Dikediaman keluarga Kusuma sendiri Ervan baru merebahkan diri di kasur empuk king size kesayangan nya itu sambil mengingat kembali interogasi kedua orang tuan nya ketika dia baru tiba di rumah tadi.
" Mah, pah, tumben belum tidur udah jam 9 lewat loh? " tanya nya karena begitu masuk merka sudah menunggu kedatangan Ervan di sofa ruang tamu rumah mewah tersebut.
"Mama sama papa memang sengaja nunggu kamu ada yang mau mama tanyakan, dan perlu kamu jelaskan" jawab bu widya dan di anggukan kepala oleh Angga.
" Apa sih yang mau mama sama papa tanya kan kayak Ervan bersalah besar aja, sampek di tungguin? " tanya ervan sambil mendekat dan terkekeh kecil.
" Masalah berita yang sekarang lagi marak di perbincangkan bahkan trending di sosmed, bisa kamu jelaskan? " tanya nya dengan mengintimidasi.
" Benar kamu memiliki hubungi dengan Syifa, ? atau kamu cuman mau main-main saja sama dia karena dia cantik, polos,? Kamu jangan salah Van kami sebagai orang tua kamu tidak akan pernah merelakan itu terjadi".
Cecar mama Widya menekankan ketidak relakan nya. hal itu justru membuat salah pham ervan karena jadi mengira kalau orang tua nya justru tidak merestui jika dia benar-benar menyukai Syifa.
" Kenapa mah, bukanya kemarin mama sama papa selalu menyuruh ervan untuk mencari pandmamping hidup? kenapa sekarang melarang nya,? " ucapnya tak Terima
" Lagian apa salah nya kalau ervan menyukai Syifa, mamah sama papa nggak suka karena dia bukan kalangan orang terpandang kah, bukan keluar yang berasal dari konglomerat kah?" tambahnya lagi.
"Asal mama tau aku sudah lama membuka hati dan mencoba mencari pengganti istriku namu selalu tidak bisa, namun ketika kemarin saat acara pengukuhan CEO diserahkan kepadaku dan papa mengenalkan Syifa sebagai sekretaris ku aku memang sudah mulai merasakan itu, tapi belum yakin hingga sering nya kebersamaan entah karena apa Syifa tidak pernah pergi dari ingatan ku juga sering membayangi tidurku".
Jelasnya dengan panjang lebar karena merasa frustasi dia berfikir orang tua nya terlalu mematok standar pasangan yang akan menjadi menantu nya sehingga tidak menginginkan Syifa hadir di antara keluarganya apalagi menjadi menantu di keluarga kusuma.
Dia tidak tau kalau maksud perkataan mamah widya sebenarnya larangan untuk memainkan hati Syifa karena dia sangat menyayangi Syifa itu sendiri dan justru kalau Ervan benar-benar serius maka dia adalah orang yang akan sangat bahagia karena memang dari dulu dia ingin memiliki anak seperti Syifa yang baik, penyayang, serta mandiri dan pekerja keras.
Hingga mendengar pengakuan dan isi hati putra nya diapun refleks berdiri dan memeluk tubuh putranya dengan sedikit terharu besar harapannya untuk melihat anaknya memulai kebagiaan kembali rumah tangga lagi dan tentunya memberikan sorang cucu-cucu yang lucu-lucu dalam keluarga ini dan nampaknya harapan itu tidak akan lama lagi akan tercapai tinggal bagaimana cara ervan mengambil hati sang gadis bagaimanapun syifa bukanlah seorang gadis yang mata duitan benar-benar butuh perasaan yang jelas dan rasa cinta untuk memulai sebuah hubungan serius.
" Alhamdulillah yaAllah akhirnya, mama sangat senang nak akhirnya kamu mampu move on, dan bisa membuka hatimu dan amah juga tidak mempermasalahkan mau kamu menikah sama orang kalangan atas atau bawah, yang mama utamakan adalah akhlaknya dia memiliki jiwa penuh kasih yang besar dan di diri Syifa mamah menemukan itu,. " jelas mama Widya.
"Tadi mama bertanya karena mau memastikan kalau kamu tidak mempermainkan dia, dia tidak boleh mengalami kesulitan itu lagi, di sudah menjalani kehidupan yang keras selama ini jangan sampai kamu tambah-tambah nak. kalau kamu serius menyukai dia mencintai dia mama akan mendukung bahkan sangat jadi hanya ada kebahagiaan yang harus kamu kasih, baik keluarganya maupun dia ".
Nasehat panjang lebar dari mamah Widya memberikan kehangatan bagi ervan dan diapun membalas pelukan mamah Widya. pak Angga hanya menyimak saja karena yang mau dia beri tahu ke putranya sudah ter wakilkan oleh sang istri tercinta barusan dia tersenyum bangga putranya tidak pernah salah dalam memilih pendamping hidup walaupun sebelumnya berakhir tragis karena sebuah takdir yang mengambil nya kembali menghadap sang Khalik.
***
"Ughh sudah pagi ternyata" Syifa terbangun ketika terganggu dengan matahari yang mulai bersinar mengintip di sela-sela hordeng kamar kost nya itu. Setelah beberapa menit bergulung- gulung menetralkan cahaya dan kemalasan nya dia pun terbangun dan menuju wc untuk membersihkan diri ingin segera ke dapur mengisi perutnya maklum cacing- cacing di perutnya sudah mulai demo.
Hari itu kebetulan hari minggu dan Syifa libur waktunya hari bermalas-malasan bagi Syifa kalau Sindy jangan di tanya dia masih bermanja-manja dengan alam mimpinya dia seakan lupa kalau hari ini ada janji mau jalan-jalan menikmati hari liburnya yang hanya 1 kali dalam sepekan itu.
"Hari ini masak apa ya, ahh aku akan memasang sup buntut aja dan buat crispy jamur uhhh pasti sedap udah lama nggak masak-masak seperti ini, " Syifa berbicara sendiri di depan kulkas memandangi bahan makanan yang tersimpan di lemari pendingin namu sayang jamur dan ayam yang akan di jadikan bahan pokok proses memasaknya ternyata habis, terpaksa dia keluar menuju ke supermarket terdekat untuk membeli berbagai macam belanjaan yang dia butuhkan.
Menggunakan switer rajut berwarna baby pink rambut di ikat kuda, dan celana trening berwarna hitam membuat tampilan Syifa bagaikan anak remaja belasan tahun saja sangat cantik dengan di tambah wajah polos putih, alis tebal, buli mata yang lentik, serta dilengkapi dengan senyum ramah membuat siapa saja yang menemuinya merasa sangat senang dan memujinya.
Beberapa menit berlalu Syifa sampai di supermarket dan mulai berbelanja apa yang dia butuhkan tentunya di area basah tempat berkumpul nya ibu-ibu mulai dari ikan-ikanan, sayur-sayuran, buah-buahan hingga cabe-cabean pun tersedia di sana.
Saat sedang asyik memilih lauk-pauk Syifa tanya sengaja bertemu dengan nyonya Widya yang sedang memilih siput bersama seorang asisten rumah tangga.
" Syifa, wahh kebetulan sekali kamu disini juga ya, kamu beli apa nak? "
tanya bu Widya antusias semenjak kemarin sang anak menyampaikan isi hatinya dia seolah semakin menaruh simpati dan harapan kepada Syifa, mulai dari rasa sayang dan perhatian supaya Syifa tidak merasa terbeban dan kecil hati dengan keadaan dia, supaya dia tidak ragu dengan anaknya.
" Nyonya disni juga, ini saya lagi berbelanja kebetulan bahan pokok sudah habis karena saya libur hari ini jadi kesini deh'' hehe jawabnya kikut sebenarnya
" Nyonya sendiri beli apa? mau saya bantu temani kebetulan saya sudah selesai berbelanja" ucapnya sambil menunjukkan keranjang belanjaan yang sudah terisi penuh itu.
" Jangan panggil nyonya, panggil mama saja ya sama seperti ervan, "? ucapnya antusias tak terbantah saking semangatnya .
" Boleh kebetulan sekali mama udah lama sekali ingin berbelanja begini sama anak perempuan mamah, apalagi menantu yokk, " tambahnya lagi sambil menarik tangan syifa
" Ehh eh i-iya nyonya eh maksudnya ma" jawabnya lagi
sebenarnya Syifa bingung dan sungkan dengan sikap mama Widya tapi tidak enak menolak karena dia juga memang sudah sering menemani sang nyonya sebelumnya ke mall membantunya memilihkan pakaian sepatu dan lain-lain.
Selama mereka mengelilingi supermarket rak henti-henti mama Widya memancing Syifa untuk ngobrol ini dan itu mereka sudah akrab seperti ibu dan anak bagi orang yang tidak mengetahuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments