Dikediaman Kusuma nyonya Widya dan pak Angga sedang menatap layar televisi yang sedang menayangkan berita tentang anaknya itu, dia berfikir apakah benar sang anak sudah membuka hati dan perempuan itu adalah Syifa sekretaris yang sangat di kenalnya dan sudah beberapa tahun ini menjadi sekretaris sang suami sebelum anaknya kembali dan dinobatkan sebagai CEO lalu menjadi sekretaris anaknya.
Dia sangat tau bagaimana watak dan attitude gadis itu, selain baik dan cantik dia adalah seorang yang berbakti dan berhati lembut, menjadi tulang punggung keluarga bukan hal yang mudah bagi seorang gadis. Kalau memang benar Ervan bersungguh-sungguh menaruh hati seperti di berita maka dia lah disini yang paling bahagia dengan berita itu. Tetapi jika Ervan hanya membuat pelampiasan maka dia juga yang akan mencegah hal itu pertama kalinya, baginya Syifa sudah seperti anak dan dia sangat menaruh hati padanya seakan tak rela jika ada yang menyakiti termasuk anak nya sendiri.
"Pah, apa benar berita itu? mamah takut hal ini hanya kegilaan ervan saja dan karena ulah wartawan yang menyebarkan berita hoax, " ucap nyonya Widya.
" Entahlah mah, kita berdoa yang terbaik dan semoga ervan tidak main-main atau kalau memang itu ulah paparazi yah di maklumi karena mencari berita tentang keluarga kusuma memang susah jadi mereka seperti menemukan berita yang hot saja" jawab papa Angga.
" Mamah tenang saja ini nggak ada berita serius hanya menggosip kan tentang kedekatan Ervan dan Syifa saja. Sejauh ini nggak ada yang merugikan salah satu pihak" Angga kembali menambahkan dan menenangkan sangat istri.
"Jujur ya pah, mamah malah berharapnya berita itu beneran, mama sangat tau Syifa itu dari dulu mama sudah menyukainya, " jawab mama Widya lagi.
" Iya mah, papah juga malah seneng kalau Ervan malah jatuh hati bukan kepada siapa itu adik iparnya yang di tawarkan oleh nyonya Elly kemarin buat menggantikan anaknya, ? " tanya Angga.
"Sita" jawab mamah Widya.
" Nah iya papah tidak setuju kalau itu terjadi, tapi papa ingin yang terbaik buat Ervan tidak mau kalau dia sampai salah pilih, selebihnya papah nggak memaksakan takut menyakiti salah satu pihak" jelasnya dengan bijaksana.
Kedua pasangan suami istri ini mendoakan yang terbaik buat putranya, bagaimanapun berita itu membawa angin segar bagi keduanya.
......................
Di Negara Y mereka baru sampai ke hotel penginapan tempat mereka beristirahat, keduanya terlihat lelah tanpa berniat memeriksa HP nya dan masuk ke kamar masing-masing.
" Huhh legah sekali rasanya padahal cuman perjamuan aku sudah biasa tapi kenapa hari ini seperti sangat panjang" monolognya sendiri.
Syifa sedang membersihkan make up nya di depan meja rias, dia kembali teringat ketika di acara perjamuan CEO nya tersebut seolah posesif padanya, selalu menggenggam tangannya dari mulai memasuki gedung tersebut hingga mereka pulang, bahkan saat menikmati hidangan pun ervan seolah mengintil kemana saja Syifa pergi. Masih tergambar di ingatan Syifa senyumnya yang menawan.
" Arrggh, pak Ervan kenapa sebenarnya, aku nggak boleh terlalu ke pede an dia begitu karena melindungi aku sebagai sekretaris nya bagaimana pun juga aku di sini tanggung jawab perusahaan juga " ucapnya sambil berbicara sendiri dan menerawang kejadian di Aula perjamuan tadi.
" Perkenalkan ini sekretaris saya namanya Syifa" Ervan mengenalkan Syifa seolah mengenalkan seorang kekasih cukup membuat yang lain mundur alon-alon.
" Hay Syifa, saya Guntur wah nona sangat cantik sekali, apakah ini juga calon nyonya Kusuma,? " tanya Guntur rekan kerja Ervan ceplos saja dan sambil tersenyum.
Hal tersebut ditanggapi senyuman kecanggungan oleh Syifa, sambil terasa tidak enak hati kepada Ervan, namun hal itu berbeda dengan Ervan yang nampak tersenyum lebar bahkan malah menggenggam tangan Syifa lebih mesra seakan memberikan label bahwa tidak ada yang boleh mendekati dia.
" Astaghfirullah kenapa aku selalu memikirkan pak Ervan terus sih, aku over pede" frustasi nya sendiri.
" Aku harus mandi membersihkan otak dan pikiran ku ini" ucapnya lagi sambil beranjak ke kamar mandi memilih berendam dan menenangkan pikiran serta merilekskan tubuh nya yang lelah itu.
Dikamar Ervan sendiri telah rapi dan duduk di dasbord ranjang nya sambil sesekali membuka e-mail dari doni mengenai pekerjaan nya yang telah selesai besok pagi adalah jadwal kepulangan mereka ke negara X. Dia kebetulan membuka HP dan melihat berita tentang dia dan sekretaris yang menggemparkan itu.
Di luar dugaan Ervan malah tersenyum sendiri, biasanya dia akan menyuruh Doni untuk melenyapkan apapun yang menjadi topik jika menyangkut tentang nya di media massa, dia tidak suka kehidupan nya menjadi pusat banyak orang.
[" Bagus juga, dengan adanya berita ini maka nggak ada yang boleh mendekati Syifa, " ] sambil membayangkan wajah cantik Syifa,
" Kenapa dia terlihat sangat cantik sekali malam ini" tambahnya lagi.
Sebenarnya dia tidak suka jika kecantikan itu di nikmati banyak orang tapi mau bagaimana lagi dia tidak mungkin mengekang sang gadis dengan aturan-aturan yang aneh itu.
" Doni siapkan besok tempat duduk di pesawat khusus berdua bersebelahan tanpa adanya pemisah, seakan memang seperti itu tempatnya" titahnya lewat telpon " Dan lagi buat senyaman mungkin" tambahnya lagi.
" Bro bagaimana dengan berita yang lagi viral? " apakah mau di take down? " ucap Doni
" Tidak usah, biarkan seperti itu kalau perlu buat semakin memanas agar semua orang tau dan yang terpenting tidak ada yang berani menyakiti dan menyentuh Syifa lagi" ucapnya sambil tersenyum menyeringai.
Mendengar ucapan sang CEO Doni dibuat menganga sendiri dan tak percaya bagaimana mungkin CEO yang anti sosial itu membiarkan namanya dan gosip tentang nya menyebar luas seperti itu.
" Baiklah, akan aku urus semuanya" jawabnya seolah masih bingung.
***
Pagi hari nya mereka sudah bersiap-siap berangkat menuju ke negara X tempat tinggalnya, selama perjalanan mereka terdiam hanya senyum Ervan yang terlihat aneh bagi Doni, dia melihat di kaca spion bagaimana Ervan selalu memandangi Syifa dengan tersenyum lebar.
[" Seperti posisi nyonya muda akan segera di isi "] ucapnya, sebenarnya dia ikut senang dengan perubahan itu.
Bagaimana tidak dia mengetahui bagaimana terpuruk nya Ervan sepeninggal mendiang istri nya, selama bertahun-tahun ini Ervan bahkan tak pernah tertarik dengan perempuan bahkan melirik nya seadanya saja dia benar-benar menutup pintu hatinya. Syifa seolah memberikan nyawa baru buat Ervan tentu hal itu membuat Doni cukup senang dan bersyukur karena yang membuat Ervan tertarik adalah Syifa orang yang baik, attitude bagus, mandiri serta rendah hati itu.
Sebelumnya dia sangat takut sang sahabat memilih turun ranjang bersama sita sesuai keinginan mertua nya itu, karena tentu doni sangat tau watak sita yang sangat sombong, angkuh m, semena-mena terhadap karyawan Ervan yang lain juga hobi berfoya-foya itu.
Tidak bisa terbayangkan jika benar Ervan menikah dengan nya.
[" Syukurlah si Ervan memilih menaruh hati kepada Syifa, orang yang tepat, aku legah"], monolognya dalam hati.
["Tak terbayang jika sampai dengan Sitta wanita gila itu, bisa mati muda aku menghadapinya"] tambahnya lagi.
Mereka pun sampai di bandara dan bersiap-siap menuju menuju ke kota X.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments