jangan benci Dee, Dee mencintai Kak Rizki."

Hal itu membuat wajah Kane mengeras, dia serasa ingin membangunkan Dee dan mengatakan dia yang ada di sini bukan Rizki. Dia mengepalkan tangannya erat, menghela nafas untuk mengatur emosi yang hampir saja keluar. 

Gelombang dahsyat kemarahan telah sampai ke ubun-ubun, rasa tidak terima karena di bawah kesadarannya Dee lebih memikirkan pria lain dibanding dirinya membuat Kane seperti terjatuh dalam jurang neraka yang panas dan membakarnya.

Setiap saat Kane mengingat dan memperhatikannya, sedangkan wanita yang dia perhatikan malah selalu mengingat nama pria lain di hatinya. Itu terasa tidak adil untuknya

Kane berjalan ke arah jendela ruangan itu menatap lurus ke luar menembus malam yang pekat.

Dia  meninju keras tembok yang ada di depannya hingga tangannya terluka. Darah menetes dari sela-sela jari namun dia tidak merasa sakit. Hatinya lebih sakit dari luka ini.

Beberapa jam kemudian Dee mulai membuka matanya pelan dan melihat Kane yang duduk menatapnya sambil tersenyum tipis.

"Akhirnya si burung Pipit membuka mata juga," ujarnya mengusap kepala Dee.

"Apa yang terjadi?" Dee meringis kesakitan. "Akh!" katanya memegang perut bagian bawah yang ototnya terasa tertarik kuat dan mulas.

"Jangan banyak bergerak," kata Kane pelan.

Dee mulai mengingat apa yang terjadi lantas menangis. "Maaf," ucapnya memelas.

Kane mengusap pipi Dee yang basah dan menggelengkan kepala. "Yang penting kau dan bayi ini selamat," kata Kane menenangkan.

"Sungguh?" tanya Dee balik. Kane menganggukkan kepala. Tadi Dokter yang memeriksa keadaan Dee mengatakan jika kemungkinan besar bayi dalam kandungan Dee selamat karena pendarahan bisa berhenti di saat yang tepat.

Tinggal besok menunggu pemeriksaan USG untuk melihat kondisi bayi secara pasti.

Dee tersenyum lantas dia menguap lagi. Efek obat tidur itu masih ada dan membuat dia memejamkan matanya yang terasa berat.

Kane menghela nafas lega melihat Dee sudah sadar. Dia tetap berada di sisi wanita itu hingga matahari memancarkan cahayanya. Terjaga sepanjang malam memastikan kondisi Dee akan baik-baik saja.

"Tuan, pakaian Anda," kata Pak Jhon mendekat membawa paper bag.

Kane menoleh lantas bangkit. Dia mengamati Dee lagi dan mengambil paper bag itu lantas masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Tuan, tangan Anda?" Pak Jhon berlari meraih dan melihat luka di tangan Kane.

Terpopuler

Comments

Imas LV

Imas LV

akhirnya kane bisa juga menangis, dulu waktu memperlakukan Dee dgn kejam serta menginanya, kemana perasaan kamu. untung Dee tdk keguguran, kalau itu terjadi bisa gila kamu si kane2

2022-12-03

1

maredni Jiba

maredni Jiba

caramu salah Kane,kalau kamu lembut pasti si Dee lupa pacarnya,

2022-11-04

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

kau beresi itu liliana kane...jgn biarkan dia bertindak sesuka.hatinya lg...buat apa pula kau minta tlg sama ayahnya liliana tuk dpt proyek...dmn harga ditimu kane...

2022-10-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2 Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3 Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4 Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5 Bab. 5 Ketahuan Hamil
6 Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7 Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8 Bab. 8 Sia-sia Sudah
9 Bab. 9 Malu Tapi Mau
10 Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11 Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12 Bab. 12 Perjanjian Buta
13 Bab. 13 Iblis Tampan
14 Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15 Bab. 15 Pemicu Amarah
16 Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17 Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18 Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19 Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20 Bab.20 Tidak penting itu.
21 Bab. 21 Mencari gantimu
22 Bab. 22 Merajuk kesal
23 Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24 Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25 Bab. 25 Sangat Membencimu!
26 Bab.26 Memendam perasaan Benci
27 Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28 Bab. 28 Meminta bantuan
29 Bab 29. Rencana yang Gagal
30 Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31 Bab 31 Hanya karena soal warisan
32 Bab. 32 Masa lalu Kane
33 Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34 Bab.34 Hadiah Mertua
35 Bab. 35 Benci tapi Cinta
36 Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37 Bab. 37 Jangan khianati aku
38 Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39 Bab. 39 Bertemu kembali
40 Bab. 40 Mencari mati
41 Bab. 41 Ketahuan
42 Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43 Bab. 43 Cemburu Buta
44 Bab. 44 Tidak memaafkan
45 Bab. 45 Merajuk
46 Bab. 46 Mulai Memahami
47 Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48 Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49 Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50 Bab. 50 Kunjungan Mertua
51 Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52 Bab. 52 Lakukan Saja
53 Bab. 53 Adik rasa Musuh
54 Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55 Bab. 55 Memungut kenangan lama
56 Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57 Bab. 57 Bermain Curang
58 Bab 58 Menang tapi kalah
59 Bab. 59 Kenyataan Pahit
60 Bab. 60 Kelahiran
61 Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62 Bab. 62 Biang Rusuh
63 Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64 Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65 Bab. 65 Luka Lama
66 Bab. 66 Ayah dan Anak
67 Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68 Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69 Bab. 69 Kenyataan Perih
70 Bab. 70 Bertemu Lagi
71 Bab 71
72 Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73 Bab 73 Sakit Hati
74 Bab. 74 Jebakan sang mantan
75 Bab. 75 Menantang Kane
76 Bab. 76 Otak Cadangan
77 Bab. 77 Bertukar peran
78 Bab. 78 Tidak biasanya
79 Bab. 79 Suasana Baru
80 Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81 Bab. 81 Keributan Besar
82 Bab. 82 Bilang Pada Mama
83 Bab. 83 Tidak mau!
84 Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85 Bab. 85 Membuat Masalah
86 Bab. 86 Berbagi Rasa
87 Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88 Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89 Bab. 89 Kembali Pulang
90 Bab. 90 Impian Jesper
91 Bab. 91
92 Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93 Bab. 93 Kedatangan Tamu
94 Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95 Bab. 95 Maafkan aku!
96 Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97 Bab 97 Salah sangka
98 Bab 98 Tragedi
99 Bab. 99 Adik Tercela
100 Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101 Bab. 101 Kesempatan Kedua
102 Bab. 102 Pak Jhon anfal
103 Bab. 103 Jebakan
104 Bab. 104 Rencana Indah
105 Bab. 105 Keributan Kecil
106 Bab.106 Tugas Terakhir
107 Bab. 107
108 Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109 Bab. 108 Malam Indah
110 Bab. 110 Rencana Baru
111 Bab. 111 Janji Manis
112 Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113 Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114 Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115 Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116 Bab 116 Kenyataan Pahit
117 Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118 Bab 118 Cemburu Gila
119 Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120 Bab. 120 Buah Simalakama
121 Bab.121 Sahabat Hidup
122 Bab. 122 Satu Server
123 Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124 Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125 Bab 126. Kabar Bahagia
126 Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127 Bab. 127 Ibu dan Anak
128 Bab.128 Cerita Lama
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab.131 Tragedi mencekam
132 Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133 Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134 Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135 Bab. 135 Damai
136 Bab. 136 Tamat
137 Tawanan Cinta sang Perwira
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2
Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3
Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4
Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5
Bab. 5 Ketahuan Hamil
6
Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7
Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8
Bab. 8 Sia-sia Sudah
9
Bab. 9 Malu Tapi Mau
10
Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11
Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12
Bab. 12 Perjanjian Buta
13
Bab. 13 Iblis Tampan
14
Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15
Bab. 15 Pemicu Amarah
16
Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17
Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18
Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19
Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20
Bab.20 Tidak penting itu.
21
Bab. 21 Mencari gantimu
22
Bab. 22 Merajuk kesal
23
Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24
Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25
Bab. 25 Sangat Membencimu!
26
Bab.26 Memendam perasaan Benci
27
Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28
Bab. 28 Meminta bantuan
29
Bab 29. Rencana yang Gagal
30
Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31
Bab 31 Hanya karena soal warisan
32
Bab. 32 Masa lalu Kane
33
Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34
Bab.34 Hadiah Mertua
35
Bab. 35 Benci tapi Cinta
36
Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37
Bab. 37 Jangan khianati aku
38
Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39
Bab. 39 Bertemu kembali
40
Bab. 40 Mencari mati
41
Bab. 41 Ketahuan
42
Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43
Bab. 43 Cemburu Buta
44
Bab. 44 Tidak memaafkan
45
Bab. 45 Merajuk
46
Bab. 46 Mulai Memahami
47
Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48
Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49
Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50
Bab. 50 Kunjungan Mertua
51
Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52
Bab. 52 Lakukan Saja
53
Bab. 53 Adik rasa Musuh
54
Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55
Bab. 55 Memungut kenangan lama
56
Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57
Bab. 57 Bermain Curang
58
Bab 58 Menang tapi kalah
59
Bab. 59 Kenyataan Pahit
60
Bab. 60 Kelahiran
61
Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62
Bab. 62 Biang Rusuh
63
Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64
Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65
Bab. 65 Luka Lama
66
Bab. 66 Ayah dan Anak
67
Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68
Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69
Bab. 69 Kenyataan Perih
70
Bab. 70 Bertemu Lagi
71
Bab 71
72
Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73
Bab 73 Sakit Hati
74
Bab. 74 Jebakan sang mantan
75
Bab. 75 Menantang Kane
76
Bab. 76 Otak Cadangan
77
Bab. 77 Bertukar peran
78
Bab. 78 Tidak biasanya
79
Bab. 79 Suasana Baru
80
Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81
Bab. 81 Keributan Besar
82
Bab. 82 Bilang Pada Mama
83
Bab. 83 Tidak mau!
84
Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85
Bab. 85 Membuat Masalah
86
Bab. 86 Berbagi Rasa
87
Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88
Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89
Bab. 89 Kembali Pulang
90
Bab. 90 Impian Jesper
91
Bab. 91
92
Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93
Bab. 93 Kedatangan Tamu
94
Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95
Bab. 95 Maafkan aku!
96
Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97
Bab 97 Salah sangka
98
Bab 98 Tragedi
99
Bab. 99 Adik Tercela
100
Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101
Bab. 101 Kesempatan Kedua
102
Bab. 102 Pak Jhon anfal
103
Bab. 103 Jebakan
104
Bab. 104 Rencana Indah
105
Bab. 105 Keributan Kecil
106
Bab.106 Tugas Terakhir
107
Bab. 107
108
Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109
Bab. 108 Malam Indah
110
Bab. 110 Rencana Baru
111
Bab. 111 Janji Manis
112
Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113
Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114
Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115
Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116
Bab 116 Kenyataan Pahit
117
Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118
Bab 118 Cemburu Gila
119
Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120
Bab. 120 Buah Simalakama
121
Bab.121 Sahabat Hidup
122
Bab. 122 Satu Server
123
Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124
Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125
Bab 126. Kabar Bahagia
126
Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127
Bab. 127 Ibu dan Anak
128
Bab.128 Cerita Lama
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab.131 Tragedi mencekam
132
Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133
Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134
Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135
Bab. 135 Damai
136
Bab. 136 Tamat
137
Tawanan Cinta sang Perwira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!