BAB 3 Kecewa Yang Berulang

Jika kalian jadi Andhira, tentu saja akan ada banyak pertanyaan yang terlintas dalam benak kalian mengenai sikap Daffa yang penuh misteri. Ya, itu pula lah yang kini sedang Andhira rasakan. Dia menyimpan banyak pertanyaan yang belum mampu dia utarakan. Untuk saat ini, Andhira hanya berani meneguhkan segenggam harap semoga ke depannya Daffa bisa berubah menjadi lebih baik, itu saja. Apa itu terdengar bodoh? Mungkin iya, tapi itulah Andhira. Dia bukan hanya memikirkan perasaannya sendiri, melainkan memikirkan perasaan seluruh keluarganya termasuk keluarga Daffa. Karena itulah, dirinya akan mencoba bertahan membersamai Daffa sampai pada batas kemampuannya.

Pagi mulai menjelang, bersambut rekah senyum yang berusaha Andhira hadirkan. "Selamat pagi, Mas," sapa Andhira sembari mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

Daffa mendengus seolah tak senang. Dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Lelaki itu tampak begitu egois dan tidak punya rasa empati.

"Sabar, Dhira ... bukankah Tuhan bersama orang-orang yang tercabik-cabik hatinya?" gumam Andhira menghibur dirinya sendiri.

Andhira merapikan tempat tidurnya yang berantakan. Lantas, dia tersentak hingga sukmanya seolah melayang. Andhira teringat lagi tentang betapa kasarnya Daffa pada dirinya ketika melihat bercak darah segar yang menempel di seprai. Itu adalah sebuah tanda khas yang nyaris terjadi pada semua wanita kala kegaadisannya terlepas. Disentuhnya bekas darah yang sudah mengering itu sembari mengulas perih di dalam hatinya. "Andai suamiku melakukannya dengan rasa cinta," ratap Andhira dibarengi lelehan air mata.

Tidak lama kemudian, Daffa keluar dari kamar mandi. Dengan tubuhnya yang hanya berbalut handuk di bagian bawahnya. Lelaki berperawakan tinggi semampai itu berdiri di belakang Andhira yang masih terpaku melihat jejak Daffa semalam.

"Apa kamu tidak ada pekerjaan lain yang lebih berguna?" ujar Daffa membuyar hening yang semula menyita ruangan.

"M-maaf, Mas," gagap Andhira dan langsung menyelesaikan pekerjaannya.

"Membosankan!" cerca Daffa pelan. Namun, masih bisa terdengar oleh Andhira.

Rasa ngilu semakin menggerogoti perasaan dan hati Andhira. Ternyata, Daffa bukan hanya berperilaku kasar, tetapi juga kata-katanya sangat tajam mengoyak dinding jiwa Andhira. Napas perih kembali dihelanya. Percayalah, kata-kata Daffa itu terdengar sangat menyakitkan dan begitu semena-mena.

"Mas, aku akan membuat sarapan dulu," tutur Andhira meminta izin.

"Huh, kamu tidak perlu izin dariku hanya untuk hal yang remeh temeh seperti itu," jawab Daffa sembari mengenakan bajunya.

"Baik, Mas, tapi aku rasa hal yang kau anggap remeh temeh itu adalah sesuatu yang penting," tukas Andhira dengan kesabaran yang di ambang batas.

Daffa seketika terdiam. Dia menoleh ke arah Andhira dan mulai ingin mendebatnya. Akan tetapi, Andhira lebih dulu pergi meninggalkan Daffa yang terlihat mengatupkan bibir, mungkin dia merasa kesal.

Sesampainya di dapur, Andhira mulai berkutat dengan bahan-bahan masakan yang akan dia olah untuk membuat sarapan. Walau, memasak bukanlah kebiasaan yang biasa dilakukan Andhira di masa lajangnya. Namun, kali ini dia sadar posisinya sudah menjadi istri seseorang. Maka dari itu, sebisa mungkin Andhira akan berupaya menjadi istri yang baik dan bisa memberikan baktinya pada Daffa, termasuk dalam hal menyiapkan makanan.

Selepas memasak, Andhira menyajikan makanan yang dia masak ke meja makan. Sambil tersenyum bangga, Andhira memetikkan jemarinya. "Akhirnya, selesai juga," tutur Andhira.

Wanita cantik pemilik hidung mancung itu pun bergegas ke kamar, berniat untuk memanggil Daffa dan mengajaknya sarapan. Tapi, baru separuh perjalanan ternyata Daffa sudah keluar dari kamar, sehingga mereka saling berpapasan. Andhira melemparkan senyuman pada Daffa, meski balasan yang didapatnya hanyalah mimik wajah dingin dengan mata yang enggan menatap pada dirinya.

Andhira menarik garis bibirnya semakin lebar, untuk menepis kecewa yang berulang-ulang dia dapatkan. Dia pun berjalan mengekor di belakang Daffa. Kemudian, Andhira menghidangkan makanan ke piring Daffa setelah mereka sampai di meja makan. "Silakan dimakan, Mas," ucap Andhira santun.

"Tanpa kamu persilakan pun, aku akan tetap memakannya," jawab Daffa, lagi-lagi dia mematahkan perasaan Andhira.

"Ya, tentu saja ...," lirih Andhira yang perlahan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya.

"Baru satu hari dan satu malam aku menjadi istri Daffa. Namun, aku sudah berparut seribu luka. Tak apa, aku terima bagian ini sebagai jalan takdirku," batin Andhira sembari mengelus dadanya yang terasa lebam dan ngilu.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Yuantusha

Yuantusha

seharusx gak usah dimasakin

2023-07-15

1

Bila

Bila

poor pisan😭

2022-12-12

1

Bhebz

Bhebz

sedihnya

2022-09-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 PROLOG
2 BAB 2 Apa Salahku?
3 BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4 BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5 BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6 BAB 6 Sebuah Trauma
7 BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8 BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9 BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10 BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11 BAB 11 Merasa Risih
12 BAB 12 Uang Belanja
13 BAB 13 Jangan Macam-Macam
14 BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15 BAB 15 Malam Keberhasilan
16 BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17 BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18 BAB 18 Andhira Meradang
19 BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20 BAB 20 Nyali
21 BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22 BAB 22 Spesial Untukmu
23 BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24 BAB 24 Bersolek
25 BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26 BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27 BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28 BAB 28 Ini Bukan Inginku
29 BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30 BAB 30 Lepaskan Aku
31 BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32 BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33 BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34 BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35 BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36 BAB 36 Aku Mencintaimu
37 BAB 37 Program Hamil
38 BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39 BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40 BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41 BAB 41 Disiksa Rindu
42 BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43 BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44 BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45 BAB 45 Diagnosis
46 BAB 46 Pulang Bersamamu
47 BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48 BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49 BAB 49 Sedingin Salju
50 BAB 50 Terbakar Cemburu
51 BAB 51 Sisi Lain Daffa
52 BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53 BAB 53 Pijatan Lembut
54 BAB 54 Takut Kehilangan
55 BAB 55 Percayalah Padaku
56 BAB 56 I Love You Too
57 BAB 57 Butuh Uang
58 BAB 58 Pulau Cinta
59 BAB 59 Aku Bahagia
60 BAB 60 Suara Gaduh
61 BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62 BAB 62 Ingin Bermanja
63 BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64 BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65 BAB 65 Jangan Munafik
66 BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67 BAB 67 Memilih Mencintai
68 BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69 BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70 BAB 70 Terlalu Antusias
71 BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72 BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73 BAB 73 Banyak Berubah
74 BAB 74 Kamu Di Mana?
75 BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76 BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77 EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU
Episodes

Updated 77 Episodes

1
BAB 1 PROLOG
2
BAB 2 Apa Salahku?
3
BAB 3 Kecewa Yang Berulang
4
BAB 4 Menemui Rere dan Maya
5
BAB 5 Jangan Kasar-Kasar
6
BAB 6 Sebuah Trauma
7
BAB 7 Aku Tidak Mau Ditolak
8
BAB 8 Tidak Sadarkan Diri
9
BAB 9 Membenci Sekaligus Mengagumi
10
BAB 10 Hapus Semua Kontak Pria Di Ponselmu!
11
BAB 11 Merasa Risih
12
BAB 12 Uang Belanja
13
BAB 13 Jangan Macam-Macam
14
BAB 14 Akankah Dia Berubah Baik?
15
BAB 15 Malam Keberhasilan
16
BAB 16 Kejutan Tak Terduga
17
BAB 17 Itu Tidak Mungkin
18
BAB 18 Andhira Meradang
19
BAB 19 Luapkan Saja Tangismu
20
BAB 20 Nyali
21
BAB 21 Tidak Bisa Ditebak
22
BAB 22 Spesial Untukmu
23
BAB 23 Untuk Siapa Semua Ini?
24
BAB 24 Bersolek
25
BAB 25 Aku Sudah Menunggu
26
BAB 26 Rasa Hati Yang Mati
27
BAB 27 Lakukan Saja Bagianmu
28
BAB 28 Ini Bukan Inginku
29
BAB 29 Aku Benci Semua Ini
30
BAB 30 Lepaskan Aku
31
BAB 31 Aku Tidak Mengerti
32
BAB 32 Terlalu Gengsi Untuk Mengakui
33
BAB 33 Siapa Yang Paling Sakit?
34
BAB 34 Jangan Khianati Kepercayaan Kami
35
BAB 35 Sejahat Itukah Aku Padanya?
36
BAB 36 Aku Mencintaimu
37
BAB 37 Program Hamil
38
BAB 38 Untuk Satu Malam Saja
39
BAB 39 Bayang-Bayang Semu
40
BAB 40 Kemungkinan Terburuk
41
BAB 41 Disiksa Rindu
42
BAB 42 Semoga Tidurmu Nyenyak
43
BAB 43 Senang Bisa Memelukmu Lagi
44
BAB 44 Kenapa Kamu Masih Melayaniku?
45
BAB 45 Diagnosis
46
BAB 46 Pulang Bersamamu
47
BAB 47 Apakah Aku Menjadi Noda Untuk Hidupmu?
48
BAB 48 Inikah Hukuman Untukku?
49
BAB 49 Sedingin Salju
50
BAB 50 Terbakar Cemburu
51
BAB 51 Sisi Lain Daffa
52
BAB 52 Ciuman Indah Di Bawah Pohon
53
BAB 53 Pijatan Lembut
54
BAB 54 Takut Kehilangan
55
BAB 55 Percayalah Padaku
56
BAB 56 I Love You Too
57
BAB 57 Butuh Uang
58
BAB 58 Pulau Cinta
59
BAB 59 Aku Bahagia
60
BAB 60 Suara Gaduh
61
BAB 61 Obati Aku Dengan Kehangatanmu
62
BAB 62 Ingin Bermanja
63
BAB 63 Membuka Pagi Dengan Sebuah Pelukan
64
BAB 64 Tidak Ada Yang Bisa Melukaiku, Kecuali Dirimu
65
BAB 65 Jangan Munafik
66
BAB 66 Aku Menginginkanmu Lagi
67
BAB 67 Memilih Mencintai
68
BAB 68 Sebuah Tangis Penyesalan
69
BAB 69 Kabar Terbaik Sepanjang Masa
70
BAB 70 Terlalu Antusias
71
BAB 71 Sesuatu Yang Menyejukkan Kalbu
72
BAB 72 Cinta Lebih Kental Dari Darah
73
BAB 73 Banyak Berubah
74
BAB 74 Kamu Di Mana?
75
BAB 75 Tersingkapnya Tabir Misteri
76
BAB 76 SEMBUH (TAMAT)
77
EPILOG, UCAPAN TERIMA KASIH, PENGUMUMAN KARYA BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!