Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang

"Permisi saya harus menerima panggilan ini," ucap Dee dengan wajah pucat pasi. 

Pak Jhon sepertinya curiga dengan penelfon itu ketika melihat gestur tubuh Dee. 

"Silahkan, tetapi jika ada Tuan, matikan handphone Anda dan sebisa mungkin jangan berhubungan dengan orang luar jika tidak penting. Satu lagi, putuskan hubungan Anda dengan pria manapun selama kontrak ini masih berjalan," peringat keras Pak Jhon membuat Dee gemetar. 

"Iya, saya mengerti," balasnya dengan suara tercekat karena saking takutnya. 

Pria itu meninggalkan Dee, yang masih termangu. Bila anak buahnya saja segalak itu bagaimana dengan majikannya? 

Suara handphone yang masih berbunyi membuat Dee tersentak. Dia langsung menerima panggilan itu. 

"Hallo, Kak," kata Dee. 

"Dee, aku mendengar jika panti asuhan kita terbakar? Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Aku tidak ingin membuat kau cemas." Dee mengatakan dengan lemas. 

"Lalu bagaimana dengan semuanya? Adakah yang menjadi korban?"

"Semua hanya terkena luka bakar ringan, hanya Ibu panti saja yang sedikit parah." Dee tidak ingin membuat Rizki khawatir karena dia bekerja di tempat jauh yang butuh ketenangan. 

Terdengar helaan nafas berat. "Bagaimana dengan biaya rumah sakit?"

"Ada donatur yang mengcover semua biaya rumah sakit dan kehidupan anak-anak panti ke depannya."

"Syukurlah. Nanti aku akan juga mengirimkan uang untuk membantu pengeluaran kalian."

"Tidak usah, Kak. Uang kakak simpan dulu saja. Kakak baru bekerja sebulan ini, tabung untuk masa depan kakak," kata Dee. 

"Dee, kakak tidak bisa tenang ingin tahu apa saja yang sebenarnya terjadi."

"Semua sudah teratasi jadi Kakak jangan terlalu cemas. Oh ya Kak, aku akan berangkat ke luar negeri jadi nomor ini tidak akan aktif sampai aku kembali. Pesawat akan lepas landas, telepon aku matikan dulu. Maaf." Untuk pertama kalinya, Dee berbohong. 

"Dee tunggu, kau belum menjelaskan… ." Dee mematikan panggilan itu dan handphonenya. Kakinya menjadi lemas seperti tak bertulang. Air matanya terus mengalir deras. 

"Maafkan aku, maafkan aku… ." 

***

Dua jam kemudian Dee menatap pantulan wajahnya di cermin. Dia mengenakan gaun kebaya putih sederhana yang cantik. Namun, tidak ada riasan di wajahnya. Matanya masih sedikit bengkak karena menangis lama di kamar mandi. 

Seseorang mulai mengetuk pintu. 

"Nona apakah Anda sudah siap, Tuan sudah menunggu Anda di bawah," seru Pak Jhon. 

Dee mulai berjalan keluar membuka pintu. Dia tersenyum kaku. "Mari, Pak."

Dengan punggung tegak dia melangkah terlebih dahulu, berjalan menuruni tangga. Tampak di bawah ada beberapa orang yang sedang duduk mengelilingi meja. Mereka melihat ke arah calon mempelai wanita yang tampil sangat sederhana. 

Rambutnya yang panjang tergerai rapi di punggungnya. Wajahnya sehalus dan seputih porselen dengan mata yang besar dihiasi oleh bulu mata lentik yang lebat. Tidak perlu kosmetik untuk membuatnya cantik, semua sudah terlihat alami. 

"Nona, duduk dulu, Tuan sedang menelfon di depan," ucap Pak Jhon. Dee menurut. Dia duduk dengan gelisah di depan penghulu. Sambil menunduk. 

"Bagaimana sudah siap?" Suara pria yang enak didengar, rendah dan ber magnet, suara yang serak dan maskulin sepertinya masih muda. Jantung Dee langsung berdetak keras. Tangannya mendadak berkeringat dan terasa dingin. 

Pria itu lantas duduk disebelah Dee. Menoleh ke arah Dee dan menghela nafas panjang. 

Dee tidak berani melihat ke arah samping namun dia bisa melihat jika tubuh pria di sampingnya nampak atlentis. Tidak seperti bayangannya. 

Ijab dilakukan. Pikiran Dee hilang kemana untuk sesaat teringat akan Rizki. Pria itu yang seharusnya duduk di sampingnya bukan lelaki lain. Namun, nasib tidak bisa kita tentukan semua sudah garis Tuhan. 

Dee tersentak ketika seseorang memanggilnya. Pria itu mengulurkan tangan. Dengan gemetar Dee meraih tangan itu dan mencium punggung tangannya. Aroma kayu manis yang berpadu dengan wangi hutan pinus terasa di indera penciumannya. Dee masih menunduk ketika pria itu mengecup keningnya dengan lembut, hampir tidak tersentuh. 

Menahan tangis yang ingin meledak sedari tadi. Dia bahkan tidak sanggup menatap wajah pria yang kini menjadi suaminya sementara. 

Setelahnya, Dee hanya duduk diam dengan wajah menunduk sedih. 

Setengah jam kemudian, semua orang sudah pergi dari rumah itu. Detak jantung Dee mulai terdengar keras, dia tiba-tiba merasa pusing dan hampir jatuh. 

Mata elang pria itu menatap tajam ke arah gadis yang panik itu. Lalu membuka mulut. "Nama kamu HoneyDee, aku harus memanggilmu apa? Honey atau Dee?"

Pria itu melangkah maju. Dengan panik Dee mundur selangkah. 

"Apa yang pun yang Tuan suka," ucap lirih Dee masih dengan menundukkan wajah. 

"Kalau begitu aku panggil Honey saja terdengar manis. Kau bisa memanggilku Kane," kata pria itu menatap Dee dengan seksama. Dia merasa menemukan mainan baru yang menarik. 

"Tuan Kane," ulang Dee. Masih mundur hingga tersudut ke sisi ranjang. 

"Kane saja (Ken)."

"Kane." Dee akhirnya terjatuh, duduk di bibir sofa. Di depannya nampak menjulang tinggi tubuh pria yang kini sedang mengamatinya. Dee menelan saliva dengan sulit. 

"Kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan?"

Dee terkejut dengan pertanyaan yang langsung itu, tidak tahu harus menjawab apa. Dia berpikir pria itu pasti orangnya sangat serius. 

"Angkat wajahmu!" Dengan satu jarinya dia mengangkat dagu Dee. " Kenapa?  Malu?" suaranya nampak menyindir Dee. 

Dee menelan ludahnya dengan sulit dan gugup. Terpaksa bertatap muka dengan dia. Wajah pria itu tampan hanya saja nampak sinis dan dingin. 

"Apa kamu sudah mandi dengan bersih, memakai sampho?" 

"Sudah," cicitnya. 

"Tidak buruk, lebih baik dari yang pernah kulihat." Dee terkejut dengan kalimat pria itu, dimana mereka pernah bertemu? Tapi tidak berani bertanya lebih lanjut. 

"Ayo kita ke kamar," perintah pria itu. 

"Baik," jawab Dee menurut. 

"Takutkah?" tanya tajam pria itu. 

"..... " Dee terdiam tidak tahu harus menjawab apa. 

Detik kemudian pria itu menunduk dan langsung mengangkat tubuh Dee. Kedua kakinya sudah beranjak dari lantai. 

Dee merasa kegelapan akan menyelimuti hidupnya mulai kini. Wajahnya mulai memerah. 

"Tuan Kane, aku bisa jalan sendiri."

Pria itu tidak berbicara hanya menatap ke depan membawanya ke lantai dua. Membuat Dee tambah ketakutan. 

Pintu kamar dibuka. "Honey, kontrak telah dimulai, jika kau keberatan pintu masih terbuka lebar. Kau bisa pergi sekarang?" tanya pria itu sekali lagi. 

"Aku akan memberimu waktu beberapa menit ke depan," lanjutnya menatap Dee intens.

"Aku tidak menyesal," jawab Dee ragu namun dengan suara tegas. Dia tidak ingin mundur demi kesembuhan Ibu panti yang telah membesarkannya selama ini. Dia rela berkorban. Dia hanya akan berkorban selama sembilan bulan saja sedangkan Ibu panti telah banyak berkorban untuknya selama delapan belas tahun ini, tanpa mengeluh sedikit pun. 

"Kamu yakin dengan apa yang akan kamu lakukan?" suara pria itu terdengar melembut. Tatapannya terasa dingin. Dee mengangguk mantap. 

Pria itu lantas meletakkan Dee diatas ranjang dan mulai melepaskan jas putihnya dan meletakkan di atas sofa. 

Tiba-tiba badannya dipegang oleh dua tangan besar dengan keras. Terasa sakit. Matanya menjadi buram, ingin menangis. 

Dia melihat wajah pria itu membesi. "Kamu tidak tahu malu, menjual dirimu. Apakah kau tidak punya harga diri? Atau berpikir jika melakukan ini hidupmu akan terasa mudah dan berada dalam kemewahan?"

Mata Dee membelalak besar mendengar hinaan pria di depannya. Emosi pria itu berubah mendadak, membuatnya semakin ngeri dan takut.

Terpopuler

Comments

Erlinda

Erlinda

ternyata orang kaya ga menjamin utk ber atitude baik kebanyakan di novel ini lelaki kaya seorang CEO .selalu ber otak bodoh dan ujung ujung nya menyesal .

2023-08-05

0

Enies Amtan

Enies Amtan

hadir

2022-12-28

0

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

orang kaya..mulut bebas ya...kane

2022-11-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2 Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3 Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4 Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5 Bab. 5 Ketahuan Hamil
6 Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7 Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8 Bab. 8 Sia-sia Sudah
9 Bab. 9 Malu Tapi Mau
10 Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11 Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12 Bab. 12 Perjanjian Buta
13 Bab. 13 Iblis Tampan
14 Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15 Bab. 15 Pemicu Amarah
16 Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17 Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18 Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19 Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20 Bab.20 Tidak penting itu.
21 Bab. 21 Mencari gantimu
22 Bab. 22 Merajuk kesal
23 Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24 Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25 Bab. 25 Sangat Membencimu!
26 Bab.26 Memendam perasaan Benci
27 Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28 Bab. 28 Meminta bantuan
29 Bab 29. Rencana yang Gagal
30 Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31 Bab 31 Hanya karena soal warisan
32 Bab. 32 Masa lalu Kane
33 Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34 Bab.34 Hadiah Mertua
35 Bab. 35 Benci tapi Cinta
36 Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37 Bab. 37 Jangan khianati aku
38 Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39 Bab. 39 Bertemu kembali
40 Bab. 40 Mencari mati
41 Bab. 41 Ketahuan
42 Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43 Bab. 43 Cemburu Buta
44 Bab. 44 Tidak memaafkan
45 Bab. 45 Merajuk
46 Bab. 46 Mulai Memahami
47 Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48 Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49 Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50 Bab. 50 Kunjungan Mertua
51 Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52 Bab. 52 Lakukan Saja
53 Bab. 53 Adik rasa Musuh
54 Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55 Bab. 55 Memungut kenangan lama
56 Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57 Bab. 57 Bermain Curang
58 Bab 58 Menang tapi kalah
59 Bab. 59 Kenyataan Pahit
60 Bab. 60 Kelahiran
61 Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62 Bab. 62 Biang Rusuh
63 Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64 Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65 Bab. 65 Luka Lama
66 Bab. 66 Ayah dan Anak
67 Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68 Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69 Bab. 69 Kenyataan Perih
70 Bab. 70 Bertemu Lagi
71 Bab 71
72 Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73 Bab 73 Sakit Hati
74 Bab. 74 Jebakan sang mantan
75 Bab. 75 Menantang Kane
76 Bab. 76 Otak Cadangan
77 Bab. 77 Bertukar peran
78 Bab. 78 Tidak biasanya
79 Bab. 79 Suasana Baru
80 Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81 Bab. 81 Keributan Besar
82 Bab. 82 Bilang Pada Mama
83 Bab. 83 Tidak mau!
84 Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85 Bab. 85 Membuat Masalah
86 Bab. 86 Berbagi Rasa
87 Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88 Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89 Bab. 89 Kembali Pulang
90 Bab. 90 Impian Jesper
91 Bab. 91
92 Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93 Bab. 93 Kedatangan Tamu
94 Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95 Bab. 95 Maafkan aku!
96 Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97 Bab 97 Salah sangka
98 Bab 98 Tragedi
99 Bab. 99 Adik Tercela
100 Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101 Bab. 101 Kesempatan Kedua
102 Bab. 102 Pak Jhon anfal
103 Bab. 103 Jebakan
104 Bab. 104 Rencana Indah
105 Bab. 105 Keributan Kecil
106 Bab.106 Tugas Terakhir
107 Bab. 107
108 Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109 Bab. 108 Malam Indah
110 Bab. 110 Rencana Baru
111 Bab. 111 Janji Manis
112 Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113 Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114 Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115 Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116 Bab 116 Kenyataan Pahit
117 Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118 Bab 118 Cemburu Gila
119 Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120 Bab. 120 Buah Simalakama
121 Bab.121 Sahabat Hidup
122 Bab. 122 Satu Server
123 Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124 Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125 Bab 126. Kabar Bahagia
126 Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127 Bab. 127 Ibu dan Anak
128 Bab.128 Cerita Lama
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab.131 Tragedi mencekam
132 Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133 Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134 Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135 Bab. 135 Damai
136 Bab. 136 Tamat
137 Tawanan Cinta sang Perwira
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2
Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3
Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4
Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5
Bab. 5 Ketahuan Hamil
6
Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7
Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8
Bab. 8 Sia-sia Sudah
9
Bab. 9 Malu Tapi Mau
10
Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11
Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12
Bab. 12 Perjanjian Buta
13
Bab. 13 Iblis Tampan
14
Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15
Bab. 15 Pemicu Amarah
16
Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17
Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18
Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19
Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20
Bab.20 Tidak penting itu.
21
Bab. 21 Mencari gantimu
22
Bab. 22 Merajuk kesal
23
Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24
Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25
Bab. 25 Sangat Membencimu!
26
Bab.26 Memendam perasaan Benci
27
Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28
Bab. 28 Meminta bantuan
29
Bab 29. Rencana yang Gagal
30
Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31
Bab 31 Hanya karena soal warisan
32
Bab. 32 Masa lalu Kane
33
Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34
Bab.34 Hadiah Mertua
35
Bab. 35 Benci tapi Cinta
36
Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37
Bab. 37 Jangan khianati aku
38
Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39
Bab. 39 Bertemu kembali
40
Bab. 40 Mencari mati
41
Bab. 41 Ketahuan
42
Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43
Bab. 43 Cemburu Buta
44
Bab. 44 Tidak memaafkan
45
Bab. 45 Merajuk
46
Bab. 46 Mulai Memahami
47
Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48
Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49
Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50
Bab. 50 Kunjungan Mertua
51
Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52
Bab. 52 Lakukan Saja
53
Bab. 53 Adik rasa Musuh
54
Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55
Bab. 55 Memungut kenangan lama
56
Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57
Bab. 57 Bermain Curang
58
Bab 58 Menang tapi kalah
59
Bab. 59 Kenyataan Pahit
60
Bab. 60 Kelahiran
61
Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62
Bab. 62 Biang Rusuh
63
Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64
Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65
Bab. 65 Luka Lama
66
Bab. 66 Ayah dan Anak
67
Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68
Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69
Bab. 69 Kenyataan Perih
70
Bab. 70 Bertemu Lagi
71
Bab 71
72
Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73
Bab 73 Sakit Hati
74
Bab. 74 Jebakan sang mantan
75
Bab. 75 Menantang Kane
76
Bab. 76 Otak Cadangan
77
Bab. 77 Bertukar peran
78
Bab. 78 Tidak biasanya
79
Bab. 79 Suasana Baru
80
Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81
Bab. 81 Keributan Besar
82
Bab. 82 Bilang Pada Mama
83
Bab. 83 Tidak mau!
84
Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85
Bab. 85 Membuat Masalah
86
Bab. 86 Berbagi Rasa
87
Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88
Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89
Bab. 89 Kembali Pulang
90
Bab. 90 Impian Jesper
91
Bab. 91
92
Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93
Bab. 93 Kedatangan Tamu
94
Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95
Bab. 95 Maafkan aku!
96
Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97
Bab 97 Salah sangka
98
Bab 98 Tragedi
99
Bab. 99 Adik Tercela
100
Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101
Bab. 101 Kesempatan Kedua
102
Bab. 102 Pak Jhon anfal
103
Bab. 103 Jebakan
104
Bab. 104 Rencana Indah
105
Bab. 105 Keributan Kecil
106
Bab.106 Tugas Terakhir
107
Bab. 107
108
Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109
Bab. 108 Malam Indah
110
Bab. 110 Rencana Baru
111
Bab. 111 Janji Manis
112
Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113
Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114
Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115
Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116
Bab 116 Kenyataan Pahit
117
Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118
Bab 118 Cemburu Gila
119
Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120
Bab. 120 Buah Simalakama
121
Bab.121 Sahabat Hidup
122
Bab. 122 Satu Server
123
Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124
Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125
Bab 126. Kabar Bahagia
126
Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127
Bab. 127 Ibu dan Anak
128
Bab.128 Cerita Lama
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab.131 Tragedi mencekam
132
Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133
Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134
Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135
Bab. 135 Damai
136
Bab. 136 Tamat
137
Tawanan Cinta sang Perwira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!