Episode 10

Di sisi lain Ervan sendiri telah menyelesaikan ritual mandi nya, dan kini tengah duduk santai di sofa kamar nya hanya dengan memakai piyama sambil membuka HP nya melihat lihat file yang di kirimkan oleh Doni dan beberapa e-mail berisi berkas-berkas yang akan di gunakan besok untuk acara pertemuannya dengan klien, sebenarnya hard file nya sudah di siapkan oleh Syifa namun Ervan butuh bahan yang harus di kuasai sehingga mampu menggaet lawan bisnisnya dan mendapatkan kontrak yang pantastis tersebut.

Jam telah larut Ervan sudah menyelesaikan ritualnya dalam memahami berkas-berkas tersebut dan kantuk sudah menyerang ervan memutuskan untuk beristirahat namun sudah 1 jam lamanya dia tak kunjung memejamkan matanya. Setiap memejamkan mata bayangan Syifa seolah menghantui seakan-akan syifa telah menggantikan posisi istimewa mendiang istri tercinta nya, Terbukti semenjak Ervan mengambil alih perusahaan dan menjadi CEO secara tidak langsung semenjak Syifa menjadi sekretaris nya ervan sudah tidak lagi mengingat mendiang istrinya yang biasanya sebelum tidur dia selalu memandangi foto dan selalu membawa foto tersebut setiap perjalanan bisnis nya kemana pun itu, Miris sekali.

Tak terasa jam 1 dini hari ervan pun akhirnya terlelap juga.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Dikota sebelah tepatnya di kediaman Kusuma kedua paruh baya itu seperti menemukan setitik cahaya dan harapan untuk mewujudkan impian mereka yaitu menimang cucu secepatnya, bagaimana tidak asisten anak nya bernama Doni yang sudah seperti anak baginya mengirimkan sebuah pesan yang berisi kabar gembira bagi mereka tentang perubahan sikap putranya tersebut.

Bagi keluarga Kusuma tidak penting latar belakang nya, baik itu orang terpandang maupun kalangan biasa saja yang penting baik dan attitude nya bagus sudah menjadi point penting untuk menjadi bagian dari keluarga besar Kusuma.

Apalagi melihat isi pesan tersebut yang berisi bahwa sang anak sepertinya menaruh hati kepada Syifa, perempuan yang sangat di idamkan oleh nyonya Widya untuk menjadi menantunya, membuat suasana hati kedua suami istri itu sangat bahagia dan berdoa semoga impian mereka bisa segera tercapai, bukan tentang apa dan bagaimana dengan adanya pendamping baru mereka berharap Ervan menemukan kehidupannya dan menata hidup baru yang sempat serasa hilang dari kehidupan sang putra nya tersebut.

" Syukurlah pah, mama senang banget pa lihat pesan ini, semoga Syifa benar-benar bisa mengisi hati Ervan dan mengembalikan kehidupan yang seolah telah hilang kemaren, " ucap nyonya Widya sedih.

" Besar harapan mama sama Syifa pah, selain buat Ervan, mama juga sudah pengen punya cucu pa, mama sebetulnya sedih melihat hidup Ervan yang seolah sudah tidak menginginkan cinta lagi selama ini" tambahnya sedih air mata mengalir dengan derasnya.

Begitulah perasaan seorang ibu apabila menyangkut anaknya, walaupun anaknya tersebut sudah dewasa sekalipun tetap saja masih menjadi pria kecil nan di sayang oleh orang tuanya sampai kapanpun itu. Direspon dengan kalimat yang menenangkan oleh suaminya it, dengan sabar dia menenangkan dan ikut mendoakan kebahagiaan untuk anak nya tersebut.

"Mama tenang saja, papa percaya dengan kecerdasan dan sifat baginya Syifa pasti bisa membuat Ervan memalingkan dunianya, papa sangat percaya dan yakin akan hal itu, " ucap pak Angga dengan bijaksana.

" Papa juga ingin dan sangat senang jika yang menjadi menantu kita itu Syifa, papa sudah tau latar belakang nya, meskipun dari keluarga sederhana attitude nya sangat bagus dan penuh kasih sayang, terutama buat keluarganya, papa tau selama ini dia kerja untuk kebahagiaan keluarganya orang tuanya, adik-adik nya. " Tambah pak Angga lagi menenangkan istrinya, memberitahu kalau dia juga mendukung apabila anaknya itu mau menambatkan hatinya kepada Syifa.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Dikamar Syifa, gadis itu menggeliat ketika silau matahari seolah mengintimidasinya di celah-celah gorden kamar hotel tersebut membuat nya terpaksa membuka mata dan menyesuaikan setiap cahaya yang menyapa tersebut.

Dia melihat jam Walker di atas nakas tempat tidurnya dan ternyata sudah menunjukkan pukul 6.30 diapun terkejut karena kesiangan sedangkan ada pertemuan di jam 8 pagi dan itu jaraknya perlu di tempuh 30 menit an dari hotel. Dengan segera dia menyambar piyama mandi dan melakukan ritual mandi kilat sehingga jam 7.30 harus sudah selesai semua nya.

Setelah menyelesaikan ritual mandi dan bersiap-siap Syifa keluar kamar dan mengecek kamar disebelahnya dan ternyata tidak di kunci dia pun masuk ke kamar itu dan menemukan Ervan sudah selesai dan terlihat sangat tampan dari biasanya.

" Permisi pak kita harus segera berangkat ada pertemuan penting di jam 8 dengan perusahaan x di cafe star " ucapnya seolah tanpa beban.

[Duh otak kemana otak, kenapa saya gugup] monolog Syifa dalam hati.

" Ayo berangkat " jawab Ervan santai.

Seakan-akan dia pun biasa saja padahal dalam hati seperti meleleh dan berdebar-debar selain karena terpana melihat tampilan Syifa pagi ini yang menurut penglihatan nya sangat waw padahal biasa saja seperti hari-hari sebelumnya. [Kenapa dia terlihat cantik dimataku ] monolognya.

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, selama perjalanan tidak ada yang memulai percakapan tetapi Ervan selalu mencuri pandang terhadap Syifa, namun gengsi. "[Apa dia sengaja berdandan, karena ingin menemui klien ini, apa dia menyukai Dion rekan bisnis dari perusahaan X ini]".

Cerocosnya sambil memandang Syifa tak berkedip dengan perspektif pikirannya sendiri, yang tanpa dia sadari dia sudah memiliki cemburu yang terhadap Syifa yang menurutnya berbeda.

Sedangkan Syifa yang tak sengaja menoleh terkejut karena bosnya tersebut memandanginya tanpa kedip membuatnya berdebar dan menerka-nerka apa, kenapa, ada apa?,

Sibuk dengan pemikiran masing-masing membuat mereka tanpa sadar sudah sampai di cafe star dan suara doni membuyarkan lamunan keduanya.

" Maaf bos kita sudah sampai, meja kita sudah di pesan di meja viv no 9 silahkan " Doni mengarahkan.

"Ah ya baik Terima kasih, " jawab Ervan gugup.

" Ayok siapkan berkasnya" tambahnya dan kali ini berbicara dengan Syifa.

" Baik Pak" jawab Syifa.

Dari kejauhan terlihat dua orang rekan kerjanya sudah menunggu di meja viv tersebut, yang tak lain pak Riko dan asisten nya pak Dayat.

Mereka pun bersalaman dan saling berkenalan.

" Selamat datang pak Ervan, senang bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan bapak" ucapnya ramah, disambut dengan ramah juga oleh Ervan.

Disini terlihat berwibawa sekali, profesional nya benar-benar terjaga

" Senang juga bisa menjadi bagian dari kerjasama dengan perusahaan pak Riko juga, " jawabnya hamble. Kemudian Riko melirik sekretaris disebelah Ervan dan berniat berkenalan juga sebagai awal kerjasama mereka.

"Saya Riko mbak, " salamnya sambil mengulurkan tangan.

Siapa yang tidak akan melirik seorang gadis cantik dan anggun seperti Syifa.

Dan disambut dengan santai oleh Syifa, dia memang gadis yang ramah dan hamble kepada siapa saja juga profesional dalam bekerja.

" Saya Syifa sekretaris nya pak Srvan, " jawabnya sambil tersenyum sesantai mungkin.

Namun berbeda dengan Ervan yang melihat itu seperti tak biasa, keposesipan Ervan yang tak jelas pun mulai terlihat disini tanpa dia sadari.

Sebagai seorang sekretaris Syifa pun menjelaskan presentasi detil dan rinci serta semenarik mungkin supaya hanya juga maksimal, setelah presentasi selesai dia bernafas lega karena klien nya senang dan bangga dengan performanya perusahaan yang di bawa oleh Syifa dan Ervan, hingga terjalinlah kerjasama kedua perusahaan dengan pertimbangan keuntungan yang menjanjikan tersebut.

Terpopuler

Comments

Kinan Rosa

Kinan Rosa

maaf kak mungkin kakak ke capek an jadi banyak kata kata yang salah 🙈🙏

2022-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!