Di seberang toko sana, sepasang mata sedang mengawasi kedua insan yg berada di toko perhiasan tersebut. Dia mengepalkan kedua tangannya. Menatap penuh kebencian.
Dia adalah Imel. Gadis yg sangat membenci Ifa. Tujuan Imel juga sama seperti Ifa. Ke toko perhiasan tersebut. Imel diperintah sang mama untuk mengambil pesanan di toko perhiasan tersebut.
Tapi.. tanpa sengaja, dia melihat dua orang yg sangat dia kenal masuk ke dalam toko perhiasan tersebut. Imel mengurungkan niatnya untuk masuk. Dia menyuruh sang sopir untuk menunggunya sebentar. Dia akan masuk nanti saja setelah dua sejoli itu keluar dari toko itu.
Ifa dan Reydan terlihat keluar dari toko tersebut. Mereka masuk ke mobil dan meninggalkan tempat tersebut terburu-buru. Karena hari sudah gelap dan sedikit gerimis.
Setelah memastikan mobil Rey berlalu dan tak terlihat lagi. Imel pun turun dari taksi, lalu segera masuk ke toko perhiasan itu setengah berlari.
" Selamat datang ke toko kami mbak. Ada yg bisa saya bantu?" sapa sang penjaga toko sambil tersenyum ramah.
" Oh, iya mbak. Saya mau tanya. Barusan ada dua orang muda-mudi yg baru... saja keluar. Mereka ada perlu apa ya mbak ?" tanya Imel hati-hati.
" MMM..oh... yg baru saja. Mbaknya kenal?" sambung mbaknya.
" Iya mbak, saya kenal dengan mereka. Yg cewek, sahabat saya mbak. Lalu yg cowok, pacar saya." aku Imel berbohong pada sang penjaga toko.
" Oh ya, saya pikir mereka tadi pasangan sejoli. Soalnya mereka cocok. Ternyata saya salah. Mereka cuma melihat-lihat saja mbak. Kalau yg cewek tadi, dia menanyakan harga liontin ini mbak. Sepertinya mbak cantik tadi berniat mau membelinya." kata mbaknya panjang lebar. Sambil menunjuk liontin matahari tadi.
" Yang mana mbak? " tanya Imel penasaran.
" Ini mbak. " sambung mbaknya sambil memperlihatkan liontin yg dimaksud.
" Mbak. Ini belum ada yg pesan kan ? " imbuh Imel.
" O.. belum mbak. Mbak yg tadi hanya melihat dan menanyakan harga saja. Apa mbak nya berminat dengan kalung ini?" tawar mbaknya.
" O.k, kalau begitu.. Kalung ini saya pesan. Saya DP dulu, boleh kan mbak. Seminggu lagi saya akan ambil bersama pacar saya. Bisa kan? " tanya Imel kemudian.
" Baik mbak. Saya percaya karena mbak pelanggan tetap kami. Seperti biasa kartu membernya harus ditinggal di sini sebagai bukti ya mbak." jelas mbaknya.
" O.k mbak. Oh ya, sama mau ambil pesanan mama saya mbak. Apa sudah datang ya?" tanya Imel.
" Sudah saya siapkan mbak. Sebentar saya ambilkan." jawab sang penjaga toko.
" Ya mbak, saya tunggu." sahut Imel.
Tak butuh waktu lama, mbak penjaga toko perhiasan tadi kembali.
" Ini mbak barangnya. Sesuai pesanan mama anda. Dan ini dapat hadiah dari kami. Seperti biasa mbak. Karena mama anda sebagai pelanggan setia di toko perhiasan kami." jelas mbaknya.
" Baik, terima kasih mbak. Makasih juga untuk hadiahnya. Saya akan sampaikan ke mama saya. Saya pamit mbak. Mari." jawab Imel lalu pamit undur diri dengan sopan.
" Mari mbak." sahut sang penjaga toko.
Imel keluar toko dengan wajah sumringah. Dia tersenyum penuh kemenangan. Dalam otaknya sudah memikirkan hal apa yg akan ia lakukan untuk Ifa.
Senyum jahatnya tergambar jelas di wajah ayunya. Dia akan menyusun rencana untuk memisahkan Ifa dari Rey. Karena Imel sangat membenci Ifa.
"( Lihat saja nanti, kau akan tahu siapa aku Ifa ? Kamu tanggung sendiri akibatnya. Karena kamu tak mau mengindahkan permintaanku. Tunggu pembalasanku. Aku !! Imelda Suprapto tak takut dengan apa pun )" batin Imel.
................
Sedang di tempat lain, tepatnya masih di dalam mobil Rey. Ifa terlihat senyum-senyum sendiri.
" Hey, honey.. Why ? Hem, kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Rey pada Ifa.
" Eh, Nggak kak... nggak apa-apa kok." jawab Ifa malu karena ketahuan Rey.
" Oh ayolah honey, kak. Sejak kapan aku jadi kakakmu. Aku tak mau dengar panggilan itu." gerutu Rey kesal.
Rey langsung memasang wajah cemberutnya. Iya kesal jika dipanggil kakak oleh Ifa.
" Ih... kenapa kakak marah. Ya ketimbang aku panggil nama. Kan lebih bagus aku panggil kakak kan?" timpal Ifa menggoda Rey.
" Stop !!! Never honey !!! Please honey? Enough. You must called me baby, Hubby, My destiny, My love etc. Up to you. But, don't called me brother again. O.k !!! " keluh Reydan.
" Ck.. !! Ribet, belum jadi pacar aja banyak banget maunya. Apa lagi sudah jadi pacar. Meni rieuweh pisan. Kalau sampai jadi suami bisa stress Ifa lama-lama." gerutu Ifa.
" Ifa Naura Karna... " panggil Rey ke Ifa dalam mood marahnya.
Ifa tahu jika Rey sedang marah padanya pasti memanggil nama lengkapnya.
" Ck.. !! O.k ... sorry Hubby. I Will !! Puas ??" decak Ifa lagi sambil mengerucutkan bibirnya.
" Honey ?? Jangan menggodaku. Eit's tunggu..tunggu..apa aku nggak salah dengar ? Kamu panggil aku..? Once more again please honey?" pinta Rey. Tersenyum senang.
" No !!! " jawab Ifa singkat.
" My If... cammon ? Once more, please ? " pinta Rey . Sambil mengedipkan sebelah matanya.
Tiba-tiba Rey menghentikan mobilnya secara mendadak.
" Mas Rey !! Kaget tahu !! Iya...my Hubby...? I'm your's." ungkap Ifa sambil menggenggam tangan Rey.
Ifa menatap Rey dengan serius. Sedangkan Rey membalas genggaman tangan Ifa dengan erat. Sambil menatap intens mata sayu Ifa.
Rey tidak bisa berkata-kata. Hatinya sangat berbunga-bunga sekarang. Sama seperti Ifa. Kedua sejoli itu kini menjadi sepasang kekasih.
Meskipun tak ada kata jadian.
Cara Rey merayu dan mendekati Ifa yang pantang menyerah. Dan tanggapan Ifa yg tak pernah menolak perlakuan Rey padanya. Sudah membuktikan bagaimana perasaan mereka sebenarnya.
" Terima kasih honey. Kamu milikku sekarang. Ingat janji ku. Tunggu aku pulang. Aku akan segera menjadikanku milikku seutuhnya. Aku percaya kamu akan setia. Cup!" ungkap Rey sambil mengecup kening Ifa.
" Aku menunggumu. Hati-hati. Jaga ini untukku." pinta Ifa sambil menempelkan telapak tangannya di dada Rey.
" I know that ! I promise." janji Rey.
" Jangan berjanji sayang, aku takut kamu tidak bisa memenuhinya. Aku percaya kamu." pinta Ifa.
" O.k ! Sesuai yg kau pinta sayang. Tunggu aku kembali. "
Hari itu adalah hari spesial bagi mereka. Rey lalu melajukan mobilnya kembali. Mobilnya melaju cukup kencang membelah jalan. Diiringi hujan. Beda dengan suasana hati mereka sekarang.
" Hubby.." panggil Ifa pelan, memecah keheningan.
" Yes honey ? " jawab Rey singkat sambil menoleh ke arah Ifa.
" Apakah aku boleh minta sesuatu?" tanya Ifa ragu-ragu.
Rey mengerutkan dahinya.
" Of course, Honey. Asal jangan memintaku untuk menjauh darimu. Atau memintaku mengambilkan bulan dari langit. Maaf, itu tidak akan ku lakukan. Sebanyak apa yg tangga yg akan ku gunakan untuk memanjat sayang. Aku tidak sekaya sultan Brunei." kelakar Rey menggoda Ifa.
" Ck... !! Mulai deh !! Nggak lah..."decak Ifa kesal.
" Lalu.. apa yg kamu pinta dariku honey ? " tanya Rey kembali.
" Aku ingin, hubungan kita jangan sampai ada yg tahu. Apa lagi Imel dan gengnya. Aku takut.." jawab Ifa sambil menundukkan wajahnya.
Tak terasa mobil yg mereka tumpangi sampai di depan rumah Ifa. Tapi Rey memundurkan mobilnya agak sedikit jauh.
" Lho !! Kenapa mundur lagi Hubby..?" tanya Ifa lagi bingung.
" Nggak apa-apa honey. Aku masih ingin ngobrol sama kamu." jawab Rey.
" Pertanyaan ku belum kamu jawab sayang." kata Ifa.
" Oh ! Sorry ! Sesuai permintaan kamu. Jangan takut. Ada aku yg akan jagain kamu. Yang penting kamu harus janji. Nggak boleh keluar rumah sendiri. Harus ada teman. Aku akan suruh David menemanimu ke mana pun. Jangan membantah atau mendebat ku. Bisa !! " tegas Rey.
" Tapi.." belum selesai Ifa bicara. Tangan Rey sudah terangkat.
" Jangan membantahku ! Ini perintah calon suami mu. Demi kebaikanmu honey." tegas Rey lagi.
" Iya..iya My Hubby..." sambil mencubit hidung kekasihnya. Gemas.
" Baiklah.. sudah..ayo masuk. aku anterin." pinta Rey.
" Eh !! Nggak usah sayang. Biar aku masuk sendiri. Nggak apa-apa.." jawab Ifa tapi tak didengar Rey. Karena Rey terlanjur turun dari mobil dan sudah membukakan pintu untuk Ifa turun.
" Aku akan antar. Jangan membantah." sahut Rey.
" Iya sayang.." jawab Ifa singkat.
Mereka pun masuk ke halaman rumah Ifa. Lalu Ifa mengetuk pintu rumah sambil mengucapkan salam.
"Tok. Tok. Tok !!"
" Assalamu'alaikum..buk. Ifa pulang buk.
Sampai 3x ucapan salam Ifa dan ketukan pintu. Baru terdengar langkah kaki dari dalam rumah.
"Ceklek !" suara pintu terbuka.
"Wa'alaikum salam..Eh...ada nak Rey. Masuk nak. Ifa.. ajak masuk nak Rey.".jawab ibu Ifa.
" Iya tan, nggak usah tan. Saya hanya
mengantarkan Ifa. Sudah malam Tante, saya harus pulang." jawab Rey segan.
" Minum dulu sebentar. Lagi pula masih gerimis tuh." sahut ibu Ifa.
" Makasih Tante, lain kali saya akan mampir kemari." jelas Rey.
" Begitu ya.. ya sudah. Tapi lain kali main ke rumah Tante ya. Makasih sudah anterin Ifa dengan selamat nak Rey." kata ibu Ifa.
" Sama-sama Tante. Saya permisi. Ifa saya pulan ya. Assalamu'alaikum." pamit Rey.
Ifa yg sedari tadi diam pun menjawab.
" Wa'alaikum salam . Makasih mas Rey." jawab Ifa.
Rey pun menjawabnya dengan anggukan kepala.
" Wa'alaikum salam nak Rey. " Timpal ibu Ifa kemudian.
Ibu dan Ifa menunggu Rey sampai mobil Rey tak terlihat lagi. Setelah memastikannya mereka pun masuk rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Eka Chusnul Msi
flashbacknya koq gak selesai selesai??
2023-09-19
1
Sum Arni
kasian ifa .....yg mau di jahatin sama imel ......sedih thor
2023-02-19
1