Perlahan-lahan, Ifa membuka matanya. Ia melihat sekeliling kamarnya. Dia sadar bahwa ini bukan kamar kostnya. Masih mencerna dengan hati-hati dia menoleh ke samping kiri dan kanannya. Tanpa sadar genggaman tangan itu masih bertahan di tempatnya.
Ya... Rey masih menggenggam tangannya dengan erat. Membelai rambutnya dengan lembut sembari tersenyum senang.
"Kau sudah sadar sayang. Hmmm." tanya Rey sembari berdehem.
"Di mana ini??? " sahut Ifa lirih.
"Mmm... tenang dulu ya. Jangan panik. Kamu aman di sini. Dokter ... silakan. " jawab Rey tanpa menghiraukan pertanyaan Ifa.
"Kepalaku... auuhhh. Dok, kepalaku sakit dok. Tolong ... jangan sentuh aku... jangan mendekat. Tolong ampuni aku. hiks...hiks.. Ampun tuan... jangan sentuh aku... aku mohon ..." Lirih Ifa tiba-tiba. Sembari memegangi kepalanya. Dia tak sadarkan diri kembali.
"Ifa... sayang... ada apa denganmu. Dok tolong dok, segera lakukan tindakan." pinta Rey khawatir.
"Maaf Sus, tolong panggilkan Dokter Elvi, dia yg akan menangani nona ini. " perintah dokter Hendi.
"Baik dok." sahut suster lalu suster itu pun beranjak dari ruangan itu menuju ke ruangan dokter Elvi.
"Dokter ... dokter Elvi." panggil suster itu.
tok.. tok.. tok !!!
"Dokter... " panggil suster itu lagi.
Kali ini dokter Elvi pun ke luar dan membuka pintu ruangannya tersebut.
"Ada apa sus, sepertinya ada yg penting."jawab dokter Elvi dengan menautkan alisnya tanda khawatir.
"Iya dok, nona Ifa sudah sadar dok, tadi dia membuka matanya. Tapi ... setelah itu dia pingsan lagi dok." jawab suster itu dengan cepat.
"Apa yg terjadi ? kenapa bisa pingsan lagi. " tanya dokter Elvi dengan penuh kebingungan.
"Kami tidak tahu dok. Tadi nona Ifa berteriak dan minta ampun. Dia seperti orang ketakutan dan tertekan dok. Setelah itu dia pingsan dok." sahut suster itu antusias.
" Sepertinya ada yg janggal di sini. Mari kita ke sana secepatnya. "Jawab dokter sembari berlalu menuju ruangan tempat Ifa dirawat .
Dalam keadaan yg kalut Rey membuang napas kasar sembari memukul dinding kamar di mana Ifa dirawat. Dia menangis dan berteriak sehingga membuat para medis bingung dengan apa yang dilakukan Rey.
Bug !!!
" Argh ".
"Siapa yg melakukan ini padamu sayang. Apa yg terjadi padamu selama ini. Kenapa aku bodoh !!! Mempercayakan pada Imel.
Argggghhhh. Aku tidak akan memaafkanmu Imel. Jika sampai kau terlibat atas apa yg terjadi dengan Ifa ku. Aku bersumpah. "
Dengan penuh penekanan dan amarah yg meledak-ledak Rey pun berlalu dari ruangan Ifa dan meninggalkannya.
Sementara dokter Elvi memeriksa keadaan Ifa ditemani beberapa dokter dan suster di situ.
Setelah beberapa jam. Rey kembali bersama David ke ruangan Ifa.
"Bagaimana kondisi Ifa sekarang dok". tanya Rey cemas.
" Tenanglah Pak Rey, nona muda sekarang sudah tenang. Beliau sedang tidur sekarang. Obat yg saya berikan sudah bekerja dengan baik. Tidak ada yg perlu dikhawatirkan. Semoga setelah nona bangun nanti dia tidak akan bereaksi seperti tadi. Oh, ya Pak Rey. Mohon maaf... Jika nanti nona bangun jangan tanyakan hal yg bisa membuat suasana hatinya kalut. Sebisa mungkin ajak nona bercanda. Saya akan menemani Pak Rey di sini untuk sementara. Apakah boleh saya menginap di sini pak Rey. " Terang dokter Elvi panjang lebar.
" O.k dokter. Memang saya memerlukan anda untuk saat ini. Karena malam ini saya ada hal penting yg harus saya selesaikan. Saya mohon jaga dia dok. Jangan sampai ada orang lain tahu keberadaannya di sini. Jika butuh sesuatu tolong hubungi David assitent pribadi saya. " jelas Rey.
"Baik pak Rey. Terima kasih pak. Saya permisi ke toilet sebentar." Pamit dokter Elvi.
" Oh, ya pak Rey. Kami undur diri juga pak. Masih banyak pasien yg membutuhkan kami. Dokter Elvi akan ditemani suster Rena dan Suster Ani di sini. Saya sudah mengkonfirmasikan pada pihak RS XX untuk menjaga nona Ifa pak." Imbuh dokter laki-laki itu.
" Terima kasih dokter." jawab Rey.
Satu per satu petugas medis itu pun meninggalkan apartement Rey. Hanya menyisakan Dokter Elvi dan 2 orang perawat saja sekarang. Tak ketinggalan David sang assisten Rey yang selalu setia mendampingi boss kesayangannya itu.
" Dav... istirahatlah. Nanti malam kita akan bekerja keras lagi. Kadang aku merasa muak dan lelah dengan sandiwara ini Dav." ungkap Rey pada asistennya.
" Sabar boss, sebentar lagi. Kita akan mengetahui dalang dari semua ini." jawab David dengan senyum sinis.
" Apakah kamu menemukan sesuatu Dav??" tanya Rey antusias.
"Iya boss. Tadi aku mendapat kabar dari orang suruhanku yang mengikuti nona Imel. Ternyata Nono Imel ke kota C boss. Dia bertemu seseorang di sebuah hotel boss." jawab David kemudian.
"Bagus Dav. Lanjutkan pengintaianmu, jangan sampai ada yang terlewat. Aku ingin tahu siapa yg Imel temui di hotel itu." pinta Rey dengan semangat.
" Nona Imel bertemu dengan seorang laki-laki tua boss. Ini fotonya." Sahut David sambil menunjukkan foto Imel yg sedang digandeng oleh seorang laki-laki tua dari hp David itu.
"Sepertinya ... aku mengenal orang ini... Tapi dimana Dav ??? Aku lupa Dav. Apakah dia juga salah satu dari klien kita. Atau... aku melupakan sesuatu Dav??? " tanya Rey bingung.
" Saya belum bisa memastikan boss. Biarkan orang suruhan saya bekerja dengan baik boss. Kita tunggu saja kabar dari mereka boss. " pinta David dan berusaha menenangkan bosnya.
Rey menatap nanar kamar yg ditempati Ifa itu dengan tersenyum. Sembari membayangkan kebersamannya dulu bersama Ifa. Masa-masa di mana dia selalu berada di dekat gadis itu. Dalam suka mau pun duka. Tiba-tiba Rey dikejutkan oleh tepukan David dipundaknya.
" Boss !!! Kita harus berangkat ke kota J sekarang." ajak David dengan gusar.
" Kau mengagetkanku saja Dav. Bukankah rapat itu masih 2 jam lagi ya Dav ???" tanya Rey bingung.
" Iya boss. Tapi sepertinya klien kita memajukan jadwalnya. Ini keuntungan buat anda boss. Anda bisa kembali ke kota ini secepatnya supaya anda bisa menjaga nona muda tanpa melewatkan kabar dari dokter Elvi boss. Bagaimana ??? " jawab David pada bosnya.
"Otakmu cerdas Dav. Kenapa aku tidak memikirkannya. " jawab Rey seraya mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju dengan perkataan David.
"Aku yg selalu bisa diandalkan boss". sahut David.
"Aku akan tambah gajimu bulan ini Dav. Ayo kita berangkat". ajak David bersemangat.
....................
Sementara Rey telah menyelesaikan pekerjaannya di kota J. Lain halnya di apartement Rey.
Setelah terlelap begitu lama. Perlahan demi perlahan mata gadis itu terbuka. Ya, Ifa telah membuka matanya.
Sambil mengamati semua sudut di kamar itu. Dia membuka suaranya.
"Haus... Tolong... aku haus..." lirih Ifa. Sembari menatap dua orang suster yang terlelap di samping kanan dan kirinya.
Karena mungkin terlalu capek dan mengantuk berat. Dua orang suster yang berada di kamar rawat Ifa pun tak mendengarkan panggilan Ifa.
Ifa pun berinisiatif bangun dan menggerakkan tangannya untuk meraih gelas di atas nakas samping tempat tidurnya. Entah mungkin karena masih sangat lemas tanpa sengaja Ifa menjatukan gelas berisi air minum itu.
"Pyaar !!! " suara gelas pecah.
Kedua suster itu terbangun dan terperanjat kaget. Mendengar suara pecahan gelas tersebut. Suster Rena langsung berdiri meraih tangan Ifa yang masih berusaha meraih gelas yang terjatuh itu. Suster Ani juga lalu mendekati Ifa.
"Nona !!! Nona sudah sadar ??? Syukur, Alhamdulillah." Tanya suster Ani seraya mengucap syukur
"Apakah nona haus ???" tanya suster Rena pada Ifa.
" Iya sus." sahut Ifa lirih sambil menganggukkan kepalanya
"Baik, saya akan mengambilnya." Jawab suster Rena kemudian.
Sedang suster Rena mengambil minum untuk Ifa. Lain halnya suster Ani yg sedang sibuk mengecek infus yg terpasang.
Sembari menyerahkan gelas berisi air minum. Dan dijawab Ifa dengan anggukan saja.
" Suster Ani, tolong hubungi Pak David segera? Beritahukan bahwa nona Ifa sudah siuman". Titah suster Rena pada suster Ani.
"Baik suster Rena. Apakah kita juga perlu memanggil dokter Elvi ?" tanya suster Ani.
"Eh. Iya suster Ani. Saya khawatir dengan keadaan nona Ifa sus. Ya... meskipun dokter Elvi sudah memberitahukan kepada saya bahwa tidak ada yg serius dengan keadaan nona ini. Tapi, saya pikir dokter Elvi juga perlu tahu perihal ini suster Ani." jawab suster Rena panjang lebar.
"Baik sus, akan segera saya laksanakan." tegas suster Ani.
Sambil menekan tombol digit di ponselnya.
"Assalamu'alaikum. Maaf Pak David saya mengganggu waktu anda malam-malam begini. Saya ingin memberitahukan bahwa nona Ifa sudah siuman sekarang". kata suster Ani.
Sedang di ujung telpon sana. Asisten David langsung mengangkat telpon dari suster Ani. Sambil mengerutkan alisnya.
"( Suster Ani ??? )" batinnya.
( Wa'alaikum salam, iya sus. Benarkah ? Alhamdulillah. Saya akan memberitahukan berita ini pada tuan Rey. Terima kasih suster. Kami akan segera sampai di apartement sebentar lagi. Tolong jangan biarkan nona Ifa pergi sus. )" sahut David.
"Ada apa Dav???" tanya Rey.
"Eh, tuan. Nona Ifa telah siuman tuan". Sahut David.
"Benarkah ??? Oh, Dav. Tambah lagi kecepatan mobilnya Dav. Aku tidak sabar ingin menemui belahan jiwaku Dav. Oh !!! Kenapa kau lelet sekali Dav. Kau mengemudi seperti siput saja". Omel Rey.
"Ini sudah sangat cepat tuan. Oh, ayolah tuan. Kenapa anda tidak sabar. Apa anda senang jika terjadi apa-apa pada kita tuan ? Jika saya siput, berarti anda adalah rajanya. Karena saya bekerja pada anda tuan?" melirik dari kaca spion di tengah, sambil tersenyum mengejek tuannya.
"Dav...??? Apa kau ingin aku mengirim mu ke neraka? Hentikan omong kosong mu Dav. Aku sedang tidak ingin bercanda denganmu." keluh Rey.
" Baiklah... baiklah... asisten selalu salah. Bos memang selalu benar." gerutu David.
......................
Setelah melewati perjalanan yang melelahkan. Akhirnya, mobil yg dikendarai mereka pun sampai di pelataran parkiran apartement.
Sedang di dalam apartement Rey. Masih terjadi keributan antara Ifa dan kedua suster yg menjaganya.
"Suster, tolong saya. Jelaskan di mana saya sekarang ini sus?" tanya Ifa bingung sambil memegangi kepala yg masih terasa nyeri.
"Tenanglah nona. Anda di tempat yg aman." jawab suster Rena.
"Tapi, saya ingin keluar dari tempat asing ini sus. Saya harus kembali bekerja. Saya tidak mau dipecat sus." Timpal Ifa dengan menurunkan kedua kakinya.
"Nona ??? Anda mau kemana. Tetaplah beristirahat di sini nona. Kondisi anda belum membaik. Turuti kami, atau kami yg akan dipecat dari pekerjaan kami. Jika saya menuruti permintaan anda." jawab suster Ani kemudian.
"Kenapa anda memaksa sus, saya hanya ingin pulang. Saya tidak mau dirawat di sini. Saya tidak punya banyak uang untuk biaya perawatan ini sus. Saya hanya seorang buruh pabrik." sahut Ifa ketus.
" Nona, percayalah pada kami. Anda tidak perlu khawatir tentang biaya. Anda di tempat yg aman dan terjamin. Yang harus anda lakukan sekarang hanyalah istirahat. Jangan mendebat kami. Sebentar lagi Tuan Rey akan segera tiba. Tenanglah nona. Beliau yg akan menjelaskan pada anda." terang suster Rena panjang lebar.
"Heh.... Baiklah ", desah Ifa.
( Sebenarnya , aku di mana? Kenapa suster-suster ini sangat mencurigakan. Aku turuti saja perkataan mereka. Karena percuma aku berdebat. Menambah emosi saja. Tapi, tunggu ??? Rey ??? Siapa Rey ??? Apa dia yg menolongku ??? Apa Rey yg aku kenal ??? Deg !!! Apa dia Reydan. Ah, bodoh !!! Kenapa aku memikirkan pengkhianat itu. Tidak mungkin, pasti Rey yg lain. Ada banyak nama Rey di dunia ini." batin Ifa sambil menaikkan kedua kakinya kembali dan kemudian berbaring.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Devi Handayani
hmm ifanya malah benci sama reydan apa Reyhan sih binggung aku🤔
2024-01-16
1