Episode 19

Lelah berbaring Syifa membuka sosmed nya yang langsung disuguhkan dengan berbagai chat dari nomor baru yang bertuliskan

" Assalamualaikum, maaf mba Syifa aku mendapatkan no HP mu di berkas kerja sama dengan perusahaan kemarin, jika boleh aku mengenalmu aku Ryan dari perusahaan tekstile di negara y" isi pesan itu menyita perhatian Syifa,

" Iya silahkan pak Ryan, " jawabnya singkat

"Terima kasih, maaf jika mengganggu mu kalau kamu berkenan boleh kah kita makan malam hari ini atau hanya sekedar jalan-jalan sore nanti melihat taman di ujung dekat danau itu sangat indah kalau sore hari" tawarnya dengan hati-hati.

" Maaf Pak kalau untuk makan malam sepertinya belum bisa, kalau jalan-jalan sore nanti " jawabnya lagi

" Wah baiklah mba, kalau begitu jam 4 saya jemput ya, "

" Iya Pak baik" Diakhiri pesat tersebut.

["Pak Ryan adalah rekan Pak revan dia baik juga setau aku, jadi tidak masalah lah jika ku Terima ajakan nya lagian cuman jalan-jalan sore di taman aja"], pikirnya.

Ryan terpaku didepan pintu melihat kecantikan Syifa yang benar-benar natural dan memancarkan aura positif itu, hanya memakai celana panjang dengan switer santay berwarna abu-abu sangan cocok dengan kulit putih nya.

" Ayok Pak saya sudah siap?" ajaknya melihat Ryan yang tidak bereaksi dia pun mendekatinya lagi dan memanggilnya berulang kali.

" Pak? " panggilnya lagi sambil melambaikan tangan nya berulang-ulang kali, hingga panggilan ke tiga baru dia tersadar dan tersenyum kikuk.

" Ehh eh iya hehe maaf saya seperti melihat yang baru turun dari langit " ucapnya mencoba menggombal.

" Apaan pak emang? "

" Hehe bidadari nih di depan aku" krik krik krik

garing sih tapi segera di alihkan olehnya supaya kondisi kondusif lagi.

" Hehe bapak bisa aja ya nge gombal, mending buruan aja pak kita ntar kesorean lagi, " ucapnya

" Iya ayok, "

***

Di sebuah taman yang indah terdapat banyak anak-anak remaja dan dewasa yang ramai menghabiskan waktu di sore harinya dengan berbagai kegiatan ada yang olahraga, bersantai, berkumpul, bahkan ada yang mengambil spot-spot sebagai konten kreator, Suasana yang fresh membuat Syifa betah seakan benar-benar mencuci otak dan pikiran nya.

Ryan dan Syifa sudah sering bertemu bertukar cakap Setiap kali ada kerjasama dan kepentingan kantor Syifa selalu menemani Ervan untuk mengurus segala sesuatunya mulai dari berkasnya, jadwal temu, tempat, bahkan presentasi Syifa yang mengaturnya, walaupun sering di bantu oleh doni selalu asisten Ervan sendiri.

Karena Syifa adalah orang yang ramah dan Ryan orang yang hamble jadi mereka seperti sudah menjadi teman saja dan bagi orang yang baru melihatnya pasti mengira kalau mereka adalah sepasang kekasih yang pada umumnya.

Syifa yang berperawakan semampai dengan tinggi 170 dan Ryan 178 itu di tambah kulit yang putih bersih dan wajah yang cantik dan tampan sangat mendukung pemikiran akan keserasian keduanya, terlihat Ryan sedang membelikan es doger dari abang-abang yang jualan di sekitaran taman itu di tambah dengan beberapa makanan ringan lainya semua itu atas mau Syifa.

" Ini sangat enak, aku sudah lama tidak makan makanan ini " ucapnya sambil memakan sosis dan bihun guling itu dengan mulut belepotan,

" Pelan-pelan siapa juga yang mau merebutnya kamu ini lucu sekali " jawab Ryan gemas,

" Hehe habisnya aku terakhir makan makanan ini waktu aku SMP di sekolah ku banyak, kalau es doger masih lah aku sering beli pas bulan Ramadhan kemarin, " jawabnya lagi.

" Yasudah habiskan kalau kurang nanti tambah lagi saja" jawabnya

" Iya terima kasih ya sudah mengajak ku jalan dan makan makanan kecil seperti ini, sungguh nikmat aku suka" Syifa mengucapkan terima kasih dia tidak menyangka orang seperti Ryan mau makan makanan seperti itu karena biasanya orang yang kaya apalagi jabatan CEO di sebuah perusahaan mana mau makan yang seperti itu di tengah kerumunan banyak orang muda mudi yang berlalu lalang ["seperti bernostalgia saja"] isi hatinya sambil tersenyum.

Pov Ryan

Ku lihat dia keluar dari kost nya dengan memakai switer abu-abu dan celana hitam panjang sangat cocok di tubuh ramping nan semampai tambah dengan sepatu cat membuatnya seperti sempurna, seandainya waktu nggak berlalu aku akan sangat bahagia menghabiskan waktu bersamanya. Aku tak berkedip memandang ciptaan Tuhan terpahat sempurna tergugah di depan mataku hingga akhirnya dia memanggil ku dan aku pun terbangun dari lamunanku tentang dia.

" Ayok jalan" begitu ku ajak dia menaiki mobil sepanjang perjalanan dia duduk santai sambil sesekali tersenyum ketika melihat jalanan mungkin ada yang lucu sempat dia lihat, aku selalu mencuri- curi pandang kearahnya hingga kami sampai di taman yang cukup ramai penuh oleh muda mudi yang sedang menghabiskan waktu weekend nya dengan mee time.

"Bagaimana kalau kita duduk di bangku itu?" kulihat ada sepasang bangku panjang tepat di sebelah danau menambah kesan indah yang memanjakan mata sore itu.

" Ayo pak sepertinya disana sangat bagus tempatnya" jawabnya,

Dia orang yang tidak banyak maunya, orang yang tau cara menghargai orang, dia selalu legowo terhadap sesuatu membuatku semakin mendambakan nya seperti ingin menculiknya saja andai tak takut dosa.

Aku melihat banyak pedagang kaki lima berjualan di sana mulai dari es jagung, oyen, doger, jus buah pop Ice dll, dan jajanan bihun gung, piscok, gado-gado, kembang gula, siomay, bakso kuah, dan banyak lagi lainya. Dan ku tawari dia untuk membeli jajan sebelum kami duduk menghabiskan waktu disore itu.

" Apa kamu lihat banyak penjual itu, bagaimana kalau kita membeli beberapa makanan? " tawar ku,

" Wah ada telor gulung dan bihun gulung juga, boleh ayok pak" jawabnya antusias.

Ternyata keputusan ku tidak salah dengan mengajaknya kesini ternyata dia sangat happy, kulihat dia membeli berbagai jenis jajanan anak-anak itu aku hanya tersenyum saja melihatnya seperti itu.

Kulihat dia memakan bihun gulung dengan belepotan tetapi dia adalah orang yang sangat mandiri selalu dia bisa mengkondisikan sesuatu langsung dia membersihkan nya.

Kutawari dia lagi kalau mau membeli apa sebelum kuantar dia kembali ke kost nya dengan selamat tanpa kurang suatu apa pun.

Tanpa mereka sadari dari tadi ada sepasang mata yang terus mengawasi mereka dari kejauhan tak sedikitpun kegiatan mereka di taman itu yang lepas dari tatapan sengit nan tajam mata itu, sambil memakai kacamata hitam dengan celana panjang dan kaos putih bersih bak seorang model korea saja, sekali lewat seperti aktor Lee Min Ho itu, Dibalik sebuah pohon yang rindang dia duduk sambil memperhatikan dengan otak yang di penuhi amarah seperti ingin meledak tapi bukan bom itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!