*``Author minta maaf karena telat up date. Baru sembuh nih guys. I'm so sorry.. ``*
*
*
*
Rey mengakhiri cerita masa lalunya. Dia telah menceritakan asal-muasal kalung liontin itu pada Dokter Elvi.
Sempat termenung dan berpikir. Dokter Elvi pun lalu berbicara.
" Rey ? " panggil Elvi menyapa Rey.
" Hemm ", Rey menjawab Elvy dengan deheman.
" Aku rasa kasus yg menimpa Ifa bukan kasus yg biasa. Bukan hanya kasus pelecehan seksual saja. Pasti ada kasus yg lebih besar di balik kasus Ifa ini. Tapi aku belum tahu pasti. Apakah ini menyangkut keluarga besar kamu atau tidak ? " terang Elvi menduga-duga.
" Hh..entahlah El ? Sejak aku meninggalkan kota itu dan jauh dari Ifa. Semua seperti tertutup padaku El. Mama, papa bahkan Ifa juga tak seperti biasanya. Ketika aku sempat beberapa kali pulang ke Indonesia untuk liburan semester. Sebentar El ?" jeda Rey.
Menghentikan pembicaraan dan mulai mengingat sesuatu sambil berpikir. Seperti ada yg ia lewatkan.
" Aku ingat El ? Saat itu, aku pernah memergoki Ifa tengah menangis tersedu-sedu. Sambil memegangi bahunya. Dia seperti orang yg ketakutan El. Wajahnya terlihat pucat. Ketika aku tanya dia bilang tak apa-apa. Hanya kangen aku saja. Itu yg selalu dia jawab. Tapi yg aku heran, dia terus memelukku El, Dav. Tanpa mau ku lepaskan. Dia terus menangis waktu itu." jelas Rey lagi panjang lebar. Rey menatap Elvi dan David bergantian.
David pun semakin kaget. Dia pun bertanya pada bosnya. Karena waktu itu, dia-lah orang yg diberi tugas untuk menjaga kekasih bosnya.
" Kapan kejadiannya bos? Sepertinya saya telah melewatkan banyak hal tuan ? " pangkas David bingung.
" Saat liburan semester di tahun kedua aku kuliah Dev? " jelas Rey.
David pun ikut berpikir, berusaha mengingat sesuatu. Dia ingat setiap kali Rey akan pulang ke Indonesia, tuan Syailendra yg juga papa angkat David, pasti selalu mengirimnya ke luar pulau untuk mengurus kantor cabang Perusahaan Syailendra yg ada di sana. Jadi, David pun tak pernah tahu apa yg terjadi telah pada bos dan pujaan hatinya.
David juga merasa aneh pada sikap sang Mama angkatnya yg lebih banyak diam sekarang. Tak seperti dulu yg selalu ceria saat Ifa sering bertandang ke rumah mamanya untuk mengantar pesanan.
Anehnya lagi pasca pengumuman pertunangan Rey dan Imelda beberapa tahun silam sampai sekarang. Papa Syailendra tak pernah lagi membahas pernikahan putranya sekali pun. Begitu juga dengan Imelda yg tak pernah memaksa Rey untuk menikahinya.
Semua terasa janggal serta ambigu menurut David dan Rey. Karena dulu Imelda paling getol memaksa sang calon papa mertua untuk bisa membantu mendekatkannya pada Rey. Bahkan dengan cara licik dan kotor sekalipun.
Ditambah lagi sekarang papa Syailendra bahkan tak pernah terlihat menginjakkan kaki di rumah besarnya.
Dokter Elvi juga semakin percaya bahwa kasus ini bukan kasus sembarangan. Dalam hatinya dia akan membantu dan mendampingi Ifa sampai kasus ini selesai nanti.
Entah kenapa sejak pertama kali melihat Ifa. Rasa iba menyeruak di hati El.
" Rey...kita harus membicarakan masalah ini pada Hendi dan Indra. Kita butuh bantuan mereka untuk menyelesaikan kasus ini. Aku rasa kamu juga perlu memberi tahu Bima, Rey ? " pinta Elvi pada Rey.
Rey mengerutkan dahinya.
"Bima.. ya... Bima pasti tahu sesuatu." batin Rey.
"Lakukan apa yg menurutmu baik El. Aku setuju dengan usulan mu", timpal Rey. David pun tampak mengangguk tanda setuju dengan saran Elvi.
Elvi juga menjelaskan bahwa Bima mungkin juga bisa dimintai keterangan karena Bima juga orang yg pernah dengan Ifa kala itu. Kemungkinan besar Bima pasti juga mengetahui sesuatu tentang Ifa selama Rey di luar negeri.
" Oh.. kenapa aku tak berpikir sejauh itu El ? " jawab Rey sambil meraup mukanya dengan kasar.
Rey memang melewatkan semuanya.
Bahkan dia juga yakin bahwa sang papa ikut andil dalam kasus Ifa. Terbukti dengan foto-foto yg dikirim oleh anak buah David beberapa hari yg lalu. Foto kebersamaan Imelda dengan papanya.
Sampai sekarang sang Mama pun menjadi seperti orang yg sangat tertutup. Apalagi dengan Rey. Mamanya selalu menangis tersedu-sedu ketika Rey mengajak sang mama bicara berdua.
Sang mama tercinta pasti menyembunyikan sesuatu darinya.Mama tak pernah mengatakan apa pun untuk memberi penjelasan. Hanya tangis saja yg selalu Rey dengar dan lihat.
Keadaan sang mama yg kacau seperti itu pula-lah yg semakin membuat Rey menggila pada sang Papa. Apalagi sang papa jarang pulang sekarang.
" O.k Rey ! Aku pamit dulu. Aku akan ke rumah sakit menemui Indra dan Hendi.Ada barang yg harus aku ambil di rumah. Nggak apa-apa kan jika malam ini aku tak menginap di sini? " tukas Elvi.
" It's O.k El ? Aku yg akan menjaga gadisku ? Aku sangat merindukannya." jawab Rey sembari mengedipkan matanya pada Elvi.
Elvi yg digoda Rey langsung memukul lengan Rey.
" Bug !!! "
" Hey !!! Awas !!! Jangan macam-macam kau Rey ! Ifa belum pulih !!! " geram Elvi.
Entah kenapa dia makin menyayangi Ifa layaknya adiknya. El semakin ingin menjaganya. Melihat kondisi Ifa, membuat El terenyuh. Ifa mengingatkan El pada adik sepupunya.
" Ayolah El ??? Aku hanya bercanda. Jangan terlalu dimasukkan dalam hati. Lagi pula gue bukan orang yg sekejam itu El ?" terang Rey pada Elvi.
Rey tahu jika Elvi juga pernah kehilangan orang terdekatnya. Kasusnya sama dengan Ifa.
" Nggak lucu Rey !!! " sungut Elvi.
" I'm sorry " jawab Rey meminta maaf pada Elvi.
" It's O.k. Maafin aku juga Rey. Entah kenapa Ifa mengingatkanku pada sepupuku Rey." jelas Elvi lirih.
" Hm, aku mengerti. Sudahlah jangan diingat-ingat terus. Dia sudah tenang di sana. Segeralah berangkat. Biarkan Dev mengantarmu." jelas Rey lagi.
" Baik tuan !!! Biarkan aku mengantar dokter Elvi." sambung David menganggukkan kepala tanda setuju.
Setelah Rey mengakhiri perbincangannya dengan Elvi dan David. Elvi pun pamit pada Rey. Begitu juga David sang asisten.
Elvi juga mengingatkan Rey akan rencananya dengan kedua sahabatnya supaya mendekati Ifa dari hati ke hati.
Rey sempat tak setuju dengan saran Elvi. Tapi setelah David meyakinkan Reydan. Akhirnya.
Rey menyetujui meskipun akan ada resiko besar yg menantinya.
Rey memerintah David untuk mencari informasi tentang ibu Ifa yg menghilang bak ditelan bumi. Juga menyuruh David memasang alat penyadap serta cctv di kostan serta di toko pakaian milik keluarga Ifa malam itu juga.
Setelah kepergian David dan dokter Elvi. Rey bergegas ke kamar Ifa.
Rey meminta suster Ani dan Rena untuk beristirahat di kamar mereka masing-masing. Karena malam ini dia yang akan menemani dan menjaga Ifa.
Kedua perawat tersebut pun berpamitan pada Rey. Setelah mereka undur diri. Reydan menuju ke kamar mandi guna membersihkan dirinya.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Rey tampak berdiri di samping pujaan hatinya sekarang. Tangannya terulur meraih pipi dan membelainya dengan lembut. Dia merapikan anak rambut Ifa yg menutupi dahi pujaannya.
Rasa rindu telah menggerogoti relung hatinya. Selama ini Rey telah menahan gejolak di hatinya. Memendam kerinduan yg amat dalam.
Rey sadar, tak mudah bagi Ifa untuk menerima semua ini. Apalagi dengan status Rey masih tunangan Imel.
Bahkan Rey pun tak tahu status Ifa sekarang. Apakah gadis di hadapannya sekarang telah bersuami atau masih sendiri. Mengingat hasil visum yg ia baca tadi.
Rasanya Rey ingin berteriak. Meminta pada Tuhan bahwa dia tak terima dengan ini semua. Melihat gadisnya yg seperti ini semakin membuatnya hancur. Dia menyalahkan dirinya. Andai ia tak pergi dulu. Pasti gadisnya akan baik-baik saja.
Kenyataan ini semakin membuat ngilu di hati Rey. Kejadian demi kejadian yg menimpa Ifa semakin membuatnya muak pada Imel.
Dia lelah dengan hubungan kepura-puraan ini. Kapan semuanya akan berakhir. Rey tak sabar ingin membuka semua kedok Imel dan papanya. Tapi, melihat kondisi Ifa yg seperti ini. Rey tak tega. Justru malah akan semakin membuat sang pujaan hati terluka.
Rey bersumpah dalam hatinya akan menghukum siapa saja yg telah membuat wanitanya seperti ini.
Setelah memastikan kondisi Ifa baik-baik saja dan masih terlelap karena pengaruh obat tidur yg disuntikkan oleh dokter Elvi tadi. Rey terus memandangi wajah ayu sang pujaan. Kemudian memberi kecupan di kening Ifa.
Rey yg tampak kelelahan pun akhirnya tertidur di sofa.
Ifa tampak gelisah dalam tidurnya. Keringat dingin mulai bercucuran. Mulutnya tak berhenti mengigau minta tolong dan memanggil nama Rey. Entah karena kelelahan Rey tak mendengar sama sekali teriakan Ifa.
Dalam mimpinya, ia melihat dua orang berjubah hitam memakai topeng dan memasukkannya dalam sebuah kamar gelap minim cahaya. Gadis itu ketakutan, ia yang fobia dengan kegelapan pun mulai merintih dan menangis. Kedua orang itu meninggalkan Ifa sendirian di sana.
Ifa semakin histeris karena pintu kamar ditutup dan dikunci dari luar. Dia berusaha untuk membuka pintu tersebut dan menggedor dengan keras.
Namun, nyatanya tak berhasil. Tak ada satu orang yg mendengarnya. Bahkan berniat menolongnya.
Tiba-tiba Ifa merasa ada seseorang yg membelai rambutnya dari belakang. Tubuh Ifa seketika menegang. Bulu roma nya berdiri tegak. Dia yg semakin takut berusaha memutar tubuhnya yg sudah gemetar.
Dengan sekuat tenaga dia mengehentikan tangisnya. Tampak sosok tinggi besar berdiri tepat di hadapannya. Memang tak terlihat jelas karena minimnya pencahayaan.
Orang itu mendekat. Mendorong tubuh Ifa di pintu. Dan mengungkungnya. Ia berteriak.
" Mas Rey !! Tolong Ifa. Hiks..hiks" tangis Ifa pecah.
Terdengar deru nafas yg memburu. Pria itu membelai sekujur tubuh Ifa. Mencium aroma tubuhnya.
" Kau tak akan bisa lari dariku !! " kata sang pria misterius tersebut penuh ancaman.
" Jangan sentuh aku. Pergi !!! Pergi !!! Tolong... semua orang tolong...!!! Ibu... Tolong If Bu..." teriak Ifa minta tolong.
"Cih !!! Tak akan ada yang akan menolong mu gadis cantik. Menurutlah maka aku tak akan menyakitimu. Kamu milikku !!! " decak pria misterius dengan mengancam seraya membelai tubuh polos Ifa.
Ifa masih menahan tangisnya. Tapi, pria itu pasti juga merasakan tubuh Ifa yg bergetar menahan tangis. Pria itu mengecup seluruh wajah Ifa. Menggigit telinganya. Turun ke leher jenjang Ifa. Darah Ifa berdesir. Keringat dingin semakin bercucuran.
Dia berdoa dalam hati meminta pertolongan pada Sang Pencipta. Semoga hal buruk tak akan terjadi padanya. Orang itu juga ******* bibir Ifa dengan rakus.
Tubuh Ifa semakin tak karuan. Panas bergejolak menahan rasa takut, kesal juga amarah. Dalam hatinya ingin memberontak. Namun dia tak berdaya.
Nyalinya besar tidak dengan kekuatannya. Tubuh mungil gadis itu tak seimbang dengan kekuatan pria tersebut.
Nafas Ifa tersengal. Jantungnya berdetak dengan kencang. Tubuhnya serasa kebas dan mati rasa.
Pria itu mencengkeram rambut panjang Ifa kemudian menyeret tubuh Ifa ke bawah ranjang.
Ifa semakin takut dibuatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Devi Handayani
kasian ifa/Cry//Cry//Cry//Cry/
2024-01-16
0
Devi Handayani
ya Allah apakah ifa mengalami pemerkosaan??? /Panic//Panic//Panic//Panic//Panic/
2024-01-16
0