Tak terasa waktu berjalan cukup cepat hingga mereka sudah tiba di negara yang di tuju dengan Syifa yang masih terlelap, dengan santay dan sabar Ervan menunggu Syifa terbangun sambil memperhatikan tidur lelap Syifa di dalam pesawat itu entah apa yang di mimpikan gadis itu sampai-sampai dia tidak menyadari jika pesawat yang membawa mereka sudah mendarat dengan sempurna.
Diam-diam Ervan seolah menemukan titik nyaman saat memandangi itu seperti bukan dirinya saja sampai akhirnya Doni sang asisten pribadi nya pun menghampiri sang tuan muda memberitahukan kalau mobil penjemputan sudah siap dan mereka harus segera menuju penginapan untuk beristirahat karena hari sudah mulai lurut dan besok adalah hari pertemuan pertama mereka dengan rekan kerja nya.
"Permisi tuan, maaf mengganggu, saya memberitahukan kalau mobil penjemputan sudah siap kita harus segera menuju penginapan " jelas Doni.
"Baiklah, saya akan segera kesana" jawab nya.
Perlahan dia mendekati Syifa menepuk-nepuk pipi Syifa hingga berbisik berniat membangunkan nya namun Syifa tetap terlelap seperti orang pingsan saja.
Sampai akhirnya Ervan menyerah dan berniat menggendong Syifa untuk menuju mobil pribadi yang akan membawa mereka menuju penginapan, akan tetapi baru saja Ervan menelusup kan tangan nya di bawah badan dan dengkul kaki Syifa tiba-tiba saja dia terbangun karena terganggu dan refleks Syifa berteriak dan berontak hingga terjatuh lah mereka di kursi viv pesawat pribadi itu dengan Syifa berada di bawah dan Ervan di atasnya kalau dilihat sekali lewat seperti orang sedang berciuman sangat lah intim sekali.
"Akkkhhh, culikk," teriak Syifa nyaring.
Brukkh plak,
Syifa meronta dan mereka terjatuh.
"Aww" keluh Ervan dengan mata membulat sempurna karena jarak yang amat dekat itu dan seintim itu, sedangkan Syifa jangan di tanya saking kagetnya dia menutup mata nya itu sampai suara Ervan menyadarkannya dan membuka mata.
"Deggg degg degg".
Detak jantung nya wajar saja ini pertama kalinya Syifa berada seintim ini dengan seorang lelaki dewasa apalagi seorang duda walaupun tampan tetap saja rasa gugup itu ada.
" Ini aku, maaf tadi kamu susah di bangunkan sampai aku berniat menggendong mu itu saja" jawab Ervan kikuk.
" Maafkan saya pak merepotkan bapak, " jawab Syifa pula.
Tanpa mereka sadari dari tadi posisi mereka tetap tak bergerak sama sekali [nyaman kali ya]. Secara tidak sengaja mata mereka bertemu dan saling menatap seolah ada magnet yang memikat keduanya seakan lupa yang lainnya, Naluri nya pun secara tak disadari mereka mendekat satu sama lain hingga jarak keduanya tinggal beberapa cm saja, Deru nafas keduanya saling bersahutan hingga keintiman itu harus di lerai dengan kehadiran doni yang merusak nya secara tidak langsung.
" Tuan mobil sedang menunggu, kita harus.... " ucapnya menggantung dengan bibir mengaga karena salah sangka dikira mereka sedang berciuman.
"Ehhh ma-maaf tuan saya tidak sengaja maksud saya lanjutkan saja kami akan menunggu dimobil, " tambahnya yang kikuk dan mengutuk dirinya sendiri kenapa datang secara cepat dan tidak pas pada waktunya.
Sedangkan sepasang makhluk itu jangan di tanya lagi kikuk dan malu secara satu bercampur, terutama Syifa malunya setengah mati dia segera bergerak meminta sang bos untuk bangkit dan menyembunyikan wajah merah merona nya itu dengan gugup,
" Ma maaf pak boleh berdiri saya sesak, " alasannya.
Ervan yang baru tersadar dari kegugupan dan rasa malunya pun segera bangkit dan membantu syifa bangkit juga.
" Iya maaf saya nggak sengaja, " ucapnya.
" Ayo kita ke mobil sudah di tunggu kita harus segera istirahat besok ada pertemuan dengan klien di waktu pagi" jelasnya menghilangkan kegugupan dan kecanggungan nya.
" Baik pak" jawab Syifa.
Sepeninggal nya mereka dari sana kejadian itu membekas di ingatan keduanya.
Ervan secara tidak sadar menyunggingkan senyum nya yang jarang di perlihatkan itu sehingga membuat Doni merinding sendiri, dan menebak-nebak apa yang di pikirkan sang bos sekaligus sahabatnya itu,
" Aneh sekali, sepertinya dia menyukai Syifa aq harus menyampaikan beritaenyenangkan ini kepada nyonya dan tuan Angga " monolognya dalam hati dengan menerawang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Dalam senyuman itu ervan mengingat kembali lucunya wajah Syifa dilihat dari dekat dengan bersemu merah matanya tertutup karena malu dan terkejut, " sungguh lucu sekali dia, hahaha" dalam hati Ervan berperang dengan bayangannya,sambil tersenyum Ervan kembali mengingat kejadian tak di sangka tersebut dan menurut Ervan kejadian yang membawa berkah.
Sedangkan Syifa yang ada di sebelah Ervan pun melamun sepanjang jalan dia hanya melihat kearah jendela kaca mobil tanpa menoleh sedikitpun pada sang bos yang ada di sebelahnya tersebut. Tak beda jauh dengan Ervan, yang di rasakan Syifa juga sedang menerawang seakan hal tersebut menari-nari di matanya bayangan mata Ervan yang tajam sebelumnya tidak pernah atau jarang tersenyum nampak di depan matanya dengan jarak yang beberapa senti saja dan menyunggingkan senyum.
" Sangat menawan" dalam hati Syifa berdebar-debar. Sunggu ciptaan Tuhan yang maha sempurna untuk sekedar hamba di dunia panah ini.
"Perasaan apa ini" ucapnya dalam hati sambil menerawang kejadian yang telah berlalu itu sambil memegang dadanya yang berdebar makin kencang.
Pukul 10 malam mereka tida di hotel berbintang 5 dengan view yang indah dan kamar yang super viv di lantai paling atas dan sangat mewah buat Syifa yang notabene nya orang yang sederhana bisa menginap di ruangan hotel bintang 3 saja sudah lebih baik sebelumnya dia pernah bermalam di hotel bintang 3 ketika dia melakukan magang di perusahaan sebelumnya ketika menyelesaikan tugas akhir kuliahnya dulu dan itu sudah waw bagi Syifa, apalagi ini dia sangat beruntung diberikan fasilitas yang super mewah dari penginapan termahal ini membuat Syifa merasa beruntung dan sedih sekaligus.
Kenapa dengan semua hal yang telah di lewati nya dalam bekerja sekeras ini dia belum bisa memberikan yang terbaik buat keluarganya, berada di tengah kota di ruangan yang mewah, makan enak ber AC dan naik mobil mewah serta melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang pribadi disini dia tidak perlu berdesakan untuk membeli tiket dan makan apa saja di sediakan sampai dia tertidur dengan nyenyak bak seorang nyonya muda, Sedangkan keadaan keluarganya sangatlah jauh dari kata nyaman dan mewah hidup di Desa yang jauh terisolir jika rindu pun mereka ke kota hanya beberapa kali dalam setahun untuk bertemu dengannya, itupun menggunakan bis biasa yang untuk membeli tiket pun dia mengantri kadang harus menunda keberangkatan karena kehabisan tiket dan tidak mampu membeli tiket pesawat yang menurut mereka terlalu mahal itu.
Sedangkan hasil kerja Syifa memang bisa membantu perekonomian keluarganya namun dia gunakan untuk merehap tempat tinggal sehingga lebih layak dan nyaman untuk mereka tempati dan pula untuk biaya sekolah adiknya juga buat bantu biaya kebutuhan keluarganya sehari-hari itu sudah lebih dari cukup selama ini, orang tua Syifa hanya mampu menghasilkan uang buat makan dan kebutuhan sehari-hari keluarganya itu-itu saja bertahun-tahun lamanya.
Perlahan air mata Syifa terjatuh mengenang waktu tak bergunanya, kapan dia bisa menjadi berguna dalah sebenernya sehingga kebahagiaan dan kemewahan yang dia rasakan bisa dia bagi buat orang yang dia sayang. Lelah meratap dan lelah perjalanan membuat Syifa terlelap di kamar nan mewah tersebut yang mana terletak di sebelah kamar Ervan langsung karena jika sang bos butuh sesuatu dia akan mudah untuk menemuinya itupun atas kemauan tuan muda tersebut, si duda tajir.
Tanpa mereka sadari itu ternyata akan menjadi tragedi yang tak di duga dan tak di rencanakan sebelumnya oleh sepasang makhluk muda tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Kinan Rosa
ya sifat yang sabar ya kita mah senasib tapi biarlah semoga Allah memberikan yang untuk keluarga kita amiin yarobbal alamin
2022-10-02
0