13. Meminta Izin

Berdiri tepat dihadapan Maryam yang tidak mengenakan cadar, Reza merasa jantungnya serasa akan copot.

"Tidak Ku sangka ternyata Dibalik kain penutup itu, terdapat wajah yang begitu sangat cantik, Pantas dia selalu menutupinya" Batin Reza yang masih merasa kagum dengan kecantikan Maryam.

***

Maryam segera berlalu meninggalkan Reza yang masih berdiri mematung. Setelahnya Maryam melaksanakan sholat magrib.

Setelah selesai dengan ibadahnya , Maryam segera membereskan Mukena dan Sajadah miliknya, lalu segera merapikan Kerudung dan juga cadar yang dikenakannya. Setelahnya Maryam melangkah keluar untuk menemui kakek dan nenek yang telah menunggu di meja makan.

Sebelum membuka Handel Pintu, Maryam dikejutkan dengan suara Reza.

"Maryam, !! Maaf, Tadi aku tidak sengaja " Ucap Reza dengan anda dingin

"Baik Tuan, Tidak Masalah, Bukankah Tuan Memang suami Saya, Kenapa Harus meminta maaf" Ucap Maryam dengan Santai, meski dalam hatinya merasa sangat gugup.

Menyadari Ucapan Maryam seketika jantung Reza hampir copot, berdebar begitu kencangnya.

"Ee.. Kalau Mau, Kau Boleh membuka Cadarmu Saat di kamar" Ucap Reza kemudian.

Mendengar penuturan Reza Maryam enggan menjawab , dan memilih segera berlalu untuk mengatasi rasa malu dan gugupnya.

"Sombong sekali dia, Berani-beraninya gadis itu mengacuhkan ku" Gumam Reza merasa kesal dengan Maryam.

Setelahnya Reza bergegas menyusul Maryam, yang telah mendahuluinya, dengan berlari kecilMendapati Maryam masih menunggu lift , Segera Reza mensejajarkan Dirinya dengan Maryam.

"Lupakan Ucapan ku tadi, kalau memang kamu lebih suka dengan kain yang menutupi wajahmu itu, Silahkan!! " Ucap Reza dingin tanpa melihat kearah Maryam

"Baik Tuan" Jawab Maryam singkat.

***

Terlihat Kakek dan nenek Halimah yang telah lebih dulu duduk di meja makan, menunggu cucu dan cucu menantunya.

Setelah semua orang berkumpul, kakek Amar Menyuruh pelayan menghidangkan makanan untuk mereka.

Reza Tidak begitu bersemangat, untuk menyantap makan malam tersebut, bahkan dia hanya mengambil beberapa sendok makanan, dan setelahnya hanya di aduk-aduk saja .

Maryam yang menyadarinya hanya melirik dan Menggelengkan kepala.

Suasana makan malam begitu hening.

Kakek Amar yang sedang khusyuk dengan piring miliknya , bergegas mempercepat makan malamnya, karena merasa ingin segera beristirahat.

"Maryam , Habiskan Makananmu, kakek dan nenek akan ke kamar dulu" Ucap Kakek Amar seraya berpamitan .

"Baik kakek" Jawab Maryam singkat dengan anggukan kepala.

***

Reza yang tidak berselera untuk makan pun, juga menyusul kakeknya untuk meninggalkan meja makan. Tersisa Maryam sendiri di sana di temani Para pelayan yang menunggunya untuk membereskan sisa makan malam mereka.

Maryam yang selalu di didik untuk Hidup dalam kesederhanaan, meski mungkin orang tuanya termasuk orang yang mampu, Dia selalu berusaha menghargai Makanan yang di hidangkan dan Menghabiskan Apa yang sudah dia letakkan di piring makan miliknya.

Tidak lupa setelah Maryam menyelesaikan makan malamnya. Maryam mengucapkan terima kasih pada pelayan disana, Para pelayan yang telah sibuk menyiapkan makanan untuk dirinya dan Keluarganya.

Merasa sudah tidak ada lagi yang perlu di kerjakan, Maryam bergegas untuk menuju kamar dan beristirahat.

Berada di depan pintu kamarnya, Maryam merasa sangat gugup, entah perasaan apa yang sedang di pikirkan.

Ceklek

Maryam masuk kedalam kamar, dan Berlalu di hadapan Reza yang tengah sibuk dengan beberapa pekerjaannya, Maryam yang melihat hal tersebut Pun enggan untuk bertanya ataupun menyapa Reza .

Maryam memilih untuk segera masuk ke dalam ruang kecil miliknya.

Terdengar suara handphone Maryam berbunyi. Segera Maryam mempercepat langkahnya dan mengangkat telepon Miliknya.

Ternyata Ummi Maya dan Abi Hanif lah yang menghubungi Maryam. Mereka merasa sudah sangat merindukan Anaknya.

Sejak Maryam menikah dan hampir berjalan Satu bulan lamanya, Maryam belum pernah sekalipun menemui Abi dan uminya tersebut. Hanya melalui telepon lah mereka saling melepas rindu dan bertukar kabar.

Wajar saja mereka merasa sangat merindukan Maryam. saat ini.

Setelah saling menanyakan kabar dan bercerita panjang lebar mengenai keluarga barunya, Maryam segera menutup telponnya dan meletakan handphone miliknya di Meja samping Tempat tidur.

Setelah mendapatkan panggilan dari kedua orang tuanya Maryam merasakan sangat sedih, Terlebih mengetahui kedua orang tuanya sangat merindukannya. Seketika sudut mata Maryam berembun dan Meloloskan bulir-bulir halus disana.

Maryam yang tidak ingin terlalu kalut dengan suasana hati yang sedang galau, kemudian bergegas untuk mengambil Air wudhu untuk melaksanakan sholat Isyak.

Maryam yang menyadari telah mendapatkan lampu hijau dari sang pemilik kamar, mencoba membuka Cadar yang selalu dia kenakan ketika di dalam kamar.

Berjalan Ke arah kamar mandi dan melewati Kamar Reza , serta mendapati Reza sedang duduk di Sofa Sudut kamar tersebut. Maryam yang tidak ingin berlama-lama segera berlalu menuju kamar mandi.

Reza yang melihat Maryam tanpa mengenakan Cadar pun merasa sangat terpukau dengan kecantikan yang di milikinya.

Deg.

Tiba-tiba jantung Reza berdegup dengan kencang. Perasaan berdebar muncul disana. Tanpa Reza sadari melihat wajah Maryam yang sangat cantik seketika membuat nafsu nya tumbuh. Namun hal itu segera dia tepis dan sebisa mungkin menguasai dirinya.

Setelah Maryam menyelesaikan Ritualnya di dalam Kamar mandi. Maryam segera menuju ruang kecil miliknya. Melaksanakan Sholat Isyak dan di akhiri dengan bacaan doa-doa. Tidak lupa Maryam menyempatkan waktu untuk Membaca mushaf Al-Qur'an miliknya.

Reza yang sayup-sayup mendengar bacaan Alquran Maryam, merasa sudah mulai terbiasa dan tidak lagi merasa terganggu.

Namun kali ini ada sesuatu yang berbeda. Suara Maryam tidak terdengar seperti biasanya, Reza yang menyadari itu sedikit Penasaran meski setelahnya dia tetap abay dengan situasi tersebut.

Merasa ada sesuatu yang mengganggu perasaanya, Maryam berusaha menenangkan dirinya dengan bertasbih. Beberapa saat kemudian Maryam berusaha memejamkan matanya diatas ranjang.

Berguling ke kanan dan kiri. Setelahnya beberapa jam pun berlalu, namun Maryam tidak juga kunjung tertidur, Menyadari Sesuatu telah mengusik hatinya, Maryam sendiri tidak tau apa itu, dan hanya memikirkan kondisi orang tuanya.

Maryam yang gelisah mencoba melihat keberadaan Reza, dan teryata di saat itu Reza masih terjaga, padahal waktu sudah menunjukan hampir tengah malam .

Maryam yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan orang tuanya pun, berusaha menguatkan diri untuk bicara dengan Reza.

Reza yang menyadari Maryam mendekat ke arahnya seketika merasakan debaran jantung yang tidak menentu.

"Kenapa jam segini dia belum tidur , " batin Reza

Dari pandangan mata Reza , terlihat kedua bola mata Maryam telah sembab, menandakan seberapa lama dia menangis. Hal itu sekarang dapat Reza lihat karena Maryam tidak lagi menggunakan Cadar ketika di dalam Kamar.

"Tu..tuan .. Boleh saya bicara" Ucap Maryam lirih dengan raut wajah sendu.

"Katakan " Jawab Reza singkat.

"Eemm , Saya mau meminta izin, untuk pulang beberapa hari kerumah Abi" Ucap Maryam lirih

Mendengar perkataan Maryam, Reza merasa sangat terkejut dan kaget, Pasalnya dia tidak mungkin membiarkan Maryam pulang saat ini, Akan jadi apa rumah tangganya kalau Maryam sampai mengatakan perlakuannya terhadap kedua orang tuanya.

Seketika Reza merasa sangat Bimbang dengan Permintaan Maryam.

"Apa kamu akan tetap pulang kalau aku tidak mengizinkan??" Jawab Reza kemudian dengan nada ketus.

Mendapati jawaban dari Reza, Maryam yakin jika Reza tidak akan mengizinkan dirinya untuk pergi.

"Sebagai seorang muslim, dan seorang istri, saya akan selalu patuh dengan apa yang di katakan suami saya"

Jawab Maryam seketika, menyadari Reza tidak mengizinkannya untuk pergi , Maryam memutuskan segera berlalu dari hadapan Reza.

"Tunggu" ucap Reza kemudian karena merasa iba

"Pulanglah, dan minta Pak Roni untuk Mengantarkanmu Besok, karena aku sangat sibuk jadi tidak bisa mengantarmu pulang" Ucap Reza dengan nada dingin, Tanpa memandang Maryam.

Maryam yang merasa sangat bahagia, segera mendekat ke arah Reza dan mengucapkan banyak terimakasih, tanpa di sadari Maryam memegang tangan Reza, dengan penuh semangat mencium tangan tersebut.

Reza yang menyadari Kelakuan Maryam hanya terdiam memaku, Bukan karna tangannya yang di cium oleh Maryam, namun karena betapa cantik wajah Seseorang yang ada di hadapannya saat ini, seseorang yang telah sah menjadi istrinya namun dia abaikan.

[[Terima kasih Telah Membaca Karya Saya-Jangan Lupa dukunganya yaa ]]

Terpopuler

Comments

Ismu Srifah

Ismu Srifah

menyesal kau telah memyia nyiakan istri cantik mu

2024-03-05

1

sri Hartati_

sri Hartati_

nnti kngen

2023-11-16

1

Zudiyah Zudiyah

Zudiyah Zudiyah

kata Dilan "Rindu itu berat" jd jgn coba" merindukn Maryam Reza, malulah klo ingt kata"mu dlu!! hiiiii.......

2023-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG
2 2. Jawaban Dari Doa Maryam
3 3. Reza dan Maryam
4 4. Persiapan Maryam
5 5. Pernikahan Maryam Dan Reza
6 6. Kamar Pengantin
7 7. Kekecewaan Maryam
8 8. Kediaman Kakek Amar
9 9. Kesabaran Maryam
10 10. Meja Makan
11 11. Peninggalan Orang Tua Reza
12 12. Cadar Maryam
13 13. Meminta Izin
14 14. Reza Sakit
15 15. Kepergian Maryam
16 16. Pertemuan Maryam dan Dokter Tama
17 17. Reza dan Tama
18 18. Perubahan Reza
19 19. Ustadz Hamzah
20 20. Pesona Maryam
21 21. Kejujuran Maryam
22 22. Bersama
23 23. Memasak
24 24. Sarapan Bersama
25 25. Kemarahan Reza
26 26. Perkebunan
27 27. Menahan Amarah
28 28. Tidak Jujur
29 29. Menghindari Fitnah
30 30. Persiapan Penyambutan Ummi
31 31. Bertemu Dokter Tama
32 32. Kepulangan Ummi
33 33. Tama - Maryam - Reza
34 34. Tasyakuran
35 35. Menahan Amarah
36 36. Imam Sholat
37 37. Kejujuran Reza
38 38. Dimana Reza ?
39 39. Tingkah Konyol Reza
40 40. Shock Therapi
41 41. Panik
42 42. Pulang Ke Ruman Reza
43 43. Rumah Kakek Amar
44 44. Permohonan Reza
45 45. Terjebak dalam Kamar Mandi
46 46. Lingerie
47 47. Sarapan
48 48. Perdebatan di pagi hari
49 49. Perintah Reza
50 50. Kuliah Dokter Tama
51 51. Lampu Hijau (Berpetualang)
52 52. Berbelanja Bersama
53 53. Menemani Kakek dan Nenek
54 54. Berbincang bersama
55 55. Tata Cara
56 56. Berpetualang Part 1
57 57. Kepanikan Maryam
58 58. Kedatangan Mahira
59 59. Menanti Keputusan
60 60. Kecemburuan Mahira
61 61. Iri dan Dengki Mahira
62 62. Berpetualang Part 2
63 63. Maryam dan Mahira
64 64. Reza dan Mahira
65 65. Pertemuan Randy dan Mahira
66 66. Hanya Istriku
67 67. Membesuk
68 68. Kemarahan Reza
69 69. Saling menguatkan
70 70. Berpetualang Part 3
71 71. Berpetualangan Part 4
72 72. Berpetualang
73 73. Ibadah Rumah tangga
74 74. Rasa Sakit Maryam
75 75. Tanda Cinta Reza
76 76. Cha Tauge
77 77. Kuliah dokter Tama
78 78. Cemburu
79 79. Sikap Manja
80 80. Kedatangan Tasya
81 81. Tangisan Tasya
82 82. Bercengkrama
83 83. Kebucinan Reza
84 84. Kemarahan Tasya
85 85. Senam Pagi
86 86. Cerita Pagi
87 87. Aku Yakin Dengan Istriku, Namun Tidak Padamu
88 88. Seblak Bandung level lima
89 89. Tingkah Konyol Reza
90 90. Sakit Perut Reza
91 91. Pengakuan Reza
92 92. Pertemuan Yang Tak Terduga
93 93. Rasa Penasaran Maryam
94 94. Cerita Mahira
95 95. Mahira dan Denis Part 1
96 96. Mahira Dan Denis Part 2
97 97. Kecurigaan Reza
98 98. Kebun Teh Abi Hanif
99 99. Kepulangan Maryam
100 100. Kejadian Yang Menimpa Maryam dan Mahira
101 101. Mahira dan Tama
102 102. Menjadi Detektif Tama
103 103. Kepanikan Maryam
104 104. Dalang dari Kejadian
105 105. Pertanggung Jawaban
106 106. Kecemasan Reza
107 107. Mual dan Muntah
108 108. Kabar Bahagia
109 109. Sambutan Hangat
110 110. Kesedihan Mahira
111 111. Pengakuan Mahira
112 112. Ungkapan Cinta Denis
113 113. Tanda Hati Sedang Terluka
114 114. Bersaing
115 115. Kedatangan Tama
116 116. Bukan Waktu yang salah dalam sebuah Kisah Cinta
117 117. Membuka Hati
118 118. Memantapkan Hati
119 119. Mengajak Junior Berpetualang
120 120 . Pengumuman
121 121. Hijrah
122 122. Khitan Masal
123 123. Denis dan Rasa Sakitnya.
124 124. Lamaran Denis
125 125. Luka Mahira
126 126. Pertemuan Nissa dan Sahabat Lama
127 127. Menu Istimewa
128 128. Melamar Denis
129 129. Jawaban Denis
130 130. Nissa dan Denis
131 131. Pertemuan Denis dengan Mahira dan Tama
132 132. Kecelakaan
133 133. Operasi
134 134. Pertemuan pertama
135 135. Di Ruang Yang Sama
136 136. Sarapan Pagi
137 137. Berpamitan
138 138. Pengumuman.
139 Pengumuman
140 139. Penantian Jodoh
141 140. Biaya Perawatan
142 141. Kepanikan Nissa
143 142. Titipan Kertas
144 143. Jawaban
145 144. Kejadian Masa Silam
146 145. Bimbang
147 146. Suasana Tegang
148 147. Penawaran
149 148. Persetujuan Tama
150 149. Mahar
151 150. Menerima Mu
152 151. Posesif
153 152. Memperkenalkan status
154 153. Pertemuan Pertama.
155 154. Tak Terduga
156 155. Saling Mengenal
157 156. Pulang
158 157. Sah.
Episodes

Updated 158 Episodes

1
1. PROLOG
2
2. Jawaban Dari Doa Maryam
3
3. Reza dan Maryam
4
4. Persiapan Maryam
5
5. Pernikahan Maryam Dan Reza
6
6. Kamar Pengantin
7
7. Kekecewaan Maryam
8
8. Kediaman Kakek Amar
9
9. Kesabaran Maryam
10
10. Meja Makan
11
11. Peninggalan Orang Tua Reza
12
12. Cadar Maryam
13
13. Meminta Izin
14
14. Reza Sakit
15
15. Kepergian Maryam
16
16. Pertemuan Maryam dan Dokter Tama
17
17. Reza dan Tama
18
18. Perubahan Reza
19
19. Ustadz Hamzah
20
20. Pesona Maryam
21
21. Kejujuran Maryam
22
22. Bersama
23
23. Memasak
24
24. Sarapan Bersama
25
25. Kemarahan Reza
26
26. Perkebunan
27
27. Menahan Amarah
28
28. Tidak Jujur
29
29. Menghindari Fitnah
30
30. Persiapan Penyambutan Ummi
31
31. Bertemu Dokter Tama
32
32. Kepulangan Ummi
33
33. Tama - Maryam - Reza
34
34. Tasyakuran
35
35. Menahan Amarah
36
36. Imam Sholat
37
37. Kejujuran Reza
38
38. Dimana Reza ?
39
39. Tingkah Konyol Reza
40
40. Shock Therapi
41
41. Panik
42
42. Pulang Ke Ruman Reza
43
43. Rumah Kakek Amar
44
44. Permohonan Reza
45
45. Terjebak dalam Kamar Mandi
46
46. Lingerie
47
47. Sarapan
48
48. Perdebatan di pagi hari
49
49. Perintah Reza
50
50. Kuliah Dokter Tama
51
51. Lampu Hijau (Berpetualang)
52
52. Berbelanja Bersama
53
53. Menemani Kakek dan Nenek
54
54. Berbincang bersama
55
55. Tata Cara
56
56. Berpetualang Part 1
57
57. Kepanikan Maryam
58
58. Kedatangan Mahira
59
59. Menanti Keputusan
60
60. Kecemburuan Mahira
61
61. Iri dan Dengki Mahira
62
62. Berpetualang Part 2
63
63. Maryam dan Mahira
64
64. Reza dan Mahira
65
65. Pertemuan Randy dan Mahira
66
66. Hanya Istriku
67
67. Membesuk
68
68. Kemarahan Reza
69
69. Saling menguatkan
70
70. Berpetualang Part 3
71
71. Berpetualangan Part 4
72
72. Berpetualang
73
73. Ibadah Rumah tangga
74
74. Rasa Sakit Maryam
75
75. Tanda Cinta Reza
76
76. Cha Tauge
77
77. Kuliah dokter Tama
78
78. Cemburu
79
79. Sikap Manja
80
80. Kedatangan Tasya
81
81. Tangisan Tasya
82
82. Bercengkrama
83
83. Kebucinan Reza
84
84. Kemarahan Tasya
85
85. Senam Pagi
86
86. Cerita Pagi
87
87. Aku Yakin Dengan Istriku, Namun Tidak Padamu
88
88. Seblak Bandung level lima
89
89. Tingkah Konyol Reza
90
90. Sakit Perut Reza
91
91. Pengakuan Reza
92
92. Pertemuan Yang Tak Terduga
93
93. Rasa Penasaran Maryam
94
94. Cerita Mahira
95
95. Mahira dan Denis Part 1
96
96. Mahira Dan Denis Part 2
97
97. Kecurigaan Reza
98
98. Kebun Teh Abi Hanif
99
99. Kepulangan Maryam
100
100. Kejadian Yang Menimpa Maryam dan Mahira
101
101. Mahira dan Tama
102
102. Menjadi Detektif Tama
103
103. Kepanikan Maryam
104
104. Dalang dari Kejadian
105
105. Pertanggung Jawaban
106
106. Kecemasan Reza
107
107. Mual dan Muntah
108
108. Kabar Bahagia
109
109. Sambutan Hangat
110
110. Kesedihan Mahira
111
111. Pengakuan Mahira
112
112. Ungkapan Cinta Denis
113
113. Tanda Hati Sedang Terluka
114
114. Bersaing
115
115. Kedatangan Tama
116
116. Bukan Waktu yang salah dalam sebuah Kisah Cinta
117
117. Membuka Hati
118
118. Memantapkan Hati
119
119. Mengajak Junior Berpetualang
120
120 . Pengumuman
121
121. Hijrah
122
122. Khitan Masal
123
123. Denis dan Rasa Sakitnya.
124
124. Lamaran Denis
125
125. Luka Mahira
126
126. Pertemuan Nissa dan Sahabat Lama
127
127. Menu Istimewa
128
128. Melamar Denis
129
129. Jawaban Denis
130
130. Nissa dan Denis
131
131. Pertemuan Denis dengan Mahira dan Tama
132
132. Kecelakaan
133
133. Operasi
134
134. Pertemuan pertama
135
135. Di Ruang Yang Sama
136
136. Sarapan Pagi
137
137. Berpamitan
138
138. Pengumuman.
139
Pengumuman
140
139. Penantian Jodoh
141
140. Biaya Perawatan
142
141. Kepanikan Nissa
143
142. Titipan Kertas
144
143. Jawaban
145
144. Kejadian Masa Silam
146
145. Bimbang
147
146. Suasana Tegang
148
147. Penawaran
149
148. Persetujuan Tama
150
149. Mahar
151
150. Menerima Mu
152
151. Posesif
153
152. Memperkenalkan status
154
153. Pertemuan Pertama.
155
154. Tak Terduga
156
155. Saling Mengenal
157
156. Pulang
158
157. Sah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!