"Apa maksudmu?" tanya Liliana dengan suara tidak kalah tinggi. Dia mencoba membaca situasi yang ada. Menyorot semua pelayan yang terlihat menundukkan mata tidak berani mengatakan apapun.
"Ya Tuhan, aku tahu jika kau sedang mencoba membuatku marah karena kau tahu jika aku tidak sama seperti semuanya di sini!" ungkap Dee.
Liliana tersenyum sinis dan mengejek. "Apakah pelayan ini menganggap dirinya adalah putri atau ratu rumah ini sehingga berani mengangkat wajah padaku. Sejujurnya aku sudah muak melihat wajahmu dari awal hanya saja, lagi-lagi Kane selalu membelamu."
Dee melipat tangan ke dada. "Kau tahu itu seharusnya kau berpikir kenapa Kane melakukan itu?" ujar Dee berani.
Liliana bertepuk tangan sambil tertawa keras. "Wah, sang pelayan mulai berpikir akan jadi ratu rumah ini, jangan bermimpi. Kau mungkin dibela oleh Kane tapi kau hanya pelayan jadi ingat akan statusmu!" Liliana menunjuk Dada Dee keras sehingga Dee sedikit goyah.
"Tidak usah tunjuk-tunjuk," Dee menyingkirkan tangan Liliana dari tubuhnya.
Emilio maju hendak menengahi perkelahian itu. "Nona sebaiknya tidak meneruskan ini."
Dee merentangkan tangannya ke depan Emilio.
"Jadi kau juga memanggilnya Nona?" balik Liliana pada Emilio.
"Dia tahu jika aku bukanlah pelayan yang seperti kau pikirkan. Aku … aku … ," ucap Dee terputus teringat jika dia tidak boleh membocorkan pada siapapun bahwa dia adalah istri Kane.
"Siapa kau, wanita gatal yang merayu tunangan orang, atau wanita murahan yang menjual dirinya demi sejumlah uang. Ya kau pasti adalah wanita penggoda, aku tidak heran dengan wanita sepertimu yang rela melakukan apapun demi ," Liliana menunjuk Dee dari bawah hingga ke atas dengan wajah mengejek.
"Sedangkan aku adalah tunangannya, orang yang akan menikah dengannya? Calon dari majikanmu!" lanjut Liliana bangga.
"Tunangan yang tidak dicintai," celetuk Dee.
Liliana memegang bahu Dee dan mengoyaknya keras.
"Nona jangan lakukan itu, kasihan dia," seru Emilio. Beberapa pelayan yang melihat nampak khawatir Liliana akan mencelakai Dee.
"Kau membela pelayan ini hah!"
"Dia tahu siapa atasannya, kau atau aku," ujar Dee santai.
Liliana menyipitkan mata menyorot tajam pada semua orang yang ada di sana. Liliana mulia curiga.
"Siapa kau?" tanya Liliana pada akhirnya.
Dee mengangkat satu bibir ke atas penuh kemenangan. Kalimat ini yang dia tunggu dari tadi keluar dari bibir Liliana.
"Aku adalah wanita yang Kane harapkan selalu ada di ranjangnya. Aku adalah wanita yang selalu bersamanya saat ini dan saat ini bagi Kane aku lebih penting dari dirimu," jawab Dee tenang.
"Kau bohong!" ujar Liliana menatap lekat Dee berharap wanita itu telah mengatakan kebohongan pada dirinya.
Dee memiringkan kepalanya ke samping. "Apakah aku terlihat berbohong? Pada kenyataannya, hanya aku yang Kane cari untuk menemani malamnya. Dia tidak berharap padamu bahkan aku rasa dia tidak berselera padamu," ujar Dee memancing kemarahan Liliana.
Plak!
Liliana menampar Dee dengan keras hingga tubuh wanita itu kehilangan keseimbangan.
"Nona Awas!" pekik semua pelayan di sana.
"Akh!" teriak Dee kesakitan. Dia jatuh tersungkur di lantai.
Waktu terasa berhenti ketika semua orang menatap ke arah darah yang mulai merembes di kaki Dee.
Emilio hendak bergerak maju untuk membantu, tetapi Kane yang baru datang membuat Emilio menghentikan langkahnya. Semua orang yang ada di sana menjadi pucat pasi melihat apa yang telah terjadi. Kaki mereka serasa tidak menapak di bumi karena rasa takut yang mencengkeram dan berpikir bagaimana nasib mereka ke depannya.
Liliana mundur beberapa langkah, menanti reaksi dari Kane dengan cemas dan tegang.
"Kau!" bentak Kane pada Liliana dengan sorot mata tajam seakan ingin menguliti Liliana. Rahangnya mengatup keras, menatap ke semua orang yang ada di sana.
"Apa kalian tidak bisa menjaga satu orang saja untukku dengan baik!" murka Kane terdengar hingga membuat gemetar seluruh tembok yang ada.
"Kane, aku … ," Liliana tidak tahu harus mengatakan apa untuk menjelaskannya.
"Sakit," rintih Dee lirih memegang bawah perutnya yang membesar terasa seperti diremas keras. Matanya memerah menatap ke arah Kane.
Kane lantas memusatkan pikirannya pada Dee, memeluk Dee dengan erat, seakan ingin melindunginya. Lalu menggendong Dee dengan lembut.
"Kau akan baik-baik saja," ucap Kane rendah membawa Dee keluar dari rumah itu.
Pak Jhon yang baru kembali dari Shanghai dikejutkan dengan keadaan Dee. Dia ingin bertanya apa yang terjadi namun diurungkan.
Sopir Kane nampak terkejut karena belum lima menit Kane masuk ke dalam rumah sudah kembali lagi dengan membawa Dee yang dalam kondisi berdarah. Dia langsung membuka pintu mobil.
"Cepat nyalakan mobilnya," teriak panik Kane yang langsung masuk ke dalam mobil. Sopir langsung menyalakan mesin dan melajukan kendaraannya dengan cepat.
"Tuan," panggil Dee lirih dan cemas, wajahnya yang biasa berseri kini pucat.Tangan wanita itu juga nampak dingin. Keringat membasahi dahinya karena menahan rasa sakit.
"Maaf, aku tidak bisa menjaga anakmu dengan baik," cicitnya.
"Sudah jangan katakan apapun lagi. Anak ini dan kau akan baik-baik saja," ucap Kane menenangkan padahal dirinya seakan mau mati melihat Dee berdarah seperti ini. Rasa takut mulai membayangi dirinya. Dia memeluk erat Dee.
Kane menarik Tissue yang ada di depannya dan mulai membersihkan kaki Dee yang mengalir darah dengan tangan yang gemetar.
Desisan panjang keluar dari mulut Dee dan tangannya dengan erat memegang lengan kokoh Kane hingga kukunya yang tajam masuk ke dalam daging.
Kane memasukkan Dee dalam dekapannya dengan erat. Mencium pucuk kepala Dee dalam seakan tidak ingin kehilangan.
'Tuhan, aku bahkan tidak pernah ingat padamu atau merasa kau itu ada. Namun, kali ini aku menginginkan kau mendengar pintaku. Tolong jangan ambil calon anakku, jika kau mengambilnya, maka aku akan kehilangan keduanya,' ucap Kane dalam hati.
"Cepatlah mengemudikan kendaraan ini, nyawa istri dan anakku sedang dipertaruhkan sekarang. Jika terjadi apa-apa dengan mereka maka nyawamu yang akan melayang." Ucapan Kane membuat sopir itu ketakutan. Dia sudah menjalankan mobilnya diambang batas kecepatan dan masih kurang cepat juga.
Sopir itu mengemudikan kendaraannya seperti orang gila menyalip semua kendaraan yang ada di depannya. Berharap semoga Dee dan calon anak Kane selamat dan mereka juga selamat sampai rumah sakit.
Kane mengusap punggung Dee berharap hal itu bisa mengurangi rasa sakit Dee.
"Bertahanlah untukku," lirih Kane di telinga Dee, yang samar-samar Dee dengarkan karena dia dalam ambang sadar dan tidak sadar.
Dada Kane terasa sesak dan sakit, ada sesuatu yang tidak Kane mengerti, dia sangat takut kehilangan Dee lebih dari takut kehilangan anaknya sendiri. Seharusnya rasa ini tidak terjadi, tapi itulah kenyataan yang tidak ingin diakui.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Windha Winda
bgus dee.. kmu jngan lemh d.mata mereka.. kmu hrus lwan mreka jga..
klw perlu kmu kbur sja dari rmh neraka itu....
2023-02-14
0
wuland
kalau sampai keguguran, dee akan pergi. Kane akan kehilangan dua2nya. Pas tdk terjadi apa2, kenapa kane tdk menjaga dee dg baik
2022-12-30
0
Shepty Ani
takut kehilangan anak dan dee tp tidak memperlakukan dia dgn layak udh nggak pp keguguran aja trs kamu pergi aja dee mulai hidup batu biar kane klimpungan
2022-12-30
1