3. Reza dan Maryam

"Maryam!!!" ucap ummi seketika, hampir tidak percaya mendengarkan penuturan putrinya. Seketika Air mata merembes dengan deras melalui sudut mata Umminya. Bagaimana tidak wanita paru baya itu bersedih melihat Putri bungsunya harus berkorban demi keluarga dan demi orang lain.

***

Dengan Tangis yang sudah tidak dapat di tahan ummi Maya memeluk erat putri bungsunya tersebut, Sebagai seorang ibu dia tidak akan pernah rela jika anaknya harus melakukan pengorbanan yang begitu besar di usianya yang masih 19 tahun.

"Ummi.. InshaAllah Maryam ikhlas, sudah ummi ... Maryam mohon ummi jangan menangis lagi" dengan suara lembut Maryam meneguhkan hatinya untuk menyetujui syarat yang di ajukan oleh Tuan Reza sang CEO

Ummi Maya yang tidak dapat berkata-kata lagi hanya mampu memeluk erat putri bungsunya,hal itu ia lakukan untuk menguatkan hatinya.

Mendengar Isak tangis dari istrinya, Abi Hanif mendatangi Keduanya di taman dan menanyakan apa yang terjadi.

Tanpa basa -basi Ummi Maya menceritakan semua perbincangannya bersama dengan Maryam Sebelumnya dengan linangan air mata.

Abi Hanif mendengarkan secara seksama apa yang di sampaikan oleh istrinya, seraya dengan anggukan kepala. Dan Setelah mendengarkan semua cerita dari Istrinya Abi Hanif berkata pada Maryam

"Nak... Jika memang ini sudah menjadi keputusanmu dan sudah dengan keikhlasan hatimu, Abi Akan merasa sangat bahagia, karena dari Pernikahan ini setidaknya Bisa menyelamatkan Nasib para karyawan yang terancam PHK" ucap Abi Hanif pelan menguatkan putrinya.

"Mungkin hatimu akan merasakan luka, menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak kamu kenal sebelumnya, namun Abi mohon Niatkan dengan Keikhlasan dari dalam hati mu nak.. Karena Sesungguhnya apa yang Baik menurut Kita belum tentu baik juga menurut Allah, Begitu juga sebaliknya apa yang menurut kita tidak baik Belum tentu juga Menurut Allah Tidak Baik." Ucap Abi Hanif

"Semoga Apa yang kamu lakukan mendapat ridho Allah SWT" Tukas Abi Hanif kemudian

***

Setelah mendengarkan penuturan yang di sampaikan oleh istrinya dan juga Maryam, Abi Hanif segera mengabari Tuan Reza, Sang CEO berhati dingin. Bermaksud Menjelaskan bahwa putri Bungsunya bersedia untuk menikah dengan dirinya.

Pesan yang di sampaikan oleh Abi Hanif diterima baik oleh Asisten dari Reza Sang CEO berhati dingin. Dan setelahnya pesan tersebut di sampaikan kepada Tuanya.

Sesuai tanggal yang telah di tentukan, Maka Esok hari akan di Gelar Acara pernikahan Antara Reza dan Maryam, Pernikahan yang akan di langsungkan di Salah satu Hotel Bintang lima milik Kakek Amar.

Malam hari di kediaman Abi Hanif , Maryam sedang bersimpuh Di atas sajadahnya memohon Agar hatinya senantiasa teguh dengan apa yang telah menjadi pilihannya dan memohon Keridhoan dari Allah SWT.

Tok !!tok !! tok...!!

Suara pintu yang di ketuk.

Mendengar pintu rumahnya di ketuk Abi Hanif bergegas segera untuk membukakan pintu. setelah pintu di buka alangkah terkejutnya Abi Hanif mendapati seseorang di balik pintu yang berdiri tegap di hadapannya.

Kakek Amar bersama dengan Cucunya datang ke rumah Abi Hanif malam itu.

"Assalamualaikum" Ucap Kakek Amar dengan tenang dan senyum simpul

"Waalaikumsalam kakek , Silahkan masuk kek" Ucap Abi Hanif, dengan membuka pintu rumahnya dengan lebar.

Tak... Tak ...Tak...

Terdengar suara sepatu Reza yang begitu nyaring mengisi keheningan rumah tersebut.

Setelah keduanya dipersilahkan masuk dan duduk diatas sofa ruang tamu, Kemudian Abi Hanif pun mempertanyakan maksut dan tujuan kedatangan kakek Amar ke kediamannya.

Kakek Amar merupakan sosok kakek yang hangat di mata Keluarga dan Orang lain, pribadinya yang tenang dan Sopan santunnya yang tinggi, meski berhadapan dengan orang yang status sosialnya jauh dibawahnya.

"Hanif... " Panggil kakek Amar dengan Nada Bicara khas orang tua.

"Jadi maksut kedatangan kami ini, ingin melamar Putrimu Maryam!!, Untuk menjadi calon istri dari cucuku Reza" Ucap kakek Amar kemudian.

"Sebelumnya kedatangan kami tempo hari untuk melamar Putri pertama mu yang...." Kakek Amar tidak jadi melanjutkan pembicaraanya, Melihat rona wajah Abi Hanif yang seketika padam.

Meski Kakek Amar sangat kecewa dengan Anak Sulung Abi Hanif tak lain adalah Mahira, Yang telah berkhianat kepada cucunya. Namun hal itu tidak membuatnya menjadi pribadi pendendam, dan lantas menyalahkan Abi Hanif. Kakek Amar tetap Berusaha menjaga Perasaan Sahabatnya itu, dengan tidak mengungkit kejadian yang telah berlalu.

"Baik kakek , saya paham maksut kakek, Tunggu sebentar saya akan panggilkan Maryam" Ucap Abi Hanif seraya meninggalkan keduanya di ruang tamu.

Ruang tamu dengan cahaya terang yang penuh di hiasi dengan Tulisan kaligrafi tersebut, membuat setiap orang betah berlama -lama di sana.

Tak berselang lama Asisten Rumah tangga yang Membantu pekerjaan Rumah di kediaman Abi Hanif muncul dengan Nampan berisi Minuman dan beberapa cemilan. Yang sebelumnya telah di berikan instruksi oleh Abi Hanif.

"Silahkan Tuan Besar".. Sapa Asisten rumah tangga tersebut, yang di balas dengan anggukan oleh Kakek Amar.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya yang di tunggu pun datang juga, Maryam bersama Ummi dan Abinya berjalan masuk dan duduk di hadapan Kakek Amar dan Reza.

Maryam yang duduk tepat di hadapan Reza pun merasa sangat gugup. Jantungnya berdetak sangat kencang. Rasa gugupnya ia tutupi dengan meremas jemarinya di balik kerudung besar yang ia kenakan

***

"Bahkan sedikitpun dia tidak melihatku!! Dasar Sombong !! Cihh... Ada apa dibawah !! Kenapa gadis itu Menundukkan wajahnya" Gumam Reza dalam hati

Sejak kedatangan Maryam di ruang tamu, kakek Amar tidak henti-hentinya Tersenyum bahagia. mengingat bahwa Maryam lah yang akan menjadi cucu menantunya. Karena sejatinya Maryam lah yang di inginkan kakek Amar.

"Nak Maryam ... " Ucap kakek

"Iya kek, " jawab Maryam

"Perkenalkan, Ini adalah Reza Cucu Semata wayang kakek" Tukas Kakek Amar kemudian dengan senyum yang selalu terukir di wajah tua nya. dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Maryam.

"Jadi maksut kedatangan Kakek saat ini ingin melamarmu untuk menjadi Calon istri Reza, apakah Nak Maryam Bersedia ?" Ucapan kakek Amar dengan tegas, lugas, dan tanpa basa-basi.

Mendengar ucapan kakek Amar tersebut, seketika dada Maryam bergemuruh, antara siap dan tidak dirinya untuk menjadi istri dari sang CEO berhati dingin tersebut. Maryam Beristigfar dalam hati berusaha untuk menguasai ketegangan dan kegelisahan hatinya, dan sesaat kemudian Maryam memberikan jawaban.

"Bismillahirrahmanirrahim, InshaAllah Maryam Bersedia kek" Ucap Maryam kemudian dengan tenang dan senantiasa dengan menundukkan pandangan.

"Alhamdulillah"... Ucap Kakek Amar seketika.

"Cih... Gadis sombong ini mengatakan bersedia menikah denganku, tapi bahkan sama sekali dia tidak memandangku!!!" Batin Reza

"Bagaimana denganmu Reza?" Sergah kakek Amar kemudian, ketika mengetahui bahwa sedari tadi cucunya memperhatikan Maryam.

"Apa ?? , Maksut kakek Bagaimana apanya ? Bukan kah Dia memang pilihan kakek ? apa kakek Masih membutuhkan pendapatku ? " Jawa Reza dengan santai dan terkesan acuh

"Reza!!!" Ucap kakek Amar merasa geram dengan cucuknya.

"Tenang saja kek Reza tidak akan Kabur apa lagi membatalkan Pernikahan ini " Sindir Reza kemudian

"Reza akan menuruti semua keinginan kakek, asal kakek bahagia itu sudah cukup bagi Reza" Ucap Reza dengan Santainya.

Kakek Amar yang melihat tingkah dan ucapan cucunya hanya mampu mendengus, merasa kesal dengannya ucapan yang keluar dari mulutnya.

Melihat Maryam yang hanya menundukkan pandangan sedari tadi, seketika muncul pertanyaan konyol dari pikiran Reza. dengan wajah menyeringai Reza Lantang mengatakan

"Apa di bawah sana ada sesuatu yang lebih menarik dariku?, Dan itu Kain yang menutup wajah mu itu, apa kamu malu memperlihatkan wajahmu, atau Ada Luka di wajahmu ?? " Tanya Reza dengan ketus.

"Reza!!! Jaga Ucapanmu" Tukas Kakek Amar penuh emosi.

Mendengar pertanyaan dari Reza seketika Maryam merasa sangat Tidak nyaman. Begitu juga dengan Abi Hanif dan Ummi Maya Merasa pertanyaan yang di ajukan oleh Resa Sangat Vulgar.

Setelah Maryam mampu menguasai Hatinya , perlahan Maryam menjawab pertanyaan Reza sebelumnya dengan hati-hati dan dengan nada lembut.

"Maaf Sebelumnya jika menurut Tuan Reza ini sesuatu yang aneh, Bukankah sudah seharusnya sebagai umat muslim, kita diharuskan menjaga pandangan kita,!! Terutama terhadap lawan jenis ?"

"Dan lagi, mengenai pakaian yang saya kenakan juga, apakah Tuan Reza mau ... menerima pemberian kue yang sebelumnya telah dibuka bungkusnya oleh orang lain ??Saya rasa Tidak kan ?? " Jawab Maryam dengan tegas dan lugas.

Mendengar Pernyataan yang dilontarkan Maryam, seketika Reza gelagapan.

***

[[Mohon dukungan untuk Karya Saya Ya]]

[[Mohon maaf jika ada Kurang dalam Penulisan ini]]

Terima kasih 🥰🙏☺️

Terpopuler

Comments

Nartadi Yana

Nartadi Yana

itu sudah ada contohnya yang diumbar kaya Mahira Tek dung duluan

2024-03-10

2

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

🤭🤭😁😁, kena mental si Reza 🤣🤣

2024-01-20

1

sri Hartati_

sri Hartati_

bagus

2023-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG
2 2. Jawaban Dari Doa Maryam
3 3. Reza dan Maryam
4 4. Persiapan Maryam
5 5. Pernikahan Maryam Dan Reza
6 6. Kamar Pengantin
7 7. Kekecewaan Maryam
8 8. Kediaman Kakek Amar
9 9. Kesabaran Maryam
10 10. Meja Makan
11 11. Peninggalan Orang Tua Reza
12 12. Cadar Maryam
13 13. Meminta Izin
14 14. Reza Sakit
15 15. Kepergian Maryam
16 16. Pertemuan Maryam dan Dokter Tama
17 17. Reza dan Tama
18 18. Perubahan Reza
19 19. Ustadz Hamzah
20 20. Pesona Maryam
21 21. Kejujuran Maryam
22 22. Bersama
23 23. Memasak
24 24. Sarapan Bersama
25 25. Kemarahan Reza
26 26. Perkebunan
27 27. Menahan Amarah
28 28. Tidak Jujur
29 29. Menghindari Fitnah
30 30. Persiapan Penyambutan Ummi
31 31. Bertemu Dokter Tama
32 32. Kepulangan Ummi
33 33. Tama - Maryam - Reza
34 34. Tasyakuran
35 35. Menahan Amarah
36 36. Imam Sholat
37 37. Kejujuran Reza
38 38. Dimana Reza ?
39 39. Tingkah Konyol Reza
40 40. Shock Therapi
41 41. Panik
42 42. Pulang Ke Ruman Reza
43 43. Rumah Kakek Amar
44 44. Permohonan Reza
45 45. Terjebak dalam Kamar Mandi
46 46. Lingerie
47 47. Sarapan
48 48. Perdebatan di pagi hari
49 49. Perintah Reza
50 50. Kuliah Dokter Tama
51 51. Lampu Hijau (Berpetualang)
52 52. Berbelanja Bersama
53 53. Menemani Kakek dan Nenek
54 54. Berbincang bersama
55 55. Tata Cara
56 56. Berpetualang Part 1
57 57. Kepanikan Maryam
58 58. Kedatangan Mahira
59 59. Menanti Keputusan
60 60. Kecemburuan Mahira
61 61. Iri dan Dengki Mahira
62 62. Berpetualang Part 2
63 63. Maryam dan Mahira
64 64. Reza dan Mahira
65 65. Pertemuan Randy dan Mahira
66 66. Hanya Istriku
67 67. Membesuk
68 68. Kemarahan Reza
69 69. Saling menguatkan
70 70. Berpetualang Part 3
71 71. Berpetualangan Part 4
72 72. Berpetualang
73 73. Ibadah Rumah tangga
74 74. Rasa Sakit Maryam
75 75. Tanda Cinta Reza
76 76. Cha Tauge
77 77. Kuliah dokter Tama
78 78. Cemburu
79 79. Sikap Manja
80 80. Kedatangan Tasya
81 81. Tangisan Tasya
82 82. Bercengkrama
83 83. Kebucinan Reza
84 84. Kemarahan Tasya
85 85. Senam Pagi
86 86. Cerita Pagi
87 87. Aku Yakin Dengan Istriku, Namun Tidak Padamu
88 88. Seblak Bandung level lima
89 89. Tingkah Konyol Reza
90 90. Sakit Perut Reza
91 91. Pengakuan Reza
92 92. Pertemuan Yang Tak Terduga
93 93. Rasa Penasaran Maryam
94 94. Cerita Mahira
95 95. Mahira dan Denis Part 1
96 96. Mahira Dan Denis Part 2
97 97. Kecurigaan Reza
98 98. Kebun Teh Abi Hanif
99 99. Kepulangan Maryam
100 100. Kejadian Yang Menimpa Maryam dan Mahira
101 101. Mahira dan Tama
102 102. Menjadi Detektif Tama
103 103. Kepanikan Maryam
104 104. Dalang dari Kejadian
105 105. Pertanggung Jawaban
106 106. Kecemasan Reza
107 107. Mual dan Muntah
108 108. Kabar Bahagia
109 109. Sambutan Hangat
110 110. Kesedihan Mahira
111 111. Pengakuan Mahira
112 112. Ungkapan Cinta Denis
113 113. Tanda Hati Sedang Terluka
114 114. Bersaing
115 115. Kedatangan Tama
116 116. Bukan Waktu yang salah dalam sebuah Kisah Cinta
117 117. Membuka Hati
118 118. Memantapkan Hati
119 119. Mengajak Junior Berpetualang
120 120 . Pengumuman
121 121. Hijrah
122 122. Khitan Masal
123 123. Denis dan Rasa Sakitnya.
124 124. Lamaran Denis
125 125. Luka Mahira
126 126. Pertemuan Nissa dan Sahabat Lama
127 127. Menu Istimewa
128 128. Melamar Denis
129 129. Jawaban Denis
130 130. Nissa dan Denis
131 131. Pertemuan Denis dengan Mahira dan Tama
132 132. Kecelakaan
133 133. Operasi
134 134. Pertemuan pertama
135 135. Di Ruang Yang Sama
136 136. Sarapan Pagi
137 137. Berpamitan
138 138. Pengumuman.
139 Pengumuman
140 139. Penantian Jodoh
141 140. Biaya Perawatan
142 141. Kepanikan Nissa
143 142. Titipan Kertas
144 143. Jawaban
145 144. Kejadian Masa Silam
146 145. Bimbang
147 146. Suasana Tegang
148 147. Penawaran
149 148. Persetujuan Tama
150 149. Mahar
151 150. Menerima Mu
152 151. Posesif
153 152. Memperkenalkan status
154 153. Pertemuan Pertama.
155 154. Tak Terduga
156 155. Saling Mengenal
157 156. Pulang
158 157. Sah.
Episodes

Updated 158 Episodes

1
1. PROLOG
2
2. Jawaban Dari Doa Maryam
3
3. Reza dan Maryam
4
4. Persiapan Maryam
5
5. Pernikahan Maryam Dan Reza
6
6. Kamar Pengantin
7
7. Kekecewaan Maryam
8
8. Kediaman Kakek Amar
9
9. Kesabaran Maryam
10
10. Meja Makan
11
11. Peninggalan Orang Tua Reza
12
12. Cadar Maryam
13
13. Meminta Izin
14
14. Reza Sakit
15
15. Kepergian Maryam
16
16. Pertemuan Maryam dan Dokter Tama
17
17. Reza dan Tama
18
18. Perubahan Reza
19
19. Ustadz Hamzah
20
20. Pesona Maryam
21
21. Kejujuran Maryam
22
22. Bersama
23
23. Memasak
24
24. Sarapan Bersama
25
25. Kemarahan Reza
26
26. Perkebunan
27
27. Menahan Amarah
28
28. Tidak Jujur
29
29. Menghindari Fitnah
30
30. Persiapan Penyambutan Ummi
31
31. Bertemu Dokter Tama
32
32. Kepulangan Ummi
33
33. Tama - Maryam - Reza
34
34. Tasyakuran
35
35. Menahan Amarah
36
36. Imam Sholat
37
37. Kejujuran Reza
38
38. Dimana Reza ?
39
39. Tingkah Konyol Reza
40
40. Shock Therapi
41
41. Panik
42
42. Pulang Ke Ruman Reza
43
43. Rumah Kakek Amar
44
44. Permohonan Reza
45
45. Terjebak dalam Kamar Mandi
46
46. Lingerie
47
47. Sarapan
48
48. Perdebatan di pagi hari
49
49. Perintah Reza
50
50. Kuliah Dokter Tama
51
51. Lampu Hijau (Berpetualang)
52
52. Berbelanja Bersama
53
53. Menemani Kakek dan Nenek
54
54. Berbincang bersama
55
55. Tata Cara
56
56. Berpetualang Part 1
57
57. Kepanikan Maryam
58
58. Kedatangan Mahira
59
59. Menanti Keputusan
60
60. Kecemburuan Mahira
61
61. Iri dan Dengki Mahira
62
62. Berpetualang Part 2
63
63. Maryam dan Mahira
64
64. Reza dan Mahira
65
65. Pertemuan Randy dan Mahira
66
66. Hanya Istriku
67
67. Membesuk
68
68. Kemarahan Reza
69
69. Saling menguatkan
70
70. Berpetualang Part 3
71
71. Berpetualangan Part 4
72
72. Berpetualang
73
73. Ibadah Rumah tangga
74
74. Rasa Sakit Maryam
75
75. Tanda Cinta Reza
76
76. Cha Tauge
77
77. Kuliah dokter Tama
78
78. Cemburu
79
79. Sikap Manja
80
80. Kedatangan Tasya
81
81. Tangisan Tasya
82
82. Bercengkrama
83
83. Kebucinan Reza
84
84. Kemarahan Tasya
85
85. Senam Pagi
86
86. Cerita Pagi
87
87. Aku Yakin Dengan Istriku, Namun Tidak Padamu
88
88. Seblak Bandung level lima
89
89. Tingkah Konyol Reza
90
90. Sakit Perut Reza
91
91. Pengakuan Reza
92
92. Pertemuan Yang Tak Terduga
93
93. Rasa Penasaran Maryam
94
94. Cerita Mahira
95
95. Mahira dan Denis Part 1
96
96. Mahira Dan Denis Part 2
97
97. Kecurigaan Reza
98
98. Kebun Teh Abi Hanif
99
99. Kepulangan Maryam
100
100. Kejadian Yang Menimpa Maryam dan Mahira
101
101. Mahira dan Tama
102
102. Menjadi Detektif Tama
103
103. Kepanikan Maryam
104
104. Dalang dari Kejadian
105
105. Pertanggung Jawaban
106
106. Kecemasan Reza
107
107. Mual dan Muntah
108
108. Kabar Bahagia
109
109. Sambutan Hangat
110
110. Kesedihan Mahira
111
111. Pengakuan Mahira
112
112. Ungkapan Cinta Denis
113
113. Tanda Hati Sedang Terluka
114
114. Bersaing
115
115. Kedatangan Tama
116
116. Bukan Waktu yang salah dalam sebuah Kisah Cinta
117
117. Membuka Hati
118
118. Memantapkan Hati
119
119. Mengajak Junior Berpetualang
120
120 . Pengumuman
121
121. Hijrah
122
122. Khitan Masal
123
123. Denis dan Rasa Sakitnya.
124
124. Lamaran Denis
125
125. Luka Mahira
126
126. Pertemuan Nissa dan Sahabat Lama
127
127. Menu Istimewa
128
128. Melamar Denis
129
129. Jawaban Denis
130
130. Nissa dan Denis
131
131. Pertemuan Denis dengan Mahira dan Tama
132
132. Kecelakaan
133
133. Operasi
134
134. Pertemuan pertama
135
135. Di Ruang Yang Sama
136
136. Sarapan Pagi
137
137. Berpamitan
138
138. Pengumuman.
139
Pengumuman
140
139. Penantian Jodoh
141
140. Biaya Perawatan
142
141. Kepanikan Nissa
143
142. Titipan Kertas
144
143. Jawaban
145
144. Kejadian Masa Silam
146
145. Bimbang
147
146. Suasana Tegang
148
147. Penawaran
149
148. Persetujuan Tama
150
149. Mahar
151
150. Menerima Mu
152
151. Posesif
153
152. Memperkenalkan status
154
153. Pertemuan Pertama.
155
154. Tak Terduga
156
155. Saling Mengenal
157
156. Pulang
158
157. Sah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!