Ketika sampai di Bandara mereka menuju pesawat pribadi yang telah di sediakan oleh sang asisten terlihat Ervan berjalan terlebih dahulu dan di ikuti oleh Syifa dan Doni dari belakang.
"Loh kamu mau kmna Don? kenapa ikutan kesini disini kan cuman ada dua kursi!, ? " tanya Ervan memelototi doni,
" Trus gue dimna dong? " jawabnya
"masak jadi pilot modar yang ada kita! " tambah nya lagi.
" Kita ganti pesawat pak ya, perasaan kemarin pas berangkat ada 4 kursi? " tanya Syifa heran dan juga bingung.
" Nggak cuman kursi yang dua ada di bagian belakang soalnya terlalu gerah dan sempit kalau disini" jelasnya.
"Baiklah aku kesana saja kalau begitu, " dengan lemas Doni pun pindah ke belakang.
["Tahu begini gak gue kurangin tu kursi dasar bucin nggak mau ngaku lagi, udah karatan kali tu duda "] Doni terus menggerutu sambil berjalan ke bagian belakang tempat yang sudah terpisah.
Sementara di tempat pribadi Ervan sudah duduk di kursi dengan sangat nyaman kursi yang sudah di modif jadi empuk dan luas sehingga memungkinkan jika tidur di jadikan kasur yang di buat dengan tombol, jadi tinggal pencet aja sudah berubah memanjang dan bisa di jadikan tempat tidur yang nyaman.
Bukan tanpa alasan Ervan melakukan itu untuk memberikan kenyamanan kepada Syifa karena dia tau Syifa pasti tidur di sepanjang perjalanan dan masalah tempat duduk yang hanya tersisa dan di buat khusus untuk dia dan Syifa saja itu karena dia tidak mau orang lain termasuk Doni melihat keindahan wajah Syifa ketika tertidur baginya terlalu imut dan tidak bisa di bagi.
"Silahkan duduk, kalau kamu lelah tinggal pencet aja tombol ini maka akan di jadikan sebuah kasur santai" ucap Ervan
" Ehh ba baik kak, Terima kasih"
Dengan ragu dan sedikit bingung Syifa mulai duduk tepat di seberang Ervan dan mulai menentukan posisi yang nyaman, karena malu di lihat oleh Ervan secara dekat dan dalam kondisi berdua saja Syifa pun menundukkan pandangannya dengan memegang tangan nya sendiri karena gugup. Dan hal itu di tangkap oleh Ervan membuatnya merasa Syifa ini sangat lah imut apalagi pipi nya yang bersemu merah itu,
["Ahh rasanya aku inggin mencubit nya "]. Ervan tersenyum dan berbicara dalam hati nya.
Tidak sampai 10 menit Syifa sudah mulai terlelap dan dia pun tertidur dengan nyenyak tanpa merasa terganggu meskipun pesawat tersebut melintasi awan yang cukup gelap itu, entah apa karena tempat yang terlalu nyan atau karena terlalu lelah 2 hari bekerja ekstra kemarin. Dengan telaten Ervan memberikan Syifa jas nya sebagai penutup hubungan agar semakin terasa nyaman dan dia segera memencet tombol supaya kursi yang Syifa duduki bisa memanjang menjadi sebuah kasur yang nyaman.
" Kamu sangat sempurna, aku pastikan aku akan mengambil hatimu dan aku yang akan membahagiakan kamu " ucapnya sambil terus memandangi wajah lelap Syifa.
Hingga beberapa jam berlalu pesawat sudah hampir mendarat karena suatu kesalahan kecil pesawatnya turun dengan tergesa-gesa sehingga membuat tubuh Ervan terdorong kedepan dan tanpa sengaja menindih tubuh Syifa bertepatan dengan Syifa membuka matanya dan alangkah terkejutnya mereka ketika menyadari jika bibir mereka tidak sengaja bertemu dan berciuman singkat tanpa rencana maupun disengaja.
Deg Deg Deg
"Jantung ku, " ucap Ervan dalam hati antara senang, terkejut, dan malu sekaligus karena dia takut Syifa mengira bahwa dia mencuri-curi kesempatan dalam kesempitan ketika dia sedang tertidur.
" Astaghfirullah, bagaimana ini" monolognya,
cepat-cepat Ervan pun bangun dan membantu Syifa sehingga menyadarkan Syifa dari bengong nya lantaran perihal yang barusan terjadi itu.
" Maaf, Syifa aku tidak sengaja, tadi ada kendala dengan pesawatnya sehingga tidak sengaja turun mendadak karena terkejut aku pun terjatuh, " jelasnya dengan bersungguh-sungguh.
" Sungguh aku tidak ada niat buat mengambil kesempatan ataupun berbuat kurang ajar padamu" tambahnya lagi dengan memelas.
Sedangkan Syifa sendiri antara sadar dan tidak, bagaimana mungkin ciuman pertamanya telah di ambil oleh seorang bos yang anti wanita karena menurut rumor tidak pernah menyukai wanita setelah mendiang istrinya meninggal dunia bberapa tahun yang lalu dan itu tanpa niat dan keinginan, intinya tanpa di sengaja.
[ " Oh my god" ], sambil memegang bibirnya dia pun terdiam larut dalam pikirannya sendiri tentang kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Hingga panggilan Ervan yang terus saja meminta maaf membuyarkan lamunannya itu.
"Syifa,, " panggil ervan
" Syifa, heyy aku benar-benar mintak maaf kamu jangan marah, "
Ervan benar-benar seolah takut akan kesalah pahaman pun terjadi di antara mereka.
"Eh eh iya Pak hemm nggak apa-apa" jawab Syifa tergagap karena malu sekaligus terhadap yang barusan terjadi, momen yang dia impikan melakukan nya dengan dasar suka sama suka pupus dan itu tanpa kesengajaan.
Karena terlalu kaku dan canggung mereka akhirnya memilih keluar dari pesawat dan menghampiri Doni yang kini tengah memeriksa gejala yang terjadi, ternyata hanya kesalahan pilot dalam mengambil ancang-ancang pelepasan untuk mendarat sehingga perhitungannya berbeda begitu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Iin Karimah
Semangat 💪 thoouurr
2022-12-28
0