Mendengar tuduhan kejam pria itu, hati Dee yang lembut terasa sakit. Dia hanya terdiam saja, tidak ingin menjelaskan apapun pada pria itu karena menurutnya tidak ada gunanya.
Dia memang tidak tahu malu, tapi bukan karena ingin hidup mewah. Dia hanya ingin kehidupan adik-adik panti nya tidak dalam kesulitan dan Ibu panti kembali pulih. Tahu apa orang kaya dengan hal seperti ini.
Dee yang diam saja membuat pria di depannya menjadi kasar karena merasa diabaikan perkataannya. Tubuh Dee langsung bergetar hebat tatkala bibir pria itu ada diatas bahunya. Suhu terasa dingin seketika.
Dee ingin kabur karena ketakutan tetapi dia membutuhkan uang itu.
"Kenapa takut? Kau ingin kabur?" ucap pria itu dibawah telinga Dee membuat tubuhnya merinding ngeri.
"Jika kau ingin pergi maka kau harus membayar kembali uang yang telah ku keluarkan untuk Ibu pantimu, pengobatannya akan dihentikan dan kau tahu sendiri bagaimana nasib anak-anak lainnya, mereka akan hidup di pinggir jalan."
Dee mendorong keras tubuh pria itu dan berlari ke sisi tempat tidur yang lain.
"Tidak, aku tidak akan pergi. Hanya saja bolehkah kita melakukannya besok saja?" tawar Dee gugup.
Pria itu menyisir rambutnya ke belakang dan tersenyum. Tangannya yang besar menarik kaki Dee dan menimpanya.
Dee menggigit bibir merahnya karena terkejut. Bola matanya membesar ketika bibir tipis pria itu mulai menyentuh bibirnya. Dengan gerakan mendominasi dan memaksa lidah pria itu masuk ke dalam mulut Dee.
Tangan pria itu mulai bergerak ke bagian depan tubuh Dee dan suara keras robekan kain mulai terdengar. Kancing baju mulai berhamburan keluar.
Hal itu membuat Dee panik. Dia menggenggam seprai dengan erat. Entah apa yang selanjutnya terjadi,pakaiannya langsung dirobek oleh pria itu.
Mulut pria itu mulai masuk ke dalam mulutnya, memaksa, aroma tembakau menguar, lidahnya menggeliat di dalam mulut Dee. Dee membuka matanya dengan lebar.
Dia ingin menghentikan pria itu, tetapi ini yang dia lakukan agar dia bisa hamil anaknya. Demi mendapatkan uang demi pengobatan Bu Panti.
Pria itu telah membuat dia menjadi wanitanya seutuhnya kali ini. Dee hanya bisa menerimanya. Tetes air mata jatuh setelah tubuh mereka menjadi satu. Pria itu menghentikan gerakannya.
"Sudah jangan menangis, kau ingin uang kan. Nikmati saja nanti kuberi apa yang kau mau. Kau cukup hamil anakku saja." Pria itu mengatakannya dengan raut wajah biasa saja.
Lalu, pria itu memeluk Dee dan melanjutkan apa yang seharusnya terjadi.
Ucapan pria itu mengiris hati, membuatnya terluka dalam. Saat ini adalah saat terkelam dalam sejarah hidupnya selamanya dia akan mengingat penghinaan ini.
"Sudah cukup untuk saat ini." Pria itu lantas bangun dari tubuh Dee. Dia tahu sentuhannya di tubuh Dee, semuanya adalah yang pertama untuk Dee karena wanita itu terlihat kaku dan takut.
Dee seperti barang yang belum dibuka dan tersentuh siapapun. Sangat disayangkan jika dilewatkan. Lagipula sudah terlalu lama dia tidak melakukan ini. Pikir pria itu.
Kane memegang dagu Dee. "Jika kau menurut dan membuatku senang kau bisa mendapatkan lebih dari perjanjian kita."
Dee memalingkan wajahnya ke samping.
Pria itu lantas pergi ke kamar mandi. Tangis Dee langsung pecah setelah pria itu tidak ada. Di saat yang sama ponselnya berdering. Dee menoleh dan ragu untuk mengambilnya. Panggilan mati dan ada panggilan untuk kedua kalinya.
Sejenak dia menatap ke arah pintu kamar mandi. Masih tertutup dengan cepat Dee melihat siapa yang menelpon.
Anna. Ada apa dia menelpon Dee? Pikir Dee. Dia langsung mengangkatnya.
Belum juga memberi salam Dee sudah mendengar suara isak dari seberang telepon. Jantung Dee berdebar dengan kencang. Dia mulai panik.
"Ada apa Anna?" ucapnya lirih sambil menggigit ibu jari.
"Kak," panggil Anna. "Ibu sudah tidak ada…."
Handphone langsung jatuh ke lantai. Dengan cepat Dee memungut kembali pakaiannya yang sudah robek. Dia menggelengkan kepala. Mulai memakainya lantas mengambil jas yang tersampir di atas sofa untuk menutupi bagian yang sobek. Dia berjalan, mengambil tas dan barang pribadi miliknya bersiap untuk pergi. Dia langsung bergegas keluar kamar ketika Kane membuka pintu kamar mandi dan menatapnya bingung.
"Hei, kau mau kemana?" tanya Kane berjalan mendekat membuat otak Dee kosong untuk sejenak karena takut bila pria itu akan mencegahnya pergi.
"Aku batalkan perjanjian kita. Aku kembalikan lagi uangnya, aku tidak mau hamil anakmu," ungkap Dee dengan suara gemetar dan panik.
"Kau tidak bisa membatalkan perjanjian dengan semena-mena!" ucap Kane dengan rahang mengetat dan suara yang meninggi. Pria itu hanya memakai bathrobe saja dan air mengalir di leher serta dahi karena rambutnya masih basah.
Tubuh Dee mulai limbung dia mundur dan memegang daun pintu.
Kane sendiri bisa melihat apa yang dia lakukan barusan pada tubuh Dee. Bibir gadis muda itu berdarah karena gigitan Kane dan tangan Dee juga terluka karena Dee menggigitnya sendiri terlalu keras ketika menahan diri dari sentuhan Kane. Ada beberapa tanda merah yang terlihat di leher wanita itu dan gigitan gemas Kane tadi karena Dee hanya terdiam seperti patung. Wajahnya masih kacau dan basah oleh air mata.
Dee bersimpuh di depan Kane membuat pria itu merasa kasihan.
"Ibu panti yang ingin kutolong nyawanya sudah tidak ada, lantas untuk apa uang itu? Berbelas kasihanlah pada anak yatim ini. Aku akan mengembalikan semuanya, tidak akan ada yang kurang. Aku tidak mau uangmu, aku hanya ingin pergi melihatnya. Lepaskan aku…." Tangan Dee disatukan di dada, hati Kane terasa mendesir sakit. Kane menggerakkan tangannya, menyuruh Dee pergi.
Dee buru-buru keluar dari kamar. Kepergiannya membuat Kane tertegun sejenak. Dia lantas ikut keluar, melihat kepergian Dee.
Di luar Dee berpapasan dengan Pak Jhon. Pria itu menghentikan lari Dee.
"Biarkan aku pergi, aku batalkan semua perjanjian kita."
Pak Jhon melihat ke arah Kane yang berdiri di pintu. Pria itu menganggukkan kepala. Pak Jhon baru memberi jalan Dee pergi. Dengan cepat Dee berlari meninggalkan villa.
Pengorbanannya kali ini terasa sia-sia, orang yang memberinya hidup dan mengajarkannya kasih sayang telah pergi meninggalkannya. Hati Dee remuk seketika.
Dee menangis sepanjang jalan. Tiba-tiba ada mobil yang menjajarinya dan membuka kaca mobil.
"Nona, masuklah. Tuan memerintahkan untuk mengantarmu."
Dee ingin menolak.
"Ini sudah malam dan tidak akan transportasi yang akan lewat di sini."
Dee bisa melihat jika mereka berada di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh hutan pinus.
Akhirnya, dengan sangat terpaksa, Dee menerimanya. Ternyata Kane tidak seburuk yang dia kira. Mereka lantas pergi ke rumah sakit.
Di dalam mobil suasana hening seketika. Dee hanya melihat keluar mobil sambil menyeka air matanya.
"Nona, Tuan berkata jika kau tidak usah mengembalikan uang yang sudah kami berikan. Anggap saja itu sebagai ganti atas kerugianmu."
'Rugi? Harga kerugiannya itu lebih karena aku sudah tidak punya lagi kehormatan untuk bertemu dengan kekasihku yang akan jadi calon suamiku. Aku tidak punya apapun untuk kubanggakan ke depannya.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Erlinda
Dee klo kau benar benar mau menolong ibu panti dan adik adik panti mu kau jgn bodoh dong kau udah menyerahkan kehormatan mu pada Kane apa kau ga berpikir ttg adik panti mu mau hidup dijalanan jgn sia dia kan pengorbanan mu jd lah wanita kuat dan elegan
2023-08-05
0
Sweet Girl
klo butuh jangan nakutnakutin anak kecil Tuan Kane...
2022-11-01
0
Azizka Amelia Putri
𝙠𝙚𝙣𝙖𝙥𝙖 𝙢𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙗𝙚𝙜𝙞𝙣𝙞 𝙞𝙗𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞 𝙩𝙤𝙡𝙤𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙡𝙖𝙝 𝙩𝙞𝙖𝙙𝙖...𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙗𝙖𝙧 𝙙𝙚𝙚
2022-10-01
0