Akhirnya, setelah adegan yang begitu menegangkan, Dee bisa terlepas dari para anak buah Kane. Dia berjalan cepat untuk segera menemukan Anna. Berharap keadaan Anna akan baik-baik saja. Tidak ada hal buruk apapun yang terjadi.
Tak berapa lama Dee berjalan, akhirnya ia pun melihat Anna. Anna juga melihat Dee. Rasa haru terpancar jelas di wajah keduanya.
Segera keduanya berjalan mendekat satu sama lain.
“Akhirnya kamu baik-baik saja.” Dee memeluk tubuh Anna erat. Hanya Anna lah satu-satunya orang yang bisa menjadi tempatnya bertumpu dan bersandar.
“Iya. Ayo kak, sebaiknya kita harus pergi,” ajak Anna.
Mereka memang sudah berhasil keluar dari daerah kost milik mereka. Namun, belum terlalu jauh.
“Iya.”
Dee menggenggam tangan Anna erat. Takut jikalau terpisah.
Kedua perempuan yang sedang membawa bawaan cukup banyak itu terus berlari. Tinggal sebentar lagi mereka tiba di jalan raya untuk menemukan Taksi.
Terlihat mobil berhenti tidak jauh dari tempat mereka saat ini. Kemudian, turunlah seorang yang Dee kenali. Itu asisten Tuan Kane.
Kedua bola mata Dee membulat sempurna. Astaga! Bagaimana ini? Kenapa sedari tadi ia sangat sulit lepas dari jerat pria sombong itu? Bukankah namanya ini keterlaluan.
Pria itu sungguh sudah begitu semena-mena dengan memperlakukannya seperti buronan begini. Bukankah ia kabur juga karena salah pria itu? Huh! Dasar!
“Aku begitu membenci ayahmu, Nak,” monolog Dee sambil mengelus perutnya perlahan.
Meski panik, bisa-bisanya perempuan itu melakukan hal tidak berguna begini.
Celaka! Pak Jhon dan ia saling beradu tatap.
“Anna, ayo!”
Keduanya pun berlari memutar arah. Mereka menuju tangga darurat. Hanya itu jalan keluar satu-satunya yang bisa menjadi penolong mereka.
Sialan memang! Kenapa bisa asisten pria itu melihat dirinya?
“Kak, tenanglah. Kita pasti bisa lolos dari mereka semua,” lirih Anna yang masih berlarian dengan Dee.
Anna sebenarnya begitu khawatir dengan Dee yang berlarian seperti ini, mengingat kondisi Dee yang tengah mengandung. Hal itu tentunya tidak baik untuk Dee lakukan sekarang. Namun, apa boleh buat. Sepertinya Kakak angkatnya memang tidak ingin tertangkap.
Bagi Anna, apapun keputusan Dee adalah yang terbaik.
“Taksi!” jerit Dee yang terus melihat ke arah belakang. Takut jika Pak Jhon mengikuti mereka.
Ternyata dugaannya benar. Sebuah mobil mewah berjalan mendekat ke arah mereka dengan cepat. Untungnya taksi itu berhenti di depan mereka.
BRAKK!!!
Dee masuk dan menutup pintu taksi itu dengan cepat. Di sampingnya sudah ada Anna yang duduk dengan wajah pucat seperti Dee.
“Cepat jalan, Pak. Ada yang mau menculik kita!” seru Dee dengan mimik wajah panik dan tegang.
Pemilik taksi segera melihat ke belakang lewat kaca spion. Dia tahu apa yang harus dilakukan.
“Baik, Nona.” Taksi yang ditumpangi Dee dan Anna melaju cepat.
Di belakang mereka ada mobil asisten Kane yang ikut mengejar. Tampaknya mereka tidak akan menyerah sampai berhasil menangkap Dee.
Di tengah-tengah itu, tiba-tiba saja handphone milik Dee berdering. Bisa ia lihat kalau Kane meneleponnya. Dee menelan salivanya dengan berat.
Anna melirik sekilas ke arah ponsel Dee yang berdering.
Kane? Apakah itu adalah nama pria yang katanya ayah dari anak yang dikandung oleh Dee? Anna terus menerka-nerka.
Panggilan pertama Dee abaikan begitu saja. Sepertinya dia tidak berniat untuk mengangkat panggilan itu.
Hal itu berulang sampai berpuluh-puluh panggilan yang terus diabaikan oleh Dee. Hingga, terdengar suara notif ponsel yang menandakan ada pesan masuk.
Rasa penasaran menghantui diri Dee ketika melihat motif itu, Dee pun meraih benda pipih persegi dan membaca pesan yang tertulis.
“Dia gila?!” Dee melempar ponselnya ke sembarang arah. Untungnya, Anna bisa menangkapnya. Jika tidak, entah akan seperti apa benda itu nantinya. Padahal, Anna sangat yakin kalau benda itu adalah benda berharga yang Dee miliki.
“Kak Dee, ada apa?” Anna memulai pembicaraan. Dia sudah tidak bisa lagi membendung semua pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Dee menoleh, tidak langsung menjawabnya. “Tadi itu pesan dari orang yang berusaha menangkapku.” Dee terlihat serius. Ingin sekali ia langsung menceritakan apa yang sudah terjadi kepadanya tanpa menutup-nutupinya dari Anna sedikitpun. Hanya saja, waktunya belum tepat.
“Dia bilang apa?”
“Tidak ada. Hanya sebuah ancaman kecil saja.” Memang ancaman kecil, tapi Dee yakin kalau hal tersebut akan membuatnya dalam bahaya, begitu pula dengan Anna yang pastinya akan terlibat.
Di sisi lain.
Tampak seorang pria tengah menahan amarah. Tangannya terkepal sempurna.
“Dasar perempuan tidak tahu diri!” kesalnya sambil memandang ponselnya dengan tatapan membunuh.
Berani sekali Dee mengabaikan teleponnya itu. Cari mati rupanya!
“Lebih cepat lagi! Jangan sampai dia terlepas! Atau nyawa kalian taruhannya!” pekik Kane kuat dari balik telephon.
“Baik, Tuan,” jawab Pak Jhon nampak ketakutan.
Pak Jhon tahu Kane pasti kesal karena diabaikan oleh Dee. Namun, ia akui kalau Nona Dee sudah begitu berani.
Setelah menempuh jalan yang cukup panjang. Dee dan Anna sudah tiba di stasiun. Mereka memutuskan untuk pergi ke luar kota tepatnya di sebuah desa yang terpencil dengan mengendarai kereta. Dia ingin Kane tidak dapat menemukannya.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja kereta berhenti mendadak. Semua penumpang terkejut dan melongok keluar lewat jendela. Baru kali ini dalam sejarah ada kereta berhenti begitu saja tanpa ada alasan yang tepat seperti keadaan bahaya.
Dee dan Anna saling berpandangan. Mereka merasa ada hal yang janggal. Hingga, telepon Dee kembali berbunyi.
Dengan tangan gemetar ia mencoba melihat ponselnya.
Tubuhnya membeku sempurna. Gila! Ini gila!
Ternyata firasatnya ini benar. Penyebab kereta delay begini adalah karena ulah Kane. Kane menggunakan kekuasaannya itu untuk melakukan semuanya. Dee merinding memikirkan betapa berkuasanya pria itu.
Kereta yang tak kunjung berjalan kembali, membuat suasana menjadi riuh. Mereka tampak marah dan kesal dengan kejadian ini dan melakukan protes pada petugas yang ada.
Lagi-lagi pesan masuk. Dee hanya bisa menelan air liurnya dengan susah payah. Baiklah. Semua ini mungkin sudah menjadi takdirnya.
Dia pun mulai membalas pesan tersebut. Tidak ada cara lain. Ia memang harus menyerah.
“Anna, pergilah. Ini ada uang sedikit dariku. Maaf, aku tidak bisa ikut denganmu.”
“Kenapa, Kak?” Anna tentu tampak panik dan khawatir.
“Aku harus kembali. Jika tidak, sampai kapanpun kereta tidak akan berjalan kembali,” ucap Dee dengan suara lemas.
“Jaga dirimu baik-baik.” Anna seperti berat melepaskan Dee. Dia hanya bisa berdoa semoga orang yang sudah dia anggap sebagai kakaknya ini bisa menemukan kebahagiaannya.
Dee pun langsung melangkah keluar dari kereta. Dia melambai kepada Anna yang terlihat ingin mengejar. Ia berusaha tersenyum supaya Anna tidak terlalu khawatir.
Sudah ada mobil hitam yang menunggunya. Pak Jhon berdiri di samping pintu menunggunya datang. Dengan langkah berat Dee melangkahkan kaki mendekat. Wajahnya terlihat sendu.
“Nona, silahkan masuk. Anda sudah ditunggu Tuan besar.” Membuka pintu mobil.
Hening. Dee hanya diam. Menghela nafas panjang sebelum memasuki mobil. Dengan amat terpaksa, dirinya pun memasuki mobil.
Entah hukuman apa yang akan ia dapatkan karena sudah berani membangkang seperti ini.
Di tengah perjalanan, Dee hanya bisa termenung. Merasa jika takdir tidak pernah berpihak kepadanya. Apakah memang harus begini hidupnya? Namun, dia tidak boleh menyerah. Baiklah. Ini adalah cara terakhir yang dirinya gunakan.
“Pak, tolong berhenti. Saya kebelet,” lirihnya.
“Aku mohon. Aku sudah tidak tahan lagi.”
Akhirnya mobil pun menepi.
“Aku berjanji tidak akan kabur.”
Wajah Pak Jhon terlihat ragu.
“Peganglah tasku. Ini sebagai bukti kalau aku tidak berani kabur. Semua uang dan identitasku ada di dalam sini.” Dee terlihat meyakinkan.
“Baiklah, Nona. Saya tunggu Anda di sini.” Pria tua itu mengambil tas milik Dee.
Sudah hampir satu jam sosok Dee tak kembali juga. Sang asisten tampak curiga dan panik. Ia pun mulai menyusul Dee ke kamar mandi.
Betapa kagetnya ia, tatkala tidak menemukan sosok Dee sama sekali. Ternyata Dee kembali kabur.
“Celaka! Tuan bisa marah besar nanti.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Puja Kesuma
wah ternyata kecolongan lg tuh pak jhon...dee licin jg seperti belut..ada cela dikit kabur😃😃😃
2022-10-10
1
noven yee
wanita murahan? klo murahan knp kamu memilih dia utk mengandung anak kamu?. knp tdk menikah dgn perempuan pilihan orang tuamu? kamu pingin punya anak tp nikahnya nikah siri, diam2 pula. klo kamu mengatakam dee wanita murahan maka kamu laki2 pecundang dan pengecut.
2022-09-20
1
Anggi Susanti
wanita murahan tpi kenapa km mau dan pertahankan anak itu cari wanita terhormat sana yg mau mengandung anakmu jadi laki kok egois ikut kesal jadinya
2022-09-17
1