Raut wajah Dee terlihat memucat. Bagaimana ini? Anak buah Kane sudah berhasil menemukannya. Jangan sampai ia tertangkap oleh mereka. Dia tidak ingin lagi bersama pria itu. Pria sombong yang terus berbuat sesuka hati tanpa memikirkan perasaannya ini.
Cepat-cepat Dee berjalan ke arah dalam kost sambil menarik tangan Anna pelan.
“Kak Dee?” ucap Anna tampak terkejut.
Anna sungguh tidak menyangka kalau sahabat sekaligus kakak angkatnya itu tiba-tiba datang dengan dikejar-kejar begini.
“Anna, ayo kemasi baju-bajumu. Kita harus pergi secepatnya,” kata Dee dengan nada sedikit panik. Dee seperti sedang dikejar-kejar oleh sesuatu.
Mendengarnya, tentu Anna kebingungan. Apa maksud sahabat itu?
“Apa maksudmu, Kak? Kenapa kita harus pergi?” tanya Anna sama sekali tidak mengerti.
“Nanti aku jelaskan, ya. Ayo.” Dee berkata lirih.
Meski bingung, Anna akhirnya mengangguk dan melakukan seperti yang Dee perintahkan. Namun, Anna begitu terkejut melihat rombongan pria berjas hitam yang tampak seperti mencari seseorang dari kaca jendela kamar mereka.
Belum lagi tadi ada orang yang terus memanggil nama kakak angkatnya itu. Dan Dee tadi bilang jika hal itu berkaitan dengan ayah dari bayi yang sedang dikandung. Astaga!
Begitu banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya.
“Kak mereka siapa? Mereka sedang tidak mencarimu kan?” tanya Anna panik. Padahal sudah jelas kalau orang di luar sana mencari Dee. Namun, ia terus menyangkalnya sebelum mendapat jawaban langsung dari Dee.
Hanya saja, mengapa perasaannya jadi tidak enak begini?
Dee menghembuskan nafas kasar. Perempuan cantik itu langsung menuju dekat jendela. “Ternyata mereka memang secepat ini,” monolognya.
Meski cemas dan panik, Dee berusaha untuk tenang. Apalagi Anna, sahabatnya harus ia tenangkan. Dee sangat mengenal karakter Anna.
“Iya. Mereka sedang mencariku. Ayo, Anna. Kita harus cepat. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka. Kumohon, bantulah sahabatmu, ini,” kata Dee memelas.
“Ya sudah.” Anna akhirnya mengalah. Ia tidak tega melihat wajah sang sahabat yang tampak begitu panik. Nanti, ia baru akan menuntut penjelasan kepada sahabatnya itu.
Keduanya pun bergegas mengemas baju yang kira-kira diperlukan.
“Ayo,” kata Dee menarik tangan Anna.
Langkah yang terburu-buru mengiringi keduanya.
Panik dan gelisah. Itulah yang keduanya rasakan.
Dee menggigit bibirnya lumayan kuat. Merapalkan doa agar dirinya tidak tertangkap. Usahanya ini tidak boleh sia-sia. Hanya ini kesempatan yang ia punya dan belum tentu kedepannya akan seperti ini lagi.
Anna terus memandangi Dee. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa sahabatnya itu seperti buronan saja? Kesalahan apa yang sudah dilakukan oleh seorang Dee?
Memikirkannya membuat Anna bergidik ngeri. Namun, meski begitu. Ia tak mungkin meninggalkan Dee seorang diri. Dee adalah sahabat terbaik yang ia punya.
Keduanya memilih untuk keluar dari pintu belakang.
“Kak, gawat. Tampaknya mereka juga berjaga di sekitar sini. Kita pasti akan ketahuan,” ucap Anna panik. Tangannya menggenggam tangan Dee erat.
Dapat Dee rasakan suhu tubuh sang sahabat yang dingin menandakan kalau sedang ketakutan. Bukan hanya Anna saja yang takut, di sini Dee yang lebih takut. Seandainya kalau ia tertangkap. Habis sudah kebebasannya. Pria seperti Kane sungguh berbahaya.
“Apakah tidak ada jalan lain lagi di sini?” tanya Dee.
Anna tampak berpikir. Bisa dikatakan ia yang paling tahu mengenai daerah sini dibandingkan Dee. Mengingat Dee yang selalu pulang larut dan sudah lumayan lama tidak pulang karena berada di luar kota, sangat wajar kalau wanita yang tengah dikejar-kejar itu tidak terlalu tahu.
Bisa dikatakan Dee hanya menumpang tidur saja di kostnya itu.
“Ayo, ikuti aku, Kak.” Kali ini Anna yang mengambil alih. Ia berjalan dengan diikuti Dee yang mengekor di belakangnya.
Dee terus melihat kebelakang. Takut sekali jika sampai anak buah Kane menangkapnya.
“Ya Tuhan! Kumohon bantu aku. Jangan sampai Kane menemukanku,” doa Dee dalam hati.
Dee berniat ingin pergi ke tempat yang begitu jauh. Tempat terpencil yang sulit untuk ditemukan. Untuk bekal hidup kedepannya, Dee sudah mempersiapkan semuanya. Hidupnya pasti akan damai.
Anak yang ada di dalam kandungannya pasti akan tumbuh dengan baik meski tidak ada sosok ayahnya sekalipun. Dee sangat tidak rela jika anaknya nanti diambil begitu saja oleh Kane. Tidak! Hal itu tidak boleh terjadi.
Dia yang bersusah payah mengandung dan akan bertaruh nyawa saat melahirkan. Maka sangat tidak pantas Kane yang memiliki anaknya. Meski pria itu ayah biologis bayi dalam kandungan ini.
Akhirnya, keduanya sampai di depan pintu keluar.
“Ayo, cepat.” Anna berkata pelan. Dee mengangguk kecil.
Namun, baru beberapa langkah, mereka dikejutkan dengan dua mobil mewah yang sudah terparkir rapi. Tampaknya seluruh komplek rumah kostnya itu sudah dikepung.
Bingung.
Keduanya saling melempar pandangan. Jika mereka nekad keluar, pasti akan tertangkap. Dan jika terus berdiam diri di sini lama kelamaan juga akan tertangkap. Sungguh pilihan yang sama-sama sulit. Seperti buah simalakama.
“Kak, sebaiknya kita berpencar. Aku akan mengalihkan perhatian mereka. Kakak keluarlah dari pintu ujung sana,” kata Anna sambil menunjuk dengan jarinya.
Dee melihat arah jari Anna mengarah. Ia baru tahu kalau di ujung sana ada jalan keluar juga. Setelahnya, ia menatap Anna lekat.
“Tapi, kalau kamu tertangkap bagaimana?” Terdengar jelas nada kekhawatiran di sana.
“Tidak mungkin. Mereka bukan mencariku.” Anna berusaha meyakinkan Dee.
Ia akan melakukan apapun demi Dee. Orang yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri. Mereka sudah berjuang hidup lama di panti. Hanya Dee yang selalu ada dan tulus untuknya. Karenanya, Anna begitu menyayangi sosok Dee.
Dee pun menurut. Ia mulai berjalan terpisah dengan Anna.
Kini, Dee pun sudah berada di sebuah jalan keluar yang dibilang oleh Anna tadi. Tangannya terasa berat sekedar memutar knop pintu.
Dee menarik nafas secara perlahan. Ia harus tenang. Harus.
Rasa kegelisahan dan kecemasan malah akan membuatnya semakin panik.
Pintu pun terbuka. Dee terlihat tersenyum melihat tidak ada satupun anak buah Kane yang terlihat.
Baru beberapa langkah, Dee begitu dikejutkan dengan kehadiran beberapa orang yang berjalan mendekat.
“Ya Tuhan.” Dee pun segera bersembunyi.
Ia sungguh takut akan tertangkap. Tangisannya seraya akan pecah begitu saja. Kenapa bisa menjadi begini hidupnya? Jika terus hidup seperti ini. Lebih baik ia mati saja.
“Kalian cari terus. Jangan ada satupun tempat yang terlewat.” Terdengar suara anak buah Kane yang jelas bisa Dee dengar.
Dee membekap mulutnya pelan agar tidak mengeluarkan suara.
“Aku harus segera pergi.” Dee mulai keluar dari persembunyiannya ketika melihat para pengawal itu menjauh.
Hingga_
Krakk!!
Dee tak sengaja menginjak sebuah botol plastik. Wajahnya langsung pucat pasi. Ya Tuhan! Bagaimana ini?
Mendengar suara botol plastik yang diinjak, para anak buah Kane seketika langsung berbalik.
“Siapa di sana?” teriak salah satu dari mereka.
Tubuh Dee melemas. Gawat! Sepertinya dia akan tertangkap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Ai Hodijah
aduh thor baru sampe soni aja bikin degdegan
2023-01-02
0
teti kurniawati
woww kereennn
2022-10-03
1
Azizka Amelia Putri
𝙨𝙚𝙟𝙖𝙝𝙖𝙩 𝙞𝙩𝙪𝙠𝙖𝙝 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙠𝙖𝙣𝙚
2022-10-02
0