BAB 2 Apa Salahku?

Andhira tertidur dalam keadaan kusut. Meski matanya terpejam, tapi jiwanya bergemuruh seakan ramai oleh kegaduhan. Bayangan perlakuan Daffa yang sangat kasar, membuat Andhira memeluk ketakutan, menyesap kepahitan di awal pernikahan yang seharusnya jadi momen bahagia.

Dini hari, pukul 02.00 WIB. Kala sepi menyelimuti seluruh ruangan di rumah tempat mereka tinggal, Daffa terbangun. Dia terperanjat kaget melihat ada wanita yang tidur dengan posisi nyaris terjatuh di tepi ranjangnya.

"Ahh, siaal! Aku lupa kalau sekarang aku sudah menikah," cicit Daffa tersadar. Dia menepuk dahinya pelan.

Daffa menggeser tubuh Andhira agar lebih ke tengah. Kemudian, ditatapnya lekat wajah Wanita yang sudah resmi menjadi istrinya itu. "Aku tidak tertarik sama sekali padamu. Jadi, jangan berpikir dengan aku menidurimu akan merubah perasaanku. Selamanya kau hanyalah pakaian kusut bagiku," hardik Daffa dengan senyuman tidak simetris.

Laki-laki itu bangkit dan mengambil segelas air putih. Dengan hanya menggunakan celana boxer dan bertelaanjang dada, dia meneguk air minumnya sampai habis tak bersisa. Lantas, dia duduk kembali di tepi ranjang pengantinnya.

"Ayaaah, tolong Dhira, ayah," igau Andhira dengan suara yang sangat ketakutan.

"Dasar anak manja. Ayahmu sudah tidak ada lagi di dunia ini," cerca Daffa seraya memicingkan matanya ke arah Andhira.

Ya, ayah Andhira memang sudah meninggal sejak beberapa tahun yang lalu. Sampai saat ini, Andhira masih berkabung duka dan sangat terpukul atas kepergian ayahnya tersebut. Walaupun, Andhira tidak pernah menceritakan seberapa besar kesedihannya pada siapa pun, kecuali pada ketiga sahabatnya saja.

Semakin lama, suara Andhira semakin sering menyebut-nyebut nama ayahnya. Namun, matanya tetap terpejam. Entah mimpinya yang terlalu buruk dan menyeramkan sehingga Andhira terus mengigau, atau mungkin rasa takutnya yang begitu besar setelah menerima perlakuan kasar dari Daffa kepada dirinya.

"Berisik sekali," keluh Daffa yang terus mendengar igauan Andhira.

Lantas, Daffa menyeringai licik dan mendekatkan wajahnya kepada Andhira. "Akan kusumpal mulutmu dengan bibirku, Sayang," ujarnya bengis.

Daffa melancarkan aksinya itu dengan meraup buas bibir Andhira yang sedang mengalami mimpi buruk. Entah apa yang ada dalam pikiran lelaki berwajah bengis tersebut, hingga dia tampak senang dan menikmati permainan kasarnya itu. Andhira yang kala itu kesulitan untuk bernapas pun terbangun dan mendapati Daffa yang sedang memaagut bibirnya dengan liar.

"Eemmmph ...," dengus Andhira dengan mulut yang tersumpal bibir Daffa. Dia mendorong tubuh Daffa agar menjauh darinya.

Daffa meraih lengan Andhira dan mencengkeramnya dengan kuat. "Beraninya kau padaku," kesal Daffa dengan tatapan membunuh.

"Aduuuh, sakit, Mas," raung Andhira dengan air mata yang kembali menghujani pipinya.

Daffa kemudian menghempaskan lengan Andhira dengan kasar. Tatapan mata Daffa dipenuhi amarah yang menggelora. Baru malam pertama setelah menikah, tapi Daffa sudah mengukir kesan buruk di hati Andhira.

"M-maaf, Mas. Apa sebenarnya kesalahanku? Mengapa kamu begitu kasar padaku?" tanya Andhira lirih, diiringi tangis yang begitu sedih.

"Kau mau tahu apa kesalahanmu?" tandas Daffa seraya mendekatkan wajahnya ke telinga Andhira.

Andhira menunduk dalam dengan rasa tidak nyaman. Dia tidak berani menatap Daffa yang seolah memiliki dendam padanya. Dia tidak berbicara lagi. Hanya suara tangisan yang berusaha dia tahan sekuat tenaga agar tidak keluar. Dan percayalah, itu terasa begitu sesak di dalam dada.

"Tatap mataku, Bodooh!" bentak Daffa.

Andhira terperangah dan langsung mengangkat wajahnya. Ceruk matanya terlihat penuh oleh genangan air mata. Bibirnya bergetar dengan perasaan takut yang semakin menjadi.

"Kesalahanmu adalah menjadi istri yang tidak pernah aku harapkan!" tegas Daffa penuh penekanan.

Kata-kata Daffa menjadi pukulan yang sangat menyakitkan bagi Andhira. Kalau boleh jujur, dirinya pun sama perihal tidak mengharapkan pernikahannya dengan Daffa terjadi. Namun, Andhira masih punya hati untuk menjaga perasaan Daffa. Lagi pula, mengapa Daffa tidak mengatakan sejak awal kalau dirinya tidak ingin perjodohan itu berlanjut? Shingga, kemungkinan untuk tidak menikah akan mudah bila dari awal Daffa menyatakan keberatannya. Akan tetapi, saat itu Daffa mengiyakan semuanya seolah dia memang menginginkan pernikahannya dengan Andhira.

Lalu, kalau memang Daffa tidak menginginkan Andhira, mengapa dia mau merenggut kegadisan Andhira? Bukankah itu membuat dirinya tampak seperti orang yang munafik?

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yuantusha

Yuantusha

pengen remes remes otaknya dafa

2023-07-15

1

Bhebz

Bhebz

ho oh munafik banget

2022-09-25

2

Mega Risma

Mega Risma

Dasar Daffa gendeng!! Eh Dhira besok ye kalo elu liat si Daffa di jalan nah tabrak aje tuh die, trus elu lindes sekalian biar rasa 😠😠

2022-09-10

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG
2 BAB 2 Apa Salahku?
3 BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4 BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5 BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6 BAB 6 Sebuah Trauma
7 BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8 BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9 BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10 BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11 BAB 11 Merasa Risih
12 BAB 12 Uang Belanja
13 BAB 13 Jangan Macam-Macam
14 BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15 BAB 15 Malam Keberhasilan
16 BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17 BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18 BAB 18 Andhira Meradang
19 BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20 BAB 20 Nyali
21 BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22 BAB 22 Spesial Untukmu
23 BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24 BAB 24 Bersolek
25 BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26 BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27 BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28 BAB 28 Ini Bukan Inginku
29 BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30 BAB 30 Lepaskan Aku
31 BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32 BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33 BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34 BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35 BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36 BAB 36 Aku Mencintaimu
37 BAB 37 Program Hamil
38 BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39 BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40 BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41 BAB 41 Disiksa Rindu
42 BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43 BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44 BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45 BAB 45 Diagnosis
46 BAB 46 Pulang Bersamamu
47 BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48 BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49 BAB 49 Sedingin Salju
50 BAB 50 Terbakar Cemburu
51 BAB 51 Sisi Lain Daffa
52 BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53 BAB 53 Pijatan Lembut
54 BAB 54 Takut Kehilangan
55 BAB 55 Percayalah Padaku
56 BAB 56 I Love You Too
57 BAB 57 Butuh Uang
58 BAB 58 Pulau Cinta
59 BAB 59 Aku Bahagia
60 BAB 60 Suara Gaduh
61 BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62 BAB 62 Ingin Bermanja
63 BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64 BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65 BAB 65 Jangan Munafik
66 BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67 BAB 67 Memilih Mencintai
68 BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69 BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70 BAB 70 Terlalu Antusias
71 BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72 BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73 BAB 73 Banyak Berubah
74 BAB 74 Kamu Di Mana?
75 BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76 BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77 EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1 PROLOG
2
BAB 2 Apa Salahku?
3
BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4
BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5
BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6
BAB 6 Sebuah Trauma
7
BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8
BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9
BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10
BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11
BAB 11 Merasa Risih
12
BAB 12 Uang Belanja
13
BAB 13 Jangan Macam-Macam
14
BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15
BAB 15 Malam Keberhasilan
16
BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17
BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18
BAB 18 Andhira Meradang
19
BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20
BAB 20 Nyali
21
BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22
BAB 22 Spesial Untukmu
23
BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24
BAB 24 Bersolek
25
BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26
BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27
BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28
BAB 28 Ini Bukan Inginku
29
BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30
BAB 30 Lepaskan Aku
31
BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32
BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33
BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34
BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35
BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36
BAB 36 Aku Mencintaimu
37
BAB 37 Program Hamil
38
BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39
BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40
BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41
BAB 41 Disiksa Rindu
42
BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43
BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44
BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45
BAB 45 Diagnosis
46
BAB 46 Pulang Bersamamu
47
BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48
BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49
BAB 49 Sedingin Salju
50
BAB 50 Terbakar Cemburu
51
BAB 51 Sisi Lain Daffa
52
BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53
BAB 53 Pijatan Lembut
54
BAB 54 Takut Kehilangan
55
BAB 55 Percayalah Padaku
56
BAB 56 I Love You Too
57
BAB 57 Butuh Uang
58
BAB 58 Pulau Cinta
59
BAB 59 Aku Bahagia
60
BAB 60 Suara Gaduh
61
BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62
BAB 62 Ingin Bermanja
63
BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64
BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65
BAB 65 Jangan Munafik
66
BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67
BAB 67 Memilih Mencintai
68
BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69
BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70
BAB 70 Terlalu Antusias
71
BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72
BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73
BAB 73 Banyak Berubah
74
BAB 74 Kamu Di Mana?
75
BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76
BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77
EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!