BAB 8 Tidak Sadarkan Diri

Selama berada di rumah orang tua Andhira, Daffa tampak mendominasi percakapan. Seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah suami yang baik dan tahu segala yang dibutuhkan oleh Andhira. Sikap Daffa itu jelas mengelabuhi Salamah dari sikap yang sebenarnya. Atas usahanya itu, Daffa berhasil menarik simpati Salamah. Dia mendapatkan kesan sebagai menantu yang baik di mata Ibu Mertuanya tersebut.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Daffa benar-benar tidak kembali bekerja lagi. Dia terus menemani Andhira di rumah Meretuanya tersebut. Ingin rasa hati Andhira mengusir Daffa dari sana, tapi apa daya bibirnya tak sampai untuk mengutarakannya.

"Bu, kalau begitu kami pulang dulu," pamit Daffa pada Salamah.

"T-tapi, aku masih ingin di sini, Mas," ungkap Andhira berusaha untuk tetap tinggal. Sungguh, Andhira benar-benar tidak ingin pulang.

"Dhira, Sayang, menurut saja pada Suamimu, huum!" bujuk Salamah yang tidak mengerti kalau Andhira sedang ketakutan.

"Sudah aku katakan bahwa kamu tidak boleh menolakku, Andhira," batin Daffa sembari menyeringai.

Andhira melihat Salamah dengan tatapan memohon. Namun, ternyata Salimah tidak cukup peka terhadap perasaan Anaknya itu. Dia hanya tahu bahwa Andhira bahagia dengan pernikahannya. Dengan berat hati, akhirnya Andhira pun pulang bersama Daffa.

Dalam perjalanan pulang, Daffa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai-sampai Andhira ketakutan. Entah mengapa dia melakukan itu? Mungkin, dia tidak senang karena Andhira sempat menolak ajakannya saat di rumah orang tua Andhira tadi.

Setibanya di rumah, Daffa lebih dulu masuk tanpa memperdulikan Andhira. Andhira menyusul masuk dengan langkah pelan dan was-was. Dia selalu berpikir tentang kemarahan seperti apa lagi yang akan Daffa lampiaskan padanya?

Terdengar bunyi bantingan pintu yang sangat keras yang dilakukan oleh Daffa. Ya, Daffa masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kencang. Andhira tersentak, lantas tubuhnya menjadi lemas seperti tak bertenaga. Wanita malang itu mengurungkan niatnya yang semula hendak masuk ke kamar tersebut untuk berganti pakaian. Dia memilih duduk di sudut kamar mandi khusus tamu.

Derap langkah kaki Daffa terdengar mengitari ruang tamu. Mungkin dia sedang mencari keberadaan Andhira. Pemilik senyum teduh itu memejamkan mata sembari memeluk erat dirinya sendiri. Benar saja, tidak lama Daffa memanggil nama Andhira.

"Andhira!" seru Daffa dengan nada biasa saja.

Mendapati Andhira tidak menyahuti panggilananya, Daffa mulai menyisir setiap ruangan untuk menemukan Andhira. Dia merasa sudah memeriksa semua tempat di rumah itu, tapi belum juga melihat Andhira. "Kemana dia?" gumam Daffa sembari memijat keningnya yang terasa pusing.

Daffa berdiri sejenak, lalu kembali melakukan pencariannya. Dia ingat ada satu ruangan yang belum didatanginya yaitu kamar mandi tamu. Lelaki itu pun segera melihat ke sana. "Andhira!" teriaknya kesal saat mendapati Andhira di sudut kamar mandi tersebut.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" bentak Daffa sembari menghampiri Andhira.

Namun, kala itu Andhira tetap tidak merespon Daffa dan hal itu membuatnya sangat marah. Dia baru ingin menyeret lengan Andhira dari sana, tetapi ternyata tubuh Andhira tergelepak lemas dan meluruh ke lantai kamar mandi yang kering karena lama tidak terpakai itu. Andhira dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Dhira," ujar Daffa seraya menepuk-nepuk pelan pipi Wanita malang itu.

Ada beberapa menit Daffa mencoba menyadarkan Andhira, tapi hasilnya nihil. Dia pun membawa Andhira ke kamar mereka dengan cara menggendongnya. "Merepotkan saja," cicit Daffa memaki raga yang tak berdaya itu.

Daffa merebahkan tubuh Andhira di ranjang empuk mereka. Dia memastikan suhu tubuh Andhira dengan meletakan telapak tangannya di kening Andhira. "Dingin sekali," cetus Daffa.

Daffa mengambil bed cover dan menyelimuti Andhira. Diperhatikannya wajah polos Andhira yang sedang tidak sadarkan diri itu dengan seksama. "Sebenarnya kamu tidak salah apa-apa, tapi entah mengapa aku sangat membencimu. Meski pada kenyataannya, aku tetap mau menyentuh tubuhmu," gumam Daffa seraya membelai pipi Andhira dengan jemari tangannya.

Diusapnya bibir ranum Andhira dengan sangat lembut. Tidak bisa dipungkiri, Daffa mulai tertarik melihat wajah cantik Andhira. Seperti tidak tahu diri, Lelaki yang semula mengaku tidak memiliki perasaan terhadap Andhira itu pun mengecuupi kening Andhira yang belum juga siuman dari pingsannya.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yuantusha

Yuantusha

apapun alasannya g hŕus kasar gitu kli

2023-07-15

1

Rika Melia

Rika Melia

dasar munafik benci q

2022-09-21

2

Vita Zhao

Vita Zhao

hadeh stop bicara daffa, mulutmu bau bangkai🤢🤮

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG
2 BAB 2 Apa Salahku?
3 BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4 BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5 BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6 BAB 6 Sebuah Trauma
7 BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8 BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9 BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10 BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11 BAB 11 Merasa Risih
12 BAB 12 Uang Belanja
13 BAB 13 Jangan Macam-Macam
14 BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15 BAB 15 Malam Keberhasilan
16 BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17 BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18 BAB 18 Andhira Meradang
19 BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20 BAB 20 Nyali
21 BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22 BAB 22 Spesial Untukmu
23 BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24 BAB 24 Bersolek
25 BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26 BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27 BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28 BAB 28 Ini Bukan Inginku
29 BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30 BAB 30 Lepaskan Aku
31 BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32 BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33 BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34 BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35 BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36 BAB 36 Aku Mencintaimu
37 BAB 37 Program Hamil
38 BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39 BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40 BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41 BAB 41 Disiksa Rindu
42 BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43 BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44 BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45 BAB 45 Diagnosis
46 BAB 46 Pulang Bersamamu
47 BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48 BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49 BAB 49 Sedingin Salju
50 BAB 50 Terbakar Cemburu
51 BAB 51 Sisi Lain Daffa
52 BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53 BAB 53 Pijatan Lembut
54 BAB 54 Takut Kehilangan
55 BAB 55 Percayalah Padaku
56 BAB 56 I Love You Too
57 BAB 57 Butuh Uang
58 BAB 58 Pulau Cinta
59 BAB 59 Aku Bahagia
60 BAB 60 Suara Gaduh
61 BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62 BAB 62 Ingin Bermanja
63 BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64 BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65 BAB 65 Jangan Munafik
66 BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67 BAB 67 Memilih Mencintai
68 BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69 BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70 BAB 70 Terlalu Antusias
71 BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72 BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73 BAB 73 Banyak Berubah
74 BAB 74 Kamu Di Mana?
75 BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76 BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77 EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1 PROLOG
2
BAB 2 Apa Salahku?
3
BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4
BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5
BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6
BAB 6 Sebuah Trauma
7
BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8
BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9
BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10
BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11
BAB 11 Merasa Risih
12
BAB 12 Uang Belanja
13
BAB 13 Jangan Macam-Macam
14
BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15
BAB 15 Malam Keberhasilan
16
BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17
BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18
BAB 18 Andhira Meradang
19
BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20
BAB 20 Nyali
21
BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22
BAB 22 Spesial Untukmu
23
BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24
BAB 24 Bersolek
25
BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26
BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27
BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28
BAB 28 Ini Bukan Inginku
29
BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30
BAB 30 Lepaskan Aku
31
BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32
BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33
BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34
BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35
BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36
BAB 36 Aku Mencintaimu
37
BAB 37 Program Hamil
38
BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39
BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40
BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41
BAB 41 Disiksa Rindu
42
BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43
BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44
BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45
BAB 45 Diagnosis
46
BAB 46 Pulang Bersamamu
47
BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48
BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49
BAB 49 Sedingin Salju
50
BAB 50 Terbakar Cemburu
51
BAB 51 Sisi Lain Daffa
52
BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53
BAB 53 Pijatan Lembut
54
BAB 54 Takut Kehilangan
55
BAB 55 Percayalah Padaku
56
BAB 56 I Love You Too
57
BAB 57 Butuh Uang
58
BAB 58 Pulau Cinta
59
BAB 59 Aku Bahagia
60
BAB 60 Suara Gaduh
61
BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62
BAB 62 Ingin Bermanja
63
BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64
BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65
BAB 65 Jangan Munafik
66
BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67
BAB 67 Memilih Mencintai
68
BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69
BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70
BAB 70 Terlalu Antusias
71
BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72
BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73
BAB 73 Banyak Berubah
74
BAB 74 Kamu Di Mana?
75
BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76
BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77
EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!