Rey berusaha mengingat kalung berliontin matahari tersebut. Seingatnya kalung itu ia berikan untuk kado ulang tahun Imel. Dia juga masih berusaha mencerna kenapa kalung tersebut berada di tangan Ifa.
Semakin bingung dengan semua yg terjadi. Sekarang semua bukti mengarah pada mantannya Imel. Masih teringat jelas di ingatannya. Bagaimana asal-usul kalung cantik berliontin matahari itu.
*Flashback on*
Pagi itu, adalah hari Minggu. Seperti biasa, setiap week end Ifa membantu ibunya membuka lapak dagangan di sebuah pasar tradisional.
Ibu Ifa adalah seorang pemilik toko pakaian serta fashion muslimah. Toko tersebut adalah toko peninggalan sang ayah. Sepeninggal sang ayah, Ifa selalu membantu ibunya menjaga toko tersebut saat hari Minggu.
" Nak ? Nanti tolong hantarkan pesanan hijab ini ke Tante Novia ya sayang. Seperti biasanya." pinta sang ibu Anggi, ibu Ifa.
"Baik buka. Apakah harus dibuatkan nota juga buk?" tanya Ifa.
" Iya sayang, soalnya ini pesanan teman-teman Tante Novia," sahut sang ibu.
" Buk, sebenarnya kalau Ifa boleh jujur. Ifa malas ke rumah Tante Novia, " gerutu Ifa.
" Malas ? Tumben sekali putri ibu yg cantik ini malas main ke rumah Tante Novia. Kenapa sayang ? Biasanya kamu paling getol kalau ibu dapat orderan dari Tante Novia." goda ibu Anggi.
" E...HH... Gak suka aja bu. Hari ini hari Minggu pasti ada Imel di sana. Malas aja ketemu sama Imel Bu." sahut Ifa.
" Imel temen kamu ? Kenapa sayang ?" jawab ibu bingung. Lalu mengerutkan dahinya.
" Iya buk. Tapi sekarang Imel gak mau temenan sama Ifa karena Ifa orang miskin buk. Itu yg dia bilang." keluh Ifa.
" Terus, apa hubungannya sama tante Novia sayang...?" kata ibu lagi sambil mengusap lembut bahu Ifa.
Ifa menghela nafasnya.
" Huh... Ada buk... Imel sekarang lagi PDKT sama mas Reydan buk. Anaknya tante Anggi." gerutu Ifa.
" Reydan yg sering ke toko ibu dan ambil pesanan Tante Anggi ? " jelas ibu sambil melotot.
"Ih , ibu ? Kenapa jadi melotot nya ke Ifa sih ! " timpal Ifa.
" Maaf.. maaf.. ibu hanya kaget sayang. Bukannya nak Rey itu lagi dekat sama kamu sayang ?" tanya ibu lagi. Sambil mengedipkan sebelah matanya.
" Ibuuuu... Jangan mulai deh." kesal Ifa.
" Kelihatannya putri ibu yg manis ini sedang patah hati atau sedang cemburu ?" goda ibu.
" Bu ?? Ih... ? Mana mungkin mas Rey suka sama Ifa buk. Dia orang berada, Ifa cuma anak penjual toko di pasar. Beda sama Imel buk. Imel anak juragan beras. Tanahnya berhektar-hektar. Sudah pasti mas Rey lebih pantas sama Imel buk." terang Ifa.
" Waktu itu nak Rey minta ijin sama ibu, buat jadiin kamu istrinya. Kata Rey , kamu disuruh nunggu sampai dia lulus sarjana. Berarti Rey bohong dong sama ibu ?" tanya ibu lagi, sembari membungkus pesanan pelanggan.
" Ibu suka bercanda mana mungkin? Bisa dipancung Ifa sama si Imel buk ! Kalau sampai Ifa deket-deket sama mas Rey." sahut Ifa.
" Dua Minggu yg lalu nak. Nak Rey nyamperin ibu ke sini. Dia bilang sama ibu bahwa dia suka sama kamu. Mau serius sama kamu. Tapi kamu harus janji mau nunggu dia lulus sarjana. Ya .. mana ibu tahu kalau Imel juga suka sama nak Rey. Karena sepengetahuan ibu. Tante Anggi gak pernah setuju kalau Rey anaknya jalan sama Imel." jawab ibu penasaran.
" Ya.. Ifa juga tahu buk. Kalau tante gak setuju. Tiap kali Ifa nganter pesanan Tante Anggi selalu cerita hal yg sama sih. Bahkan mas Rey juga risih kalau Imel deket-deket sama mas Rey buk. Entahlah Ifa g tahu isi hati mas Rey. Ifa kan bukan cenayang buk. Dan Ifa juga gak punya kaca benggala kayak punya Mak Lampir. Yang bisa tahu segalanya atau isi hati orang." celetuk Ifa.
" Bisa aja kamu itu sayang.. Ya sudah. Sekarang berangkatlah. Masalah Imel nggak usah dipikirin. Entar keburu hujan. Tuh, sudah mendung. " tunjuk ibu ke arah langit yg lagi mendung. Semendung hati Ifa.
" Ih, ibu. Mas buk...?" rengek Ifa.
" Nggak boleh gitu atuh, anak ibu yg cantik...?" ratu ibu.
"Hemmm...ya sudah. Ifa berangkat Bu. Assalamu'alaikum" sahut Ifa sambil mencium tangan ibu Anggi.
" Wa'alaikum salam sayang... hati-hati. Pulangnya jangan malam-malam ya?" sahut ibu.
" O.k buk !!! sembari berlari dan mengacungkan ibu jarinya.
Ya !!! Benar , reader !!! Ifa si konyol dan lucu. Sangat pekerja keras. Dia sangat penyayang kepada siapa saja. Terutama sang ibu, orang tua satu-satunya yang dia punya.
Sedangkan Imel adalah sahabat baiknya kala dia duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Tapi... semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas. Imel tak mau lagi bersahabat dengan Ifa. Entah apa alasannya. Hanya author yg tahu.
Rey yg saat itu sedang mengikuti ujian akhir sekolah di sekolahan yang sama tempat Ifa dan Imel menuntut ilmu. Anak kelas tiga IPS.1 itu memang gencar melakukan pendekatan pada Ifa semenjak masa orientasi siswa. Rey jatuh hati pada pandangan pertama.
Sejak saat itu juga Rey selalu mengutarakan isi hatinya pada Ifa di mana pun, kapan pun. Tanpa mengenal kata lelah.
Kedekatan Rey dan Ifa itulah yang membuat Imel murka dan tak mau berteman dengan Ifa lagi. Usut punya usut, ternyata Imel juga sangat menyukai Rey. Karena Ifa tahu dari buku diary Imel yg tertinggal di bangku sekolah.Di hari terakhir pada saat malam PERSAMI. Ifa sendiri yg menemukannya waktu itu. Imel meminta Ifa menjauhi Rey saat itu juga.
Beberapa menit kemudian, Ifa sampai di plataran rumah mewah milik keluarga Syailendra. Halaman yg penuh dengan tanaman anggrek itu berjajar rapi.
Ada juga kolam ikan yg terdapat air mancur juga di sana. Ifa dibuat takjub setiap kali dia datang ke rumah tersebut.
Kadang dia sengaja berlama-lama memandangi anggrek-anggrek di sana. Sejenak bisa sedikit mengurangi rasa penatnya.
Tante Novia yg sudah lama menunggunya dibuat kagum. Mendapati gadis cantik, energik, sopan santun, ramah. Entah gelar apa lagi yg patut Ifa sandang karena kepribadiannya. Mami dari Rey itu sangat mengidolakan gadis di hadapannya sekarang. Tante Novia bahkan meminta izin langsung pada mendiang ayah Ifa untuk menjadikan Ifa sebagai menantunya.
" Sayang... ? " panggil Tante Novia pada Ifa sambil menepuk bahu Ifa.
Ifa berjengkit kaget.
" Eh !!! Tante ? Ngagetin Ifa aja. Maaf Ifa melamun tan. Sampai gak tahu yg Tante datang." seru Ifa seraya tersipu malu.
" Nggak apa-apa sayang. lagi ngelamunin apa sih ! Atau... jangan - jangan .. lagi bayangin anak Tante ya ? Sampai nggak dengar Tante datang. Hayo ngaku...? " goda Tante Anggi.
" Ah... Tante bisa aja. Nggak lah Tan... mana berani Ifa... bisa dicincang sama... Eh gak jadi !!! " jawab Ifa terputus sambil menutup mulutnya.
Ifa tidak mau mulutnya keceplosan. Mengingat mamanya Rey tidak suka dengan Imel.
"Loh ! Ada apa sayang. Kok g jadi. Cincang ? apa yg dicincang ? maksudmu ?" sahut Tante bingung.
"Nggak Tan ? Bukan apa-apa kok ? mm.. oh ya ini pesanan Tante. Kata ibu, nota nya di dalam paper bag Tan ? Kalau begitu Ifa undur diri Tante." jelas Ifa
" O.k. Sayang.. masuk dulu yuk. Kenapa buru-buru. Biasanya juga ngobrol dulu sama Tante sama Rey. Oh ya, Rey ada di dalam lagi makan siang tuh. Kamu juga makan bareng yuk sama Tante sama Rey. Ayolah...?" bujuk Tante Novia.
" Tante... maaf bukannya Ifa menolak rejeki. Tapi Ifa masih ada perlu Tante. Ifa harus ke toko buku. Lagi pula cuaca di luar sedang mendung Tan. Takut keburu hujan dan Ifa takut kemaleman." terang Ifa.
" Aduh, sayang sekali ya. Tante masak banyak lagi. Ya udah, nggak apa-apa sayang. Tapi.. lain kali kamu nggak boleh nolak ya nak. Kamu harus mau cobain masakan Tante ya sayang. Tante senang kalau kamu sering-sering main ke rumah Tante. Tante kesepian, mana sekarang Rey jarang di rumah." jelas Tante sendu.
" Maaf ya Tante... jadi buat Tante Novia kecewa. Ifa janji lain kali Ifa bakalan cicipin masakan Tante kok. O.k. Tapi.. tidak hari ini ya Tante? Please.." Mohon Ifa. Menyipitkan mata dan menangkupkan kedua tangannya.
" Ih, Tante gemes lihat kamu yg begini. Nggak sabar mau Tante jadiin mantu. Ya sudah... ya sudah.. tapi... ke toko bukunya biar dianter Rey. Kamu nggak boleh pergi sendiri. Pamali gadis manis jalan sendirian. Mana mendung begini. Ntar diculik lagi, mantu Tante yg cantik ini. Rey ... keluar sayang !!! Rey cepetan Rey !!! " sambil teriak .
" Tante.. ah, Tante ada-ada aja. Nggak perlu Tan. Ngerepotin. Kasihan mas Rey lagi makan. Ifa bisa sendiri. Biar Ifa naik taksi aja tan." meringis menahan malu karena digoda.
" Pokoknya nggak boleh nolak. Tante nggak mau kamu kenapa-kenapa. Menantu Tante harus aman. Titik !!! " jelas Tante.
" Tante, jangan begitu atuh. Nanti pacar mas Rey marah gimana ? Lagi pula pacar mas Rey itu lebih cantik Tante dari Ifa. Ifa mah nggak ada sekuku jarinya Tan. Udah dulu Tan. Ifa permisi." sambil mengulurkan tangannya ingin bersalaman tapu dicegah.
" Siapa ? Pacar Rey, yang mana ? Rey Jomblo sayang Kalau pun ada Tante suruh putus aja. Biar Rey pacaran sama kamu." terang mama Novia.
" Tante ini. Suka asal. Mana mau mas Rey sama Ifa Tan... Tan... Kita juga masih sekolah." sahut Ifa menggelengkan kepala karena heran.
" Tante panggil Rey sebentar ya. Rey !!! kemana sih tuh anak kalo dipanggil nggak pernah nyahut !!! " geram Tante Novia sambil menggenggam tangan Ifa.
Tap.. tap..tap !!!
Terdengar jejak kaki orang. Rey yang datang sambil berlari. Menjawab panggilan sang Mama.
"Ya, mah !! Kenapa mamah teriak- teriak sih ma. malu sama tetangga. Eh ... Ifa, sudah lama? " jawab Rey sambil menyapa Ifa.
"Iya mas. Nggak kok. Baru aja." jawab Ifa.
" Kamu itu, tiap kali mama panggil selalu lelet. Jawab kenapa sih Rey. Dosa tahu, mengabaikan mama. Kamu mau mama kutuk jadi batu. Karena durhaka sama mama." sambar mama Novia.
" Mama.. malu ma ada Ifa juga. Main kutuk-kutukan segala. Kan, tadi Rey lagi makan ma.." bantah Rey.
" Jawab aja terus, kalau mama lagi bicara." sungut mama. Biarin ! Biarin Ifa tahu kelakuan kamu itu suka bikin Mama sedih. Sana ambil kunci mobil, anterin Ifa ke toko buku sekarang ! " titah mama Novia.
" Tante.. gak usah Tan, Ifa bisa sendiri kok Tan ? " cegah Ifa.
" Sayang..Rey nggak keberatan kok. Biar Rey bisa jagain kamu. Tante nggak mau terjadi apa-apa sama kamu nak ? Ya kan Rey? " jelas mama Novia sambil berkedip ke arah Rey.
" Ya, my If... nggak apa-apa. Aku juga ada yg mau dibeli." timpal Rey. Sambil menggaruk kepalanya yg tak gatal." tersenyum senang.
" Ya geh !! Keburu hujan." sahut mama Novia lagi sambil mengecup kening calon menantu idamannya.
" Tante..." rengek Ifa karena malu.
" Rey jalan dulu mah " pamit Rey. Salim dan mengecup punggung tangan mamanya.
" Makasih Tante. Ifa permisi dulu. Assalamu'alaikum." pamit Ifa kemudian sambil mencium punggung tangan mama Novia.
" Sama-sama sayang... Hati-hati.. wa'alaikum salam." jawab mama Novia. Dibalas anggukan Novia dan Rey bersamaan.
Kemudian mobil Rey pun terlihat berlalu meninggalkan plataran rumah mewah tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Devi Handayani
ooww begityuuu celitanyaaa.... hemmm dengki seorang sahabat ga bisa liat sahabat sendiri senang yaaa... dasar🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬🤬
2024-01-16
0
Sum Arni
kasihan saja seorang ifa ...mudah" han ada titik terang nya secepat nya ketemu pelaku nya ....semangat terus thor
2023-02-18
1