BAB 6 Sebuah Trauma

Terlihat banyak gambar tangan Daffa di pipi dan beberapa bagian tubuh Andhira. Andhira gemetar dan menangis sejadi-jadinya. Beberapa trauma di masa lalu kembali menghantui pikiran Andhira.

Flashback on

Semasa ayah Andhira hidup dulu, ayahnya mendidik Andhira dan kakak-kakanya dengan sangat keras, hingga tak jarang mereka mendapat pukulan dari ayahnya tersebut. Hal semacam itu baru dapat dihentikan oleh ayahnya, saat Andhira dan kakak-kakaknya tumbuh semakin dewasa. Hati ayah Andhira seperti terbuka dan mulai menyadari kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Hubungan mereka pun membaik dan bisa dibilang begitu harmonis juga penuh kehangatan. Sampai waktu Tuhan memanggil ayah Andhira untuk berpulang menghadap-Nya, Andhira adalah anak yang paling dekat dengan ayahnya. Upaya ayahnya untuk memperbaiki diri di sisa hidupnya, rupanya berhasil menanamkan cinta Andhira kepada ayahnya sampai-sampai dia mendapat julukan 'anak ayah'. Karena itulah, ketika ayah Andhira meninggal, Andhira merupakan orang yang paling terpukul dan merasa kehilangan atasnya.

Flashback off

Namun, seperti yang diketahui saat ini, setelah Andhira menikah dengan Daffa dan mendapatkan perlakuan yang kasar darinya, trauma Andhira akan kekerasan yang dia dapatkan di masa kecilnya itu muncul kembali. Terbayang segala kesakitan yang pernah dialaminya dulu. Daffa berhasil membuat luka batin Andhira yang telah mengering itu basah kembali.

Suara tangisan Andhira semakin melemah tanda dia telah lelah. Kala itu, Daffa sepertinya merasa iba pada Istrinya tersebut. Dia bergerak mendekati Andhira yang sedang menangis dengan posisi memeluk kedua kaki yang ditekuknya. Lantas, memberi belaian pada pucuk kepala Andhira. Namun, citra kejam terlanjur melekat pada Daffa, hingga Andhira mengira dirinya akan disiksa lagi.

"Jangan dekati aku! Pergi ...," usir Andhira sembari merintih ketakutan.

Daffa terhenyak, kali ini dia benar-benar merasa iba pada Andhira. Akan tetapi, luka yang terlanjur dia torehkan pada Andhira membuat kebaikannya itu tertolak. Andhira berulang kali menepis tangan Daffa yang hendak memeluknya. Andhira juga tidak henti-hentinya berkata 'pergi dan jangan mendekat'. Keadaan itu tak ayal membuat Daffa menjadi bingung.

"Andhira, maafkan aku," ucap Daffa berusaha menenangkan Andhira yang terus saja menangis.

"Pergi! Jangan pukul aku lagi. Itu terasa sangat menyakitkan," ronta Andhira dengan bibir dan sekujur tubuhnya bergetar hebat.

"Andhira, tenanglah ... aku tidak akan memukulmu, oke," bujuk Daffa sambil mengangkat tangannya tanda tidak akan melakukan apa-apa.

Namun, sekali lagi trauma yang dialami Andhira sewaktu kecil terlanjur kambuh. Sehingga, apa pun yang dilakukan Daffa pada saat itu, terbaca sebagai usaha untuk menyakiti oleh dirinya. Semua tentang Daffa adalah sebuah luka bagi Andhira. Jangankan melihat Daffa, mendengar suaranya saja Andhira merasa terancam.

Daffa yang merasa kebingungan pun keluar dari kamar tersebut. Dia memberikan waktu pada Andhira untuk menyendiri. Mungkin dengan begitu, Andhira akan merasa lebih baik.

Daffa melenggang ke arah dapur, lalu mengambil segelas air putih dan meneguknya hingga habis. Kemudian, dia beranjak ke ruang tamu dan duduk di sofa sembari merenungi perbuatannya pada Andhira. Ada selintas penyesalan yang tertera di raut wajah Daffa. Ya, melihat Andhira demikian ketakutan dan membenci dirinya membuat Daffa banyak berpikir. "Apakah aku sudah terlalu buruk memperlakukannya?" gumam Daffa seraya meremas rambutnya frustasi.

Jam demi jam pun berlalu. Cukup lama Daffa berdiam diri di ruang tamu itu tanpa melakukan apa-apa. Hanya duduk sambil sesekali merutuki perbuatannya pada Andhira. Dirasa sudah cukup memberi waktu sendiri pada Andhira, Daffa kini kembali ke kamar untuk melihat keadaan Istrinya tersebut.

"Jangan, jangan pukul aku lagi. Itu sangat menyakitkan. Ampuuuun ... jangan lakukan itu," raung Andhira ketika mendengar pintu kamar berderit saat Daffa membukanya.

Ada rasa heran dan tidak percaya di dalam diri Daffa. "Apakah ketakutannya belum reda?" batin Daffa dengan mata yang menatap lekat pada Andhira.

Daffa berjalan perlahan mendekat dan mencoba untuk berbicara dengan baik kepada Andhira. Namun, hal itu kembali membuat Andhira berteriak ketakutan dan terus menghindari Daffa. Daffa yang merasa kesal pun terpancing untuk membentak Andhira. "Aku hanya ingin meminta maaf, itu saja!" lontar Daffa dengan nada kesal.

Bukannya semakin luluh dan merasa tenang. Ucapan Daffa itu justru membuat rasa takut Andhira semakin menjadi-jadi. Tubuhnya gemetar sembari menunduk dalam dan menutup kedua telinga dengan tangannya. "Jangan ...," rintih Andhira dengan suara yang nyaris habis.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Bhebz

Bhebz

Trauma berat

2022-10-18

2

Vita Zhao

Vita Zhao

Dasar G*la.
daffa kau tak pantas di sebut manusia.

2022-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG
2 BAB 2 Apa Salahku?
3 BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4 BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5 BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6 BAB 6 Sebuah Trauma
7 BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8 BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9 BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10 BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11 BAB 11 Merasa Risih
12 BAB 12 Uang Belanja
13 BAB 13 Jangan Macam-Macam
14 BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15 BAB 15 Malam Keberhasilan
16 BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17 BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18 BAB 18 Andhira Meradang
19 BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20 BAB 20 Nyali
21 BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22 BAB 22 Spesial Untukmu
23 BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24 BAB 24 Bersolek
25 BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26 BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27 BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28 BAB 28 Ini Bukan Inginku
29 BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30 BAB 30 Lepaskan Aku
31 BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32 BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33 BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34 BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35 BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36 BAB 36 Aku Mencintaimu
37 BAB 37 Program Hamil
38 BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39 BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40 BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41 BAB 41 Disiksa Rindu
42 BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43 BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44 BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45 BAB 45 Diagnosis
46 BAB 46 Pulang Bersamamu
47 BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48 BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49 BAB 49 Sedingin Salju
50 BAB 50 Terbakar Cemburu
51 BAB 51 Sisi Lain Daffa
52 BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53 BAB 53 Pijatan Lembut
54 BAB 54 Takut Kehilangan
55 BAB 55 Percayalah Padaku
56 BAB 56 I Love You Too
57 BAB 57 Butuh Uang
58 BAB 58 Pulau Cinta
59 BAB 59 Aku Bahagia
60 BAB 60 Suara Gaduh
61 BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62 BAB 62 Ingin Bermanja
63 BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64 BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65 BAB 65 Jangan Munafik
66 BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67 BAB 67 Memilih Mencintai
68 BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69 BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70 BAB 70 Terlalu Antusias
71 BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72 BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73 BAB 73 Banyak Berubah
74 BAB 74 Kamu Di Mana?
75 BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76 BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77 EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1 PROLOG
2
BAB 2 Apa Salahku?
3
BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4
BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5
BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6
BAB 6 Sebuah Trauma
7
BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8
BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9
BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10
BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11
BAB 11 Merasa Risih
12
BAB 12 Uang Belanja
13
BAB 13 Jangan Macam-Macam
14
BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15
BAB 15 Malam Keberhasilan
16
BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17
BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18
BAB 18 Andhira Meradang
19
BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20
BAB 20 Nyali
21
BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22
BAB 22 Spesial Untukmu
23
BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24
BAB 24 Bersolek
25
BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26
BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27
BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28
BAB 28 Ini Bukan Inginku
29
BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30
BAB 30 Lepaskan Aku
31
BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32
BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33
BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34
BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35
BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36
BAB 36 Aku Mencintaimu
37
BAB 37 Program Hamil
38
BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39
BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40
BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41
BAB 41 Disiksa Rindu
42
BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43
BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44
BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45
BAB 45 Diagnosis
46
BAB 46 Pulang Bersamamu
47
BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48
BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49
BAB 49 Sedingin Salju
50
BAB 50 Terbakar Cemburu
51
BAB 51 Sisi Lain Daffa
52
BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53
BAB 53 Pijatan Lembut
54
BAB 54 Takut Kehilangan
55
BAB 55 Percayalah Padaku
56
BAB 56 I Love You Too
57
BAB 57 Butuh Uang
58
BAB 58 Pulau Cinta
59
BAB 59 Aku Bahagia
60
BAB 60 Suara Gaduh
61
BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62
BAB 62 Ingin Bermanja
63
BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64
BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65
BAB 65 Jangan Munafik
66
BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67
BAB 67 Memilih Mencintai
68
BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69
BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70
BAB 70 Terlalu Antusias
71
BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72
BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73
BAB 73 Banyak Berubah
74
BAB 74 Kamu Di Mana?
75
BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76
BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77
EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!