Bab. 13 Iblis Tampan

Kane menggigil akibat terpaan angin. Berjuang dengan frustasi menggelegak yang tidak bisa disembuhkan meski telah dua minggu mengasingkan diri secara sukarela. Dia melompat dari helikopter berjalan menuju rumah.

Meskipun dia berhasil menjaga jarak sejauh beberapa negara dan laut di antara mereka, dia gagal menghapus Dee dari ingatannya. Bahkan urusan perusahaan yang rumit dan kesuksesan menuntaskan negosiasi yang menjamin dana investasi asing miliaran dolar tidak berhasil menghentikan fantasi erotis yang mendominasi benaknya bersama dengan Dee.

Bahkan saat sebagian dirinya marah atas perkataan Dee yang dinilai murahan olehnya dia masih sempat memikirkan tubuh Dee yang luar biasa. Dia tahu jika Dee hanya wanita yang rela menjual diri demi sejumlah uang, tetapi yang benar-benar tinggal di kepalanya hanya senyum menawan dan bibir Dee yang manis.

Sejatinya itu bukan masalah karena dia bisa membayar Dee sebanyak yang dia mau. Toh, ketika dia sudah bosan dia bisa mencari wanita lainnya.

Sewaktu Ken mendekati rumah, dia mendapati dua penjaga yang tidak dia kenal membukakan pintu untuknya dengan sikap tegak lurus dan tatapan ke depan.

Kane berhenti, "Dimana Emilio?"

"Di dapur," jawab petugas itu.

" Kapan dapurku menjadi risiko keamanan utama?"

"Dia bersama dengan Nona Dee."

Setelah secara pribadi menyampaikan perintah bahwa Emilio harus mengawasi wanita itu, Ken sedikit rileks. Dua minggu mungkin sulit untuk Dee karena harus menghadapi kepala keamanan yang keras karena Emilio adalah mantan marinir angkatan bersenjata. Kane membayangkan Dee akan kesulitan hidup dengan pria itu. Lagi pula wanita itu telah berani kabur darinya sekali jadi dia melakukan pengawasan yang ketat setelahnya. Tidak ingin kecolongan lagi.

Menuju dapur dengan pikiran wajah Dee yang ditekuk karena telah hidup dalam tekanan cara militer. Kane mendorong pintu hingga terbuka dan terkejut mendengar tawa Emilio yang langka dan lebih terkejut lagi melihat kepala keamanan nya yang terbiasa terlihat kaku sedang meluruskan jepit di rambut Dee yang berantakan, sikap yang tidak disangka oleh Kane karena perlakuan Emilio penuh kasih sayang.

Dee tersenyum lantas berterima kasih, Kane merasa seperti penyusup yang mengganggu moment pribadi mengintip berdiri di ambang pintu, merasakan semburan liar gelombang kemarahan yang tidak mampu dijelaskan.

"Tuan Muda," ucap Emilio berdiri dengan posisi hormat. "Saya baru mau keluar untuk menyambut Anda, Tuan."

Kane perlahan membuka jas yang dia kenakan. "Aku yakin itu pekerjaan berat yang banyak menuntut waktumu, Emilio." Sarkas Kane.

Emilia ragu-ragu dan melirik Dee. "Anda memiliki alarm yang saya berikan, Nona, seandainya Anda membutuhkan saya untuk apa pun."

Tanpa suara Kane mengawasi interaksi tersebut dengan tidak percaya.  Rasa nyeri terasa menyayat menembus kabut merah gelombang kemarahan yang begitu Dahsyat sehingga mengguncang dirinya. 

Diluar kehendaknya dia seolah dibawa kembali ke masa kecil dan tiba-tiba ia melihat seorang wanita tersenyum kepada pria lain.

Kane melirik tangannya dan menyadari dia mencengkram punggung kursi begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Tuan. Apakah kau baik-baik saja?" tanya Dee menembus otaknya.

Kane mengunci pikiran, fokus tanpa ampun, mengalihkan tatapan pada Dee, rasa pahit penghianat masih tertinggal.

"Emilio pria yang sudah menikah apakah kau akan merayunya juga?"

"Apa maksudmu?" tanya Dee tidak mengerti dengan tuduhan keji yang Kane lancarkan. Wajahnya dari yang sendu berubah merah padam.

"Aku bukan seperti wanita yang kau tuduhkan, yang akan mengencani beberapa pria di saat yang sama!" seru Dee tidak terima.

"Oh, sungguh kah?" Nada suara Kane terdengar menghina 

"Demi Tuhan, kau itu pria paling picik yang pernah kutemui. Kau pikir semua orang seburuk kelakuanmu sendiri yang akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginanmu."

Kane mengangkat tinggi alisnya, tidak mengira Dee akan seberani ini padanya.

"Kau mungkin tidak mengenalku, tapi kau pasti tahu Emilio. Dia telah bersamamu selama sepuluh tahun ini dan dia bersedia mati untukmu. Lalu bagaimana kau bisa berpikir seperti itu terhadap seseorang yang begitu dekat denganmu?"

Kane tahu benar jika orang terdekat mampu melakukan pengkhianatan terbesar. Lalu menyebabkan rasa sakit terbesar.

Kane melepaskan cengkeraman di kursi dan meluruskan jarinya yang kaku. 

"Apapun sifat hubungan kalian, Emilio bertanggung jawab atas keamananmu, dia tidak bisa melakukan tugasnya secara efektif jika dia bergenit-genit di dapur."

"Dia juga tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan perut kosong. Apakah stafmu tidak diperbolehkan untuk makan siang?"  lanjut Dee menerangkan apa yang sedang terjadi.

"Dia punya ruangan tersendiri untuk makan dan kau tidak ditugaskan untuk melayaninya!" ungkap Kane sarkas. Dia menghela nafas mencoba mengendalikan amarahnya.

"Apakah ada dalam perjanjian yang melarang aku untuk berbicara dengan semua pegawaimu di sini dan makan bersama dengan mereka?" balik Dee.

Wanita ini memang terus memancing kemarahan Kane.

Kane mengambil segelas air putih dan meneguknya dalam-dalam kemudian meletakkan gelas, matanya beradu pandang dengan mata Dee.

Seketika dia ditelan gelombang bahaya lalu berusaha menganalisis apa yang ada di diri wanita itu yang dia dapati begitu seksi dan menggiurkan. Melupakan kemarahannya pada diri wanita itu untuk sejenak.

Kecantikan wanita itu bukan hasil dari kosmetik mahal atau tangan terampil ahli bedah. Honey Dee adalah wanita yang penuh semangat, bertubuh seksi yang sangat menggairahkan. Yang inginkan dilakukan oleh Kane hanya membaringkan wanita itu di meja dan mengulang kembali momen kebersamaan mereka .

Kane mulai bingung dengan rasa yang ada pada dirinya, sebagian ingin marah dan sebagian lagi ingin meluapkan rasa lapar dari perut bagian bawahnya.

Kane lantas mengalihkan tatapannya kembali ke wajah Dee. "Kini sifat asli pembangkangmu mulai terlihat lagi setelah kutinggal dua Minggu ini."

"Aku tidak bersalah. Aku sangat bosan. Dan harus melakukan sesuatu dengan hariku yang membuatku merasa jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja. Aku butuh seorang teman untuk berbicara. Kebanyakan pelayan adalah pria dan hanya Butler yang wanita dan aku rasa dia tidak suka padaku." ujar Dee setengah berbisik.

"Tapi kau tidak harus melakukan pembicaraan dengan sangat intim pada orang lain?"

"Intim kau lihat itu sebagai hal intim? Aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak saja tidak lebih." Dee meletakkan sendok ditangannya ke meja dengan keras.

"Aku memperkerjakan mereka untuk menjaga calon pewaris ku bukan untuk menemanimu mengobrol!"

"Apakah hanya ini yang kau pikirkan? Tidak ada hal lain? Tingkah mu itu nampak berlebihan jangan sampai mereka mengira jika kau sedang cemburu!" ungkap Dee berani. 

"Cemburu? Untuk apa aku cemburu pada wanita sepertimu?" balik Kane.

Dee terdiam untuk sesaat. "Jika begitu mengapa kau marah secara berlebihan?''

"Karena itu tidak pantas dilakukan oleh wanita terhormat. Mereka tidak bersikap akrab pada bawahannya!" tegas Kane dengan sorot mata tajam.

"Kau kemarin mengatakan jika aku adalah wanita murahan dan kini kau mengatakan jika aku seharusnya melakukan hal terhormat."

"Aku hanya mengajarimu untuk menjadi wanita berkelas!"

"Apakah wanita berkelas itu seperti Liliana?"

Brak! Kane memukul meja dengan kuat. Dee terkejut melangkah mundur secara otomatis sambil memeluk perutnya sendiri. Wajahnya nampak pucat pasi.

"Kau sedikit kesal, kau mungkin lapar," ujar Dee mengalihkan pembicaraan. Dia sudah hidup dan bertemu dengan berbagai karakter di panti. Dia harus pandai membawa diri dalam segala suasana yang akan bisa memicu pertikaian dengan Kane, itu tidak akan baik baginya.

Di saat yang sama suara oven berbunyi secara otomatis. Dee membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju ke arah oven. Dia mengeluarkan sebuah loyang berisi pastry yang beraroma harum dan menyebar ke seluruh penjuru ruangan.

"Aku membuat ini," kata Dee meletakkan kue itu ke depan Kane sambil mencoba tersenyum manis.

"Kau ingin menyogokku dengan kue itu?" Kane melirik dengan sinis, tapi hatinya terasa menghangat.

"Tidak, aku hanya ingin kau mencobanya. Aku kira aku akan memakannya sendiri tadi jadi aku menyuruh Emilio kemari untuk menemaniku makan ini. Tapi kau sudah datang terlebih dahulu dan menuduhku yang tidak-tidak." Dee mengambil satu dan memotongnya, menancapnya dengan garpu lantas meniup.

"Kau ....," perkataan Kane menguap begitu saja ketika sepotong roti dimasukkan ke mulutnya. Manis.

"Enak kan? Dulu aku berkerja di cafe dan suka menemani koki di sana untuk membuat kue ini," terang Dee.

"Tidak enak!" kata Kane mengunyahnya habis.

Dee meletakkan kue itu ke atas piring dan hendak membawanya keluar.

"Kalau tidak enak aku akan membaginya pada pegawaimu yang lain, termasuk Emilio," ungkap Dee membawa piring itu.

Kane langsung meraihnya.

"Kau menawarkannya untukku. Apa yang sudah menjadi milikku tidak boleh dimiliki orang lain!"  Kane mengambil kue itu dari tangan Dee.

Dee ingin mengatakan sesuatu, tetapi ditelannya kembali.

"Kau mandilah, aku tidak suka dengan wanita yang bau asap dapur," ujar Kane pergi dari ruangan itu meninggalkan Dee yang berdiri tertegun sendiri. Wanita itu lantas tersenyum kecil.

Dasar Iblis Tampan.

Dee pergi ke ruang kerja setelah Pak Jhon memberitahu jika Kane memanggilnya. Dengan pelan dia mengetuk pintu dan masuk setelah Kane mempersilahkan.

"Untuk apa kau memanggilku?" tanya Dee.

"Buatkan aku kopi," ucap Kane tanpa mengalihkan tatapan dari map. Dee lantas pergi ke dapur membuatkan kopi untuknya.

Kembali lagi  ke ruangan Kane dengan secangkir kopi yang mengepul dan mengeluarkan aroma khasnya.

"Kau memberiku pastry ini, tidak akan cocok jika meminumnya dengan kopi hitam. Jadi buatkan aku cappucino."

Dee menghela nafasnya. Dalam hatinya kesal mengapa pria itu tidak mengatakannya sedari tadi.

"Ekhm ,ini kurang creamnya," ujar Kane.

"Ini terlalu manis, memang kau tidak bisa membuatnya yang benar."

"Apakah kau ingin meracuniku dengan kopi yang pahit ini?"

Dee pergi membuatnya lagi sampai pada cangkir ke lima.

"Aku tidak akan membuatnya lagi, terserah kau mau meminumnya atau tidak," omel Dee kesal. Kane menutup map-nya dan melihat ke arah Dee.

"Kau tidak ada hak untuk mengeluh di sini!" 

"Lalu kau boleh mempermainkan aku? Wow, hebat," jawab Dee meletakkan baki dengan keras ke atas meja.

"Ingat statusmu," jawab Kane meminum kopi hitam Dee.

Dee yang melihatnya mengepalkan tangan. 

"Dipikir kopi hitam itu selalu cocok untuk diminum setiap saat."  Kane mengatakan itu tanpa dosa membuat Dee ingin memaki dan mengumpat tapi ditahannya.

Dee memalingkan wajah ke arah lain. Dia menghembuskan nafas kasar mengendalikan emosi yang ada.

"Kau, pijat pundak ku."

Dengan kaki yang dihentakkan Dee maju ke depan dan berdiri di belakang Kane. 

"Ayo, cepat!" 

Dee mulai memijat pundak keras pria itu dengan malas.

"Yang keras sedikit, seperti siput saja lembek," ujar Kane.

Dee lantas menguatkan tekanannya.

"Aww! Aku bukan batu bata yang akan kau temukan. Bersikaplah lemah lembut seperti wanita berkelas. Kau bisa membuat roti itu maka pijit aku seperti kau membuat adonannya."

Dee menghela nafasnya. Mulai memijitnya dengan pas.

"Ekhm, itu pas tapi jangan monoton di satu tempat," ujar Kane. Menyandarkan tubuhnya di kursi.

"Tangan ini belum?" 

"Kepalaku pun pusing," lanjut pria itu menyandarkan kepalanya dan memejamkan mata.

Kaki Dee sampai kebas karena berdiri terlalu lama.

"Seharusnya kau itu menjadi penurut sehingga tidak akan membuatku marah," ujar Kane. Dee mencibirkan bibirnya.

"Mulutmu itu seperti petasan jika sedang menjawab omonganku," lanjutnya. Dee mengepalkan satu tangan ingin memukulnya. Di saat yang sama Kane membuka mata, membuat Dee mengusap  rambutnya. Lantas tersenyum canggung.

Tatapan mata mereka bertemu. Tiba-tiba timbul rasa kecewa dalam diri Kane. Wanita itu diam-diam masih berhubungan dengan pacarnya. Rasa marah kembali bersarang dalam dada.

"Cepat pijat jangan melamun saja? Apa kau juga sedang berpikir untuk minta bayaran dari pelayananmu ini, tenang saja aku akan memberikannya nanti. Aku ini pria kaya yang dermawan." Hina pria itu.

Pria itu memang tidak tahu diuntung. Selalu saja punya cara untuk memarahi atau mengerjainya juga menghina. Pikir Dee. Entah kapan dia berhasil kabur dan pergi dari pria itu? 

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

olah dee suamimubitu ngeselin bgt ya...kau jitak aja kepalanya dee 😁😁

2022-10-10

1

Azizka Amelia Putri

Azizka Amelia Putri

𝙙𝙖𝙨𝙖𝙧 𝙠𝙚𝙣 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙩𝙖𝙝𝙪 𝙖𝙙𝙖 𝙘𝙖𝙡𝙤𝙣 𝙗𝙖𝙮𝙞 𝙢𝙪 𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙟𝙪𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙢𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙢𝙖𝙞𝙣 𝙠𝙖𝙨𝙖𝙧🤦‍♂️

2022-10-02

0

noven yee

noven yee

gengsimu gede banget kane, akui saja klo kamu suka sm dee. mau bikin dee cemburu saat bersama dgn liliana eh gatot 🤣🤣. suka? bilang bos

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2 Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3 Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4 Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5 Bab. 5 Ketahuan Hamil
6 Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7 Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8 Bab. 8 Sia-sia Sudah
9 Bab. 9 Malu Tapi Mau
10 Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11 Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12 Bab. 12 Perjanjian Buta
13 Bab. 13 Iblis Tampan
14 Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15 Bab. 15 Pemicu Amarah
16 Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17 Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18 Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19 Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20 Bab.20 Tidak penting itu.
21 Bab. 21 Mencari gantimu
22 Bab. 22 Merajuk kesal
23 Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24 Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25 Bab. 25 Sangat Membencimu!
26 Bab.26 Memendam perasaan Benci
27 Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28 Bab. 28 Meminta bantuan
29 Bab 29. Rencana yang Gagal
30 Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31 Bab 31 Hanya karena soal warisan
32 Bab. 32 Masa lalu Kane
33 Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34 Bab.34 Hadiah Mertua
35 Bab. 35 Benci tapi Cinta
36 Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37 Bab. 37 Jangan khianati aku
38 Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39 Bab. 39 Bertemu kembali
40 Bab. 40 Mencari mati
41 Bab. 41 Ketahuan
42 Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43 Bab. 43 Cemburu Buta
44 Bab. 44 Tidak memaafkan
45 Bab. 45 Merajuk
46 Bab. 46 Mulai Memahami
47 Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48 Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49 Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50 Bab. 50 Kunjungan Mertua
51 Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52 Bab. 52 Lakukan Saja
53 Bab. 53 Adik rasa Musuh
54 Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55 Bab. 55 Memungut kenangan lama
56 Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57 Bab. 57 Bermain Curang
58 Bab 58 Menang tapi kalah
59 Bab. 59 Kenyataan Pahit
60 Bab. 60 Kelahiran
61 Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62 Bab. 62 Biang Rusuh
63 Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64 Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65 Bab. 65 Luka Lama
66 Bab. 66 Ayah dan Anak
67 Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68 Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69 Bab. 69 Kenyataan Perih
70 Bab. 70 Bertemu Lagi
71 Bab 71
72 Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73 Bab 73 Sakit Hati
74 Bab. 74 Jebakan sang mantan
75 Bab. 75 Menantang Kane
76 Bab. 76 Otak Cadangan
77 Bab. 77 Bertukar peran
78 Bab. 78 Tidak biasanya
79 Bab. 79 Suasana Baru
80 Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81 Bab. 81 Keributan Besar
82 Bab. 82 Bilang Pada Mama
83 Bab. 83 Tidak mau!
84 Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85 Bab. 85 Membuat Masalah
86 Bab. 86 Berbagi Rasa
87 Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88 Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89 Bab. 89 Kembali Pulang
90 Bab. 90 Impian Jesper
91 Bab. 91
92 Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93 Bab. 93 Kedatangan Tamu
94 Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95 Bab. 95 Maafkan aku!
96 Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97 Bab 97 Salah sangka
98 Bab 98 Tragedi
99 Bab. 99 Adik Tercela
100 Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101 Bab. 101 Kesempatan Kedua
102 Bab. 102 Pak Jhon anfal
103 Bab. 103 Jebakan
104 Bab. 104 Rencana Indah
105 Bab. 105 Keributan Kecil
106 Bab.106 Tugas Terakhir
107 Bab. 107
108 Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109 Bab. 108 Malam Indah
110 Bab. 110 Rencana Baru
111 Bab. 111 Janji Manis
112 Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113 Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114 Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115 Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116 Bab 116 Kenyataan Pahit
117 Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118 Bab 118 Cemburu Gila
119 Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120 Bab. 120 Buah Simalakama
121 Bab.121 Sahabat Hidup
122 Bab. 122 Satu Server
123 Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124 Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125 Bab 126. Kabar Bahagia
126 Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127 Bab. 127 Ibu dan Anak
128 Bab.128 Cerita Lama
129 Bab. 129
130 Bab. 130
131 Bab.131 Tragedi mencekam
132 Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133 Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134 Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135 Bab. 135 Damai
136 Bab. 136 Tamat
137 Tawanan Cinta sang Perwira
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab. 1 Terpaksa menjadi Ibu pengganti
2
Bab. 2 Harga Diri Jauh Lebih Berharga Dibandingkan Uang
3
Bab. 3 Membatalkan Perjanjian? Mimpi!
4
Bab. 4 Menganggapmu Mati.
5
Bab. 5 Ketahuan Hamil
6
Bab. 6 Menangkapku? Tidak mungkin bisa
7
Bab. 7 Aku Tidak Sebodoh Itu
8
Bab. 8 Sia-sia Sudah
9
Bab. 9 Malu Tapi Mau
10
Bab. 10 Sakit tetapi tidak berdarah.
11
Bab. 11 Kau bayar aku jika begitu
12
Bab. 12 Perjanjian Buta
13
Bab. 13 Iblis Tampan
14
Bab. 14 Kabar Mengejutkan
15
Bab. 15 Pemicu Amarah
16
Bab. 16 Marah Tak Beralasan
17
Bab.17 Kau tidak tahu siapa aku?
18
Bab.18 Tidak Mengakui Perasaan
19
Bab. 19 Terluka tapi tidak berdarah
20
Bab.20 Tidak penting itu.
21
Bab. 21 Mencari gantimu
22
Bab. 22 Merajuk kesal
23
Bab. 23 Rindu tapi enggan mengakui.
24
Bab. 24 Menguras Emosi Jiwa
25
Bab. 25 Sangat Membencimu!
26
Bab.26 Memendam perasaan Benci
27
Bab.27 Tidak peduli dengan aku!
28
Bab. 28 Meminta bantuan
29
Bab 29. Rencana yang Gagal
30
Bab. 30. Ke Rumah Mertua
31
Bab 31 Hanya karena soal warisan
32
Bab. 32 Masa lalu Kane
33
Bab.33 Jangan ajariku tentang membaca hati!
34
Bab.34 Hadiah Mertua
35
Bab. 35 Benci tapi Cinta
36
Bab. 36 Belajar Mengerti Dirimu
37
Bab. 37 Jangan khianati aku
38
Bab. 38 Kebahagiaan yang mulai nampak
39
Bab. 39 Bertemu kembali
40
Bab. 40 Mencari mati
41
Bab. 41 Ketahuan
42
Bab. 42 Antara Cinta dan Jodoh
43
Bab. 43 Cemburu Buta
44
Bab. 44 Tidak memaafkan
45
Bab. 45 Merajuk
46
Bab. 46 Mulai Memahami
47
Bab. 47 Tidak ada hubungan kekeluargaan dalam bisnis!
48
Bab 48. Penerus Grup Diamonds
49
Bab. 49 Kabar Buruk dari Park Yang
50
Bab. 50 Kunjungan Mertua
51
Bab. 51 Semuanya Hanya Sandiwara Belaka.
52
Bab. 52 Lakukan Saja
53
Bab. 53 Adik rasa Musuh
54
Bab 54 Tersudut oleh Hinaan
55
Bab. 55 Memungut kenangan lama
56
Bab. 56 Lukamu adalah Lukaku
57
Bab. 57 Bermain Curang
58
Bab 58 Menang tapi kalah
59
Bab. 59 Kenyataan Pahit
60
Bab. 60 Kelahiran
61
Bab. 61 Perpisahan yang Menyakitkan
62
Bab. 62 Biang Rusuh
63
Bab. 63 Dua anak dengan nasib berbeda
64
Bab. 64 Sama-sama tidak diinginkan
65
Bab. 65 Luka Lama
66
Bab. 66 Ayah dan Anak
67
Bab. 67 Cara Menjerat Wanita
68
Bab. 68 Tatapan yang mendebarkan jiwa
69
Bab. 69 Kenyataan Perih
70
Bab. 70 Bertemu Lagi
71
Bab 71
72
Bab 72 Hari Pertama Bersekolah
73
Bab 73 Sakit Hati
74
Bab. 74 Jebakan sang mantan
75
Bab. 75 Menantang Kane
76
Bab. 76 Otak Cadangan
77
Bab. 77 Bertukar peran
78
Bab. 78 Tidak biasanya
79
Bab. 79 Suasana Baru
80
Bab. 80 Hanya Sekedar Mimpi
81
Bab. 81 Keributan Besar
82
Bab. 82 Bilang Pada Mama
83
Bab. 83 Tidak mau!
84
Bab. 84 Mengulangi Kejadian Lama
85
Bab. 85 Membuat Masalah
86
Bab. 86 Berbagi Rasa
87
Bab. 87 Tak Ingin Berpisah
88
Bab. 88 Kenapa harus begitu? Bukankah dia Mamaku
89
Bab. 89 Kembali Pulang
90
Bab. 90 Impian Jesper
91
Bab. 91
92
Bab. 92 Lebih Baik Diam!
93
Bab. 93 Kedatangan Tamu
94
Bab. 94 Takut Kehilangan Mereka
95
Bab. 95 Maafkan aku!
96
Bab. 96 Butuh kejujuran! Untuk apa? lebih baik aku pergi.
97
Bab 97 Salah sangka
98
Bab 98 Tragedi
99
Bab. 99 Adik Tercela
100
Bab. 100 Kembalilah Padaku!
101
Bab. 101 Kesempatan Kedua
102
Bab. 102 Pak Jhon anfal
103
Bab. 103 Jebakan
104
Bab. 104 Rencana Indah
105
Bab. 105 Keributan Kecil
106
Bab.106 Tugas Terakhir
107
Bab. 107
108
Bab. 108 Janji yang dipertanyakan
109
Bab. 108 Malam Indah
110
Bab. 110 Rencana Baru
111
Bab. 111 Janji Manis
112
Bab. 112 Kekecewaan Terdalam
113
Bab. 113 Sendiri tak sanggup bersama kutersiksa.
114
Bab. 114 Pernikahan Rosemary
115
Bab. 115 Kebersamaan Ceria
116
Bab 116 Kenyataan Pahit
117
Bab. 116 Kebahagiaan Kita
118
Bab 118 Cemburu Gila
119
Bab. 119 Kenyataan yang terpendam lama
120
Bab. 120 Buah Simalakama
121
Bab.121 Sahabat Hidup
122
Bab. 122 Satu Server
123
Bab. 123 Kesepakatan Pernikahan
124
Bab. 124 Hanya Untuk Sebuah Status
125
Bab 126. Kabar Bahagia
126
Bab.126 Kakek dan Nenek Baru
127
Bab. 127 Ibu dan Anak
128
Bab.128 Cerita Lama
129
Bab. 129
130
Bab. 130
131
Bab.131 Tragedi mencekam
132
Bab.132 Untukmu apapun akan kulakukan
133
Bab. 133 Hampir Gila Karenamu
134
Bab.134 Kejutan Menyenangkan
135
Bab. 135 Damai
136
Bab. 136 Tamat
137
Tawanan Cinta sang Perwira

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!